Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Pengorganisasian Untuk
Menciptakan Organisasi Yang Fleksibel dan menjadi salah satu tugas dari mata kuliah
Pengantar Bisnis ini dengan baik dan lancar.
Penulis sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Akhir kata,semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pada khususnya bagi
pembaca.

Langsa, 22 November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
2.1 Pengorganisasian...............................................................................................................5
2.2 Proses Pengorganisasian....................................................................................................5
2.3 Struktur Organisasi............................................................................................................5
2.3.1 Definisi Struktur Organisasi......................................................................................5
2.3.2 Karakteristik Struktur Organisasi..............................................................................6
2.3.3 Elemen Struktur Organisasi.......................................................................................6
2.3.4 Contoh Bagan Struktur Organisasi............................................................................7
2.3.5 Cara Merancang Struktur Organisasi........................................................................8
2.3.6 Faktor-faktor Perancangan Struktur Organisasi........................................................9
2.3.7 Unsur-Unsur Struktur Organisasi..............................................................................9
2.4 Desain Organisasi Yang Umum.......................................................................................10
2.4.1 Strategi Dan Desain Organisasi.................................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................12
3.2 Saran..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota
organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Manusia merupakan unsur
terpenting dalam pengorganisasian karena manusia terdapat di dalam tugas-tugas yang saling
berhubungan.
Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan
mana organisasi dikelola. Sturktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang menunjukkan
kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi.
Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarlisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja.
Pengorganisasian dalam konteks perubahan social menjadi titik strategis yang harus
menjadi perhatian dengan seksama. Keberhasilan mencapai titik perubahan akan sangat
ditentukan oleh pengorganisasian. Tanpa suatu pengorganisasian yang kuat, memadai dan
sistematis maka perubahan social hanya akan bergantung pada niat baik kekuasaan, pasar
politik atau situasi lain yang tidak pasti. Satu-satunya faktor yang menentukan bahwa sebuah
gerakan akan tetap berjalan pada relnya dan dapat mencapai tujuannya adalah
pengorganisasian yang dipandu oleh kepemimpinan dan garis politik yang memihak kepada
rakyat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Pengorganisasian ?
2. Bagaimana proses pengorganisasian ?
3. Bagaimana struktur organisasi ?
4. Bagaimana cara merancang struktur organisasi ?
5. Bagaimana faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi ?
6. Bagaimana desain organisasi yang umum ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui pengorganisasian
2. Mengetahui proses pengorganisasian
3. Mengetahui struktur organisasi
3
4. Mengetahui cara merancang struktur organisasi
5. Mengetahui faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi
6. Mengetahui desain organisasi yang umum

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota
organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

2.2 PROSES PENGORGANISASIAN


Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini :
1) Pemerinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga
tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak
efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
3) Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan
para anggota organisasi menjadi satu-kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme
pengkoordinasi ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada
tujuan organisasi dan mengurangi ketidak-efisienan dan konflik-konflik yang merusak.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat
mencapai tujuannnya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup
aspek-aspek penting organisasi dan pengorganisasian, yaitu:
a) Pembagian kerja
b) Departementalisasi (Departementasi)
c) Bagan organisasi formal
d) Rantai perintah dan kesatuan perintah
e) Tingkat-tingkat hirarki manajemen
f) Saluran komunikasi
g) Penggunaan komite
h) Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.

2.3 STRUKTUR ORGANISASI


2.3.1 Definisi Struktur Organisasi
Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan
mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap dan hubungan-hubungan dimana diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang
5
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam
organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarlisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja.

2.3.2 Karakteristik Struktur Organisasi


Struktur organisasi memiliki dua karakteristik, yaitu:
a) Keseimbangan dalam organisasi
Keseimbangan dalam organisasi ini sangat penting mengingat adanya beberapa bagian
didalamnya. Sebuah organisasi dapat dikatakan seimbang/imbang apabila masing-masing
bagian/fungsi dialokasikan modal dan tenaga kerja yang sesuai dengan sumbangannya
terhadap pencapaian tujuan.
b) Fleksibel
Fleksibel merupakan kemampuan dari struktur organisasi untuk menyesuaikan diri
terhadap semua perubahan-perubahan yang terjadi, seperti : perubahan kegiatan, perubahan
jumlah karyawan, perubahan formasi jabatan dsb. Perubahan-perubahan yang perlu
disesuaikan lebih dahulu adalah perubahan yang terjadi dalam jangka pendek. Selain itu,
kemampuan kerja seseorang juga perlu diperhatikan.

2.3.3 Elemen Struktur Organisasi


Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak
mendesain struktur, antara lain:
a) Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam
beberapa pekerjaan tersendiri.
b) Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara
bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
c) Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari
puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab
kepada siapa.
d) Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara
efisien dan efektif.
e) Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi
adalah lawan dari sentralisasi.
f) Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

6
2.3.4 Contoh Bagan Struktur Organisasi
Penjelasan :
Bagan diatas merupakan contoh dari bagan suatu perusahaan yang pada umumnya. Pada
setiap perusahaan pasti memiliki sejumlah tatanan-tatanan yang terdiri dari direktur atau
pemimpin perusahaan, manajer (pembantu khusus direktur), dan bagian divisi pelaksana
perusahaan.
Pada bagian general manager/pemimpin suatu perusahaan merupakan puncak dari
segala aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam segala hal yang mencakup dari seluruh
aspek yang dilakukan bawahannnya yang menjadikannya sebagai pengawas dan pemberi
keputusan yang mutlak bagi seluruh pemilik perusahaan. Pada bagian manajer/ kepala bidang
divisi merupakan pembantu khusus dari pemimpin perusahaan untuk beberapa divisi yang
dimiliki perusahaan dan memimpin satu divisi yang dan melakukan tugasnya dengan sesuai
perintah pemimpin perusahaan dan bertanggung jawab atas divisi tersebut. Setiap manajer,
memimpin tiap divisinya dengan memiliki bawahan yang siap membantu kinerja dan
integritas manajer yang mendukung setiap kemajuan dari perusahaan.

Penjelasan : Suatu perusahaan memiliki bagian-bagian struktur terpenting, berikut


struktur dan pembagian tugasnya.
Komisaris adalah pemilik dari perusahaan. President direktur bertugas mengepalai
semua prosedur yang berjalan dalam suatu perusahaan. Managing direktur bertugas untuk
memanage berjalannya suatu pelaksana yang akan dirinci seperti misalnya, sebuah kerja sama
yang akan dilakukan kadalam perusahaan lain membantu president direktur.
General Manager bertugas memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang
mengepalai beberapa atau seluruh manajer fungsional. Manager bertugas bertanggung jawab
pada suatu perusahaan atau organisasi. Supervisor bertugas untuk mengawasi atau mengamati
suatu kegiatan yang dijalankan dalam sebuah perusahaan. Seorang supervisor tidak berkenan
mengatur sesuatu yang ada di dalam perusahaan. Kepala Bagian bertugas untuk mengikut
sertakan anggotanya pada berjalannya suatu kegiatan yang ada pada perusahaan.
Sebuah perusahaan mempunyai pemilik yang disebut sebagai komisaris perusahaan.
Sebuah perusahaan akan memiliki kualitas yang baik jika semua dikerjakan dan dilakukan
oleh kerja sama yang baik dengan tidak melakukan kecurangan dalam sebuah proyek yang
akan dikerjakan. Dengan ini perusahaan lain akan melihat sebuah eksperimen untuk
melakukan kerjasama yang mungkin akan bisa menguntungkan satu sama lain.
Semua ini dilakukan demi menunjukkan bahwa perusahaan yang dimiliki sebagai
implementasi setiap perusahaan yang akan bermodal tinggi dan mungkin bisa melakukan
7
kerjasama dengan perusahaan asing yang akan menghasilkan nilai keuntungan yang sangat
tinggi. Dan suatu perusahaan akan lebih merasa nyaman bila suatu kekerabatan yang mungkin
bisa menjadi suatu nilai positif dalam perusahaan tersebut.

2.3.5 Cara Merancang Struktur Organisasi


1. Rancanglah struktur organisasi sesuai dengan misi dan visi organisasi Anda.
Dengan kata lain, tujuan atau sasaran organisasi harus jelas sebelum Anda membuat
struktur yang baku. Kadang ada yang buru-buru membuat struktur tanpa kejelasan tentang
apa yang diharapkan dari organisasi. Hindarilah membuat bagan organisasi tanpa tujuan
organisasi yang jelas.
2. Rancanglah susunan organisasi setelah organisasi Anda merumuskan bisnis proses
utama untuk mencapai sasaran organisasi.
Ini membantu anda menemukan proses bisnis atau aktifitas apa yang anda butuhkan
untuk menghasilkan produk dari organisasi Anda. Akan lebih mudah mengembangkan
struktur dengan kejelasan aktifitas. Bukan hanya itu saja, dengan adanya bisnis proses akan
jelas juga berapa orang pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan tugas tersebut dan
kualifikasi apa saja yang dibutuhkan dari pekerja.
3. Susunlah susunan organisasi Anda dengan mempertimbangkan bakat dan
kemampuan yang dimiliki pekerja.
Bisa saja organisasi yang anda kira memiliki banyak talenta selama ini, tapi tidak
digunakan atau dioptimalkan. Gunakanlah talenta-talenta yang ada dan optimalkanlah bakat
dan kemampuan mereka. Hindarilah persepsi-persepsi negatif tentang kinerja pekerja-
pekerja di organisasi Anda. Sering orang tidak menunjukkan kinerja bagus karena pekerjaan
yang mereka lakukan di luar dari skop talenta dan 'passion' mereka.
4. Pertimbangkanlah umur pekerja ketika Anda menempatkan pekerja pada
jabatan-jabatan yang telah Anda rancang.
Hindarilah menempatkan pekerja pada jabatan yang tidak sesuai dengan keahlian dan
bakatnya. Tanpa Anda sadari, ini akan membuat mereka menghasilkan kinerja kerja yang
rendah.
5. Lakukanlah self-assesment kepada pekerja-pekerja untuk mendukung bahwa
jabatan mereka saat ini masih relevan dengan bakat dan talenta mereka.
Orang yang punya kinerja hebat pada pekerjaan tertentu belum tentu memiliki kinerja
yang sama pada pekerjaan lain. Pertimbangkanlah prinsip ini bila anda menempatkan
seseorang pada jabatan tertentu.

8
6. Berbicaralah dengan pekerja bahwa posisi yang Anda tawarkan pada pekerja bisa
tidak sesuai dengan bakat dan talentanya.
Tidak selalu ada posisi yang terbaik buat setiap pekerja di organisasi. Kadang talenta dan
kemampuan yang dibutuhkan tidak selalu ada pada pekerja atau posisi yang ada tidak selalu
sesuai dengan bakat dan talenta pekerja. Komunikasikanlah bahwa posisi yang Anda
tawarkan kepada pekerja mungkin tidak akan menghasilkan kinerja baik. Ini akan menolong
pekerja apakah ia akan ambil jabatan tersebut atau memilih pindah ke perusahaan lain, yang
mungkin baik buat pekerja maupun organisasi Anda sendiri.

2.3.6 Faktor-faktor Perancangan Struktur Organisasi


1) Strategi Organisasi untuk mencapai tujuan.
2) Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi
barang-barang atau jasa yang akan membedakan bentuk struktur organisasi. Sebagai
contoh, perusahaan mobil yang mempergunakan teknologi industri massal akan
memerlukan tingkat standardisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibandingkan
perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan perubahan mode.
3) Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan dan
cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatiakn
dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan
juga akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara satuan-
satuan kerja pada rancangan struktur organisasi.
4) Ukuran Organisasi, besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan
kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran
organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur
yang tepat.

2.3.7 Unsur-unsur Struktur Organisasi


1) Spesialisasikegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok
kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi
satuan-satuan kerja (departementalisasi)
2) Standardisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk
menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
3) Koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-
fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.

9
4) Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukkan lokasi (letak)
kekuasaan pembuatan keputusan.
5) Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.

2.4 Desain Organisasi yang Umum


Desain organisasi meliputi :
1) Struktur sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar
departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada
seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam
usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.
Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan,
kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu
kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di
organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi
berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung
menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
2) Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang
dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang
dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang
kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang
terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang
diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional
dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi.
Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan
aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan
menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan
terprogram yang mapan.
3) Struktur matriks
Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan
di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan

10
pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah,
universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi:
fungsional dan produk Kekuatan departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada
penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari
memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan produk.
Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional
yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran.
Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang
berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh,
departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang
terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan. Matriks berupaya
menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.

2.4.1 Strategi dan desain organisasi


1) Strategi Generik
a) Keunggulan biaya (Cost Leadership)
Menyatakan bahwa perusahaan akan mengungguli persaingannya dengan menjadi
produsen pembiaya rendah.
b) Diferensi (Diferentation)
Penciptaan produk yang diperkirakan akan menjadi produk unik.
c) Fokus (Focus)
Meliputi pencapaian keunggulan biaya atau diferensiasi atau keduanya dipangsa pasar
tertentu.
2) Strategi Pertumbuhan
a) Perluasan volume : penambahan produksi.
b) Perluasan biografis : memperluas wilayah kerja.
c) Integrasi vertikal : menciptakan fungsi yang lain untuk menarik pelanggan.
d) Difersifikasi : penciptaan dan pengembangan.

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan
tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang
melingkupinya. Keberhasilan manajer mengelola organisasi tergantung pada kemampuannya
menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan anggota organisasi untuk mencapai
tujuan.
Struktur organisasi merupakan mekanisme-mekanisme formal dalam mengelola
organisasi berdasarkan unsur spesialisasi, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. Struktur organisasi juga
mengandung pengertian sebagi system atau jaringan kerja dari tugas-tugas, pelaporan
relationship dan komunikasi yang menghubungkan pekerjaan individual dan kelompok.
Penstruktural kembali atau restructuring mengacu pada perubahan dari sebuah struktur
organisasi dalam usahanya meningkatkan kinerja.

3.2 Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan
dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka sebaiknya
diterapkan dalam bentuk actual di lapangan.

12
DAFTAR PUSTAKA

T.Hani Handoko, Manajemen, EDISI 2 Penerbit BPFE Yogyakarta, 1999.


Yahya Yohannes.2006. Pengantar Manajemen.Jakarta:Graha Ilmu.
George R. Terry.2000. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta:Bumi Aksara.
http://bagusprostyle.blogspot.com/2012/04/desain-organisasi-yang-umum.html.
http://www.putra-putri-indonesia.com/struktur-organisasi.html
http://kamalludinka29.blogspot.com/2011/10/struktur-organisasi.html

13

Anda mungkin juga menyukai