PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak sedikit diantara kita yang memahami arti sebenarnya dari kata advokasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, advokasi dapat diartikan sebagai sebuah
pembelaan (litigasi). Berdasarkan penjelasan para ahli retorika, Advokasi adalah
suatu bentuk upaya persuasi yang mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi,
argumentasi serta rekomendasi tindak lanjut mengenai suatu hal/kejadian.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian umum kolaborasi
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk kolaborasi
3. Untuk mengetahui komponen kompentensi sebagai dasar kolaborasi
4. Untuk mengetahui komponen utama dalam kolaborasi
5. Untuk mengetahui bagaimana proses kolaborasi
6. Untuk mengetahui pemikiran tentang kolaborasi
7. Untuk mengetahui bagaimana cara menciptakan inovasi kolaboratif di
sektor pemerintahan
8. Untuk mengetahui cara menciptakan budaya kolaborasi
C. Manfaat
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kolaborasi
B. Bentuk-bentuk Kolaborasi
Terdapat tiga bentuk dari kolaborasi, yaitu kolaborasi primer, kolaborasi
sekunder, dan kolaborasi tersier.
1. Kolaborasi Primer
Disini grup dan individu sungguh-sungguh dilebur menjadi satu. Grup
berisi seluruh kehidupan daripada individu, dan masing-masing saling mengejar
untuk masing-masing pekerjaan, demi kepentingan seluruh anggota dalam grup
itu. Contohnya adalah kehidupan rutin sehari-hari dalam bicara, kehidupan
keluarga pada masyarakat primitif dan lainlainnya. Di dalam kelompok-
kelompok kecil seperti keluarga dan komunitaskomunitas tradisional proses
sosial yang namanya kooperasi ini cenderung bersifat spontan. Inilah kooperasi
terbentuk secara wajar di dalam kelompok-kelompok yang disebut kelompok
primer. Di dalam kelompokkelompok ini individu-individu cenderung
membaurkan diri dengan sesamanya di dalam kelompok, dan masing-masing
berusaha menjadi bagian dari kelompoknya. Di dalam kelompok-kelompok
primer yang kecil dan bersifat tatap muka ini, orang perorangan cenderung lebih
senang bekerja dalam tim selaku anggota tim dari pada bekerja sebagai
perorangan.
2. Kolaborasi Sekunder
Apabila kolaborasi primer karakteristik dan masyarakat primitif, maka
kolaborasi sekunder adalah khas pada masyarakat modern. Kolaborasi sekunder
ini sangat diformalisir dan spesialisir, dan masing-masing individu hanya
membanktikan sebagian dari pada hidupnya kepada grup yang dipersatukan
dengan itu. Sikap orang-orang di sisni lebih individualistis dan mengadakan
perhitungan-perhitungan. Contohnya adalah kolaborasi dalam kantor-kantor
dagang, pabrik-pabrik, pemerintahan dan sebagainya.
3. Kolaborasi Tertier
3 yang menjadi dasar kolaborasi yaitu konflik yang laten.
Dalam hal ini
Sikap-sikap dari pihak pihak yang kolaborasi adalah murni oportunis.
Organisasi mereka sangat longgar dan gampang pecah. Bila alat bersama itu
tidak lagi membantu masing-masing pihak dalam mencapai tujuannya.
Contohnya dalah hubungan buruh dengan pimpinan perusahaan, hubungan dua
partai dalam usaha melawan partai ketiga.
E. Proses Kolaborasi
Tahapan proses kolaborasi meliputi tiga tahap yaitu:
1. Tahap I: Problem Setting
Menentukan permasalahan, mengidentifikasikan sumber-sumber, dan sepakat
untuk kolaborasi dengan pengguna jasa.
2. Tahap II: Direction Setting
Menentukan aturan dasar, menyusun agenda dan mengorganisasikan sub-sub
kelompok. Menyatukan informasi yang ada, meneliti pilihan, dan
memperbanyak persetujuan yang diinginkan.
3. Tahap III: Implementation
Ketentuan yang telah disepakati dan didorong oleh pihak dari luar telah
dibangun, pelaksanaan persetujuan harus selalu dimonitor.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kolaborasi merupakan salah satu bentuk interaksi sosial. Kolaborasi
melibatkan pembagian tugas, dimana setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan
yang merupakan tanggung jawabnya demi tercapainya tujuan bersama.
Terdapat tiga bentuk dari kolaborasi, yaitu
1. kolaborasi primer
2. kolaborasi sekunder dan
3. kolaborasi tersier.
Gambaran penting untuk kolaborasi mencakup
1. keterampilan komunikasi yang efektif
2. saling menghargai
3. rasa percaya
4. memberi dan menerima umpan balik
5. pengambilan keputusan dan
6. manajemen konflik
Terdapat beberapa komponen utama dalam melakukan kolaborasi, diantaranya
sebagai berikut.
1. Collaborative Culture
2. Collaborative Leadership
3. Strategic Vision
4. Collaborative Team Process
5. Collaborative Structure
Tahapan proses kolaborasi meliputi tiga tahap yaitu:
1. Tahap I: Problem Setting
2. Tahap II: Direction Setting
3. Tahap III: Implementation
Inovasi kolaboratif didefinisikan sebagai pendekatan kolaboratif untuk
melakukan suatu inovasi dan alternatif pemecahan masalah dengan memanfaatkan
sumber daya dan kreativitas yang bersumber dari masyarakat dan jaringan
eksternal - aspirasi warga negara, jaringan organisasi nirlaba dan perusahaan
swasta - untuk memperkuat
12 atau meningkatkan kecepatan (speed) inovasi,
jangkauan dan kualitas hasil inovasi di sektor publik
B. Saran
Untuk menghasilkan rasa saling menghormati, percaya dan jujur dalam
hubungan kerja dibutuhkan kolaborasi yang baik antar para individu dan
kelompok. Dalam melaksanakan pekerjaan sebaiknya orang-orang mendiskusikan
dan menyetujui menciptakan satu persetujuan baru yang akan diikuti oleh mereka
untuk menghasilkan rasa saling menghormati, percaya dan jujur dalam hubungan
kerja diantara mereka.
13
DAFTAR PUSTAKA
14