Oleh :
Tingkat 3A
Dosen Pembimbing :
Ns.Yessi Fadriyanti,S.Kep.M.Kep
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, hanya kepada-Nya kita memuji, memohon
pertolongan dan meminta ampunan. Dan syukur saya tuturkan karena berkat hidayahnya
makalah yang berjudul “Konsep Kolaborasi dan Negoisiasi” ini dapat terselesaikan pada
waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan di
program studi DIII Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Padang. Selanjutnya
penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibuk Ns.Yessi
Fadriyanti,S.Kep.M.Kep selaku dosen program studi Keperawatan mata kuliah
Manajemen Keperawatan. Penyusun menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik
dan saran pada makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A...........................................................................................Latar Belakang. 4
B.......................................................................................Rumusan Masalah 4
C.........................................................................................................Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Kolaborasi ........................................................................................................
1. Pengertian Kolaborasi...............................................................................................
2. Manfaat Kolaborasi...................................................................................................
3. Komponen Kolaborasi..............................................................................................
4. Karakteristik Kolaborasi...........................................................................................
5. Proses Kolaborasi......................................................................................................
6. Kriteria Kolaborasi....................................................................................................
7. Pihak yang terlibat dalam Kolaborasi.......................................................................
8. Kolaborasi di Rumah Sakit.......................................................................................
9. Elemen Kunci Kolaborasi.........................................................................................
B. Konsep Negosiasi...........................................................................................................
1. Pengertian Negosiasi..................................................................................................
2. Model Negosiasi........................................................................................................
3. Langkah-langkah Negosiasi.......................................................................................
4. Tahap-Tahap Negosiasi.............................................................................................
5. Strategi Negosiasi......................................................................................................
6. Elemen Kunci Negosiasi............................................................................................
Dengan pemahaman yang baik terhadap 3 konsep dasar tersebut diatas, maka
para perunding diharapkan dapat menentukan hal-hal yang ingin dicapainya dalam
negosiasi, menentukan besarnya konsesi yang ingin didapat dan dapat diberikan,
menentukan perlu tidaknya melanjutkan negosiasi, dan melakukan langkah lain
yang lebih menguntungkan.
4. Tahap-Tahap dalam Negosiasi
Proses negosiasi bukanlah proses sesaat yang dapat segera diperoleh hasilnya.
Proses negosiasi yang berlangsung dalam sekali episode (one-off episode)
tampaknya jarang terjadi, proses yang umum terjadi suatu proses yang berlangsung
secara kontinu atau terus-menerus hingga tercapai suatu kesepakatan bagi kedua
belah pihak.
Masing-masing pihak tentu mengharapkan proses negosiasi terjadi dengan
efektif. Untuk itu sebelum melakukan negosiasi harus dilakukan persiapan yang
matang dan terencana terlebih dahulu. John Hayes, membagi tahapan negosiasi
menjadi tiga proses yakni perencanaan, persiapan, dan tahap negosiasi (negotiation
table).
1) Perencanaan (planning)
Perencanaan dapat memberi kontribusi yang vital terhadap hasil sebuah
negosiasi. Pada tahap ini negosiator perlu menetapkan tingkat keuntungan
(target) yang ingin dicapai dalam sebuah negosiasi. Bersamaan dengan itu
pula, negosiator perlu menentukan batas terendah (limit), sebagai lampu merah
dalam proses negosiasi yang akan terjadi. Seorang negosiator yang cakap
(skilled negotiator) tentu akan berusaha untuk mencoba menemukan ambang
batas minimal (limit) capaian pihak lawan, agar memudahkan bagi negosiator
dalam menyusun strategi. Selain itu, juga untuk menghindari terjadi
kemacetan (breakdown) dalam negosiasi.
2) Persiapan (preparation).
Untuk mengetahui capaian minimal (limit) pihak lawan, maka seorang
negosiator perlu mengamati, memantau dan bahkan meneliti lawan negosiator,
dengan cara berupaya sebisa mungkin untuk mengorek informasi tentang
lawan negosiator, seperti menerjunkan tim untuk memata-matai, sapotase,
bahkan menyadap. Tindakan tersebut dibutuhkan agar segala informasi yang
dibutuhkan terkait pihak lawan terkumpul seluruhnya dan dapat digunakan
untuk memaksimalkan keuntungan bagi pihak negosiator.
3) Tahap implementasi (negotiation table).
Tahap ini merupakan saat proses interaksi antara negosiator dan pihak lawan
berlangsung dan hasilnya sangat ditentukan dari strategi dan taktik dari kedua
belah pihak
Casse juga memiliki pandangan mengenai tahapan penting dalam
bernegosiasi, yaitu sebagai berikut :
1) Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan negosiasi membutuhkan tiga tugas utama, yaitu
merencanakan sasaran negosiasi dan memperjelas proses negosiasi. Sasaran
negosiasi adalah hasil yang diharapkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan
salah satu alasan utama mengapa seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran
sangatlah penting sebagai arahan atau petunjuk dalam bernegosiasi.
Strategi negosiasi yang merupakan cara untuk mencapai tujuan
bernegosiasi. Untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak memang
diperlukan strategi yang tepat. Proses negosiasi merupakan suatu proses tawar-
menawar yang diharapkan mampu menghasilkan suatu kesepakatan dikedua
belah pihak yang saling menguntungkan
2) Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan peranan atau tindakan yang
diperlukan agar mencapai sukses dalam bernegosiasi. Implementasi negosiasi
memiliki beberapa komponen penting, antara lain :
a) Taktik cara anda
Adalah bahwa anda tahu tujuan yang ingin dicapai, anda bersikeras dan
memaksa pihak lawan agar percaya bahwalah anda yang benar dan
anda terus menekan.
b) Taktik bekerja sama
Taktik ini menegaskan bahwa anda mau mendengarkan pihak lawan
dan mengetahui apa yang ada di benak mereka, Andalah yang
memutuskan untuk bersikap reaktif (bukan proaktif) siap bekerjasama.
c) Taktik tidak bertindak apa-apa
Taktik ini merupakan sikap keras kepala dalam bernegosiasi.
d) Taktik melangkah ke tujuan lain
Taktik ini menuntut Andalah yang harus aktif menggeser suatu
persoalan ke persoalan lain.
3) Tahap Peninjauan Negosiasi
Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses
negosiasi. Ada beberapa alasan penting mengapa tahap peninjauan negosiasi
perlu dilakukan, antara lain:
1) Untuk memeriksa apakah Anda sudah mencapai tujuan anda
2) Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman
yang sangat berharga bagi seorang negosiator
3) Jika ya, maka pastikan apa yang sudah Anda lakukan dengan baik dan
bangunlah kesuksesan anda
5. Strategi dalam negosiasi
Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam menciptakan
kondisi yang persuasif, asertif, dan komunikasi terbuka selama negosiasi berjalan.
a. Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.
b. Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal yang nampak.
c. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif
informasi yang disampaikan.
d. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara
Anda. Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.
e. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah
pribadi pada saat negosiasi.
f. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.
g. Jujur.
h. Usahakan bersikap bahwa Anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.
i. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan
mintalah waktu untuk menjawabnya.
j. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi
berlangsung, istirahatlah sebentar.
k. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda pahami.
l. Bersabarlah .
Menurut Saner (2012) strategi merupakan keseluruhan garis pedoman dalam
negosiasi, yang mengindikasikan arah yang kita butuhkan dalam negosiasi mulai
dari keinginan (interest) hingga kebutuhan untuk mewujudkan keinginan itu
(objective). Adapun taktik, selalu mengikuti setelah strategi, menyempurnakan
strategi dengan garis aksi yang kongkrit. Bila strategi adalah pikiran, maka taktik
adalah formulasi untuk mewujudkan pikiran tersebut.
John Hayer (2002: 230) mengungkapkan bahwa terdapat tiga sifat hirarki
keterampilan bernegosiasi, yakni perilaku (behaviour), taktik, dan strategi. Dan
kaitannya sebagai berikut :
Strategi ini Mengacu pada Carnevale dan Pruitt dalam sebuah tinjauan luas
mengenai negosiasi, disebutkan bahwa ada dua tradisi pemikiran dalam negosiasi,
yakni:
Menurut Oliver, ada enam kunci dasar yang perlu diperhatikan dalam
bernegosiasi, antara lain: persiapan yang baik, berlatih, menggambarkan
posisi anda, membuat usulan, penawaran, dan persetuuan. Masing-masing
kunci dasar dalam bernegosiasi tersebut dapat dijelaskan berikut ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memeberikan pelayanan kepada pasien/klien. Kolaborasi dilakukan dengan 2 atau
lebih profesi yang berbeda. Dalam kolaborasi terjadi konflik sehingga dilakukan
negosiasi. Negosiasi adalah cara untuk menyelesaikan masalah atau konflik yang
terjadi. Negosiasi merupakan bentuk penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang
dilakukan oleh para pihak yang bersengketa sendiri atau kuasanya, tanpa bantuan dari
pihak lain, dengan cara bermusyawarah atau berunding untuk mencari pemecahan
yang dianggap adil diantara para pihak. Hasil dari negosiasi berupa penyelesaian
kompromi (compromise solution) yang tidak mengikat secara hukum.
Dalam proses bernegosiasi, ada tiga tahapan penting, yaitu: tahap perencanaan
yang merencanakan sasaran negosiasi dan memperjelas proses negosiasi., tahap
implementasi yang merupakan tahapan peranan atau tindakan yang diperlukan agar
mencapai sukses dalam bernegosiasi, dan tahap peninjauan negosiasi yang merupakan
tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Selanjutnya, dalam
melakukan negosiasi, kita perlu memilih strategi yang tepat, sehingga mendapatkan
hasil yang kita inginkan. Strategi negosiasi ini harus ditentukan sebelum proses
negosiasi dilakukan. Ada beberapa macam strategi negosiasi yang dapat kita pilih.
Pertama, win-win yaitu strategi yang dipilih bila pihak-pihak yang berselisih
menginginkan penyelesaian masalah yang diambil pada akhirnya menguntungkan
kedua belah pihak. Kedua, win-lose yaitu strategi yang dipilih karena pihak-pihak
yang berselisih ingin mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya dari penyelesaian
masalah yang diambil. Ketiga, lose-lose yaitu strategi yang dipilih biasanya sebagai
dampak kegagalan dari pemilihan strategi yang tepat dalam bernegosiasi. Terakhir
keempat, lose-win yaitu strategi yang dipilih bila salah satu pihak sengaja mengalah
untuk mendapatkan manfaat dengan kekalahan mereka.
Dalam bernegosiasi, kemungkinan terjadi kesalahan secara sistematis yang
dilakukan oleh negosiator akibat dari misinterpretasi terhadap informasi yang
diperoleh selama proses negosiasi. Sehingga, dinilai memiliki kecenderungan
menghalangi proses negosiasi dengan hasil yang kurang optimal. Untuk itu,
diperlukan cara mengatasi bias kognitif yang terjadi dalam negosiasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, K., 2018. URGENSI PENERAPAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM
ORGANISASI PENDIDIKAN. Jurnal Studi dan Penelitian, 1(2), pp. 31-38.
N., 2011. MANAJEMEN KEPERAWATAN Aplikasi dan Praktek Keperawatan Profesional.
Jakarta: Salemba Medika.
N., 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi dan Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta:
Salemba Medika.
Azmi, L. F. D., Rahmawati, L., Masdar, M., Nancy, M. Y., & R., M. S. (2020). METODE
PENGELOLAAN KONFLIK INTERPROFESIONAL METHOD OF
INTERPROFESSIONAL CONFLICT MANAGEMENT. Jurnal Kesehatan, 8(1), 8–19.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Susilaningsih, F. S., Merdiani, H. S., Kurniawan, T., Widiawati, M., Maryani, L., &
Meharawati, I. (2017). Sosialisasi model praktik kolaborasi interprofesional pelayanan
kesehatan rumah sakit. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 6(No.
1), 10–13. http://jurnal.unpad.ac.id/dharmakarya/article/download/14870/7871