Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN

Desain Dan Struktur Organisasi

Disususun Oleh :

Kelompok 6

Elmina Kita Ginting (7223343014)

Rizqi Darmawan Hura (7222443001)

Yuliana Simbolon (7222143001

Dosen Pengampu : Aurora Elise Putriku

PENDIDIKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan limpahan nikmat dan kasih sayang. Salah satunya nikmat kesehatan dan
keluangan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Pengantar Manajemen
ini dengan baik serta tepat pada waktunya.

Penulis mengakui tugas ini selesai dengan bantuan banyak pihak. Oleh sebab itu,
penulis ucapkan terimakasih banyak untuk semua pihak yang terkait, juga tak lupa penulis
ucapkan terimakasih banyak kepada ibu Aurora Putri Elise selaku dosen pengampu yang telah
membimbing saya dan teman-teman dalam penyelesaian tugas makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sepurna. Maka dari itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki tugas-tugas baru
dikemudian harinya. Dan terahir, semoga makalah ini dapat menambah wawasan penulis dan
juga para pembacanya.

Medan,Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3

BAB I............................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................5

1.3 Tujuan................................................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6

A. KONSEP DASAR PENGORGANISASIAN.................................................................................................6

B. EMPAT PILAR DALAM PENGORGANISASIAN........................................................................................7

C. PRINSIP PRINSIP PENGORGANISASIAN................................................................................................9

D. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR ORGANISASI..................................................11

E.BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PROSES DEPARTEMENTALISASI.....................................................12

F. MODEL – MODEL DESAIN ORGANISASI..............................................................................................13

G. STRUKTUR ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL...........................................................................14

BAB III......................................................................................................................................................19

PENUTUP.................................................................................................................................................19

A. KESIMPULAN..................................................................................................................................19

B. SARAN............................................................................................................................................19

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi sebuah perusahaan adanya Desain dan struktur organisasi sangat diperlukan.
Terutama bagi mereka yang percaya bahwa bagan organisasi diperlukan guna menjamin
manajemen yang efektif, akan menjadi bingung bila hal tersebut tidak ada. Individu tidak akan
memahami pekerjaan mereka, apa yang harus dilakukan, bagaimana pekerjaan mereka akan
bisamemenugi pekerjaan subunit lain.

Dengan tidak adanya bagan organisasi untuk mengklarifikasikan hubungan, maka hal
yang tidak logik dan kekaburan akan terjadi.Kenyataannya, setiap proses dari pembuatan bagan
organisasi merupakan tes yang baik bagi keberadaan bagian tersebut, karena setiap hubungan
yang tidak bisa dibuatkan bagannya tampkanya akan menjadi kurang kuat dan karenanya
membingungkan mereka yang bekerja di dalamnya.

Mereka yang mendukung dengan kuat percaya bahwa manajemen akan memilih desain
dan struktur organisasi dengan spesifikasi tertulis atas persyaratan-persyaratan penting dari
masing-masing tingkat manajemen, departemen, komite dan pekerjaan atau kelompok
pekerjaan yang sama. Materi ini memberikan kepada kita individu dan kelompok informasi
guna membantu memahami bagaimana usaha mereka berkorelasi dengan usaha pihak lain.
Dibeberapa contoh, perusahaan kecil yang dapat berjalan dengan baik di tahap awal
perkembangan mereka, mulai gagal bila pendirinya tidak bisa terus menerus memanajemeni
dengan gaya pribadi mereka.

Transisi dari keberhasilan perusahaan kecil menjadi perusahaan besar yang berhasil,
terganggu karena karyawan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian dan
keterampilan khusus mereka dibanding dengan pekerjaan yang diperlukan utnuk kinerja
organisasi. Bagan organisasi dan dokumen pendukung diperlukan dari saat awal keberadaan
perusahaan, tidak hanya bila telah menjadi besar bagi satu orang untuk memanajemen.Struktur
organisasi dihasilkan dari keputusan manajerial mengenai empat atribut penting dari seluruh
organisasi: pembagian kerja, dasar departementasi, ukuran departemen, dan pendelegasian
wewenang. Keputusan yang dibuat manajer dipengaruhi oleh faktor desain pekerjaan dan
desain organisasi seperti perbedaan individu, kompetensi tugas, teknologi, ketidakpastian
lingkungan strategi, dan karakteristik manajer tertentu. Atribut struktur menentukan seberapa

5
luas organisasi mencerminkan dimensi formal, kompleksitas dan sentralisasi. Struktur
organisasi berkontribusi pada efektivitas organisasi dan hubungannya.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu konsep dasar pengorganisasian?

b. Apa saja empat pilar dalam perorganisasian?

c. Apa saja prinsip prinsip perorganisasian?

d. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi struktur organisasi?

e. Apa saja pendekatan dalam proses departementalisasi?

f. Apa saja model model organisasi?

g. Apa itu pengertian struktur organisasi formal dan informal.

1.3 Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah pengantar manajemen


2. Memahami tentang desan dan struktur organisasi
3. Memberikan ilmu kepada pembaca
4. Untuk menambah wawasan atau pemahaman terhadap pentingnya desain dan struktur
organisasi.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian yaitu merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai


dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya yang dimilikinya dan lingkungan yang
meliputinya. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para
anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat di capai dengan efisien. Menurut Harold
Koontz, dkk (1990), pengorganisasian adalah suatu perancangan dan pemeliharaan sistem
peran. Sedangkan menurut James A. F. Stoner dan R. Edward Freeman (1994),
pengorganisasian adalah proses pengaturan dan pengalokasian kerja. wewenang, dan sumber
daya di kalangan anggota organisasi sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi
secara efisien. Agar peran organisasi terbentuk dan ber makna bagi setiap orang dalam suatu
kerjasama, maka peran itu harus mencakup:

1. Terdapat sejumlah tujuan yang dapat diverifikasi (yang ditetapkan dalam perenca naan)

2. Konsep yang jelas mengenai kewajiban atau kegiatan yang harus dilakukan;

3. Bidang kebijakan atau wewenang yang dapat dimengerti sehingga orang yang
memerankannya mengetahui apa yang dapat dilakukannya untuk mencapai hasil.

Selain itu, agar suatu peran dapat dilaksanakan harus tersedia informasi, sarana,dan
sumber daya lainnya untuk pelaksanaan suatu peran.

Organisasi yang dimaksud disini adalah organisasi formal yang dapat dipahami sebagai
suatu "struktur peran". Jadi organisasi kita anggap sebagai pengelompokan kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan (yang dapat diverifikasi), penugasan setiap kelompok
kegiatan kepada seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasinya, dan
melakukan koordinasi secara horizontal dan vertikal dalam struktur organisasi. Struktur
organisasi harus dirancang agar semua orang mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas
hasil-hasil (tujuan) yang dicapai. Seorang manajer akan berpendapat bahwa mereka sedang
mengorganisasi kalau mereka sedang membuat struktur organisasi. Menurut James A. F.
Stoner dan R. Edward Freeman (1994) Struktur organisasi merujuk kepada cara dimana
kegiatan organisasi dibagi, diorganisasi dan dikoordinasikan.
7
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah :

1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya

2. Teknologi yang digunakan

3. Anggota atau orang orang yang terlibat dalam organisasi

4. Ukuran orgaorganisasiorgaorganisa

Desain organisasi dapat dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang dilakukan
oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi
dan lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi ter sebut. Desain organisasi
menuntut manajer untuk melihat secara bersamaan ke dalam organisasi dan keluar organisasi.

B. EMPAT PILAR DALAM PENGORGANISASIAN

ada empat pilar (building blocks) yang menjadi dasar untuk melakukan proses
pengorganisasian, ke empat pilar tersebut adalah pembagian kerja (division work),
pengelompokan pekerjaan (departmentalization), penentuan relasi antar bagian dalam
organisasi (hierarchy). serta penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktivitas antar
bagian dalam organisasi atau koordinasi (coordinatioan).

1) Pembagian Kerja (Division Work)

Dalam perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk pencapaian tujuan tentu
nya telah ditentukan. Keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang telah direncanakan tersebut
tentunya perlu disederhanakan guna mempermudah bagaima pengimplemen tasiannya.
Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin
saja bersifat komplek menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan
ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut
dinamakan sebagai pembagian kerja (division of work). Proses dari pembagian kerja secara
keseluruhan menjadi lebih spesifik atau lebih sederhana dan detail dinamakan pula dengan
spesialisasi pekerjaan atau job specialization. Keseluru han pekerjaan tersebut diturunkan
atau dibagi-bagi berdasarkan kriteria tertentu yang lebih spesifik.

2) Pengelompokan Pekerjaan (Departementalization)

8
Setelah pekerjaan dispesifikasikan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut di
kelompokan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis. Sebagai contoh, untuk bisnis
restoran, pencatatan menu, pemberitahuan menu kepada bagian dapur, hingga pengiri man
makanan dari bagian dapur kepada pelanggan di meja makan bisa dikelompokan menjadi
satu departemen tertentu, katakanlah bagian Pelayan. Adapun penerimaan bon
pembayaran, pencatatatan dalam mesin kasir, pencatatan penerimaan dan pengeluaran
uang, dapat dikelompokan menjadi departemen atau bagian keuangan misalnya. Begitu
pula untuk jenis bisnis lainnya. Proses pengelompokan dan penanaman bagian atau
kelompok pekerjaan menurut kriteria tertentu disebut departmentalization.

3) Penentuan Relasi Antar Bagian Dalam Organisasi (Hierarchy)

Ada dua konsep penting dalam proses penentuan hierark i, yaitu: span of management
control dan chain of command. Span of management control terkait dengan jumlah orang
atau bagian dibawah suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada depar temen
atau bagian tertentu. Jika penentuan span of management control atau penentuan hierarki
telah ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan chain of command, yang
menjelaskan bagaimana batasan kewenangan di buat dan siapa dan bagaimana akan
melapor ke bagian mana. Chain of command juga menunjukan garis perintah dalam
sebuah organisasi dari hierarki yang paling tinggi misalnya hingga hierarki yang paling
rendah. Dalam penentuan hierarki organisasi melalui penentuan span of management
control dan chain of command, manajer perlu mempertimbangkan apakah akan
menggunakan jenis hierarki yang bersifat horizontal (flat hierarchy) atau vertikal (tall
hierarchy). Hierarki horizontal adalah bentuk struktur organisasi yang bagian-bagian
organisasinya banyak ke samping, dan meminimalkan jumlah subbagian atau depar temen.
Adapun hierarki vertikal meminimalkan bagian-bagian organisasi ke samping secara
horizontal, dan memperbanyak subbagian atau departemen secara vertikal.

4) Koordinasi (Coordination)

Koordinasi (coordination) sebagaimana menurut Stoner, Freeman, dan Gillbert (1995)


adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dari berbagai departemen atau
bagian dalam porganisasi agar tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif. Tanpa
koordinasi, berbagai kegiatan yang dilakukan di setiap bagian organisasi tidak akas terarah
dan cenderung hanya membawa misi masing-masing bagian. Dikhawatirkan, tidak
terkoordinasinya setiap bagian pada giliran berikutnya justru akan menghambat organisasi
dalam mencapai tujuannya.

9
C. PRINSIP PRINSIP PENGORGANISASIAN

Menurut Koontz (1994), prinsip adalah kebenaran fundamental, atau apa yang diyakini
sebagai kebenaran pada waktu tertentu, yang menerangkan hubungan antara dua atau lebih
kumpulan variabel.Prinsip dapat mencerminkan dan menerangkan realitas, dan karena itu
mempunyai nilai yaitu mampu meramalkan apa yang akan terjadi dalam keadaan yang sama.
Jadi kalau prinsip-prinsip ini dijadikan pedoman dan diterapkan oleh manajer dalam
melaksanakan fungsi pengorganisasian, maka dapat membantu organisasi dalam mencapai
tujuannya secara efisien. Ada beberapa prinsip pengorganisasian yaitu:

1) PRINSIP KESATUAN TUJUAN

Suatu struktur organisasi adalah efektif kalau struktur tersebut memungkinkan sumba
ngan dari setiap individu dalam pencapaian sasaran perusahaan.

2) PRINSIP EFISIENSI

Suatu struktur organisasi adalah efisien kalau memudahkan pencapaian tujuan-tujuan


atau sasaran-sasaran oleh orang-orang (artinya, struktur itu efektif) dengan konse kwensi
yang tidak terduga atau biaya yang minimum.

3) PRINSIP RENTANG MANAJEMEN

Ada batas dalam setiap kedudukan manajerial dari jumlah orang-orang yang dapat di
manajemen dengan efektif oleh seseorang, tetapi jumlah tepatnya dalam setiap kasus
akan berbeda sesuai dengan pengaruh variabel dasar dan pengaruhnya pada keperluan
tertentu, serta waktu untuk memanajemeni secara efektif.

4) PRINSIP PEMBAGIAN PEKERJAAN

Semakin banyak suatu struktur organisasi mereflesikan tugas-tugas atau aktivitas


aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan membantu koordinasinya dan
semakin banyak peran dirancang untuk disesuaikan dengan kemampuan dan motivasi
orang-orang yang tersedia guna mengisinya, maka semakin efektif dan efisienlah suatu
struktur organisasi itu.

5) PRINSIP SKALAR

10
Semakin jelas garis wewenang dari wewenang yang paling pokok bagi manajemen di
dalam perusahaan atas setiap kedudukan bawahan, semakin efektiflah pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab dan komunikasi yang terorganisasi.

6) PRINSIP PENDELEGASIAN BERDASARKAN HASIL-HASIL YANG


DIHARAPKAN

Karena wewenang dimaksudkan untuk memberi kepada manajer sarana mengelola


sedemikian rupa, sehingga mendapatkan kontribusi kepada tujuan-tujuan perusahaan
maka wewenang yang didelegasikan kepada seorang manajer harus sepadan untuk
menjamin kemampuan mencapai hasil-hasil yang diharapkan

7) PRINSIP DEFINISI FUNGSIONAL

Semakin jelas definisi hasil-hasil yang diharapkan suatu posisi atau departemen aktivitas
aktivitas yang harus dilakukan, wewenang yang didelegasikan, dan hubungan hubungan
wewenang serta informasi dengan posisi-posisi lain yang dipahami, mala makin
sepadanlah tanggung jawab individual dapat memberi sumbangannya kepada
pencapaian tujuan-tujuan permasalahan.

8) PRINSIP KESEIMBANGAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab atas tindakan tidak boleh lebih besar dari yang disiratkan oleh wewe
nang yang didelegasikan, dan tidak pula boleh kurang

9) PRINSIP KESATUAN KOMANDO

Semakin lengkap hubungan pelaporan seseorang dengan seorang atasan, semakin


kurang pula konflik perintah dan semakin besar rasa tanggung jawab pribadi atas hasil

10) PRINSIP TINGKATAN WEWENANG

Pemeliharaan wewenang yang dinginkan mengharuskan agar para manajer mengambil


semua keputusan yang berada dalam kompetensi wewenang mereka dan tidak
diteruskan ke atas dalam struktur organisasi,

11) PRINSIP PEMISAHAN

"Kalau beberapa aktivitas dirancang sebagai sarana pemeriksaan aktivitas lainnya. maka
individu yang diserahi aktivitas yang disebut pertama tidak dapat melepaskan tanggung

11
jawabnya apabila mereka melapor kepada departemen yang aktivitasnya harus mereka
nilai

12) PRINSIP KESEIMBANGAN

Penerapan prinsip atau teknik harus diseimbangkan dalam kerangka keefektifan dan
suatu struktur secara menyeluruh untuk mencapai tujuan perusahaan.

13) PRINSIP KELUWESAN

Semakin banyak provisi yang dilakukan untuk menciptakan keluwesan dalam struktur
organisasi, semakin memadai suatu struktur organisasi untuk dapat mencapai tujua nya

14) PRINSIP KEMUDAHAN KEPEMIMPINAN

Semakin struktur organisasi dan pendelegasian wewenangnya memungkinkan par


manajer untuk merancang dan membina lingkungan untuk berprestasi, semakin stru tur
itu memudahkan kemampuan kepemimpinan mereka.

D. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR ORGANISASI

Sebagaimana diterangkan sebelumnya, desain dan struktur organisasi sangat bersifat


situasional. Terdapat empat faktor yang memengaruhi struktur organisasi, yaitu faktor
strategi, skala perusahaan, teknologi serta lingkungan.

1) STRATEGI ORGANISASI

Masalah utama yang dihadapi oleh organisasi agar tujuan yang telah diterapkan dapat
tercapai adalah bagaimana organisasi tersebut sebaiknya distrukturkan. Pilihan struktur
yang tepat belum tentu menjamin kesuksesan dalam pencapaian tujuan, akan tetapi bisa
meningkatkan kemungkinan sukses dalam pencapaian tujuan.

2) SKALA ORGANISASI

Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor, diantaranya adalah dari
jumlah penjualan, pangsa pasar, hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala
besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang di berbagai daerah
dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dan dengan demikian memiliki tenaga kerja yang
juga tidak sedikit. Namun tanpa cabang pula, organisasi dapat berskala besar ketika tenaga
12
kerja yang dimilikinya berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-
produk konveksi. Organisasi yang berskala kecil dengan demikian biasanya memiliki
jumlah tenaga kerja yang sedikit, dikarenakan pangsa pasar yang barangkali masih sedikit,
jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit.

3) TEKNOLOGI

Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana sebuah
produk dari sebuah organisasi bisnis dihasilkan atau juga dengan cara bagaimana
pekerjaan dilakukan.Disisi lain faktor teknologi juga terkait dengan penggunaan alat alat
bantu dalam sebuah organisasi

4) LINGKUNGAN

Faktor lingkungan telah diuraikan secara panjang lebar dalam bab-bab awal dari buku ini.
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi untuk menyesuaikan diri secara dinamis.
Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan
struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organi sasi untuk selalu
menyesuaikan stuktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah.
Sebaliknya, lingkungan organisasi yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak
mengubah struktur organisasi.

E.BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PROSES DEPARTEMENTALISASI

DEPARTEMENTALISASI FUNGSIONAL

Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan


kegiatan (tugas) sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Model organisasi
fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar
departementalisasi. Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini
menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui
spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan para pegawai
manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi organisasi. Pendekatan fung sional
mempunyai berbagai kelemahan yaitu struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar
fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada
kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit
serta kurang inovatif.

DEPARTEMENTALISASI DIVISIONAL

Organisasi divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah
(geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar
13
produk setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk
yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat
diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode
pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi.

Struktur Organisasi Divisional atas Dasar Wilayah

Departementalisasi wilayah, kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah,


regional atau geografis adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan menurut tempat di mana
operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya. Kebaikan-
kebaikan struktur organisasi divisional dapat diperinci yaitu meletakkan koordinasi dan
wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang
cepat, menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan
divisi yang khas, dan tempat latihan yang baik bagi para manajer strategic.

Pendekatan produk

Pendekatan departementalisasi berdasarkan produk adalah penentuan bagian – bagian


dalam organisasi ditentukan berdasarkan jenis produk yang dibuat organisasi.

Pendekatan pelanggan

Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian – bagian dalam organisasi ditentukan


berdasarkan karakteristik pelanggan yang menjadi sasaran pelanggan dari organisasi.

Pendekatan matriks

Pendekatan departementalisasi terakhir yang diperkenalkan dalam buku ini adalah


pendekatan matriks. Pendekatan ini pada dasarnya merupakan proses departeme talisasi
yang menggabungkan antara pendekatan fungsional dengan pendekatan lain misalnya
berdasarkan proyek tertentu, produk tertentu, ataupun berdasarkan pada pendekatan
lainnya.

F. MODEL – MODEL DESAIN ORGANISASI

MODEL ORGANISASI MEKANISTIK

Model organisasi mekanistik yaitu suatu model yang menekankan pentingnya mencapai
produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Henry Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang
berkaitan dengan fungsi pimpinan untuk mengorganisasi dan empat diantaranya ber
hubungan dengan pemahaman model mekanistik yaitu:

14
1. Prinsip Spesialisasi: Sarana terbaik untuk mendayagunakan tenaga individu dan
kelompok.

2. Prinsip Kesatuan Arah: Semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan keahlian.

3. Prinsip Wewenang dan Tanggung jawab: Manager harus mendapat pendelegasian


wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya.

4. Prinsip Rantai Skalar: Hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya adalah
rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi sampai dengan peringkat
paling rendah. Rantai skalar adalah jalur keseluruhan komunikasi vertikal dalam sebuah
organisasi.

MODEL ORGANISASI ORGANIK

Model organisasi organik menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan


perkembangan tingkat tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan
prosedur, wewenang yang disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi. Model organisasi
organik kontras dari model mekanistik. Karakteristik dan praktek organisasi yang
mendasari model organik sama sekali berbeda dari karakteristik dan praktek yang
mendasari model mekanistik. Perbedaan yang paling mencolok antara kedua model itu
berasal dari kriteria keefektifan yang berbeda yang ingin diusahakan sebesar-besarnya oleh
masing-masing model. Jika model mekanistik berusaha untuk mencapai efisiensi dan
produksi secara maksimum, maka model organik berusaha untuk mencapai tingkat
keluwesan dan keadaptasian yang maksimum. Organisasi organik bersifat luwes dan dapat
beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain organisasinya
mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia.

G. STRUKTUR ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL

ORGANISASI FORMAL

Organisasi formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian
tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau suatu organisasi yang
memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan,
wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi).

Ada 3 Unsur pokok organisasi formal, yaitu:

1. Sistem kegiatan terkoordinasi;

2. Kelompok orang:
15
3. Kerjasama mencapai tujuan.

Tiang dasar teori organisasi formal adalah:

1. Pembagian kerja;

2. Proses skalar (hirarki) dan fungsional (horizontal);

3. Struktur;

4. Rentang kendali.

Model-model Struktur Organisasi Formal

1. Model tradisional

a. Dirancang terutama untuk lingkungan yang stabil dan pengubahan yang terjadi di
dalamnya dapat diperkirakan.

b. Cenderung tidak efisien dalam lingkungan yang sangat bergejolak. Pada model ini
terdapat beberapa tingkatan yaitu:

a. Manajemen Puncak, pelaksananya adalah Direktur Pelaksana dan Manajer Umum.

b. Manajemen Menengah, pelaksananya adalah Manajer Departemen Fungsional/Divisidan


Kepala Bagian.

c. Manajemen Lini pertama, pelaksananya adalah penyelia/Supervisor/Mandor/ Kepala


Tukang dan Pengawas Tingkat pertama.

d. Karyawan Operasional.

2. Model hubungan manusia

Dalam model ini juga diterima konsep spesialisasi, rutinitas, dan pemisahan antara
perencanaan dari pelaksanaan sebagai ciri utama organisasi yang efektif. Modelin secara
eksplisit mengakui bahwa orang tidaklah selalu bertindak persis seps dengan posisi
menurut struktur formalnya. Hal ini menjadi perhatian mengandung manajemen akan
adanya "struktur informal" yang ada di seluruh elemen-elemen organisasi. Model
hubungan manusiawi lebih pada mengusulkan bermacam-macam penyesuaian, teknik-
teknik, dan perilaku-perilaku struktur offline:

16
a. Kepemimpinannya dapat mengurangi friksi-friksi di antara berbagai orang-orang dan
jabatan-jabatan mereka dalam organisasi, serta menghubungkan kerja sama yang baik
antar para anggota organisasi.

b. Menyarankan manajer memanfaatkan organisasi informal dalam departemen dia.

c. Ditunjukkan sejumlah teknik atau program yang biasanya dibawah yurisdiksi


kewenangan departemen personalia.

3. Model sumber daya manusia

Konsep model sumber daya manusia mencoba memaksimumkan fleksibilitas baik di


dalam maupun di antara posisi - posisi yang berinteraksi. Hal tersebut meng haruskan
anggota-anggota organisasi mempunyai hal-hal sebagai berikut:

1. Suatu tujuan tingkat operasional yang telah disetujui bersama;

2. Jalur untuk memperoleh sumber informasi vertikal dan horisontal yang relevan;

3. Kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap informasi dengan; 4. Keputusan


dan perilaku yang mengarahkan pencapaian tujuan dengan efisien. Adapun mengenai
tujuan organisasi model sumber daya manusia yang ditetap kan bersama oleh para manajer
dan bawahannya, sehingga tujuan bersama tersebut jelas merubah hubungan atasan dan
bawahan yang diatur oleh berbagai model tradi sional dan hubungan manusiawi.

Dimensi-Dimensi Dasar Struktur Organisasi Formal

1. Pembagian kerja

a. Relatif dapat menurunkan keterlibatan kerja, maupun kerja karyawan;

b. Menimbulkan kebosanan karena pekerjaan menjadi monoton;

c. Mengakibatkan tingkat komitmen kepada karyawan lebih rendah dan kehilangan


motivasi;

d. Dapat mempengaruhi tingkat prestasi organisasi.

2. Wewenang

Hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu.

17
3. Kekuasaan

Kemampuan untuk melakukan hak yang terjadi dalam wewenang

4. Tanggung jawab

Kewajiban untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah kewajiban seseorang untuk
melaksanakan tugas atau fungsi organisasi atau kewajiban seorang bawahan yang diberi
tugas atasannya untuk melakukan sesuatu yang diinginkan oleh atasan tersebut.

5. Rentang kendali

Berapa orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang
manajer.

6. Struktur tall

a. Mempunyai rentang kendali sedikit/sempit;

b. Hanya sedikit jumlah karyawan yang berada di bawah kendali seorang atasan sehingga
memungkinkan pengawasan dan disiplin yang ketat; dalam struktur klasik.

c. Diterapkan

7. Struktur flat

Mempunyai rentang kendali melebar/banyak dalam hal rentang kendali dan tingkatan
manajemen.

8. Hubungan lini dan staff

9. Komunikasi dalam organisasi

10. Sentralisasi dan desentralisasi

Sentralisasi wewenang terjadi bilamana wewenang dipegang atau dipusatkan pada


seseorang atau beberapa orang. Desentralisasi wewenang terjadi bila wewenang di
delegasikan atau dilimpahkan meluas dalam suatu organisasi.

11. Rantai Wewenang Scalar

Berhubungan dengan jumlah tingkatan dalam suatu organisasi dan secara otomatis ada
kapan saja seorang individu dijadikan bawahan pada seorang atasan. Untuk membedakan

18
tingkatan wewenang dalam organisasi adalah semakin tinggi tingkatan semakin besar
wewenang.

12.Kesatuan Perintah

Bertujuan untuk memudahkan koordinasi.

ORGANISASI INFORMAL

Organisasi Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak di sadari. Keanggotaan pada organisasi organisasi
informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerapkali sulit untuk
menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak
hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak
terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan
malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila
hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumus kan. Selain itu,
organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut
Hicks:

1. Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap.


pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi timbal balik dan
bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam
ini adalah keluarga-keluarga tertentu;

2. Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelek tual,
rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan
batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat alat berupa gaji
ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak
kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai
seberapa besar pembayaran gajinya. Organisasi Informal memiliki ciri-ciri:

1. Lepas

2. Fleksibel

3. Tidak terumuskan

4. Spontan

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar, maupun
tidak sadar. Kerapkali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota

19
organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan-hubungan diantara para anggota, bahkan tujuan-
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh Organisasi Informal :

1. Arisan ibu-ibu

2. Orang-orang dikendaraan umum

3. Sekumpulan penonton yang menyaksikan sepak bola.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasispesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian
laporan. Desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan
penciptaan struktur untuk mencapai tujuan organisasi.Dengan desain organisasi,
maka keadaan perusahaan bisa terkontrol dan bisa meminimalisir apabila terdapat
kendala kedepannya dan bisa memanjukan perusahaan untuk bisa menjadi prusahaan
yang unggul.

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini, diharapkan para pembaca dapat memahami dan
mengerti akan isi dan maksud dari judul tersebut diatas. Para pembaca bisa
mendapatkkan pelajaran serta dapat menambah wawasan mengenai “Desain dan
Struktur Organisasi” .

20
21
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin lubis, T. Teviana, Hendra Sahputra, Darwin Lie, Hilman Harmen, Lokot Muda
Harahap, Rini rahmawati, Rusmiati, Novika Rosari (2019) Pengantar Manajemen Edisi 2,
Madenatera.

22

Anda mungkin juga menyukai