“Manajemen Risiko”
Disusun Oleh :
Ferani Gita Putri (14180100001)
Penyusun
DAFTAR IS
Page 1
I
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................1
RISIKO........................................................................................................................................................4
A. PENGERTIAN RISIKO.................................................................................................................................4
B. KATAGORI RISIKO....................................................................................................................................5
C. METODE PENGELOLAAN RISIKO..................................................................................................................6
MANAJEMEN RISIKO..................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................30
Page 2
RISIKO
A. Pengertian Risiko
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), risiko adalah akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko dalam
Webster’s Desk Dictionary risiko didefinisikan sebagai suatu potensi adanya kehilangan (Iban
Sofyan, 2004)
Definisi lain yang menjelaskan tentang pengertian risiko adalah kemungkinan terjadinya
penyimpangan dari harmengetahuin yang dmengetahuit menimbulkan kerugian. Risiko adalah
suatu kemungkinan terjadinya peristiwa menyimpang dari mengetahui yang diharapkan, namun
penyimpangan ini baru terlihat bila sudah berbentuk kerugian (Kasidy, 2010).
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-
beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dmengetahuit diterima
oleh masyarakat. Hal ini dmengetahuit berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh
lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko
melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko
(manusia, staff, dan organisasi).
Sehingga dari bebermengetahui definisi yang telah diutarakan, dmengetahuit diambil
kesimpulan bahwa risiko adalah sesuatu yang belum pasti namun mengetahuibila tidak ditangani
dengan tepat akan menimbulkan kerugian bagi usaha tersebut. Sedangkan Manajemen risiko
adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan
badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko.
Secara umum risiko dmengetahuit diklasifikasikan menurut berbagai sudut pandang yang
tergantung dari kebutuhan dalam penanganannya :
1) Risiko murni dan risiko spekulatif (Pure risk and speculative risk) Dimana risiko murni dianggap
sebagai suatu ketidakpastian yang dikaitkan dengan adanya suatu luaran (outcome) ya
kerugian.
2) Risiko terhadap benda dan manusia, dimana risiko terhadap benda adalah risiko yang
menimpa benda seperti rumah terbakar sedangkan risiko terhadap manusia adalah risiko
yang menimpa manusia seperti,cedera kematian dsb.
3) Risiko fundamental dan risiko khusus (fundamental risk and particular risk) Risiko
fundamental adalah risiko yang kemungkinannya dmengetahuit timbul pada hampir sebagian
besar anggota masyarakat dan tidak dmengetahuit disalahkan pada seseorang atau
bebermengetahui orang sebagai penyebabnya, contoh risiko fundamental: bencana alam,
peperangan. Risiko khusus adalah risiko yang bersumber dari peristiwa-peristiwa yang
mandiri dimana sifat dari risiko ini adalah tidak selalu bersifat bencana, bisa dikendalikan atau
umumnya dmengetahuit diasuransikan.
Risiko adalah “peristiwa atau keadaan yang mungkin terjadi yang dapat berpengaruh negatif
terhadap perusahaan.” (ERM) Pengaruhnya dapat berdampak terhadap kondisi :
Sumber Daya (human and capital)
Produk dan jasa , atau
Page 3
Pelanggan,
Dapat juga berdampak eksternal terhadap masyarakat,pasar atau lingkungan.
Risiko adalah “fungsi dari probabilitas (chance, likelihood) dari suatu kejadian yang tidak
diinginkan, dan tingkat keparahan atau besarnya dampak dari kejadian tersebut.
Risk = Probability (of the event) X Consequence
B. Katagori Risiko
Kasidy (2010) membagi jenis resiko menjadi dua yakni :
1. Resiko spekulatif
Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dmengetahuit
memberikan keuntungan dan juga dmengetahuit memberikan kerugian. Resiko spekulatif
kadang-kadang dikenal dengan istilah resiko bisnis (business risk). Seseorang yang
menginvestasikan dananya di suatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan
pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Resiko yang
dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif.
2. Resiko murni
Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dmengetahuit berakibat merugikan
atau tidak terjadi mengetahui-mengetahui dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu
contoh adalah kebakaran, mengetahuibila perusahaan menderita kebakaran, maka
perusahaan tersebut akan menderita kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak
terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan
menimbulkan keuntungan kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-
maksud tertentu. Salah satu cara menghindarkan resiko murni adalah dengan asuransi.
Dengan demikian besarnya kerugian dmengetahuit diminimalkan. sebabnya resiko murni
kadang dikenal dengan istilah resiko yang dmengetahuit diasuransikan ( insurable risk ).
Perbedaan utama antara resiko spekulatif dengan resiko murni adalah kemungkinan
Page 4
untung ada atau tidak, untuk resiko spekulatif masih terdmengetahuit kemungkinan
untung sedangkan untuk resiko murni tidak dmengetahuit kemungkinan untung.
Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan. Artinya ada kemungkinan
penyimpangan yang menguntungkan maupun merugikan. Jika kedua kemungkinan ada,
maka dikatakan resiko bersifat spekulatif. Sebaliknya, lawan dari risiko spekulatif adalah
resiko murni, ya hanya ada kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan
keuntungan. Manajer resiko tugas utamanya menangani risiko murni dan tidak
menangani risiko spekulatif, kecuali jika adanya resiko spekulatif memaksanya untuk
menghadapi resiko murni tersebut.
Sumber resiko dmengetahuit diklasifikasikan sebagai resiko sosial, resiko fisik, dan resiko
ekonomi. Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung resiko atau ketidakpastian
dmengetahuit dibagi sebagai berikut:
1) Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan
2) Biaya-biaya dari ketidakpastian sendiri
Page 5
perusahaan dmengetahuit menghindarkan risiko kebanjiran dengan tidak
membangun pabrik atau gudang didaerah banjir.
Page 6
Dengan demikian dmengetahuit dikatakan bahwa selain risiko adalah suatu ketidak
pastian akan suatu kerugian (Uncertainty of Loss), juga dmengetahuit diartikan sebagai
objek asuransi (Subject matter of Insurance)
MANAJEMEN RISIKO
Page 7
penilaian risiko; menggunakan pendekatan yang konsisten untuk pelatihan, manajemen,
analysis dan investigasi dari semua risiko yang potensial dan kejadian aktual.
Menggunakan pendekatan yang konsisten dan menyatukan semua penilaian risiko dari
semua jenis risiko di rumah sakit pada setiap level.
Memadukan semua risiko ke dalam program penilaian risiko dan risk register
Menggunakan informasi yang diperoleh melalui penilaian risiko dan insiden untuk
menyusun kegiatan mendatang dan perencanaan strategis.
Identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan cedera,
tuntutan atau kerugian secara finansial. Identifikasi akan membantu langkah-langkah yang akan
diambil manajemen terhadap risiko tersebut.
Instrument:
1) Laporan KejadianKejadian(KTD+KNC+Kejadian Sentinel+dan lain-lain)
2) Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk memeriksa dan mencari
penyimpangan- penyimpangan pada praktik dan prosedur)
3) Pengaduan (Complaint) pelanggan
4) Survey/Self Assesment, dan lain-lain
Penilaian risiko (Risk Assesment) merupakan proses untuk membantu organisasi menilai tentang
luasnya risiko yg dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko risiko. RS harus
punya Standard yang berisi Program Risk Assessment tahunan, yakni Risk Register:
1) Risiko yg teridentifikasi dalam 1 tahun
2) Informasi Insiden keselamatan Pasien, klaim litigasi dan komplain, investigasi
eksternal & internal, external assessments dan Akreditasi
3) Informasi potensial risiko maupun risiko actual (menggunakan RCA&FMEA)
Penilaian risiko harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yang terlibat termasuk Pasien
dan Publik dapat terlibat apabila memungkinkan. Area yang dinilai :
Operasional
Finansial
Sumber Daya Manusi
Strategik
Hokum/Regulasi
Teknologi
Page 8
a. Fahmi
Menurut Fahmi, pengertian manajemen risiko adalah bidang ilmu yang secara spesifik
membahas mengenai bagaimana organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan semua
permasalahan dengan menggunakan pendekatan manajemen secara sistematis dan
komprehensif.
b. Djojosoedarso
Menurut Djojosoedarso, manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan,
keluarga dan masyarakat. Hal ini mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir,
menyusun, memimpin/mengkoordinir, dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program
penanggulangan risiko.
c. Tampubolon
Menurut Tampubolon, pengertian manajemen risiko adalah proses yang terarah dan bersifat
proaktif yang bertujuan untuk mengakomodasi kemungkinan gagal pada salah satu atau
sebagian dari sebuah transaksi atau instrumen.
d. Dorfman
Menurut Dorfman, arti manajemen risiko adalah suatu proses logis dalam usaha untuk
memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
e. Smith
Menurut Smith, manajemen risiko adalah proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol
keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan
atau proyek yang bisa mengakibatkan kerugian perusahaan tersebut.
f. Djohanputro
Menurut Djohanputro, pengertian manajemen risiko adalah proses identifikasi, mengukur,
memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, memonitor dan pengendalian
penanganan risiko, yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
g. Bramantyo
Menurut Bramantyo, pengertian manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sistematis
dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, serta mengembangkan alternatif
penanganan risiko.
h. COSO
Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission),
manajemen risiko adalah sebuah proses yang dilakukan oleh dewan direksi, manajemen dan
personil lainnya, diterapkan dalam penetmengetahuin strategi dan di seluruh perusahaan,
yang dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dmengetahuit mempengaruhi
entitas, dan mengelola risiko, untuk memberikan keyakinan memadai, tentang
pencmengetahuiian tujuan entitas.
Page 9
i. KASIDI
Manajemen resiko merupakan desain prosedur serta implementasi prosedur untuk mengelola
suatu resiko usaha. Manajemen resiko merupakan antisipasi atas semakin kompleksnya
aktivitas badan usaha atau perusahaan yang dipicu oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
kemajuan teknologi.
a. Melindungi Perusahaan
Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang bisa
menghambat proses pencmengetahuiian tujuan perusahaan.
Page 10
Manajemen risiko meliputi ancaman dan peluang (maksimalisasi peluang, minimalisasi
kehilangan, dan meningkatkan keputusan dan hasil),
Manajemen risiko memerlukan pemikiran yang logis dan sistematis untuk meningkatkan
kinerja yang efektif dan efisien,
Manajemen risiko memerlukan pemikiran kedepan,
Manajemen risiko mensaratkan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan,
Manajemen risiko mensaratkan komunikasi
Manajemen risiko memerlukan pemikiran yang seimbang antara biaya untuk mengatasi
risiko (dan meningkatkan peluang perbaikan) dengan manfaat yang diperoleh
Page 11
menejemen resiko operasional, ada empat faktor penyebab resiko antara lain manusia,
proses, sistem dan kejadian eksternal.
Dengan memahami manajemen risiko ini, perusahaan bisa mengambil langkah preventif
atau bahkan sanksi supaya kmengetahuisitas produksi dan layanan terjaga semisal ada hal
yang tidak diinginkan terjadi.
b. Manajemen Hazard
Manajemen hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang mengakibatkan kebangkrutan
dan kerusakan. Ketika kita membahas hazard, tentu kita juga membahas peril. Resiko perilaku
ya peristiwa yang bisa menimbulkan kerugian bisnis. Dalam hal ini ada tiga macam hazard
yang harus diketahui, antara lain legal hazard, physical hazard dan moral hazard.
Contoh hazard legal misalnya pelanggaran atau pengabaian peraturan bisnis yang bisa
menyebabkan kebangkrutan, seperti pelanggaran SOP atau peraturan perusahaan yang
akhirnya berakibat fatal. Sementara physical hazard bisa berupa mesin yang sudah tua dan
menimbulkan resiko kerugian saat produksi.
Seperti kecelakaan pegawai karena mesin dan sebagainya. Untuk moral hazard contohnya
ya sikap seorang karyawan dilingkungan kerja yang menimbulkan kerugian. Misalnya
karyawan tidak jujur dan sering korupsi uang. Atau karyawan yang tidak melayani konsumen
dengan baik sehingga berakibat buruk pada perusahaan.
Page 12
Daftar resiko
Penilaian resiko tersebut sesuai dengan kecenderungannya dan juga dampaknya
Penilaian pada kondisi saat ini yang sedang terjadi
Rencana tindakan bila resiko terburuk benar-benar muncul
Page 13
produksi yang menganggur. Persentase ini menggambarkan kapasitas produksi yang tidak
terpakai dibandingkan dengan kapasitas produksi yang dipakai.
e. Persentase Nilai Investasi Kapasitas yang Menganggur
Selain mengetahui kapasitas produksi yang menganggur, Anda perlu juga mengetahui nilai
investasi dari kapasitas yang menganggur tersebut. Anda bisa mengetahui efektivitas
investasi produksi dengan melihat persentase nilai investasi dari kapasitas yang menganggur.
Persentase ini didapatkan dengan membandingkan nilai uang/investasi yang dikeluarkan dari
kapasitas yang tidak terpakai dengan nilai uang seluruh kapasitas. Dalam perusahaan, akan
selalu ada masalah operasional yang siap menghampiri. Walaupun sangat akrab dalam
wilayah para pengusaha, namun karateristik risiko operasional sendiri belum dipelajari dengan
baik dibanding dengan risiko lainnya sehingga pengukuran risiko ini pun juga belum baik. Oleh
karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk terus berupaya untuk mengelola dan
menurunkan risiko operasional misalnya seperti memperbaiki sistem yang ada, memberikan
training terhadap karyawan dan lainnya. Evaluasi diri atau self-assessment juga bisa dilakukan
oleh para atasan untuk melihat seberapa besar risiko operasional yang dihadapi oleh
perusahaan.
Page 14
a. Lingkungan Internal (Internal Environment)
Komponen ini adalah sikap manajemen di semua level terhadap operasi secara umum dan
konsep kontrol secara khusus. Hal ini mencakup:
Filosofi manajemen risiko; seperangkat keyakinan dan perilaku yang dirasakan
bersama, yang mencirikan bagaimana organisasi ini mempertimbangkan risiko dalam
segala aspek di organisasi.
Risk appetite; risiko dalam wawasan dan tingkatan yang luas dimana organisasi masih
dapat menerimanya.
Direksi dan komisaris; struktur, pengalaman, independensi, dan peran pengawasan
yang dimainkan oleh dewan.
Integritas dan nilai-nilai etika; terutama standar perilaku dan gaya kepemimpinan
serta berbagai tindakan yang secara etika diterima dan berlaku di organisasi.
Komitmen terhadap kompetensi; pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan.
Struktur organisasi; suatu kerangka untuk merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan, dan memantau berbagai aktivitas.
Pembebanan wewenang dan tanggung jawab; tingkatan dimana setiap individu dan
tim diberikan wewenang dan didorong untuk menggunakan inisiatif untuk
mengarahkan berbagai isu dan memecahkan masalah-masalah, sebatas apa yang
menjadi tanggung jawabnya.
Standar atau kriteria sumber daya manusia; praktik-praktik berkenaan dengan
rekrutmen, orientasi, pelatihan, evaluasi, konseling, promosi, kompensasi, dan
tindakan-tindakan perbaikan yang diambil.
Page 15
Perusahaan menetapkan tujuan operasional sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan
mengelola segala risiko.
Tujuan ditetapkan di tingkat strategi dan menjadi dasar untuk menentukan tujuan
operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Setiap organisasi menghadapi berbagaimacam
risiko baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal.
Penetapan tujuan merupakan prasyarat untuk efekifnya proses identifikasi kejadian,
penilaian risiko, dan respon terhadap risiko.
Tujuan menjadi acuan untuk menentukan risk appetite organisasi yaitu sebagai batas
toleransi risiko bagi organisasi yang dapat diterima. Sedangkan, risk tolerance adalah
tingkat ukuran yang dapat diterima berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi.
Page 16
Dampak dari kejadian potensial harus diuji, baik secara tersendiri atau kategori, lintas
entitas. Risiko dinilai baik dari hal yang melekat (inherent) dan sisanya (residual).
Inherent risk adalah risiko yang melekat di organisasi sebelum upaya tindakan untuk
mengubah kemungkinan dan dampak risiko.
Residual risk adalah risiko yang tetap ada setelah manajemen merespon risiko, missal
dengan mengurangi atau memindahkan risiko.
penilaian risiko pertama harus dilakukan terhadap inherent risk.setelah respon
terhadap risiko dikembangkan, menejemen kemudian mempertimbangkan residual
risk (relative pada risk appetite organisasi).
Setelah risiko dinilai, manajemen menetukan bagaimana risiko tersebut direspon.
Risk Assessment tools yang digunakan dalam menangani resiko yang terjadi :
Risk Matrix Grading
Root Cause Analysis
Failure Mode and Effect Analysis
Page 17
Pengendalian fisik (misal: penghitungan fisik kas, pengamanan langsung)
Pemisah tugas (misal: pemisahan wewenang dan tanggung jawab antara petugas yang
mengotorisasi rekanan, membayarkan, dan mencatat transaksi yang berkaitan)
h. Pemantauan (Monitoring)
Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan
dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi
sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah
pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.
Proses manajemen risiko harus dimonitor, yaitu dinilai keberadaan dan berfungsi
efektifnya untuk setia komponen yang ada di dalamnya secara terus menerus.
Model yang digunakan untuk melakukan monitoring adalah melalui monitoring kegiatan
secara terus menerus, penilaian terpisah, atau kombinasi diantar keduanya.
Monitoring secara terus menerus dilakukan dan melekat dalam aktivitas rutin manajemen.
Ruang lingkup dan frekuensi penilaian terpisah tergantung terutama pada hasil penialain
risiko dan efektifitas prosedur monitoring yang terus menerus.
Kelemahan atau kekurangan program manajemen risiko dilaporkan ke atas dan untuk
permasalahan yang sangat serius harus dilaporkan kepada direksi dan komisaris.
Page 18
Dengan mengenal kesalahan atau kemungkinan kesalahan selama mendmengetahuit
asuhan klinis,
Mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadi kesalahan/risiko,
Belajar dari pengalaman terhadap setiap adanya adverse event,
Memastikan bahwa dilakukan tindakan untuk mencegah terjadi kesalahan/risiko, dan
Membangun sistem untuk mengurangi terjadinya risiko.
Berdasarkan PMK 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien, Insiden keselamatan pasien
yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dmengetahuit dicegah pada pasien,
terdiri dari :
2. Risk Management: Proactive strategy (Sheenu Jhawar, Mid Stafford General Hospital, UK )
Prosedur operasional untuk mengangkat dan mengarahkan isu-isu risiko klinis yang
mungkin terjadi melalui kejelasan tanggung jawab dan kendali pada semua lini pelayanan.
Pemahaman terhadap tingkat dan proses pengambilan keputusan sehingga tidak terjadi
tumpang tindih
Pendekatan multidisiplin dalam mengelola risiko
Pelatihan orientasi bagi karyawan baru, terutama dalam mengoperasikan peralatan
medis/klinis
Kebijakan dalam pemeliharaan peralatan yang dikerjakan secara konsisten,
Kebijakan dalam: fire safety; infectious and non-infectious waste management;infection
control
Audit klinis yang dilaksanakan secara teratur dengan tindak lanjut yang nyata.
Page 19
Pengelolaan dokumen rekam medik, pencatatan medik yang akurat dan terjamin
ketelursuran
Komunikasi dalam tim medis, tim keperawatan terpelihara dengan baik
Serah terima dilakukan secara adekuat
Adanya komunikasi yang terdokumentasi antara staff dan pasien/keluarga mengenadi
keputusan terapi/tindakan klinis
Dokumentasi spesifik keadaan-keadaan medis tertentu, misalnya alergi, dsb, pada rekam
medik, yang secara legal ditandatangani.
a. Risk Identification
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kemungkinan risiko yang diketahui
terjadi pada organisasi atau perusahaan. Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan
dihadapi oleh organisasi atau perusahaan tersebut dalam berbagai aspek seperti sosial,
hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada. Risiko dari setiap aspek akan
diklasifikasikan menurut kategorinya masing – masing agar mempermudah proses
selanjutnya.
b. Risk Assessment
Setelah risiko telah diidentifikasi pada perusahaan atau organisasi tersebut, selanjutnya akan
dinilai potensi keparahan kerugian dan kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini, diperlukan
kemampuan individu disetiap bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap risiko – risiko
yang telah diidentifikasi. Tujuannya adalah agar setiap risiko berada pada prioritas yang tepat.
Page 20
c. Risk Response
Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah – langkah pengelolaan risiko.
Tantangan bagi manajer risiko adalah untuk menentukan portofolio yang tepat untuk
membentuk sebuah strategi yang terintegrasi sehingga risiko diketahui dihadapi dengan baik.
Tanggmengetahuin risiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut:
1. Risk Avoidance, Mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang diketahui
menyebabkan risiko terjadi
2. Risk Reduction, Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampak atau
keduanya, biasanya melalui pengandalian di bagian internal perusahaan/organisasi
3. Risk Sharing or Transfer, Mengambil tindakan untuk mentransfer bebermengetahui risiko
melalui asuransi, outsourcing atau hedging.
4. Risk Acceptence, Tidak mengambil tindakan mengetahuipun untuk menganggulangi risiko,
melainkan menerima risiko tersebut terjadi.
5. Create a Risk Management Plan
Membuat penanggulangan risiko yang tepat untuk setiap masing – masing kategori risiko.
Mitigasi perlu mendiketahui persetujuan oleh level manajemen yang sesuai.
d. Implementation
Melaksanakan seluruh metode yang telah direncanakan untuk mengurangi atau
menanggulangi pengaruh dari setiap risiko yang ada.
Page 21
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Page 22
Risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan peringkatnya
(grading) dengan memperhatikan:
1. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood)
IDENTIFIKASI DAMPAK
Dampak
Kemungkinan Sangat Rendah Sedang Besar Ekstrim/
rendah
(likelihood) Catarastopi
Jarang 1 2 3 4 5k
Kadang-kadang 2 4 6 8 10
Mungkin 3 6 9 12 15
Mungkin sekali 4 8 12 16 20
Hampir pasti 5 10 15 20 25
NILAI
1–3 4–6 8 – 12 15 – 25
Rendah Sedang Bermakna Tinggi
NO. AREA
Akses Pasien: RISIKO
1 1. Proses pemulangan pasien lama
2. Pasien pulang paksa
3. Kegagalan merujuk pasien
4. Ketidaktersediaan tempat tidur
5. Proses transfer pasien yang tidak baik
Kecelakaan:
2 1. Tersengat listrik
2. Terpapar dengan bahan berbahaya
3. Tertimpa benda jatuh
4. Tersiram air panas
5. Terpeleset
Asesmen dan Terapi
3 1. Kesalahan identifikasi pasien
2. Reaksi transfusi darah
3. Kesalahan pelabelan spesimen laboratorium
4. Kegagalan konsultasi interdisiplin pasien
5. Code blue
4 Masalah administrasi keuangan pasien
1. Kesalahan estimasi biaya
2. Pengenaan tagihan yang sama 2 x
3. Kesalahan input data tagihan
4. Perbedaan tarif dan tagihan
5. Transaksi tidak terinput
5 Kejadian Infeksi
1. Kegagalan / kontaminasi alat medis
2. Infeksi luka operasi
3. Needlestick injury
4. Kesalahan pembuangan limbah medis
5. Infeksi nosocomial
6 Rekam medik
1. Kegagalan memperoleh informed consent
2. Kesalahan pelabelan rekam medik
3. Kebocoran informasi rekam medik
4. Ketidaklengkapan catatan dalam rekam medik
5. Kehilangan / kesalahan penyimpanan rekam medic
7 Obat
1. Penulisan resep yang tidak baik
2. Riwayat alergi obat tidak teridentifikasi
3. Kesalahan dosis obat
4. Obat rusak / expired
5. Kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat
8 Keamanan
1. Pencurian
2. Pasien hilang
3. Lingkungan yang tidak aman
B. Analisis Risiko
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk menentukan
prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab untuk mengelola /
mengendalikan risiko / insiden tersebut termasuk dalam kategori hijau / kuning /ungu/
merah.
C. Evaluasi Risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan
grading yang didapat dalam analisis.
SKOR RISIKO = DAMPAK X PELUANG
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan
meliputi proses berikut :
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan
suatu skor.
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu
peristiwa terjadi dan menentukan suatu skor.
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
3. Penilaian risiko akan dilaksanakan dalam dua tahap.
a. Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih, yang akan
mengidentifikasi bahaya, efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatan risiko.
b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh Kepala Unit Kerja yang akan
melakukan verifikasi tahap pertama dan membuat suatu rencana tindakan untuk
mengatasi risiko.
D. Kelola Risiko
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah pengelolaan
risiko atau insiden dengan target menghilangkan atau menekan risiko hingga ke level
terendah (risiko sisa) dan meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul dari insiden yang
sudah terjadi.
E. Investigasi Sederhana
Dalam pengelolaan risiko / IKP yang masuk dalam kategori hijau dan kuning, maka tindak
lanjut evaluasi dan penyelesaiannya dilakukan dengan investigasi sederhana, melalui
tahapan:
1. Identifikasi insiden dan di-grading
2. Mengumpulkan data dan informasi:
Observasi
Telaah dokumen
Wawancara
3. Kronologi kejadian
4. Analisa dan evaluasi sederhana:
a. penyebab langsung:
individu
peralatan
lingkungan tempat kerja
prosedur kerja
b. penyebab tidak langsung:
individu
tempat kerja
5. Rekomendasi: jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang.
Rekomendasi :
investigasi :
investigasi :
Manajemen Resiko :
YA/TIDAK Tanggal
Investigasi setelah grading ulang : Hijau/Kuning/Merah
Di dalam menganalisa penyebab masalah, jangan berhenti hanya pada penyebab langsung
namun harus terus menggali hingga kepada akar masalah sehingga penyelesaian yang
direkomendasikan nantinya bukanlah penyelesaian simptomatik semata melainkan benar-
benar penyelesaian etiologi yang dapat mencegah berulangnya insiden yang sama di kemudian
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Working paper Andi Nurzakiah (March 2016) “manajemen risiko di rumah sakit”
https://www.researchgate.net/publication/298649240_MANAJEMEN_RISIKO_DI_RUMAH_SAKI
T [diakses 05 Mei 2019]