Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

STRUKTUR DAN PERILAKU ORGANISASI

Oleh :

Sovie Iriani Makunimau 14180000002


Sopa Ainun Musahilla 14190000002
Boy Samba 14190100001
Bayu Agusti lutfian 14190000005

PROGRAM STUDI SARJANA ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa,oleh karena rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.selain sebagai
tugas kelompok dari mata kuliah “ STRUKTUR DAN PRILAKU ORGANISASI”
makalah ini juga bertujuan memberi informasi kepada pembaca tentang informasi
struktur dan prilaku organisasi.

Dalam kesempatan ini,kami mengucapkan banyak terima kasih untuk semua


pihak yang telah membantu.

Kami sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini terdapat banyak


kesalahan,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan
agar kedepannya mampu lebih baik lagi.

Jakarta, 26 September 2019

Penyusun
Daftar isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................5
C. TUJUAN....................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
A. Definisi Struktur Organisasi......................................................................................6
B. Elemen-Elemen Struktur Organisasi.........................................................................6
C. Definisi Desain Organisasi........................................................................................7
D. Perilaku Organisasi.................................................................................................13
E. Lingkup Prilaku Organisasi......................................................................................15
F. Factor Penentu Perilaku Individu Dalam Organisasi...............................................15
G. Fondasi Perilaku Individu, Sikap , Dan Kepuasan Kerja...........................................18
BAB III.....................................................................................................................................21
PENUTUP............................................................................................................................21
Kesimpulan.....................................................................................................................21
Dafrat pustaka........................................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagi sebuah perusahaan adanya struktur organisasi sangat diperlukan.


Terutama bagi mereka yang percaya bahwa bagan organisasi diperlukan guna
menjamin manajemen yang efektif, akan menjadi bingung bila hal tersebut
tidak ada. Individu tidak akan memahami pekerjaan mereka, apa yang harus
dilakukan, bagaimana pekerjaan mereka akan bisa memenugi pekerjaan
subunit lain. Dengan tidak adanya bagan organisasi untuk mengklarifikasikan
hubungan, maka hal yang tidak logik dan kekaburan akan terjadi.
Kenyataannya, setiap proses dari pembuatan bagan organisasi merupakan tes
yang baik bagi keberadaan bagian tersebut, karena setiap hubungan yang tidak
bisa dibuatkan bagannya tampkanya akan menjadi kurang kuat dan karenanya
membingungkan mereka yang bekerja di dalamnya.
Mereka yang mendukung dengan kuat percaya bahwa manajemen
akan memilih struktur organisasi dengan spesifikasi tertulis atas persyaratan-
persyaratan penting dari masing-masing tingkat manajemen, departemen ,
komite dan pekerjaan atau kelompok pekerjaan yang sama. Materi ini
memberikan kepada kita individu dan kelompok informasi guna membantu
memahami bagaimana usaha mereka berkorelasi dengan usaha pihak lain.
Dibeberapa contoh, perusahaan kecil yang dapat berjalan dengan baik di tahap
awal perkembangan mereka, mulai gagal bila pendirinya tidak bisa terus
menerus memanajemeni denan gaya pribadi mereka. Transisi dari
keberhasilan perusahaan kecil menjadi perusahaan besar ang berhasil,
terganggu karena karyawan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
kepribadian dan keterampilan khusus mereka dibanding dengan pekerjaan
yang diperlukan utnuk kinerja organisasi. Bagan organisasi dan dokumen
pendukung diperlukan dari saat awal keberadaan perusahaan, tidak hanya bila
telah menjadi besar bagi satu orang untuk memanajemeni.
Struktur organisasi dihasilkan dari keputusan manajerial mengenai
empat atribut penting dari seluruh organisasi: pembagian kerja, dasar
departementasi, ukuran departemen, dan pendelegasian wewenang. Keputusan
yang dibuat manajer dipengaruhi oleh faktor desain pekerjaan dan desain
organisasi seperti perbedaan individu, kompetensi tugas, teknologi ,
ketidakpastian lingkungan strategi, dan karakteristik manajer tertentu. Atribut
struktur menentukan seberapa luas organisasi mencerminkan dimensi formal,
kompleksitas dan sentralisasi. Struktur organisasi berkontribusi pada
efektivitas organisasi dan hubungannya dalam menjustifikasi minat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian struktur organisasi


2. Macam struktur organisasi
3. Peran dan fungsi struktur organisasi dalam mencapai sukses organisasi

C. TUJUAN

Adapun yang menjadi tujuan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui pengertian struktur organisasi
2. Untuk mengetahui apa saja yang terkandung dalam struktur organisasi
tersebut
3. Untuk mengetahui bentuk dan fungsi struktur organisasi tersebut
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi,


dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Definisi struktur
organisasi menurut para ahli:
- Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal
organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan
dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins dan
Coulter, 2007:284).
- Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme
formal dengan mana organisasi dikelolah (Handoko, 2003:169).
- Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang
dan pekerjaan (Gibson dkk, 2002:9).
- Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi,
pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang
pejabat, bidang dan hubungan Universitas Sumatera Utara
pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan
sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004:128).

B. Elemen-Elemen Struktur Organisasi

Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer
ketika hendak mendesain struktur, antara lain:
- Spesialisasi pekerjaan → Sejauh mana tugas-tugas dalam
organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
- Departementalisasi → Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan
pekerjaan secara bersama-sama → Departementalisasi dapat
berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
- Rantai komando → Garis wewenang yang tanpa putus yang
membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan
menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
- Rentang kendali → Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh
seorang manajer secara efisien dan efektif.
- Sentralisasi dan Desentralisasi → Sentralisasi mengacu pada
sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada
satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari
sentralisasi.
- Formalisasi → Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam
organisasi dibakukan.

C. Definisi Desain Organisasi

Desain organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai


komponen dan bagian organisasi. Desain organisasi memberikan kerangka
yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan
penghubung antar posisi para anggota organisasi. Jika seseorang memiliki
suatu wewenang, maka dia harus dapat mempertanggung jawabkan
wewenangnya tersebut.
- Desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai
proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja
jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian,
keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan
sebuah struktur organisasi

1. Desain organisasi umum


 Struktur sederhana
sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang
rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada
seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling
banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan
pemilik adalah orang yang satu dan sama.
- Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang
tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan
dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas.
- Kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan
di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur
sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi
berkembang karena formalisasinya yang rendah dan
sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan
beban (overload) di puncak.
 Birokrasi
sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang
dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal,
tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen
fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan
pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan
utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan
yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah
dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik
subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan
tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan besar lainnnya adalah
ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak
ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang
karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi
dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
 Struktur matriks
sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur
matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat
terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan
konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas,
perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan. Pada
hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk
departementalisasi: fungsional dan produk Kekuatan
departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para
spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari
memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus
untuk keseluruhan produk.Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya
mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar
kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran.
Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan
kerugian yang berlawanan.Departementalisasi ini memudahkan
koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat
waktu dan memenuhi target anggaran.Lebih jauh, departementalisasi
ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang
terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan
kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari
menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.

Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia


mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam
struktur matriks memiliki dua atasan -manajer departemen fungsional
dan manajer produk.Karena itulah matriks memiliki rantai komando
ganda.

2. Desain Struktur Organisasi Modern

 Struktur tim
Pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa
struktur ini meniadakan kendala-kendala departemental dan
mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur
tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus
spesialis.
 Organisasi virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan
fungsi-fungsi utama bisnis secara detail.
 Organisasi Nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha
menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas,
dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.
 Model Desain Struktur Organisasi
Ada empat model ekstrem dari desain organisasi.
- Model mekanistis → sebuah struktur yang dicirikan oleh
departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan
informasi yang terbatas, dan sentralisasi.
- Model organik → sebuah struktur yang rata, menggunakan tim
lintas hierarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang
rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan
mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.
- Model Piramid → model ini di buat persis sebuah piramida.
- Model Horizontal → Model ini dibuat dengan manarik garis
lurus secara horizontal dengan pembagian funsional masing-
masing bersama tugasnya masing-masing.

3. Faktor Penentu Struktur Organisasi

Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan


sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-
faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur
suatu organisasi:
 Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan
manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan
dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan
struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi.
Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi
organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan
mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa
ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan
imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk
masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya
produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi
biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara
ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang
tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi
yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya
setelah viabilitas terbukti.
 Ukuran organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah
organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai
contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang
atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi,
departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan
daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier.
Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin
menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi
meluas.
 Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah
input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu
teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber
daya fisik menjadi produk atau jasa.
 Lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau
kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi
kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok,
pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok
tekanan publik, dan sebagainya. Struktur organisasi dipengaruhi oleh
lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa
organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak
kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul
pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini,
atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik
yang mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain
menghadapi lingkungan yang sangat dinamis -peraturan pemerintah
cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru,
kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang
terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan,
lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para
manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian
adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi,
manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk
mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian
struktur organisasi.

D. Perilaku Organisasi

suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu


dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).Perilaku
organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah
sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan
memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik,
antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini
adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.
1. Teori atau ilmu perilaku organisasi (organization behavior) pada
hakekatnya mendasarkan kajiannya pada ilmu perilaku itu sendiri
(akar ilmu psikologi), yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya
pada tingkah laku manusia dalam organisasi. Dengan demikian,
kerangka dasar teori perilaku organisasi ini didukung oleh dua
komponen pokok, yakni individu-individu yang berperilaku dan
organisasi formal sebagai wadah dari perilaku tersebut. Jadi, perilaku
organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek – aspek tingkah
laku manusia dalam organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Pengertian ini sesuai dengan rumusan Kelly dalam bukunya
Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa perilaku organisasi
di dalamnya terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu
pihak dan perilaku individu di lain pihak. Kesemuanya ini memiliki
tujuan praktis yaitu untuk mengarahkan perilaku manusia itu kepada
upaya-upaya pencapaian tujuan.Pengertian prilaku organisasi menurut
beberapa ahli,sebagai berikut :
- Toha (2001) bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah suatu
studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu
organisasi atau suatu kelompok tertentu.
- James L. Gibson, John. M. Ivancevich, James. H. Donelly
Jr. (1986) menyebutkan bahwa yang dimaksud perilaku organisasi
adalah studi tentang perilaku manusia, sikapnya dan hasil karyanya
dalam lingkungan keorganisasian.
- Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi
yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada
perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan
semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi.
E. Lingkup Prilaku Organisasi

 Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku


individu atau kelompok yang terdapat dalam organisasi tersebut. Oleh karena
itu – sebagaimana telah disinggung diatas – pengkajian masalah perilaku
organisasi jelas akan meliputi atau menyangkut pembahasan mengenai
perilaku individu atau kelompok. Dengan demikian dapat dilihat bahwa ruang
lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi internal
dari suatu organisasi.Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur,
komponen atau sub sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain adalah :
- Motivasi – kepemimpinan - stres dan atau konflik - pembinaan karir -
masalah sistem imbalan - hubungan komunikasi - pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan - produktivitas dan atau kinerja
(performance) – kepuasan - pembinaan dan pengembangan organisasi
(organizational development) - dan - sebagainya.

Sementara itu aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternal organisasi


seperti faktor ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi,
kependudukan dan sebagainya, menjadi kajian dari ilmu manajemen
strategik (strategic management). Jadi, meskipun faktor eksternal ini juga
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan organisasi
dalam mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalam
konteks ilmu perilaku organisasi.

F. Factor Penentu Perilaku Individu Dalam Organisasi

Organisasi adalah suatu perserikatan atau persatuan individu-individu


yang bekerjasama untuk mengemban visi dan misi yang sama atau tujuan
yang sama. Suatu organisasi dikatakan baik apabila diakui keberadaannya
oleh masyarakat atau lingkungan sekitar karena memberi kontribusi tertentu
dalam masyarakat atau lingkungan tersebut. Perilaku individu dalam
organisasi merupakan bentuk interaksi antara karakterikstik individu dengan
karakteristik organisasi. Perilaku setiap individu dalam organisasi pasti
beragam atau berbeda-beda, karena individu satu pasti berbeda dengan
individu lainnya. Karakteristik yang dimiliki individu akan dibawa ketika
individu tersebut memasuki lingkungan baru, yaitu organisasi, dan organisasi
juga merupakan suatu lingkungan yang memiliki karakteristik tersendiri, jadi
terkadang terjadi disconnect antara karakter individu dengan karakter
organisasi.Faktor yang mempengaruhi hal itu adalah:

1. Ciri-ciri biologis, mencakup:

 Umur, umur berpengaruh terhadap bagaimana perilaku induvidu,


termasuk bagaimana kemampuannya untuk bekerja, dan merespon
stimulus yang diberikan individu lainnya.
 Jenis kelamin, wanita lebih patuh terhadap aturan dan otoritas,
sedangkan pria lebih agresif sehingga lebih besar mencapai
kesuksesan walaupun perbedaan itu terbukti sangat kecil.
 Status perkawinan, penelitian membuktinkan bahwa orang yang telah
berumah tangga relatif lebih baik dibandingkan dengan yang masih
single.
 Jumlah atau banyaknya tanggungan, penelitian menunjukkan bahwa
lebih banyak tanggungan dalam keluarga berpengaruh terhadap
produktivitas karyawan.
 Masa kerja, revelensi masa kerja adalah berkaitan dengan senioritas
dalam pekerjaan.
2. Kepribadian, kepribadian sebagai cara dengan mana individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang lain. Bentuk-bentuk kepribadian pada akhirnya
mempengaruhi perilaku organisasi.
3. Kemampuan, yang dimaksud dengan kemampuan adalah kapasitas
seseorang untuk melaksanakan beberapa kegiatan dalam satu pekerjaan.
Untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan kemampuan yang terstruktur
untuk mengeksploitasi kinerja-kinerja yang menghasilkan produktifitas.
4. Pembelajaran atau Belajar, belajar adalah proses perubahan yang relatif
konstan dalam tingkah laku yang terjadi karena adanya pengalaman atau
latian. Belajar tidak hanya mengubah sikap dan pikiran tetapi yang lebih
penting lagi belajar harus mengubah perilaku subjek ajar.
5. Sikap, sikap merupakan faktor yang harus dipahami agar dapat memahami
individu lain. Dengan saling memahami sikap individu maka organisasi
dapat berjalan dengan baik.
6. Persepsi, merupakan suatu proses memperhatiakan dan menyeleksi,
mengorganisasikan, dan menafsirkan stimulus lingkungan.
7. Kepuasan kerja, kepuasan kerja mempengaruhi produktifitas atau kinerja
karyawan, semakin puas individu tersebut dalam bekerja maka akan betah
berada dalam organisasi, dan bila individu tidak puas maka akan
mempengaruhi kinerjanya, seperti berhenti kerja atau selalu terlambat
datang.
8. Stress, stresss dapat mengakibatkan tidak sinkronnya mental dan fisik
individu, yang bisa menyebabkan menjadi tidak produktif individu
tersebut dalam organisasi.
G. Fondasi Perilaku Individu, Sikap , Dan Kepuasan Kerja

1. Fondasi Perilaku Individu


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seorang individu,
terutama perilaku individu di dalam sebuah organisasi:
a. Karakteristik Biografi (biographical characeristic) adalah karakter-
karakter personal yang melekat di diri seorang individu seperti usia,
gender, dan status pernikahan.
b. Kemampuan (ability) adalah kapasitas yang dimiliki oleh seorang
individu untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, terdiri dari
kemampuan intelektual (IQ) dan kemampuan fisik.
c. Pembelajaran (learning), perilaku individu tidak muncul secara tiba-
tiba. Seorang bayi tidak langsung tahu cara melakukan sesuatu tanpa
diajari terlebih dahulu oleh orang tuanya. Oleh sebab itu,
pembelajaran menjadi salah satu faktor yang menentukan perilaku
seorang individu.
2. Sikap (attitude)
Sikap atau attitude diartikan sebagai pernyataan evaluatif atau penilaian
terhadap suatu objek, orang atau peristiwa.
Robbins dan Judge (2009) mengungkapkan ada tiga komponen yang
membangun sikap atau attitude yaitu:
a. Komponen Kognitif, komponen ini merupakan komponen inti dari
sikap yang berupa penjelasan atau kepercayaan tentang suatu hal
b. Komponen Afektif, merupakan komponen sikap yang bersifat
emosional atau bagaimana seseorang merasakan sesuatu hal. Seperti
apakah ia merasa senang atau merasa tidak senang.
c. Komponen Perilaku, yaitu intensi untuk berperilaku tertentu terhadap
seseorang atau suatu hal yang didasarkan pada keyakinan dan
perasaan yang dimiliki individu terhadap seseorang atau suatu hal
tersebut.

Tiga komponen sikap tersebut memberikan pemahaman bahwa sikap


individu dibentuk oleh kognisi dalam menggunakan rasio yang
dikombinasikan dengan kekuatan emosi yang akan mendorong seseorang
individu untuk menunjukkan perilaku tertentu.

3. Kepuasan Kerja (job satisfaction)


Kepuasan kerja atau Job Satisfaction diartikan sebagai sikap individu
terhadap pekerjaannya. Seseorang yang memiliki kepuasan kerja yang
tinggi akan memiliki sikap yang positif terhadap pekerjaannya. Kepuasan
kerja seseorang biasanya diukur dengan menggunakan pendekatan
summation score. Pendekatan ini mencoba mengukur kepuasan kerja
seorang individu dilihat dari enam elemen kunci pekerjaan yaitu;
pekerjaan saat ini, atasan atau penyelia, teman sekerja, gaji yang
diperoleh, kesempatan promosi dan pekerjaan secara umum. Kepuasan
kerja ini, menurut Robbins, memiliki pengaruh dan dampak-dampak
terhadap produktivitas, tingkat absensi dan tingkat turnover.
4. Determinan Kepuasan Kerja
a. Lingkungan Kerja
Merupakan faktor yang berkaitan dengan hubungan antara seseorang
dengan rekan kerjanya maupun atasannya, baik yang sama maupun
yang berbeda jenis pekerjaannya.
b. Atasan / Gaya Kepemimpinan
Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan
kerja. Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan
bawahannya. Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana
atasan membantu karyawannya tersebut. Tingkat kepuasan kerja yang
paling besar dengan atasan adalah jika kedua jenis hubungan bersifat
positif.
c. Sifat Pekerjaan dan Aktivitas Kerja
Menikmati pekerjaan itu sendiri hampir selalu merupakan segi yang
paling berkaitan erat dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi secara
keseluruhan. Pekerjaan menarik yang memberikan pelatihan, variasi,
kemerdekaan, dan kendali dapat memuaskan sebagian besar individu.
Dengan kata lain, seorang individu lebih menyukai pekerjaan yang
menantang dan mengembangkan semangat kerja daripada pekerjaan
yang dapat diramalkan dan rutin.
d. Benefit
Benefit, dalam hal ini adalah manfaat atau keuntungan yang didapat
seseorang saat menjadi anggota suatu organisasi, berpengaruh
terhadap kepuasan kerja. Ketika seseorang menganggap bahwa
dengan mengikuti organisasi tersebut akan mendatangkan banyak
manfaat bagi dirinya, maka kepuasan kerja mereka akan meningkat.
Ada beberapa respon yang diberikan oleh individu apabila ia
merasakan ketidakpuasan di tempat kerjanya.
 Individu memutuskan untuk keluar dari organisasi (exit).
 Mencoba memperbaiki keadaan di dalm organisasi (voice).
 Secara pasif menunggu perubahan kondisi organisasi (loyalty).
 Mengabaikan kondisi yang ada di dalam organisasi (neglect).
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Struktur organisasi adalah struktur yang terdiri dari hubungan antar


pekerjaan dan kelompok pekerjaan yang relative tetap dan stabil dengan
tujuan mempengaruhi perilaku individu dan kelompok guna mencapai
prestasi yang efektif.
2. Untuk merancang sebuah struktur organisasi yang baik dalam sebuah
organisasi diperlukan enam elemen utama, yaitu
- Spesialisasi pekerjaan → Sejauh mana tugas-tugas dalam
organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
- Departementalisasi → Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan
pekerjaan secara bersama-sama → Departementalisasi dapat
berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
- Rantai komando → Garis wewenang yang tanpa putus yang
membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan
menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
- Rentang kendali → Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh
seorang manajer secara efisien dan efektif.
- Sentralisasi dan Desentralisasi → Sentralisasi mengacu pada
sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada
satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari
sentralisasi.
- Formalisasi → Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam
organisasi dibakukan.
3. Desain organisasi umum

• Struktur sederhana

• Birokrasi

• Struktur matriks

4. Desain struktur organisasi moderen

• Struktur tim

• Organisasi virtual

• Organisasi nirbatas

• Model Desain Struktur Organisasi

5. Faktor penentu struktur organisasi

• Strategi

• Ukuran organisasi

• Teknologi

• Lingkungan

Dafrat pustaka
http://hannzrahma.blogspot.com/2017/01/makalah-struktur-organisasi-
perilaku.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi
https://www.google.com/search?
q=6+elemen+organisasi&oq=6+elemen+organisasi&aqs=chrome..69i57j0l5.2
7769j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://ramesia.com/struktur-organisasi/
https://triputronugroho.wordpress.com/2015/12/26/3-3-desain-dan-struktur-
organisasi/
https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf=ACYBGNQ3TZ-
l_6yMzwyiqfE2qhyiqU45OA%3A1569722259317&ei=kw-
QXYiGE8PD3LUPm6qv8Ag&q=desain+struktur+organisasi&oq=desain+str
uktur+organisasi&gs_l=psyab.3..0l10.39299.51554..52529...1.2..4.473.6140.2
j22j3j2j3......0....1.gwswiz.....10..0i71j0i22i30j35i362i39j35i39j0i67j0i131.j3S
3FZpy3lU&ved=0ahUKEwjIm6aN9_TkAhXDIbcAHRvVC44Q4dUDCAo&
uact=5
https://www.kompasiana.com/ghusyarahimapramudhitan/551f737aa33311e32bb6
6ef3/faktorfaktor-yang-mempengaruhi-perilaku-individu-dalam-organisasi

Anda mungkin juga menyukai