NIM : 16.11.4066.E.A.0089
AKADEMI KEPERAWATAN
2018-2019
I. Konsep Dasar Teori
A. Pengertian
Penyakit tetanus addalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh kuman
Cloctradium tetani yang dimanifestasikan berupa kejang otot proksimal,
diikuti oleh kekuatan otot seluruh tubuh. Kekuatan tonos otot ini selalu
tampak pada otot maseter dan otot – otot rangka.
B. Etiologi
Clastradium tetani adalah kuman berbentuk batang, rangping berukuran
2-5x0,4-0-0,5 milimikron. Kuman ini berspora termasuk dalam golongan
gram positif dan hidup anaerob. Spora dewasamempunyai bagian yang
bergenderang ( drum stick). Kuman mengeluarkan toksin yang bersifat
neorotoksik. Toksik ini (tetanuspasmin) mula-mula akan menyebabkan
kejang otot daqn syaraf ferefer setempat. Toksin labil pada pemanasan
pada suhu 65 derajat celcius akan hancur dalamwaktu5 menit. Disamping
itu dikenal juga tetanolisin yang bersifat hemolisis yang perannya kurang
berani dalam proses hemolisis.
C. Manifestasi klinis
Secara umumdalam kurun waktu kurang lebih 48 jam penyakit tetanus
menjadi nyata terlihat dengan gambaran klinis sebagai berikut :
1. Tetanus : karena spasmus otot-otot matikatoris (otot pengunyah).
2. Kaku kuduk sampai epistotonus ( karena ketegangan otot-otot erector
tungkai).
3. Ketegangan otot dinding perut (perut kaku seperti papan).
4. Kejang tonis terutama bila dirangsang karena toksin yang tendapat di
komus anterior.
5. Resus sardonikos karena spasme otot muka ( alis tertarik keatas,sudut
muka tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat pada gigi)
6. Kerusakan menelan, gelisah ,mudah terrangsang, nyeri kepala, nyeri
anggota badan
7. Spasme yang khas yaitu badan kaku dengan epitotonus, ektrimitas
inferior dalam keadaan ektensi, lengan kaku dan tangan mengepal kuat
8. Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernapasan dan
laring.
9. Panas biasanya tidak terlalu tinggi.
10. Biasanya terdapat leukositisis ringan dan kadang-kadang peninggian
tekanan
cairan otak.
D. Patofisiologi
Luka yang terjadi karena tusukan paku , besi, kaleng/ bekas tusuk sate yang
kotor cenderung tertutup dan menyebab keadaan kotoran anaerob didalam
luka,merupakan media yang sangat baik bagi kuman clostridium tetani . Cara
penyebaran toksin oleh kuman terjadi dalam 2 cara yaitu diabvsorbsi melalui
ujung syaraf motorik dan malalui susunan limpatik dan ikut aliran darah arteri .
Setelah terjadi toksik terjadi perubahan serangan akan timbul gelala-gejala
kejang tetani yang khas.
E. Pemeriksaan penunjang
Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang-kadang didapat peningkatan
tekanan cairan otak.
F. Penatalaksanaan
1. Umum :
a. Merawat dan membersihkan luka dgn sebaik-baiknya
b. Diet cukup ka;lori dan protein ( bentuk makanan tergantung pada
kemampuan membuka mulut dan menelan ).
c. Isolasi klien untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tidakan
thd klien lainnya.
d. Oksigen dan pernapasan buatan dan tracheotomy kalau perlu.
e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Obat-obatan :
a. Anti toksin . Tetanus Imun Glubolin (TIG ) lebih dianjurkan pemakainnya di
bandingkan dengan anti tetanus serum (ATS) dari hewan. Disis initial
TIG adalah 5000 U IM ( disis harian 500 – 6000 U ). Kalau tidak ada TIG
diberi ATS dengan dosis 5000 U IM dan 5000 U IV.
b. Anti kejang.
Beberapa obat yg dapat diberikan :
Obat Dosis Efek samping
- Diasepam 0,5 – 10 mg/kg BB /24 jam IM - Sopor, koma
- Meprobamat 300 – 400 mg/4 jam IM - Tidak ada
- Klorpromasin 25 – 75 mg /4 jam IM - Hipotensi
- Fenobarbital 50 – 100 mg / 4 jam IM - Depresi
nafas
A. Identitas :
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan , dan alamat
penting untuk
Mengetahui adanya faktor resiko thd timbulnya serangan tetanus.
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Resiko tinggi terhadap trauma atau penghentian pernafasan b.d
kehilangan koordinasi otot-otot besar dan kecil.
Kriteria :
- Tidak terdapatnya faktor resiko internal ataupun ekternal
untuk memunculkan serangan gagal nafas.
- Menunjukkan sikap yg dapat menghindari rangsang
lingkungan aman dan sesuai dengan indikasi.
- Pengobatan dapat dipertahankan untukmengontrol
aktifitas kejang dan pencegahan
Intervensi Keperawatan :
b. Bersihan jalan nafas atau pola nafas tidak efektif b.d kerusakan
neuron, obstrusi tracheobronchial.
Kriteri hasil :
- Mempertahankan pola nafas yg efektif dgn jalan nafas
paten atau aspirasi dicegah .
Intervensi Keperawatan.
Intervensi Keperawatan :