Pokok Bahasan
: Dismenorea
Hari / Tgl
Waktu
: 30 Menit
Sasaran
: Remaja Putri
Tempat
i. Tujuan
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit diharapkan remaja mampu
mengenal dan memahami tentang dismenorhea dan dapat melakukan perawatan
terhadap dirinya sendiri yang mengalami dismenorea.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, remaja mampu
mengetahui :
a. Mampu menjelaskan pengertian dismenorea dengan benar
b. Mampu menyebutkan penyebab dismenorea dengan benar
c. Mampu menjelaskan obat tradisional untuk mengatasi dismenorea
iii. Media
Leaflet
LCD
iv. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Demonstrasi
v. Seting Tempat
Keterangan :
: Penyuluh
: Remaja
vi. Pengorganisasian
Pemberi Materi
: Evi Ardiani
Pembawa Acara
: Evi Ardiani
Demonstrasi
: Evi Ardiani
Evaluator/Observer
: Evi Ardiani
Pembimbing
: Puji Lestari
Tahap
Pembukaan
Kegiatan
Mengucapkan salam
( 5 menit )
Perkenalan
Memperhatikan
Menjelaskan tujuan
Menyetujui
Menjawab pertanyaan
kontrak waktu.
Memperhatikan
LCD
Memperhatikan
Lisan
Memperhatikan
Menjawab dan
Media
Lisan
Kegiatan Klien
Menjawab salam
2.
Pelaksanaan
tentang Dismenorhea
Menjelaskan pengertian
( 20 menit )
dismenorhea
Menjelaskan Penyebab
dismenorea
3.
Penutup
dan mendemonstrasikannya
Menyimpulkan materi
( 5 menit )
Mengevalusi remaja
tentang materi yang telah
mendemonstrasikan
Memberi reward
Memberikan leafleat
Memperhatikan
Mengambil leafleat
yang diberikan
Menjawab salam
Mengakhiri pertemuan
Kunyit
Asem Jawa
Gula Jawa
Air matang 1000 ml
ix. Lampiran
Materi
Leaflet
Lampiran Materi
DISMENORHEA
A. Pengertian
LCD
1. Ringan
2. Sedang
kerjanya.
3. Berat
: Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai, sakit kepala, kemeng
B. Penyebab (Etiologi)
Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab dismenore primer,
tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Rupanya beberapa faktor memegang
peranan sebagai penyebab dismenore primer, antara lain :
2.
Faktor kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak
mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore.
2. Faktor konstitusi
Faktor ini yang erat hubungannya dengan faktor tersebut di atas, dapat juga
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit
menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore.
3. Faktor obstruksi kanalis servikalis
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore ialah
stenosis kanalis servikalis. Terdapat banyak wanita tanpa keluhan dismenore,
walaupun ada stenosis servikalis dan uterus teretak dalam hiperantefleksi atau
hiperretrofleksi.
4. Faktor endokrin
Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot
usus. Novak dan Reynolds yang melakukan penelitian pada uterus kelinci
sekunder
disebabkan
prostalglandin,
tetapi
oleh
faktor
Dismenore primer
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3.
2.
3.
Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat
sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar
dismenore primer atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan
penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan
pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
4.
naproksen dalam kurang lebi 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami
banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1-3 hari
sebelum haid dan pada hari pertama haid.
5.
11.
Obat Tradisional
a.
Kunyit
agen
antiinflamasi
dan
antioksidan.
Terdapat
efek
yang
b.
Asam Jawa
Asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari
savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan.
Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis, dan
kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang
bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian tumbuh liar seperti di
hutan-hutan savana (El-Siddig, et al., 2006).
Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa
gugur daun), tinggi sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m.
Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur
vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat. Daun
majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun
penumpu seperti pita meruncing, merah jambu keputihan. Anak daun lonjong
menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 1-3,5 cm, bertepi
rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai sedikit
berlekuk (El-Siddig, et al., 2006).
c.
d.
1) Pertama-tama, kunir yang sudah dikupas kemudian ditumbuk sampai benarbenar halus dan lembut, setelah itu tambahkan air matang 17 gelas sambil
diaduk-aduk.
2) Kemudian peras dan disaring kunir tadi.
3) Larutkan gula aren atau gula jawa tadi dengan asam kawak dengan 3 gelas
air hingga tercampur rata
4) Tambahkan campuran asam kawak dan gula aren dengan perasan kunir tadi
dan aduk, saat mengaduk tambahkan garam dan air jeruk nipis hingga
tercampur, kemudian baru disaring ulang.
Aturan minum
5) Untuk wanita dewasa yang sedang datang bulan 1x sehari 1 gelas tidak
boleh lebih dari satu minggu
6) Untuk menjaga kesehatan diminum 1 minggu sekali 1 gelas
e.
f.
Peringatan
1) Bagi yang mempunyai penyakit liver atau ginjal dilarang minum jamu ini
2) Ibu hamil juga dilarang mengkonsumsi jamu kunir asem
3) Balita tidak disarankan meminumnya dikarenakan jamu ini termasuk jamu
keras
4) Meminumnya juga tidak boleh berlebihan
DAFTAR PUSTAKA