Anda di halaman 1dari 28

(Nasrudin, Struktur Organisasi Berdasarkan Proyek: Keunggulan dan Kelemahan, 2022)

(Nasrudin, Struktur Matriks: Cara Kerja, Keunggulan, Kelemahan, 2022)Makalah

Desain dan Struktur Organisasi

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengantar manajemen yang
diampu oleh Dwi Nurhayati S.Pd, M.Pd.

Disusun oleh:

M Kevin Septiano 24025122037

Wnyng Galih 24025122029

Trisna Purnama 24025122013

PROGRAM STUDI S1 BISNIS DIGITAL

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GARUT

2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................4
1.3. Tujuan......................................................................................................................5
1.4. Manfaat....................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................................7
2.1 Pengertian Desain Organisasi dan Struktur dan Hubungannya...............................7
2.2 Macam-Macam Desain dan Struktur Organisasi.....................................................7
2.3 Fungsi Struktur Organisasi......................................................................................7
2.4 Enam Elemen Dalam Proses Desain dan Struktur Organisasi................................7
2.5 Empat pilar dalam pengorganisasian.......................................................................7
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi........................................7
2.7 Unsur-Unsur Struktur Organisasi............................................................................7
2.8 Bentuk Bagan Organisasi........................................................................................7
2.9 Metode Pendekatan dalam Departemen Organisasi................................................7
2.10 Keterkaitan antara pembagian kerja, departemensasi, hierarki, dan koordinasi
Pembagian kerja.................................................................................................................7
BAB III...................................................................................................................................7
PENUTUP..............................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................7
3.2 Saran.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................9

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur tetap tercurah limpahkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Desain dan Struktur
Organisasi” ini. Dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengantar
Manajemen yang diberikan oleh Bu Dwi Nurhayati, S.Pd. M.Pd.

Kami berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yaitu Bu Dwi
Nurhayati, S.Pd. M.Pd yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga kami dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi ini. Kami sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Kami sadar
sebagai penyusun makalah ini merasa bahwa makalah ini belum dapat dikatakan sempurna.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran meningkatkan kemampuan kami
kedepannya.

Garut, 1 November 2022

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.
Belakang

Dalam berorganisasi, tentunya membutuhkan cara untuk mengerti dan memahami


setiap individu kepada siapa bertanggung jawab. Hal ini bertujuan agar tidak ada
kesalahpahaman atau kesalahan dalam komunikasi dan pembagian tugas yang jelas.
Oleh karena itu, ada hal yang perlu dilakukan agar hal tadi tidak terjadi. Yaitu dengan
membuat struktur atau bagan organisasi.

Pada bab ini, dijelaskan tentang desain dan struktur organisasi dimulai dari
pengertian sampai keterkaitan antara pembagian kerja, departemensasi, hierarki, dan
koordinasi dalam struktur organisasi. Antara satu dengan yang lainnya saling
berhubungan, oleh karenanya perlu pemahaman satu sama lain agar desain dan struktur
organisasi ini dapat terbentuk untuk kepentingan organisasi.

1.2.
Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.2.1 Apa definisi dari desain dan struktur organisasi dan hubungannya?

1.2.2 Apa macam-macam desain dan sruktur organisasi?

1.2.3 Apa fungsi struktur organisasi?

1.2.4 6 elemen apa saja yang ada di dalam proses desain dan struktur organisasi?

1.2.5 4 pilar apa saja yang ada dalam pengorganisasian?

1.2.6 Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi struktur organisasi?

1.2.7 Unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam struktur organisasi?

4
1.2.8 Bagaimana bentuk bagan organisasi?

1.2.9 Bagaimana pendekatan dalam departemensasi?

1.2.10 Apa keterkaitan antara pembagian kerja, departemensasi, hierarki, dan


koordinasi?

1.3.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, diantaranya:

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian desain dan struktur organisasi


1.3.2 Untuk mengetahui macam-macam desain dan sruktur organisasi
1.3.3 Untuk memahami fungsi struktur organisasi
1.3.4 Untuk mengetahui 6 elemen pada struktur organisasi
1.3.5 Untuk mengetahui 4 pilar pada pengorganisasian
1.3.6 Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi struktur organisasi
1.3.7 Untuk mengetahui unsur unsur pada struktur organisasi
1.3.8 Untuk memahami bentuk struktur organisasi dan memahami contoh bagan
struktur organisasi
1.3.9 Untuk mengetahui metode pendekatan dalam departemensasi
1.3.10 Untuk bisa memahami keterkaitan antara pembagian kerja, departemensasi,
hierarki, dan koordinasi

1.4. Manfaat

1.4.1 Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang desain struktur organisasi


1.4.2 Dapat mendeskripsikan alur struktur organisasi
1.4.3 Dapat membuat desain dan struktur organisasi
1.4.4 Mampu memahami kemampuan diri untuk menempatkan diri dalam sebuah
struktur organisasi
1.4.5 Dapat meningkatkan kemampuan bertanggung jawab sesuai tugas yang
diterima
1.4.6 Dapat terjadinya alur komunikasi yang baik
1.4.7 Dapat menyesuaikan posisi dalam struktur organisasi
1.4.8 Dapat membantu pembagian tugas
1.4.9 Dapat membantu meminimalisir konflik internal organisasi
1.4.10 Dapat menerapkan fungsi struktur dalam berorganisasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desain Organisasi dan Struktur dan Hubungannya

Desain organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen


dan bagian organisasi namun sesungguhnya ddesain organisasi merupakan proses
perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk mencapai tujuan
organisasi.

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
secara posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan dan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dikoordinasikan
secara formal.

Jadi pada hakikatnya struktur organisasi merupakan hasil dari desain


organisasi itu sendiri yang dibangun dengan mempertimbangkan prinsip organisasi
dan pembagian core bisnis yang jelas dengan berpedoman pada visi misi, dan
tujuan itu sendiri.(Nasrul Helmi, 2019)

2.2 Macam-Macam Desain dan Struktur Organisasi

2.2.1 Macam-macam desain organisasi

Ahmad Jakfar(2010) menyampaikan bahwa terdapat dua macam desain


organisasi, diantaranya adalah sebagai berikut

1. Desain Organisasi Tradisional


a. Struktur yang simple: departemensialisasi rendah
b. Struktur yang fungsional: pembagian departemen berdasarkan fungsi
c. Struktur yang divisional: terdiri dari beberapa divisi dengan
terbatasnya otonomi dibawah koordinasi dan kontrol dari bagian atas
perusahaan
2. Desain Organisasi Kontemporer

6
a. Tim Terstruktur: terdiri dari beberapa grup kerja dengan memberi
wewenang kepada karyawan untuk memanajemen diri sendiri
b. Matriks dan Struktur Proyek: Para spesialis ditugaskan untuk
mengerjakan proyek yang dipimpin oleh seorang project managers :
Matrix and Project Participants mempunyai dua managers dan
karyawan terus berkerja pada proyek, dan akan pindah setelah
proyeknya selesai
Kelebihan dan kekurangan matriks dan struktur proyek menururt
(Ahmad Nasrudin, 2022)
1. Struktur matriks
Kelebihannya diantaranya adalah:
Arus informasi yang efektif. Struktur ini meningkatkan
komunikasi di seluruh bisnis. Informasi tentang proyek mengalir ke
seluruh fungsi bisnis melalui tim lintas fungsi dan tidak terkunci di
tangan manajer proyek dan timnya. Akhirnya, itu memperbaiki
kerjasama dan komunikasi antar departemen di dalam perusahaan.

Semangat tinggi. Terlibat dalam proyek adalah salah satu


cara untuk mengaktualisasikan keterampilan dan pengetahuan.
Beberapa karyawan mungkin menyukainya dan bersemangat. Selain
aktualisasi diri, mereka juga bisa bertukar ide dan informasi dengan
spesialis dari divisi lainnya, meningkatkan perspektif mereka.
Sumber daya manusia yang fleksibel. Struktur ini menjadi
jalan untuk mengembangkan karyawan untuk bisa fleksibel dengan
tuntutan bisnis. Mereka harus menangani tugas yang berbeda pada
saat yang bersamaan. Selain memperluas keterampilan dan
pengetahuan mereka, itu juga membuat mereka menjadi lebih
fleksibel.
Upaya terkoordinasi lintas fungsi. Perusahaan membawa
karyawan terbaik di masing-masing departemen untuk bersama-
sama menyelesaikan tugas atau proyek. Itu mengarah pada upaya
terkoordinasi lintas fungsional pada sebuah proyek.
Pengambilan keputusan yang cepat. Karyawan
berhubungan dengan rekan-rekan mereka di divisi lain. Itu

7
mendorong koordinasi di antara mereka. Dan ketika harus membuat
keputusan lintas fungsi, itu bisa diambil lebih cepat.
Proyek baru yang sukses. Proyek secara resmi
dikoordinasikan lintas divisi fungsional, sehingga memperoleh
sumber daya dan dukungan yang memadai untuk sukses sambil
mempertahankan proses bisnis yang ada tetap untuk berjalan dengan
normal.
Strategi ini mengakomodasi kebutuhan perusahaan untuk
tumbuh dan mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru.
Perusahaan bisa mengejar pertumbuhan jangka panjang dengan
meluncurkan proyek-proyek inovatif. Dan, mereka bisa mengelola
proyek-proyek tersebut secara efektif tanpa mengganggu operasi
bisnis yang ada.
Adapun kekurangannya yaitu;
Tekanan pekerjaan yang berat. Karyawan harus
memainkan peran ganda. Tugas dan pekerjaan mereka menjadi lebih
berat. Akhirnya, itu meningkatkan tekanan psikis dan fisik mereka,
mengarah pada stress. Alih-alih mendorong semangat mereka, itu
justru mendemotivasi mereka.
Memakan waktu untuk efektif. Di awal mengadopsi
struktur ini, karyawan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan
terbiasa bekerja untuk memerankan peran ganda sekaligus. Mereka
terbiasa dengan rutinitas pekerjaan di area fungsional, tapi tidak
dengan pekerjaan di dalam proyek.
Mengganggu proses bisnis yang ada. Struktur ini bisa
menciptakan masalah pengendalian karena karyawan bertanggung
jawab kepada lebih dari satu bos. Katakanlah, mereka mungkin
mengabaikan tanggung jawab fungsional mereka dan lebih
mementingkan proyek. Sebagai hasilnya, proyek berjalan dengan
mengorbankan operasi bisnis yang ada.
Perebutan kekuasaan. Manajer proyek dan manajer
fungsional berebut kekuasaan dan pengaruh. Manajer proyek
mengklaim karyawan harus memprioritaskan pekerjaan untuk

8
proyek. Sebaliknya, manajer fungsional meminta karyawan untuk
lebih memprioritaskan pekerjaan di area fungsional.
Biaya lebih tinggi. Perusahaan memiliki lebih banyak
manajer. Mereka harus membayar manajer proyek dan manajer
fungsional. Sebaliknya, misalnya, di bawah struktur fungsional,
mereka hanya membayar manajer fungsional.
Selain itu, perusahaan juga harus memberikan paket kompensasi
yang murah hati kepada karyawan untuk mendorong dan
memotivasi mereka dalam menjalankan pekerjaan untuk proyek dan
area fungsional.
2. Struktur proyek
Terdapat kelebihannya, diantaranya;
Kontrol tim yang lebih besar. Manajer proyek memiliki
kontrol lebih besar atas tim. Tidak seperti struktur matriks, tim fokus
pada proyek dan tidak melapor pada lebih satu bos. Sehingga,
manajer proyek bisa mengawasi mereka dengan baik. Dia memiliki
memiliki otoritas langsung atas operasi dan tim proyek. Itu juga
membuat fleksibilitas dan waktu respon meningkat.
Sinergi antar karyawan. Struktur ini memfasilitasi individu
lintas departemen untuk bekerja bersama sebagai sebuah tim.
Mereka bekerja sama untuk menyukseskan proyek, menciptakan
budaya tim yang kuat.
Memanfaatkan sumber daya dan kompetensi dengan
lebih baik. Perusahaan memaksimalkan pengetahuan dan
keterampilan karyawan yang ada. Dan, bagi karyawan, mereka bisa
mengaktualisasikan kemampuan terbaik mereka ke proyek.
Karena perusahaan meluncurkan proyek hanya jika itu esensial, bisa
kita katakan, struktur ini memungkinkan mereka untuk
mengalokasikan sumber daya fisik dan karyawan pada upaya yang
paling bermanfaat bagi mereka.
Efisiensi pekerjaan. Struktur ini mempermudah dalam
menjadwalkan dan mengatur pekerjaan dengan sumber daya khusus.
Tim bekerja secara khusus untuk proyek.

9
Meningkatkan kompetensi. Anggota tim saling
berkontribusi pengetahuan dan keterampilan yang berbeda. Itu
menciptakan ruang untuk pembelajaran lintas fungsi dan transfer
pengetahuan. Selain itu, mereka juga mendapatkan keahlian baru
dalam menghadapi tantangan baru dan yang muncul selama proyek
berjalan.
Adapun kekurangannya, yaitu:
Biaya yang tinggi. Proyek mungkin hanya memenuhi tujuan
spesifik perusahaan bukan tujuan organisasi secara keseluruhan.
Sehingga, mengalokasikan sumber daya dan staf untuk mengerjakan
satu proyek bisa memunculkan biaya implisit yang tinggi karena
tidak memenuhi tujuan yang lebih luas. Karena alasan ini, organisasi
proyek biasanya diterapkan hanya untuk proyek-proyek besar dan
berjangka pendek.
Tidak segera efektif. Tim terdiri dari staf dengan berbagai
latar belakang dan keterampilan fungsional. Akibatnya, misalnya,
hambatan komunikasi muncul. Sehingga, transfer pengetahuan
mungkin menjadi masalah.
Mempertaruhkan karir. Karir anggota tim mungkin
terancam karena perusahaan terus menunjuk mereka untuk
berpindah dari satu proyek ke proyek. Akibatnya, pertumbuhan
profesional mereka akan terganggu.
c. Organisasi tanpa batas-batas organisasi yang jelas: desain
organisasi yang fleksibel dan tidak terstruktur yang cenderung untuk
tidak terdapat penghalang antara organisasi dengan para pelanggan
dan supplier.
2.2.2 Macam-macam struktur organisasi

(Gramedia, 2022) mengemukakan bahwa terdapat 6 jenis struktur organisasi


yang dikenal dalam sebuah perusahaan, berikut ini beberapa diantaranya sebagai
berikut:

1. Struktur organisasi fungsional merupakan jenis struktur organisasi ini


yang paling umum digunakan oleh sebuah organisasi atau perusahaan.
Dalam struktur organisasi fungsional, pembagian kerjanya kemudian

10
dilakukan berdasarkan pada fungsi masing-masing manajemen.
Diantaranya Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran dan Sumber
Daya Manusia, Manajemen Produksi, dan lain-lain. Setiap karyawan
yang memiliki skill dan keterampilan yang sama, akan dikelompokkan
ke dalam satu unit kerja. Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah
dapat menekan biaya operasional perusahaan, dan memudahkan tim
manajerial untuk melakukan pengawasan dan evaluasi pada kinerja
karyawan.

Namun sayangnya, menerapkan jenis organisasi ini dapat


berdampak pada kesulitan dalam berdiskusi dan berkomunikasi antara
unit kerja yang satu dengan lainnya. Selain itu, pelatihan manajemen
umum bagi karyawan juga memiliki keterbatasan.

2. Struktur organisasi divisional adalah jenis struktur organisasi yang


melakukan pengelompokan berdasarkan pada kesamaan produk,
jasa/servis/layanan, pasar, dan letak geografisnya. Jenis struktur
organisasi ini, lazimnya diterapkan pada sebuah perusahaan berskala
menengah hingga perusahaan besar, karena biasa operasional yang
dikeluarkan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan struktur
organisasi fungsional. Dengan menerapkan struktur organisasi
divisional, berarti perusahaan Anda lebih memiliki kemudahan
pengelolaan karena memecah divisi-divisi dalam perusahaan menjadi
bagian yang lebih kecil. Sedangkan kelemahannya terletak pada
masalah alokasi sumber daya, serta distribusi biaya-biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan.
3. Struktur organisasi dan lini. Dalam struktur organisasi lini, hubungan
antara atasan dengan bawahan terjadi secara langsung dan vertikal.
Dimana sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan karyawan dengan
jabatan terendah dalam struktur organisasi ini dihubungkan dengan garis
komando atau garis wewenang. Itulah sebabnya, jenis struktur
organisasi ini juga lebih dikenal dengan struktur organisasi militer.
Kelebihan menggunakan struktur organisasi lini adalah kesatuan
pimpinan terletak pada satu orang. Sedangkan kelemahannya adalah
adanya ketergantungan pada satu orang dalam struktur hirarkinya. Jenis

11
organisasi ini sangat tepat jika diterapkan pada organisasi kecil seperti
kedai nasi, warung tegal, bengkel, maupun rukun tetangga.
4. Struktur Organisasi Lini dan Staff adalah penggabungan antara beberapa
kombinasi dari struktur organisasi lini dengan asas komando, akan tetapi
tugas pimpinan dibantu oleh beberapa staff. Setiap staff pada struktur
organisasi lini dan staff memiliki peran dalam memberikan saran,
masukan, bantuan pikiran, ide-ide dan gagasan baru, serta data-data
informasi yang dibutuhkan oleh pimpinannya. Struktur organisasi lini
dan staff sangat cocok diterapkan pada perusahaan berskala kecil karena
memiliki kelebihan yaitu pada tingginya disiplin moral para karyawan
sesuai dengan deskripsi tugasnya masing-masing. Akan tetapi,
solidaritas para karyawannya masih kurang karena banyak dari mereka
yang tidak saling mengenal satu sama lain.

5. Struktur organisasi matriks adalah sebuah struktur organisasi yang


merupakan penggabungan antara struktur organisasi fungsional dengan
struktur organisasi divisional dengan tujuan untuk saling melengkapi
dan menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua
struktur organisasi tersebut. Struktur organisasi jenis ini sering juga
dikenal dengan nama struktur organisasi proyek karena setiap karyawan
pada unit kerja struktur organisasi fungsional harus mengerjakan
proyek-proyek organisasi yang dibebankan kepadanya. Penerapan jenis
struktur organisasi ini menyebabkan terjadinya sistem komando dimana
seorang karyawan diharuskan memberikan laporan kepada dua orang
pimpinan yaitu pimpinan pada unit kerja divisional dan fungsional.
Struktur organisasi matriks sangat cocok diterapkan pada perusahaan
berskala besar hingga perusahaan-perusahaan tingkat multinasional
karena kemampuannya mencapai tingkat koordinasi yang sangat
diperlukan dalam menjawab tuntutan ganda pada lingkungan
perusahaan. Namun sayangnya, struktur organisasi matriks juga
memiliki kelemahan, dimana terkadang karena adanya tuntutan ganda
tersebut malah menimbulkan adanya kebingungan.
6. Struktur organisasi komite atau proyek adalah jenis struktur organisasi
terakhir yang lazim digunakan oleh perusahaan. Dalam struktur

12
organisasi ini, setiap tugas kepemimpinan dan tugas-tugas khusus
lainnya harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara kolektif
oleh sekelompok pejabat yang berupa dewan atau komite. Organisasi
dalam Komite biasanya terdiri dari pimpinan komite (Executive
Committee) yang merupakan pimpinan dengan kewenangan lini, dan
staff committee yang merupakan karyawan dengan kewenangan staff.
Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah pelaksanaan pengambilan
keputusan yang berlangsung dengan baik karena melalui musyawarah
bersama antara pemegang saham dengan dewan. Sedangkan
kelemahannya terletak pada penghindaran tanggung jawab jika terjadi
masalah.

2.3 Fungsi Struktur Organisasi

Adapun beberapa hal fungsi yang membuat struktur organisasi sebagai


berikut:

1. Memberi Kejelasan Tanggung Jawab

Masing-masing anggota dalam hierarki sebuah struktur organisasi dalam


perusahaan memiliki tanggung jawab tentang tugas-tugas dan segala kewajiban
yang harus mereka pertanggungjawabkan pada atasannya langsung yang telah
memberikan wewenang terhadapnya.

Inilah pentingnya memiliki struktur organisasi perusahaan, yaitu


memberikan kejelasan mengenai pelaksanaan atau pengimplementasian terhadap
kewenangan yang perlu dipertanggungjawabkan oleh masing-masing anggota yang
berada dalam struktur organisasi tersebut.

2. Menjelaskan Kedudukan dan Koordinasi Masing-masing Penyusun Perusahaan

Seorang karyawan, yang namanya tercantum dalam hierarki struktur


organisasi sebuah perusahaan, sebenarnya dapat lebih mempermudah dalam
mengkoordinasikan kedudukan dan hubungannya dengan fungsi pekerjaan yang
telah dipercayakan kepadanya.

Hal ini sangat dibutuhkan untuk menghindari adanya kesalahan informasi


atau komunikasi (missed communication) yang berdampak negatif pada bisnis anda
yang sedang berkembang, serta dapat digunakan sebagai landasan dalam

13
menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan komunikasi dan diskusi antar jenjang
atau jabatan dalam struktur organisasi tersebut.
3. Menjelaskan Bagaimana Jalur Hubungan antara Masing-masing Hierarki

Dalam sebuah organisasi, sangat dibutuhkan kejelasan hubungan yang


tergambar dalam hierarki atau jenjang struktur organisasi tersebut. Ini dibutuhkan
untuk mengefektifkan jalur penyelesaian sebuah pekerjaan sehingga dapat saling
memberikan keuntungan pada masing-masing anggota dalam struktur organisasi
tersebut(Gramedia, 2022).

2.4 Enam Elemen Dalam Proses Desain dan Struktur Organisasi

Elemen-elemen pada struktur organisasi adalah sebagai berikut :

1 Spesialisasi Kegiatan
Spesialisasi Kegiatan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi
dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri. Spesialisasi kegiatan sangat
diperlukan dalam setiap organisasi karena tidak semua kegiatan membutuhkan
keahlian dan tidak semua orang mempunyai keahlian yang sama sebab setiap orang
mempunyai kelebihan dan keterbatasan sendiri. Agar semua tugas kegiatan yang
ada dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu sekali adanya spesialisasi kegiatan.
Dalam struktur organisasi, spesialisasi pekerjaan merupakan hal yang utama. Hal
ini disebabkan tidak seorangpun yang secara fisik akan mampu melaksanakan
seluruh kegiatan dalam tugas-tugas yang paling rumit. Kegiatan yang paling rumit
memerlukan beberapa langkah dan memerlukan pembagian langkah-langkah yang
perlu dilakukan oleh beberapa orang. Pembagian kegiatan yang dispesialisasikan
seperti ini memungkinkan orang mempelajari keterampilan dan menjadi pakar
dalam bidang kegiatan tertentu. Spesialisasi kegiatan ini berkaitan dengan
spesaialisasi, baik tugas individu maupun tugas kelompok dalam organisasi
(pembagian kerja) dan mengelompokkan tugas-tugas tersebut ke dalam unit kerja
(departementasi).

2. Departementalisasi
Departementalisasi merupakan dasar yang dipakai untuk mengelompokkan
pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi adalah upaya mengelompokan
aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas-aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis
dapat diselenggarakan secara serempak. Pertimbangan manajerial yang penting

14
dalam pembentukan departemen adalah dalam menentukan dasar-dasar
pengelompokan pekerjaan. Lima dasar departementalisasi adalah: fungsional,
proses, produk, pelanggan, dan georafi.
Lini Fungsional. Masing-masing departemen fungsional mengerjakan
bagiannya terpisah dari keseluruhan perusahaan.
Lini Proses. Masing-masing departemen proses mengerjakan bagiannya
terpisah dari keseluruhan proses produksi.
Lini Produk. Masing-masing departemen memproduksi dan menjual satu
produk tertentu.
Lini Pelanggan. Masing-masing dari departemen pelanggan memenuhi
kebutuhan produk dan jasa konsumen tertentu.
Lini geografis. Masing-masing departemen wilayah meproduksi dan menjadi
produk di wilayah.
Departementalisasi lainnya adalah:
a. Multi Departemental
b. Departementalisasi campuran: organisasi matriks
c. Departementalisasi di perusahaan multinasional
Efisiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang
bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan
dikelompokkan disebut departementasi.

3. Rantai komando

Rantai komando adalah garis wewenang yang tidak terputus yang


membentang dari tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling bawah dan
mejelaskan siapa melapor dan kepada siapa. Wewenang mengacu pada hak-hak
yang melekat pada posisi manajerial tertentu yang memberitahu orang apa yang
harus dilakukan dan mengaharapkan orang itu melakukannya . untuk
mempermudah koordinasi dan pengambilan keputusan, para manajer organisasi
menjadi bagian dari rantai komando itu dan di anugeragi dengan kadar wewenang
tertentu guna memenuhi tanggung jawabnya. Sewaktu para manajer mengoordinasi
dan memadukan pekerjaan para karyawan , para karyawan tersebut menanggung
kewajiban untuk melaksanakan tugas yang di bebankan. Kewajiban atau harapan
untuk mkelaksanakan itu dikenal sebagai tanggung jawab.Akhirnya prinsip
kesatuan komando membantu melestarikan konsep garis wewenang yang terus
15
menerus. Rantai komando adalah garis komando yang tidak putus yang
menghubungkan seluruh anggota di dalan suatu organisasi. Rantai komando
menentukan siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa. Rantai ini
mempunyai 2 prinsip dasar yaitu :

3.1 Kesatuan komando

Kesatuan komando menyatakan bahwa seorang pekerja seharusnya hanya


punya satu orang supervisor. Supervisor ini adalah orang tempat mereka
mempertanggung jawabkan pekerjaannya. Tidak boleh ada pekerja yang
bertanggung jawab pada 2 atau lebih atasan. Jika ini dilanggar, maka pekerja akan
mengalami tuntutan berlebih, ambiguitas, atau prioritas kerja yang konfliktual. Ini
berakibat sulitnya posisi seorang pekerja dalam melakukan pekerjaannya.

3.2 Prinsip skala

Prinsip skala mengacu pada garis otoritas yang ditentukan secara tegas, dan
ini berlaku bagi seluruh pekerja di dalam suatu organisasi. Aliran manajemen klasik
menyarankan bahwa harus ada rantai komando yang tegas dan tidak terputus yang
menghubungkan semua anggota organisasi, termasuk dengan middle dan senior
management. Ini guna mengantisipasi berkembangnya organisasi menjadi lebih
rumit, bertambahnya manajer, di mana keduanya membuat bertambahnya biaya
operasional organisasi, menghambat komunikasi, dan berdampak pada pemahaman
dan akses antara “wilayah bawah” dan “wilayah atas.” Ujungnya, pembuatan
keputusan akan lebih lambat.

4. Rentang Pengendalian
Rentang pengendalian ialah jarak yang seharusnya dimiliki oleh
seorang atasan (manajer) terhadap bawahannya dengan tujuan agar
pekerjaan dapat berjalan efektif dengan hasil efisien. Rentang Kendali
adalah jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan
secara efektif oleh seorang manajer. Rentang Kendali (span of control)
sangat perlu dalam pengorganisasian, karena berhubungan dengan
pembagian kerja, koordinasi, dan kepemimpinan seorang pemimpin
(manajer).
Rentang Kendali diperlukan dalam suatu organisasi karena adanya
“limits factor (keterbatasan)” manusia, yaitu keterbatasan waktu,
pengetahuan, kemampuan, dan perhatian.

16
Keterbatasan waktu, artinya bahwa pada saat yang bersamaan
seorang pemimpin melakukan pekerjaan yang beraneka macam.
Keterbatasan pengetahuan, artinya bahwa seorang pemimpin tidak
mungkin dapat mengetahui semua pekerjaan dalam perusahaan karena
itu perlu diadakan pembagian pekerjaan kepada bawahannya.
Keterbatasan kemampuan, artinya bahwa seorang pemimpin
perusahaan kemampuannya terbatas, karena itu perlu diadakan batas
jumlah bawahan langsungnya.
Keterbatasan perhatian, artinya bahwa seorang pemimpin terbatas
perhatiannya, ia tidak dapat memperhatikan semua masalah yang
dilakukan bawahannya sehingga perlu diadakan pembatasan jumlah
bawahan langsung yang dipimpinnya.
5. Sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah
kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur
organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di
Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada
pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini
banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan
sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan
efektifitas dan produktifitas suatu organisasi. Sentralisasi dan
desentralisasi ini berkaitan dengan letak pengambilan keputusan. Dalam
struktur organisasi yang disentralisasikan, pengambilan keputusan
dilakukan oleh para pimpinan puncak saja. Dalam dsentralisasi,
kekuasaan pengambilan keputusan didelegasikan kepada individu-
individu pada tingkat-tingkat manajemen menengah dan menengah
bawah. Sentralisasi mengacu pada derajat mana pembuatan keputusan
dikonsentrasikan pada satu titik dalam organisasi. Sentralisasi juga
berlaku tatkala manajemen puncak membuat keputusan kunci organisasi
dengan sedikit atau bahkan tanpa masukan dari tingkatan yang lebih
rendah. Sebaliknya, jika level lebih bawah diberi kesempatan untuk
memberi masukan bagi pengambilan keputusan atau bahkan diberi

17
kewenangan untuk membuat keputusan maka disebut kondisi
desentralisasi.
6. Formalisasi
Formalisasi adalah standar apakah pekerjaan-pekerjaan organisasi
dan taraf dimana perilaku pekerja dipandu oleh beragam aturan dan
prosedur. Dalam organisasi yang sangat terformalisasi, terdapat
deskripsi pekerjaan yang eksplisit, sarat dengan aturan organisasi, dan
secara jelas menggambarkan prosedur yang terkait dengan proses kerja.
Formalisasi diartikan sebagai derajat sejauh mana pekerjaan-pekerjaan
didalam suatu organisasi distandardisasi. Ukurannya adalah banyaknya
aturan-aturan tertulis (writen regulations) di mana anggota organisasi
harus mematuhinya. Organisasi yang memiliki tingkat formalisasi tinggi
biasanya memiliki job discribtion formal, sejauh besar aturan, serta
berbagai proedur dan instruksi kerja yang terdifinisi secara ketat. Tujuan
dan manfaat formalisasi yaitu :
1.konsistensi dan keseragaman, yaitu untuk mencapai output-output
yang idak berubah-ubahkualitasnya.
2. Meningkatkan koordinasi. Untuk tugas yang membutuhkan
koordinasi tiggi di antara anggota organisasi.
3. Penghematan biaya secara ekonomis. Buku-buku manual pekerjaan
diberbagai perusahan besar biasanya dibuat untuk menghemat
biaya(Tanpa nama, 2014)

18
2.5 Empat pilar dalam pengorganisasian

Sebagaimana dikemukakan oleh (James Arthur Finch Stoner,


1995), terdapat empat pilar (building blocks) yang menjadi Fundamentals untuk
melakukan proses pengorganisasian, yaitu :

1. Pembagian kerja (division of work)

Dalam pencapaian tujuan perencanaan, tentunya telah


ditentuan. Keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang telah direncanakan
tersebut, tentunya perlu disederhanakan guna mempermudah
mengimplementasianya.

Upaya untuk penyederhanaan keseluruhan kegiatan pekerjaan yang


mungkin saja bersifat kompleks menjadi sederhana dan spesifik dimana setiap
orang ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan
spesifik tersebut dinamakan sebagai pembagian kerja .

Contoh di dalam bisnis restoran, pembagian kerja dapat berupa pembagian


kerja untuk bagian dapur, pelayanan pelanggan di meja makan, kasir, dll.

2. Pengelompokan pekerjaan ( departmentalization )

Setelah pekerjaan di spesifikan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan


tersebut dikelompokan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis.

Seperti contoh pada restoran bisnis di atas bagian pencatatan menu. Bagian
tersebut bertugas memberitahukan menu kepada bagian dapur, hingga pengiriman
makanan dari bagian dapur kepada pelanggan di meja makan. Kegiatan
tersebut bisa dikelompokan menjadi satu departemen yang saling bekerjasama.

3. Penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy )

Dua konsep penting dalam proses penentuan hierarki yaitu:

a. Span of management control

19
Yaitu berkaitan dengan jumlah orang atau bagian dibawah suatu
departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian tertentu.

Contoh dari bisnis restoran diatas, disetiap bagian diperlukan beberapa


orang dibawah atasan yaitu 1 orang untuk bagian keuangan, 2 orang untuk bagian
dapur, dan 3 orang untuk bagian pelayan.

b. Chain of command

Yaitu menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan bagian mana


yang akan melapor ke bagian yang telah ditentukan. Chain of command juga
menunjukkan garis perintah dalam sebuah organisasi dari hierarki yang paling
tinggi ke hingga hierarki yang paling rendah.

Contoh dapat diketahui bahwa pelayanan 1, pelayan 2, dan pelayanan 3


memiliki batasan kewenangan dalam pekerjaannya di bagian pelayanan dan tidak
berwenang untuk melakukan pekerjaan dibagian keuangan atau dapur. Dan setiap
pelayanan bertanggung jawab kepada kepala bagian pelayanan.

4. Koordinasi ( coordination )

Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dari


berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi tercapai
dengan efektif. Tanpa koordinasi, berbagai kegiatan yang dilakukan oleh setiap
bagian organisasi tidak akan terarah dengan baik.

Contoh pada bagian pemasaran dan bagian keuangan, agar tingkat penjualan
meningkat, maka bagian pemasaran mengusulkan untuk menaikkan biaya promosi.
Jika bagian keuangan dan pemasaran tidak berkoodinasi, dapat dibayangkan akan
terjadi konflik kepentingan antar bagian, padahal kedua bagian tersebut sebenarnya
bermaksud baik bagi kepentingan perusahaan.

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

(Ernie Tisnawati Sule, 2005) menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhi struktur
organisasi antara lain:

20
1. Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh
karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan
maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka,
jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada
perubahan struktur organisasi.
2. Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya
adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi
yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai
cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian
memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang,
organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah
ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi
yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan
pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur
organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan
aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki
jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit,
jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil
biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak
terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
3. Teknologi
Faktor teknologi lebih merujuk pada cara melakukan suatu pekerjaan.
Teknologi juga mengacu pada penggunaan alat bantu dalam organisasi. Kehadiran
teknologi menimbulkan perbedaan efektivitas dan efisiensi sebuah organisasi.
Setidaknya tiap organisasi memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya
manusia, sumber daya finansial, maupun sumber daya fisik.
4. Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan
diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga
termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan
mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan
21
tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang
cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
2.7 Unsur-Unsur Struktur Organisasi

Menurut Siswanto (2005), struktur organisasi memiliki empat unsur utama,


yaitu sebagai berikut:

1. Spesialisasi aktivitas (specialization of activities)

Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan


kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan pengaturan-pengaturan tugas-
tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementasi). Di dalam sebuah
organisasi pembagian tugas pekerjaan adalah keharusan mutlak, tanpa itu kemungkinan
terjadinya tumpang tindih sangat besar. Pembagian tugas pekerjaan pada akhirnya akan
menghasilkan departemen-departemen terkecil dalam organisasi merupakan dasar yang
digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu kelompok.

2. Standarisasi aktivitas (standardization of activities)

Standardisasi kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk


menjamin kelayak-dugaan (predictability) aktivitasnya. Menstandarisasi berarti
menjadikan kegiatan pekerjaan seragam dan taat azas.

3. Koordinasi aktivitas (coordination of activities)

Koordinasi aktivitas yaitu proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dan


fungsi-fungsi sub organisasi dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi,
untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada dalam pencapaian
tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

4. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan (centralization and


decentralization of decision making)

Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi


otoritas pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang di sentralisasi,
keputusan diambil pada tingkat tinggi oleh manajer puncak, atau bahkan oleh seorang

22
saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan keputusan dibagi
diantara para bawahan pada hierarki manajemen menengah dan bawah.

2.8 Bentuk Bagan Organisasi

Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi, yaitu:

1. Bentuk Vertikal
Dalam bentuk ini, sistem organisasi pimpinan sampai organisasi
atau pejabat yang lebih rendah digariskan dari atas ke bawah secara vertikal.
2. Bentuk Mendatar/Horizontal

Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan


sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun atau
digariskan dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.

3. Bentuk Lingkaran
Dalam bentuk lingkaran, saluran wewenangnya dari pucuk
pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
4. Bentuk Setengah Lingkaran
Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai
dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat
lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.

5. Bentuk Elliptical
Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan
sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah digambarkan
dengan pusat Elips kearah bidang elips
6. Bentuk Piramid terbalik
Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai
dengan organisasi atau pejabat terendah digambarkan dalam susunan
berbentuk piramid terbalik.

Contoh struktur organisasi dalam sebuah perusahaan berikut


tugasnya secara singkat

23
Melihat bagan di atas, terlihat bahwa masing-masing mempunyai tugas dan
perannya masing-masing dan kepada siapa seseorang bertanggung jawab. Dan
tujuan dibuat struktur ini agar seseorang dapat bekerja maksimal sesuai dengan
kemampuannya.

Dalam bagan tersebut terdapat arah vertikal dan horizontal. Dimana posisi
yang berada paling bawah bertanggung jawab kepada posisi yang atas dan begitu
seterusnya. Contohnya dalam sebuah perusahaan. Divisi bertanggung jawab kepada
manajer, manajer bertanggung jawab kepada direktur dan seterusnya. Sedangkan
untuk posisi horizontal, lebih menekankan pada sebuah tim dan kolaborasi pada
hierarki yang sama.

1. Direksi
a. Mengatur sebuah perusahaan dengan menetapkan kebijakan
b. Memilih, menunjuk, dan meninjau direktur eksekutif
c. Memegang kekuasaan secara penuh
2. Direktur
a. Mengendalikan kegiatan di bidang keuangan, kesekretariatan, dan
sebagainya
b. Meminta pertanggung jawaban laporan dari tiap bagian-bagiannya
c. Memimpin sebuah manager

3. Manager
a. Bertanggung jawab langsung kepada direktur
b. Melakukan konsultasi sebagai upaya untuk mengkomunikasikan tugas
c. Mengawasi divisi yang berada di bawahnya
4. Divisi
a. Menjalankan tugas yang telah diberikan sesuai dengan tata cara yang benar
b. Menyepakati target kinerja

24
c. Menjalankan kebijakan dan prosedur baku yang telat ditetapkan oleh kantor
pusat
2.9 Metode Pendekatan dalam Departemen Organisasi

Dalam mendesain organisasi, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan oleh
organisasi, yaitu :

1. Pendekatan Fungsional (functional departmentalization)


Proses ini dilakukan berdasaarkan fungsi-fungsi tertentu yang mesti
dijalankan dalam sebuah organisasi.
2. Pendekatan Produk (Product departmentalization)
Proses yang dilakukan yaitu penentuan bagian-bagian dalam organisasi
berdasarkan jenis produk yang dibuat oleh organisasi.
3. Pendekatan Pelanggan (customer departmentalisasi)
Pada pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditetukan
berdasarkan karakteristik pelanggan yang menjadi sasaran pelanggan dari
organisasi.
4. Pendekatan Geografis
Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi
ditentukan berdasarkan wilayah geografis dimana organisasi beroperasi.
5. Pendekatan Matriks
Pendekatan ini pada dasarnya merupakan proses departementalisasi yang
menggabungkan antara pendekatan fungsional dengan pendekatan lain, misalnya
pada produk tertentu

2.10 Keterkaitan antara pembagian kerja, departemensasi, hierarki,


dan koordinasi Pembagian kerja

Menurut Jono M Munandar, dkk(2014) ada keterkaitan antara pembagian kerja,


departemensasi, hierarki, dan koordinasi pembagian kerja yang dapat dirangkum sebagai
berikut:

1. Pembagian kerja

Pembagian kerja merupakan proses di mana masing-masing perseorangan diberi


tugas yang spesifik dan bersifat sederhana.

2. Departemensasi
Departemensasi atau pengelompokkan pekerjaan adalah tahapan di mana masing-
masing individu dikelompokkan sesuai kriteria tertentu setelah mengalami proses
pembagian kerja
3. Hierarki

25
Penentuan relasi antar bagian dalam organisasi(hierarki) merupakan penentuan
relasi antar bagian dalam organisasi baik secara vertikal maupun horizontal
4. Koordinasi
Koordinasi merupakan sebuah proses pencampuran dari semua aktivitas tadi dari
berbagai macam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.

Dari 4 point tersebut, hubungan antara pembagian kerja, departemensasi, hierarki, dan
koordinasi dapat disimpulkan bahwa masing-masing proses tersebut adalah tahapan untuk
membuat struktur organisasi.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Desain dan struktur organisasi adalah sebuah model cara atau konsep secara formal
untuk membagi dan mengelompokkan sebuah pekerjaan untuk setiap masing-
masing individu untuk mencapai tujuan.
2. Macam-macam desain organisasi dibagi menjadi dua, yaitu desain organisasi
tradisional dan kontemporer. Untuk macam-macam struktur organisasi terdapat
enam jenis, yaitu struktur organisasi fungsiona;, divisional, lini, lini dan staff,
matriks, dan komite atau proyek.
3. Fungsi struktur organisasi adlah memberi kejelasan tanggung jawab, menjelaskan
kedudukan dan koordinasi masing-masing penyusun perusahaan, dan menjelaskan
bagaimana jalur hubungan antara masing-masing hierarki
4. Terdapat 6 elemen dalam struktur organisasi, yaitu spesialisasi kegiatam,
departemensasi, rantaii komando, rentang pengendalian, sentralisasi dan
desentralisasi, dan formalisasi.
5. Ada 4 pilar sebagai pondasi dalam struktur organisasi, diantaranya pembagian
kerja, pengelompokkan pekerjaan, penentuan relasi antar bagian dalam organisasi,
dan terakhir koordinasi
6. Faktor-faktor yang mepengaruhi struktur organisasi adalah strategi organisasi, skala
organisasi, teknologi, dan lingkungan
7. Unsur-unsur struktur organisasi yaitu spesialisasi aktivitas, standarisasi aktivitas,
koordinasi aktivitas, dan sentralisasi dan desentralisasi
8. Bentuk bagan organisasi diantaranya bentuk vertical, dan horizontal, lingkaran,
bentuk setengah lingkaran, bentuk elliptical, bentuk pyramid terbalik
9. Metode pendekatan yang dipakai dalam struktur organisasi ada 5, yaitu pendekatan
fungsional, pendekatan produk, pendekatan pelanggan, pendekatan geografis, dan
pendekatan matrix
10. Keterkatitan antara pembagian kerja, departemensasi, hierarki, dan kordinasi adalah
pada tujuan akhir proses tersebut. Dimana proses tersebut dipakai untuk membuat
struktur organisasi yang tepat.

3.2 Saran

Stimulasi mengenai desain dan struktur organisasi sangat penting untuk


diperhatikan dan diterapkan. Harapannya, dengan penerapan mengenai materi inii maka
semua struktur manajemen sebuah organisasi akan tersusun dengan baik dan lebih efektif
serta efisien.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ernie Tisnawati Sule, K. S. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenadamedia Group.

Gramedia. (2022). Pengertian Struktur Organisasi: Fungsi, Jenis, dan Contoh. Diambil
kembali dari Gramedia Blog: https://www.gramedia.com/literasi/struktur-
organisasi/

Helmi, N. (2019). DESAIN ORGANISASI SEBAGAI JAWABAN TERHADAP


HARMONISASI TUGAS DAN FUNGSI ANTAR SATUAN KERJA YANG SERING
TERLUPAKAN. Diambil kembali dari Kementrian Pertahanan RI:
https://www.kemhan.go.id/pusbmn/2019/05/23/desain-organisasi-sebagai-jawaban-
terhadap-harmonisasi-tugas-dan-fungsi-antar-satuan-kerja-yang-sering-
terlupakan.html#:~:text=Desain%20organisasi%20adalah%20pola
%20tentang,struktur%20untuk%20mencapai%20tujuan%20

Jakfar, A. (2010). Desain dan Struktur Organisasi. Diambil kembali dari Manajemen
Organisasi: https://organisasi-manajemen.blogspot.com/2010/05/desain-struktur-
organisasi.html#:~:text=Macam%20-%20macam%20Desain%20Organisasi
%20%3A%20Desain%20Organisasi,dibawah%20koordinasi%20dan%20kontrol
%20dari%20bagian%20atas%20perusahaan.

James Arthur Finch Stoner, R. E. (1995). Management. Jakarta: Erlangga.

Jono M Munandar, d. (2014). Pengantar Manajemen: Panduan Komprehensif


Pengelolaan Organisasi. Bogor: PT Penerbit IPB Press.

nama, T. (2014). Elemen-elemen dalam struktur organisasi. Diambil kembali dari


https://oktadahlan.blogspot.com/2014/06/elemen-elemen-dalam-struktur-
organisasi.html

Nasrudin, A. (2022, Mei 16). Struktur Matriks: Cara Kerja, Keunggulan, Kelemahan.
Diambil kembali dari Cerdasco: https://cerdasco.com/struktur-matriks/

Nasrudin, A. (2022, Mei 16). Struktur Organisasi Berdasarkan Proyek: Keunggulan dan
Kelemahan. Diambil kembali dari Cerdasco: https://cerdasco.com/struktur-
organisasi-berdasarkan-proyek/

Siswanto, B. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrarif dan


Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

28

Anda mungkin juga menyukai