Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KEPERAWATAN

”KONSEP TERJADINYA MANAJEMEN KONFLIK"

Dosen Pengampuh : Dr. Ns. Djoise Kaunang, S.Pd., S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh : KELOMPOK 2


Angelica Kambong
Angela Pinasang
Anisa Porajow
Maria Mangelo
Triana Lolowang
Paula Kaawoan
Wulan Aruperes
Marten Sumual
Juan Moningka

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA TOMOHON
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat rahmat dan limahnya kami boleh menyelesaikan tugasKeperawatanJiwa

“Konsep terjadinya manajemen konflik”. Dalam penyusunan tugas ini tidak

sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran

dan penyusunan materi ini, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat

teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan

menjadi sumbangan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN BETHESDA TOMOHON. Makalah ini masih jauh dari

kata sempurna bahkan banyak kekurangan. Untuk itu, kepada dosen pengajar

kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa

yang akan datang dan mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca.

i
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Manfaat.........................................................................................................2
D. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN
A. Konsep Kolaborasi........................................................................................3
B. Konsep Negosiasi..........................................................................................6
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak

satumasyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau

dengankelompok masyarakat lainnya. Konflik dapat terjadi disebabkan karena

adanya perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Nursalam

(2012)mengatakan bahwa konflik dapat dikategorikan sebagai suatu kejadian atau

proses.Sebagai suatu kejadian, konflik terjadi akibat ketidaksetujuan antara dua

orang atauorganisasi yang merasa kepentingannya terancam. Sebagai proses,

konflikdimanifestasikan sebagai suatu rangkaian tindakan yang dilakukan oleh

dua orang ataukelompok, di mana setiap orang atau kelompok berusaha

menghalangi atau mencegahkepuasan dari pihak lawan.

Sumber konflik di organisasi dapat ditemukan pada kekuasaan,

komunikasi,tujuan seseorang dan organisasi, ketersediaan sarana, perilaku

kompetisi dankepribadian, serta peran yang membingungkan. Konflik dapat

dibedakan menjadi tiga jenis yakni, konflik intrapersonal, interpersonal, dan antar

kelompok. Proses konflikdibagi menjadi beberapa tahapan yaitu konflik laten,

konflik yang dirasakan (feltconflict), konflik yang tampak/sengaja dimunculkan,

resolusi konflik dan konflikaftermath.

Langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik meliputi pengkajian,

identifikasi,dan intervensi. Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi

1
enam macam salahsatunya adalah kolaborasi dan negosiasi. Didalam kolaborasi

ini digunakan sebagai salahsatu penyelesaian konflik yang lebih dipilih.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Konsep terjadinya manajemen konflik?

C. Manfaat

Sebagai pengalaman berharga dalam meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan dalam bidang keperawatan serta menambah wawasan penulis

mengenai konsep terjadinya manajemen konflik.

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menjelaskan mengenai konsep terjadinya manajemen konflik.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui konsep kolaborasi

b. Untuk mengetahui konsep negosiasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kolaborasi

1. Definisi Kolaborasi

Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan

memegangtanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka

kerja bidangrespektif mereka. Praktik keperawatan kolaboratif menekankan

tanggung jawab bersamadalam manajemen perawatan pasien, dengan proses

pembuatan keputusan bilateraldidasarkan pada masing-masing pendidikan dan

kemampuan praktisi (Siegler &Whitney, 2000).

Kolaborasi adalah suatu hubungan yang kolegial dengan pemberi

perawatankesehatan lain dalam pemberian perawatan pasien. Praktik kolaboratif

membutuhkanatau dapat mencakup diskusi diagnosis pasien dan kerjasama dalam

penatalaksanaan dan pemberian perawatan (Blais, 2006).

Kolaborasi menurut Asosiasi Perawat Amerika (ANA, 1992), adalah

hubungankerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada

klien.

Defenisi kolaborasi dapat disimpulkan yaitu hubungan kerja sama antara

perawatdan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien yang

didasarkan pada pendidikan dan kemampuan praktisi yang memiliki tanggung

jawab dalam pelayanankesehatan khususnya pelayanan keperawatan.

3
2. Manfaat Kolaborasi

a. Sebagai pendekatan dalam pemberian asuhan keperawatan klien, dengan

tujuanmemberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi klien.

b. Sebagai penyelesaian konflik untuk menemukan penyelesaian masalah atau isu.

c. Memberikan model yang baik riset kesehatan

3. Komponen Kompetensi Sebagai Dasar Kolaborasi

Gambaran penting untuk kolaborasi mencakup, keterampilan komunikasi

yangefektif, saling menghargai, rasa percaya, memberi dan menerima umpan

balik, pengambilan keputusan, dan manajemen konflik (Blais, 2006).

a. Keterampilan Komunikasi Yang Efektif

Komunikasi yangefektif adalah kemampuan dalam menyampaikan pesan

dan informasi dengan baik,menjadi pendengar yang baik dan keterampilan

menggunakan berbagai media.Thomas Leech, menyatakan bahwa untuk

membangun komunikasi yang efektif, harusmenguasai empat keterampilan dasar

dalam komunikasi, yaitu: membaca, menulis,mendengar dan berbicara

(Nurhasanah, 2010).

b. Saling Menghargai dan Rasa Percaya

Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih menunjukkan atau

merasaterhormat atau berharga terhadap satu sama lain. Dan rasa percaya terjadi

saatseseorang percaya terhadap tindakan orang lain.

4
c. Memberi dan Menerima Umpan Balik

Salah satu yang dihadapi para professional adalah memberi dan menerima

umpan balik pada saat yang tepat, relevan, dan membantu untuk dan dari satu

sama lain, danklien mereka. Umpan balik yang positif dicirikan dengan gaya

komunikasi yanghangat, perhatian, dan penuh penghargaan.

d. Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan ditingkat tim mencakup pembagian

tanggung jawabuntuk hasil. Jelasnya, untuk menciptakan suatu solusi, tim tersebut

harus mengikutitiap langkah proses pengambilan keputusan yang dimulai dengan

defenisi masalahyang jelas.

e. Manajemen Konflik

Konflik peran dapat terjadi, dalam situasi apapun di tempat individu

bekerjasama.Konflik peran muncul saat seseorang diharapkan melaksanakan

peran yang bertentangan atau tidak sesuai dengan harapan.

4. Proses Kolaboratif

a. Kontrol Kekuasaan Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat

mendapat kesempatanyang sama mendiskusikan pasien tertentu. Kemitraan

terbentuk apabila interaksi yangdiawali sama banyaknya dengan yang diterima

dimana terdapat beberapa kategoriantara lain: menanyakan informasi,

memberikan informasi, menanyakan dan memberi pendapat, memberi pengarahan

5
atau perintah, pengambilan keputusan, memberi pendidikan, memberi

dukungan/persetujuan, menyatakan tidak setuju, orientasi danhumor.

b. Lingkungan PraktikMenunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing

pihak. Perawat dan doktermemiliki bidang praktik yang berbeda dengan peraturan

masingmasing tetapi tugas-tugas tertentu dibina yang sama.

c. Kepentingan Bersama Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan

masing-masing (usaha untukmemuaskan kepentingan sendiri) dan faktor

kerjasama (usaha untuk memuaskan pihak lain).

d. Tujuan BersamaTujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada

pasien dan dapatmembantu menentukan bidang tanggung jawab yang berkaitan

dengan prognosis pasien.

B. Konsep Negosiasi

1. Pengertian

Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi, negosiasi

juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis dan Huston, 1998).

Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi menyelesaikan konflik dengan

pendekatan kompromi. Selama negosiasi berlangsung, berbagai pihak yang

terlibatmenyerah dan lebih menekankan untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan

antarakeduanya.

6
Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum manajer setuju untuk

memulai proses negosiasi, yaitu: masalah harus dapat dinegosiasikan, negosiator

harus tertarik terhadap “take and give” selama proses negosiasi, dan mereka harus

saling percaya(Smeltzer, 1991 dalam Nursalam, 2012).

2. Langkah-langkah Sebelum Negoisasi

Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan negosiasi

adalah sebagai berikut. (Nursalam. 2015)

a. Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin. Oleh karena

pengetahuan adalah kekuatan, semakin banyak informasi yang didapat, maka

semakin besar kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.

b. Di mana manajer harus memulai. Oleh karena tugas manajer adalah

melakukankompromi, maka mereka harus memilih tujuan yang utama. Tujuan

tersebut sebagaimasukan dari tingkat bawah.

c. Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efisiensi

danefektivitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawai yang terlibat perlu

jugadiperhatikan oleh manajer.

d. Mempunyai agenda yang disembunyikan. Agenda tersebut adalah agenda

negosiasialternatif yang akan ditawarkan jika negosiasi tidak dapat disepakati.

3. Strategi Negosiasi

Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam menciptakan

kondisi yang persuasif, asertif, dan komunikasi terbuka selama negosiasi berjalan.

a. Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.

7
b. Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal yang nampak.

c. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif

informasiyang disampaikan.

d. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara

Anda.Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.

e. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah pribadi

pada saat negosiasi.

f. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.

g. Jujur.

h. Usahakan bersikap bahwa anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.

i. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan mintalah

waktu untuk menjawabnya.

j. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi

berlangsung,istirahatlah sebentar.

k. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda pahami.

l. Bersabarlah (Smeltzer, 1991).

4. Kunci sukses dalam melakukan negosiasi

Adapun kunci sukses dalam melakukan negosiasi yang dikemukakan oleh

Nursalam(2015), yaitu :

a. Lakukan

8
1)Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa Anda

mengetahuikeinginan orang lain.

2)Perlakukan orang lain sebagai teman dalam penyelesaian masalah, bukan

sebagaimusuh. Hadapi masalah yang ada, bukan orangnya.

3)Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima,

jikaAnda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.

4)Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan

gerakantubuhnya.

5)Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit.

6)Antisipasi penolakan.

7)Tahu apa yang dapat Anda berikan.

8)Tunjukkan beberapa alternatif pilihan.

9)Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat terhadap

pendapatAnda.

10)Bersikaplah asertif, bukan agresif.

11)Hati-hati, Anda mempunyai suatu kekuasaan untuk memutuskan

12)Pergunakan gerakan tubuh, jika Anda menyetujui atau tidak terhadap suatu

pendapat.

13)Konsisten terhadap apa yang Anda anggap benar

b. Hindari

9
1)Sikap yang tidak baik, seperti sinis, kasar, dan menyepelekan.

2)Trik yang tidak baik, seperti manipulasi.

3)Distorsi.

4)Tergesa-gesa dalam proses negosiasi.

5)Tidak berurutan.

6)Membuat hanya satu pilihan.

7)Memaksakan kehendak

8)Berusaha menekankan pada satu pendapat.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Marquis dan Huston (1998) mendefinisikan konflik sebagai masalah internal

daneksternal yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau

keyakinan daridua orang atau lebih. Konflik dapat dibedakan menjadi tiga jenis

yakni, konflik intrapersonal,interpersonal, dan antar kelompok. Proses konflik dibagi

menjadi beberapa tahapan: 1)Konflik laten, 2) Konflik yang dirasakan (felt conflict),

3) Konflik yang tampak/sengajadimunculkan, 4) Resolusi konflik, dan 5) Konflik

aftermath. Strategi penyelesaian konflikdapat dibedakan menjadi enam macam; 1)

Kompromi atau negosiasi, 2) Kompetisi, 3)Akomodasi, 4)Smoothing, 5)Menghindar,

dan Kolaborasi.

Kolaborasi adalah hubungan kerja sama antara perawat dan dokter

dalammemberikan pelayanan kesehatan kepada klien yang didasarkan pada

pendidikan dankemampuan praktisi yang memiliki tanggung jawab dalam pelayanan

kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.

Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada, negosiasi

jugadiartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis dan Huston, 1998).

Negosiasisering dirancang sebagai suatu strategi menyelesaikan konflik dengan

pendekatan kompromi.Selama negosiasi berlangsung, berbagai pihak yang terlibat

menyerah dan lebih menekankanuntuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara

keduanya.

11
Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang kompleks dan

seringdidefinisikan sebagai suatu upaya memutuskan serangkaian tindakan tertentu.

Pengambilankeputusan sering dianggap sinonim dengan manajemen.

B. Saran

Agar menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih memahami lagi tentang

Konsep terjadinya manajemen konflik.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36106154/
Manajemen_keperawatan_konsep_kolaborasi_dan_negosiasi_docx

13

Anda mungkin juga menyukai