Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM

PERSYARAFAN DAN INDERA (TETANUS)

DOSEN :
Dr. Ns. Andro Runtu, S.Kep.,M.Kes
Ns. Meilita Enggune, S.Kep.,M.Kep
Ns. Mario Katuuk, M.Kep.,Sp.Kep.M.B

DISUSUN OLEH :
Aprilia Rugian
Sevira Bakari
Srikandi J. Walangitan
Valenia Kilis
Triana Lolowang
Anjeli Wowor
Filipo Pangkey
Riedel Moningka
Definisi
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama
kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan
kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh
kumanclostridium tetani, tetapi akibat
toksin(tetanospasmin) yang dihasilkan kuman.
Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan
toksinkuman Clostridium tetani, bermanifestasi
sebagai kejang otot paroksismal, diikuti kekakuan
ototseluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu
tampak pada otot masseter dan otot-otot rangka.
Klasifikasi
Tetanus berdasarkan bentuk klinis dibagi menjadi 3 yaitu:
1.Tetanus local
2.Tetanus general
3.Tetanus segal

Etiologi
Penyakit tetanus disebabkan oleh toksin kuman Clostridium
tetani yang dapat masukmelalui luka tusuk, gigitan
binatang, luka bakar, luka operasi yang tidak dirawat dan
tidakdibersihkan dengan baik, caries gigi, pemotongan tali
pusat yang tidak steril, dan penjahitan lukarobek yang tidak
steril. Penginfeksian kuman Clostridium tetani lebih mudah
bila klien belumterimunisasi
PATHWAY
Patofisiologi
Tetanus disebabkan oleh toksin kuman Clostridium tetani yang masuk
melalui luka tusuk,gigitan binatang, luka bakar, luka operasi yang tida
dirawat dan tidak dibersihkan dengan baik,caries gigi, pemotongan tali pusat
yang tidak steril, dan penjahitan luka robek yang tidak sterilyang lebih
beresiko bagi orang-orang yang belum terimunisasi.Toksin kuman C. tetani
berbentuk spora. Bentuk spora dalam suasana anaerob dapat berubahmenjadi
kuman vegetatif yang menghasilkan eksotoksin.
Manifestasi Klinis is

Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin
bertambah terutama pada rahang dan leher. Dalam waktu 48 jam penyakit ini
menjadi nyata dengan gejala umum: 
1.Trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot-otot mastikatoris
2.Kaku kuduk sampai epistotonus karena ketegangan otot-otot erector trunki
3.Ketegangan otot dinding perut
4.Kejang tonik terutama bila dirangsang karena toksin terdapat di kornu
anterior
5.Risus sardonikus karena spasme otot muka (alias tertarik ke atas), sudut mulut
tertarik keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi
6.Kesukaran menelan, gelisah, mudah terangsang, nyeri anggota badan (sering
merupakangejala dini)
7.Spasme yang khas, yaitu badan kaku dengan epistotonus
8.Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernapasan
9.Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir.
10. Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang-kadang peninggian
tekanan cairan otak.
Penatalaksanaan Tetanus
1. Farmakologi
• Antitoksin
• Anti kejang (antikonvulsan)

2. Non-farmakologi
• Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya,

• Diet TKTP. Pemberian tergantung kemampuan

menelan. Bila trismus, diberikanlewat sonde


parenteral.
• Isolasi pada ruang yang tenang, bebas dari

rangsangan luar.
• Menjaga jalan nafas agar tetap efisien.

• 5.Mengatur cairan dan elektrolit.


 Pemeriksaan Penunjang
1. Darah

Glukosa darah
BUN
Elektrolit (K, Na)
Skull Ray
EEG

Komplikasi pada klien Tetanus


1. Spasme otot faring yang menyebabkan terkumpulnya air
liur (saliva) di rongga mulut.Hal ini memungkinkan
terjadinya aspirasi sehingga dapat terjadi pneumonia
aspirasi.
2. Asfiksia.
3. Atelektasis karena obstruksi secret. 
Pengkajian
1. Identitas klien Meliputi nama, umur
(kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat,pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor
register, dan diagnosis medis.
2. Keluhan Utama

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

b. Riwayat kesehatan dahulu

c. Riwayat kesehatan keluarga


d. Riwayat psikososial dan spiritual
Aktivitas sehari-hari (sebelum dan selama sakit)
 Pola Nutrisi

 Pola Eliminasi

 Pola Personal Hygiene

 Pola Istirahat dan Tidur

 Pola Aktivitas dan Latihan

 Seksualitas/reproduksi

 Peran

 Persepsi diri/konsep diri

 Kognitif diri/konsep diri

 Kognitif perceptual

Pemeriksaan Fisik
 Kepala

 Mata

 Hidung

 Mulut

 Dada

 Abdomen
 Diagnosa Keperawatan
Kejang berhubungan dengan penyebaran toksic
clostridium tetani di system saraf di otak
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan akumulasi sputum

 Intervensi Keperawatan
Diagnose: kejang berhubungan dengan
penyebaran toksic clostridium tetani di
systemsaraf di otakTujuan : tidak terjadi kejang
Criteria hasil: frekuensi kejang berkurang,pasien
lebih tenang
No Intervensi Rasional

1 Mandiri:  

1. Anjurkan keluarga agarmenahan tubuh 1. Agar pasien tidak terjatuhdari tempat tidur saat pasien

pasiensaat kejang mengalami kejang

2. Anjurkan keluarga untukmemasang sendok 2. Melindungi pasien agartidak menggigit lidahnyasendiri

kemulut pasien saat pasienkejang saat terjadi kejang

2 KolaborasiMemberikan obat anti kejang kepada Obat anti kejang dapat membantu pasien untuk segera lepas

pasien darimasa kejangnya danmenenangkan pasien


2.Diagnose: bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumlasi
sputum.
Tujuan: jalan nafas efektif.
Criteria hasil: AGD normal, tidak ada suara nafas ronkhi, tidak ada sputum.

  No Intervensi Rasional
1 Mandiri:  
  1. Bila kepala ekstensidapat
1. Bebaskan jalan nafas dengan meluruskansal.pernafasan sehingga proses
memberikan posisi kepala ekstensi. respirasi tetap berjalan ancer.
2. Lakukan pemerikasaanfisik 2. Amati adanya ronkhiatau tidak, karena
khususnya ronkhimenunjukkan adanyagangguan pernafasan.
3. Auskultasi tiap 2-3 jam sekali 3. Untuk mengeluarkansecret.
4. Lakukan suction 4. Adanya dispnea adalahindikasi adanya gsngguan
5. Observasi TTV tiap 2 jam pada sistem pernafasan

2 Kolaborasi: Obat mukolitik dapat mengencerkan secret yang


Berikan Obat Pengencer Secret atau kental sehingga mudah dikeluarkan
mukolitik
 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yangbaik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan (Potter & Perry, 2011)

 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi didefenisikan sebagai keputusan
dariefektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan
keperawatan klien yang telah ditetapkandengan respon
prilaku klien yang tampil.Tujuan evaluasi antara lain :
a.Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien
b.Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari
tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c.Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai