1
WTetanushat is Tetanus?
2
Sporulated Vegetative
3
Causes
Tetanus spora banyak ditemukan di lingkungan,
biasanya di tanah, pasir, dan di kotoran hewan
4
Jalan masuk bakteri masuk ke dalam
Causes
tubuh:
5
Cara masuk bakteri ke dalam
tubuh
Luka tertusuk benda tajam berkarat
Gigitan hewan
Fraktur terbuka
Luka bakar
Gangrene
Pemotongan palsenta bayi tidak steril
(tetanus neonatorum)
Abscess
Penyalahgunaan obat suntik (narkotik)
6
epidemiology
7
Masa Inkubasi
8
Masa Infeksi
9
Patofisiologi
1. C. tetani masuk ke 2. Berada dlm bentuk
tubuh lewat luka spora s/d muncul kondisi
terkontaminasi. luka anaerobic.
11
Bagaimana cara kerja toksin?
Tetanospasmin dapat menghambat
pengeluaran inhibitory neurotransmitters
(glycine and gamma-amino butyric
acid/GABA)
12
Gejala Klinis
14
Risus sardonicus
15
ophistotonus
16
Signs and Symptoms
Gejala lain:
fotophobia
Berkeringat berlebihan
demam
Spasme tangan & tungkai
Irritabilitas
Gangguan menelan
Uncontrolled urinasi dan defekasi
17
klasifikasi
1. Local tetanus
spasme persisten pd lokasi luka
2. Cephalic tetanus
infeksi primer terjadi akibat head injury dan otitis
media, disfungsi satu atau lebih saraf cranial biasanya
N. Facialis
3. Generalised tetanus
80% dari jenis tetanus,pola yg menurun dgn gejala
utama trismus (lockjaw) akibat spasme otot masseter,
diiukuti oleh kaku kuduk, sulit menelan dan kekakuan
otot abdomen
4. Tetanus neonatorum
tetanus yg terjadi pada bayi yg dilahirkan dari ibu yg
tidak diimunisasi 18
Pemeriksaan Diagnostik
Berasal dari gejala klinis khas tetanus,Kultur luka
Peningkatan Enzim otot.
Diagnosa banding
Spasm otot Masseter akibat abses gigi
Reaksi Dystonic akibat efek samping
phenothiazine
Rabies
Hysteria
19
Treatment
20
3. mengontrol spasm
- ciptakan ruangan yang hening
- hindarkan stimulus berlebihan
- lindungi airway dari obstruksi
4. Supportive care
- Adequate hydrasi
- Nutrition
- Treatment of secondary infection
- prevention of bed sores.
21
Pencegahan
23
PENGKAJIAN
Keluhan
kejang dan kekakuan otot
Riwayat kesehatan
tertusuk paku berkarat, kecelakaan berat,
luka bakar, inadekuat imunisasi, IV drugs,
luka operasi, proses persalinan pd BBL
24
PEMERIKSAAN FISIK
Penampilan
TTV
hipertermi s/d Febris, hipertensi, tachycardi,
dyspnea, cyanosis, asfiksia
LOC
irritability, weakness, convulsion
Saraf Cranial
pemeriksaan saraf cranial yg mana saja...
25
disfungsi CN III, IV, VII, IX, XI tersering CN VII
Sensorik dan motorik
nyeri, tingling, trismus, spasme otot wajah
dengan peningkatan kontraksi di alis mata risus
sardonicus, spasme otot abdomen dan
gangguan menelan
Pemeriksaan reflek
Pemeriksaan reflek meningeal
pemeriksaan apa saja....
26
Tes kaku kuduk
27
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot tidak terkontrol dan
kontraksi otot involuntary
2. Kejang berhubungan dengan penyebaran toksic clostridium tetani
di system saraf di otak
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi
sputum.
4. Pola nafas tidak teratur berhubungan dengan jalan nafas
terganggu akibat spasme otot pernafasan.
5. Hipertermi berhubungan dengan efek toksin (bakterimia).
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kondisi lemah.
7. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gerak peristaltic usus.
8. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
spasme otot pengunyah
28
1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot tidak
terkontrol dan kontraksi otot involuntary
29
2. Kejang berhubungan dengan penyebaran toksic
clostridium tetani di system saraf di otak
Intervensi
Anjurkan keluarga agar menahan tubuh
pasien saat kejang
Anjurkan keluarga untuk memasang sendok
ke mulut pasien saat pasien kejang
Kolaborasi memberikan obat anti kejang
kepada pasien
30
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan akumulasi sputum
Intervensi
Bebaskan jalan nafas dengan memberikan
posisi kepala ekstensi.
Lakukan pemerikasaan fisik khususnya
auskultasi tiap 2-4 jam sekali.
Lakukan suction.
Observasi TTV tiap 2 jam
Kolaborasi:Berikan obat pengencer secret
atau mukolitik
31
4. Pola nafas tidak teratur berhubungan dengan
jalan nafas terganggu akibat spasme otot
pernafasan
Intervensi
Monitor irama nafas & RR.
Berikan posisi semi fowler.
Observasi tanda & gejala sianosis.
Berikan oksigenasi.
Kolaborasi:Anjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan
gas darah.
32
5. Hipertermi berhubungan dengan efek toksin
(bakterimia). Gangguan rasa percaya diri berhubungan dengan
kesulitan berbicara
Intervensi
Anjurkan klien banyak minum.
Berikan kompres dingin.
Pantau suhu tiap 2 jam.
Bila ada luka, berikan tindakan aseptic dan
antiseptic.
Kolaborasi: Laksanakan program pengobatan
antibiotic dan antipiretik. Pemeriksaan lab sel
darah putih secara berkala.
33
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kondisi
lemah.
Itervensi
Bantu klien untuk memenuhi KDM selama
klien masih lemah.
Minta keluarga untuk membantu klien dalam
melakukan aktifitas sehari-hari.
Anjurkan klien untuk banyak makan dan
banyak minum.
34
7. konstipasi
35
8. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan spasme otot pengunyah
Intervensi
Kaji kemampuan otot pengunyah dan reflek
menelan
Observasi bising usus
Review dari adanya gejala hipoglikemi
Jelaskan pada klien penyebab kesulitan makan
dan pentingnya makanan bagi tubuh
Berikan diet TKTP cair, lunak, dan bubur kasar.
Berikan cairan IV line.
Lakukan pemasangan NGT bila perlu. 36