KONSEP KOLABORASI
Oleh :
Kelompok 5
Sarah Sabhira
Dosen Pembimbing:
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita hadiahkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata
kuliah Komunikasi dalam Keperawatan tentang “Kolaborasi ” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam
Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca. Penulis juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
C. Tujuan Makalah...............................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Pengertian Kolaborasi...................................................................................................................6
B. Manfaat Kolaborasi.......................................................................................................................7
D. Proses Kolaboratif.........................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau dengan kelompok
masyarakat lainnya. Konflik dapat terjadi disebabkan karena adanya perbedaan ciri-ciri yang
dibawa individu dalam suatu interaksi. Nursalam (2012) mengatakan bahwa konflik dapat
dikategorikan sebagai suatu kejadian atau proses. Sebagai suatu kejadian, konflik terjadi
akibat ketidaksetujuan antara dua orang atau organisasi yang merasa kepentingannya
terancam. Sebagai proses, konflik dimanifestasikan sebagai suatu rangkaian tindakan yang
dilakukan oleh dua orang atau kelompok, di mana setiap orang atau kelompok berusaha
seseorang dan organisasi, ketersediaan sarana, perilaku kompetisi dan kepribadian, serta
peran yang membingungkan. Konflik dapat dibedakan menjadi tiga jenis yakni, konflik
intrapersonal, interpersonal, dan antar kelompok. Proses konflik dibagi menjadi beberapa
tahapan yaitu konflik laten, konflik yang dirasakan (felt conflict), konflik yang
intervensi. Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi enam macam salah
satunya adalah kolaborasi. Didalam kolaborasi ini digunakan sebagai salah satu
C. Tujuan Makalah
a. Untuk mengetahui Kolaborasi
b. Untuk mengetahui manfaat kolaborasi
c. Untuk mengetahui komponen komptensi sebagai dasar kolaborasi
d. Untuk mengetahui proses kolaboratif
e. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kolaborasi tim kesehatan
f. Untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi
g. Untuk mengetahui elemen kunci kolaborasi
h. Untuik mengetahui perawat sebagai kolaborator
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kolaborasi
tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang
didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi (Siegler & Whitney,
2000).
kesehatan lain dalam pemberian perawatan pasien. Praktik kolaboratif membutuhkan atau
dapat mencakup diskusi diagnosis pasien dan kerjasama dalam penatalaksanaan dan
kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada klien. Kegiatan
yang dilakukan meliputi diskusi tentang diagnosa, kerjasama dalam asuhan kesehatan
Defenisi kolaborasi dapat disimpulkan yaitu hubungan kerja sama antara perawat
dan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien yang didasarkan pada
pendidikan dan kemampuan praktisi yang memiliki tanggung jawab dalam pelayanan
B. Manfaat Kolaborasi
Kolaborasi dilakukan dengan beberapa alasan sebagai manfaat dari kolaborasi yaitu
antara lain:
efektif, saling menghargai, rasa percaya, memberi dan menerima umpan balik, pengambilan
berbagai pengertian individu (Kemenkes, 2012). Chittiy, 2001 dalam Marquis (2010)
atau informasi, pada dua level verbal dan nonverbal. Komunikasi yang efektif adalah
kemampuan dalam menyampaikan pesan dan informasi dengan baik, menjadi pendengar
yang baik dan keterampilan menggunakan berbagai media. Thomas Leech, menyatakan
bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, harus menguasai empat keterampilan
(Nurhasanah, 2010).
Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih menunjukkan atau merasa
terhormat atau berharga terhadap satu sama lain. Dan rasa percaya terjadi saat seseorang
percaya terhadap tindakan orang lain. Saling menghargai maupun rasa percaya
menyiratkan suatu proses dan hasil yang dilakukan bersama. Tanpa adanya saling
menghargai maka kerja sama tidak akan terjadi. Yang dimaksud dengan pentingnya
5) Sebagai advokasi evaluasi kritis kritis penampilan kerja diantara anggota tim.
Salah satu yang dihadapi para professional adalah memberi dan menerima umpan
balik pada saat yang tepat, relevan, dan membantu untuk dan dari satu sama lain, dan
klien mereka. Umpan balik yang positif dicirikan dengan gaya komunikasi yang hangat,
d. Pengambilan Keputusan
jawab untuk hasil. Jelasnya, untuk menciptakan suatu solusi, tim tersebut harus mengikuti
tiap langkah proses pengambilan keputusan yang dimulai dengan defenisi masalah yang
jelas.
e. Manajemen Konflik
Konflik peran dapat terjadi, dalam situasi apapun di tempat individu bekerjasama.
Konflik peran muncul saat seseorang diharapkan melaksanakan peran yang bertentangan
D. Proses Kolaboratif
Proses kolaboratif dengan sifat interaksi antara perawat dengan dokter menentukan
kualitas praktik kolaborasi. ANA, 1998 dalam Siegler & Whitney (2000) menjabarkan
kolaborasi sebagai hubungan rekan yang sejati, dimana masing-masing pihak menghargai
kekuasaan pihak lain dengan mengenal dan menerima lingkup kegiatan dan tanggung jawab
masing-masing dan adanya tujuan bersama. Sifat kolaborasi tersebut terdapat beberapa
indikator yaitu kontrol kekuasaan, lingkup praktik, kepentingan bersama dan tujuan
bersama.
a. Kontrol Kekuasaan
Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat mendapat kesempatan yang
sama mendiskusikan pasien tertentu. Kemitraan terbentuk apabila interaksi yang diawali
sama banyaknya dengan yang diterima dimana terdapat beberapa kategori antara lain:
b. Lingkungan Praktik
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak. Perawat dan dokter
memiliki bidang praktik yang berbeda dengan peraturan masingmasing tetapi tugas-tugas
c. Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-masing (usaha untuk
memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor kerjasama (usaha untuk memuaskan pihak
lain).
d. Tujuan Bersama
Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada pasien dan dapat
membantu menentukan bidang tanggung jawab yang berkaitan dengan prognosis pasien.
1. Patient-centered Care
Prinsip ini berarti pelayanan kesehatan yang diberikan baik oleh dokter maupun
pihak lain harus sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan pasien. Selain itu, model
kolaborasi juga harus mampu mengurangi perpecahan dan meningkatkan kualitas serta
keamanan pelayanan yang diberikan kepada pasien. Kemudian berdasarkan prinsip ini,
pasienlah yang memiliki hak untuk membuat keputusan mengenai pelayanan kesehatan
yang akan mereka dapatkan. Oleh karena itu, pasien beserta keluarganya harus diberikan
informasi dan kesempatan untuk bertanya agar dapat membuat keputusan yang tepat
Hubungan saling menghormati dan saling percaya antara dokter dan pasien
merupakan landasan dari sebuah pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, model kolaborasi
yang diciptakan harus mendukung hubungan pasien dengan dokter. Selain itu, keputusan
untuk mengikuti atau tidak sebuah pengaturan kolaborasi kesehatan harus dibuat secara
sadar baik oleh pasien maupun dokter. Kolaborasi kesehatan juga harus didasari oleh
Tim yang efektif membutuhkan sebuah kepemimpinan yang efektif pula. Dalam
hal ini di bidang kesehatan, dokter, dengan pelatihan, pengetahuan, latar belakang, dan
hubungannya dengan pasien merupakan pilihan yang terbaik untuk diposisikan sebagai
pemimpin dalam sebuah kolaborasi tim kesehatan. Dalam situasi tertentu, dokter
mungkin menunjuk profesional kesehatan lainnya untuk menjadi pemimpin karena lebih
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, harus ada kolaborasi dan
interaksi saling menghormati antara tenaga kesehatan, dengan pengakuan dan pengertian
mengenai kontribusi oleh masing-masing anggota terhadap tim. Untuk membangun rasa
percaya dan saling menghormati dalam tim, sangat penting bagi setiap anggota untuk
yang lain.
5. Clear Communication
dan efisien ini juga harus didukung oleh dokumentasi dengan penulis yang jelas.
Kemudian perencanaan, pendanaan, dan pelatihan untuk tim kolaborasi kesehatan harus
mencakup tindakan untuk mendukung komunikasi didalam tim tersebut. Dalam
memastikan baik pasien maupun tenaga kesehatan menerima informasi rutin dan sesuai
dari sumber yang sesuai pula. Rekam jejak pasien yang dapat diakses dalam pengaturan
kolaborasi kesehatan juga dibutuhkan untuk memastikan komunikasi yang baik antara
dokter dan tenaga kesehatan yang lain untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
cakupan pelayanan kesehatan dan tidak boleh digunakan dengan maksud untuk
kesehatan. Peran dan cakupan masing-masing anggota tim kolaborasi kesehatan harus
mudah dimengerti dan dapat dibedakan dengan jelas. Apabila terjadi konflik, proses
yang resmi harus digunakan agar konflik dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat
Dalam hal ini harus diperhatikan bahwa semua tenaga kesehatan harus
bertanggung jawab atas segala pelayanan kesehatan yang mereka berikan dan untuk
dan peran mereka dalam pelayanan kesehatan yang mereka berikan. Dokter sebagai
clinical leader juga harus menjadikan hal tersebut sebagai syarat untuk dapat masuk ke
dalam tim kolaborasi kesehatan mereka. Untuk memastikan hal tersebut, prosedur
formal harus dilakukan agar dapat diperoleh bukti yang jelas mengenai perlindungan
tersebut.
Dalam hal ini, kerja tim kolaborasi kesehatan yang efektif bergantung pada
kontribusi yang diberikan oleh dokter selaku clinical leader. Oleh sebab itu, pemerintah
dokter dan tenaga kesehatan, dan tidak dengan mendukung subtitusi dokter.
Kemampuan seorang dokter untuk bekerja dalam tim kolaborasi kesehatan harus
antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya harus terus ditingkatkan melalui alokasi
sumber daya yang tepat pada setiap tingkatan sistem kesehatan. Untuk mendukung
prinsip ini juga pemerintah hars mendanai dan mendukung secara terus menerus
perkembangan dan integrasi catatan kesehatan elektronik naik secara finansial maupun
secara teknis.
mendalam tentang peran, tanggung jawab, dan kemampuan tenaga kesehatan dengan
tujuan membangun tim kolaborasi kesehatan yang lebih baik, yang dibangun atas dasar
profesi kesehatan dan membiayai institusi pendidikan yang sesuai untuk memenuhi
dalam tiap tingkatan pelatihan untuk mendapatkan pengetahuan klinis dan juga pelatihan
kesehatan, pasien, dan dokter serta keefektifan biaya pelayanan kesehatan harus
dilakukan secara terus menerus, transparan, dan dengan dukungan dari pemerintah.
Penelitian dan evaluasi ini juga diperlukan untuk mendemonstrasikan keuntungan dari
kolaborasi tim kesehatan agar lebih banyak diadopsi dan menarik dukungan investasi
dari pemerintah.
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum, dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi
baik jika terjadi adanya kontribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan
kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi pasien, perawat, dokter, fisioterapis,
pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu, tim kolaborasi hendaknya
memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab, dan saling menghargai antar
Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam
Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien sebagai
pusat anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam
pelayanan kesehatan dari praktik profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai
penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian
obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya
Selain itu, keluarga serta orang-orang lain yang berpengaruh bagi pasien juga
termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi. Karena keluarga merupakan orang
terdekat dari pasien atau individu yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap individu.
Melalui keluarga tenaga kesehatan bisa mendapatkan data-data mengenai pasien yang
a. Kerjasama
Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa beberapa
alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan. Asertifitas penting ketika individu dalam
tim mendukung pendapat mereka dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa
mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil konsensus dan harus terlibat dalam
pelaksanaannya.
b. Komunikasi
Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi informasi
penting mengenai perawatan pasien dan issu yang relevan untuk membuat keputusan
c. Koordinasi
permasalahan.
d. Kepercayaan
Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. Tanpa rasa pecaya,
kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindar dari tanggung jawab,
terganggunya komunikasi.
group serta tenaga kesehatan lain. Kolaborasi yang dilakukan dalam praktek di lapangan
sangat penting untuk memperbaiki. Agar perawat dapat berperan secara optimal dalam
kontribusi spesifik setisp profesi, dan pentingnya kerja sama. Setiap anggota tim harus
menyadari sistem pemberian asuhan kesehatan yang berpusat pada kebutuhan kesehatan
klien, bukan pada kelompok pemberi asuhan kesehatan. Kesadaran ini sangat dipengaruhi
Menurut Baggs dan Schmitt, 1988, ada atribut kritis dalam melakukan kolaborasi,
membuat tujuan dan tanggung jawab, melakukan kerja sama dan koordinasi dengan
komunikasi terbuka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang
didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi (Siegler & Whitney,
2000).
B. Saran
menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kata sempurna.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://infokep.blogspot.com/2018/08/konsep-kolaborasi-dalam-keperawatan.html
http://ersanbintang.blogspot.com/2016/09/kolaborasi-dalam-keperawatan.html