TELAAH PUSTAKA
Secara etimologi kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan yang
berarti Bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang berarti satu. Kedua kata tersebut
terbentuk kata benda communio yang dalam Bahasa Inggris menjadi communion dan berarti
kebersamaan, pergaulan, hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan usaha dan kerja,
maka dibuat kata kerja communicare yang berarti tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan
seseorang, bertukar pikiran, berhubungan. Communicare akhirnya dijadikan kata kerja benda
communication, dalam Bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi yang berarti
poemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Pengertian Pendidikan menurut Radja Mudyharto dalam buku Filsafat Ilmu Pendidikan
adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai yang di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Sedangkan secara luas, Pendidikan adalah segala pengalaman
belajar yang berlangsung disegala lingkungan dan sepanjang hidup.
Istilah komunikasi Pendidikan memang belum begitu dikenal oleh kalangan pemerhati
dan praktisi Pendidikan. Namun dalam dunia Pendidikan, komunikasi hakikatnya berupakan ruh
dari keberlangsungan Pendidikan itu sendiri. Tanpa ruh komunikasi yang baik, Pendidikan akan
kehilangan cara dan orientasi dalam membangun kualitas output yang diharapkan.
Moh Gufron mendefinisikan komunikasi Pendidikan secara sederhana, yaitu komunikasi
yang terjadi dalam suasana belajar. Komunikasi Pendidikan secara istilah suatu Tindakan yang
memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pemahaman dan praktik interaksi serta
Tindakan seluruh individiu yang terlibat dalam dunia Pendidikan.
Menurut Zelko dan Dance dalam Tisnawati & Priansa (2018), komunikasi organisasi
merupakan system yang saling berkaitan yakni antara komunikasi eksternal dan komunikasi
internal. Komunikasi eksternal yaitu komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan
luar, sedangkan komunikasi internal adalah komunikasi yang berada di dalam organisasi itu
sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada pimpinan, komunikasi dari pimpinan kepada
pegawai, komunikasi sesame pegawai yang sama tingkatnya. Sebagai contoh, komunikasi dalam
penjualan produk, pembuatan iklan, dan hubungan dengan masyarakat umum.
Robbbins (dalam Prabawa, 2013) menyatakan ada 4 fungsi komunikasi di dalam sebuah
organisasi pengendalian perilaku anggota dengan beberapa cara, agar petunjuk-petunjuk ditaati
oleh bawahan, motivasi, membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada
karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana seberapa baik standar, sarana pengungkap emosi
(kepuasan, frustasi, dll), memberikan informasi yang mempermudah pengambilan keputusan.
Sementara itu Bungin (dalam Tisnawati & priansa, 2018) menyatakan bahwa fungsi komunikasi
di dalam organisasi antara lain; fungsi informatif yaitu seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih tepat. Melalui informasi yang diperoleh, setiap
anggota dapat melaksanakan tugas secara pasti. Selanjutnya fungsi regulative, yaitu berkaitan
dengan berbagai peraturan yang perlu diikuti dalam suatu organisasi. Fungsi persuasif, dalam
mengatur suatu organnisasi tidak cukup dengan mengandalkan kewenangan dan kekuasaan.
Adanya kenyataan ini banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi angotanya daripada
memberi perintah. Fungsi integrative ada dua saluran komunikasi formal yang terjadi dalam
setiap organisasi, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut dan laporan kemajuan
organisasi.
Public Relations sangat berkaitan erat dengan kepentingan setiap organisasi, baik itu
organisasi yang bersifat profit oriented atau organisasi non profit oriented. Posisi Public
Relations sangat dibutuhkan dalam menjalin hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal
suatu organisasi, maupun dalam penanganan krisis manajemen organisasi. Seperti yang
disampaikan oleh (British( Institute of Public Relations (IPR) dalam buku Public Relations edisi
ke-5 oleh Frank Jefkins, bahwa Public Relations merupakan seluruh upaya yang dilakukan
secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara good will
(niat baik) dan rasa saling pengertian antara organisasi dengan pihak eksternal, yaitu
khalayaknya.
Hal ini memiliki kesamaan dengan pengertian Public Relations oleh Frank Jefkins dalam
buku Public Relations edisi ke-5 yang menjelaskan bahwa Public Relations merupakan
komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, atau antara suatu organisasi
dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian. Tujuan komunikasi menurut Frank Jefkins lebih terperinci, tidak hanya berfokus
pada rasa saling pengertian saja, melainkan memiliki focus pada tujuan khusus yang berkaitan
dengan rasa saling pengertian tersebut. Tujuan-tujuan khusus yang dimaksud salah satunya
adalah penanggulangan masalah-masalah komunikasi yang mengharuskan Public Relations
dapat mengubah persepsi dan sikap khalayak yang negatif menjadi positif.
Publik merupakan khalayak yang menjadi sasaran bagi Public Relation. Peran publik
sangat berpengaruh dalam sukses nya program public relation dalam organisasi/perusahaan.
Dikutip dari buku dasar-dasar Public Relations oleh Dr. H. Soeganda Priyatna, publik dalam
public relations dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu:
Publik internal adalah publik yang ada dalam lingkup organisasi/perusahaan, seperti
manajer, supervisor, karyawan pelaksana, pemilik saham dan direksi. Sedangkan publik
eksternal adalah publik yang berada di luar organisasi/perusahaan yang tidak berkaitan
langsung dengan perusahaan sepertipers, pendidik/dosen, konsumen, komuniras dan
pemerintah.
Perkembangan media merupakan suatu hal yang wajar jika dilihat dari perkembangan-
perkembangan lainnya. Perkembangan teknologi merupakan suatu hal yang menjadi acuan
perkembangan lainnya. Perkembangan-perkembangan itu bertujuan untuk membantu kehidupan
manusia.
Istilah New Media atau media baru di akhir tahun 1980-an membuat dunia media
dan komunikasi terlihat sangat berbeda. Perkembangan media dari media konvensional
hingga media baru, turut memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia (aspek
ekonomi, sosial dan budaya). Kehadiran New Media tidak lepas dari perkembangan
teknologi yang sidatnya dinamis. Di era New Media, perubahan bentuk, produksi,
distribusi dan konsumsi media terlihat sangat kompleks. (Lee M dan Carla Johnson 2007:
382-383)
perkembangan media komunikasi ke dalam empat era. Pertama, era komunikasi tulisan,
Kedua, era komunikasi cetak, Ketiga, era telekomunikasi, dan Keempat, era komunikasi
interaktif. Media baru adalah media yang berkembang pada era komunikasi interaktif.
- New Textual Experiences, yaitu genre dan bentuk tekstual baru, hiburan dan
community, yaitu pergeseran waktu, ruang dan tempat (pada skala local dan
global)
yaitu tantangan baru karena adanya nyata dan virtual, alam dan teknologi serta
yang lebih luas budaya media, industri, ekonomi, kontrol dan regulasi.
komunikasi berbasis avatar, transmisi gambar suara, World Wide Web, Blog,
- Virtual ‘Realities’
- Digital
Dalam proses media digital semua data input diubah menjadi angka. Data
tersebut sebenarnya analog yang diproses dan disimpan dalam bentuk angka
serta dapat dihasilkan dalam bentuk online, disk digital atau drive memori
sehingga output-nya berupa teks tertulis, grafik dan diagram, foto serta
- Interaktivitas
pengguna New Media mampu campur tangan atau terlibat secara langsung
- Hipertekstual
antara studi sastra dan potensi New Media. Hipertekstual digunakan untuk
- Jaringan
New Media membagi audiens dalam beberapa segmen, meskipun jumlahnya
besar namun tidak berarti seragam. New Media merupakan jaringan pada
penggunaan media.
- Virtual
kenyataan, diri dan identitas. Virtual dapat diartikan sebagai fitur budaya
- Simulasi
Simulasi adalah konsep yang digunakan secara luas dalam literatur New
Oka A Yoeti dalam Customer Service cara Efektif memuaskan Pelanggan (Jakarta:
Pradnya Paramita, 2006) mengatakan bahwa lembaga Pendidikan yang menjual jasa kepada
pelanggannya memberikan pelayanan terbaik, pelanggan adalah customer yang akan membeli
atau menggunakan jasa yang ditawarkan. Pada dasarnya lembaga Pendidikan/sekolah memiliki
pelanggan internal dan eksternal; pelanggan internal sekolah adalah tenaga pendidik, karyawan,
dan sebagainya. Sedangkan pelanggan eksternalnya adalah pesera didik dan orang tua atau wali
murid.
Dalam istilah dunia perdagangan atau bisnis, pelanggan adalah raja, perusahaan atau
lembaga pelayanan yang menawarkan jasa seperti seperti sekolah pastinya akan berlomba-lomba
untuk menarik simpati masyarakat secara umum agar mau menggunakan jasanya. Selain
menampilkan keunggulan yang dimiliki untuk memikat para calon pelanggannya. Sekolah atau
lembaga Pendidikan harus bisa mempertahankan pelanggan yang sudah menggunakan jasanya
agar tidak berpindah ke lain tempat.
Dalam The Reputational Landscape, Fombrun mencuplik definisi reputasi berdasar pada
‘American Heritage Dictionary’ (1970:600) ‘reputasi’ merupakan ‘penilaian secara umum yang
mana dipegang oleh publik’. Fombrun juga memberikan pengertian reputasi dari berbagai
sudut, salah satunya dari segi strategi. Berdasarkan pandangan segi strategi, Caves & Porter
(1977) mengungkapkan bahwa ‘reputasi merupakan gabungan dari aset dan aktivitas
pengawasan’. Wartiek (1992) mengatakan ‘memerlukan waktu agar reputasi dapat masuk dalam
pikiran peneliti. Studi empiris menunjukan bahwa walaupun berhadapan dengan informasi yang
negatif, peneliti menolak perubahan penilaian reputasi mereka’
Reputasi korporasi dibentuk oleh tiga elemen utama dan beberapa hal pendukung. Tiga elemen
utama tersebut saling terkait satu sama lain. Penjelasan mengenai elemenelemen utama adalah
sebagai berikut;
Komunikasi yang dilakukan oleh humas tidak dapat terlepas dari sorotan banyak pihak.
Karena hal ini sekaligus sebagai jalan mencitrakan perusahaannya. Oleh karena itu perlu
dicermati lebih lanjut seperti apa model komunikasi yang diperlukan dan digunakan.
Agar kiranya lebih efektif dan efesien.
Participatory culture merupakan teori yang dikembangkan oleh Henry Jenkins. Apabila
penelitian sebelumnya mengacu pada permasalahan kontemporer seperti isu politik,
industrialisasi dan ketenagakerjaan, dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi dan
menghasilkan konvergensi media dimana masyarakat perperan aktif dalam media sebagai
konsumen, akan tetapi dengan adanya fenomena new media budaya konsumen yang pasif sudah
tidak berlaku lagi karena konsumen dapat memiliki peran aktif dalam produksi dan budaya
media. Participatory culture adalah gagasan bahwa tidak adanya batasan antara konsumen pasif
dengan produsen aktif karena kedua belah pihak sudah menjadi bagian dalam aliran budaya.
Participatory culture sudah menjadi keterikatan dan ekspresi yang umum ditemui pada fandom
saat ini. (Jenkins, 2009)
Participatory culture telah merubah skema produksi pada suatu media. Seperti yang di alami
generasi sebelum saat ini, dimana setiap media menayangkan dan menyuguhkan konten seakan
akan itu adalah satu satunya narasumber atau produsen bagi penontonnya. Pada saat ini para
remaja dapat dengan mudah bergabung dalam komunitas online lalu melakukan interaksi
komunikasi di dalamnya dan mengubah skema konten media dan mengolahnya dengan hasil
yang didapatkan dari akses internet.
Bentuk dari participatory culture yang digagas oleh (Jenkins, 2009) dibagi berdasarkan bentuk
komunikasi dari participatory culture. Bentuk dari participatory culture meliputi affiliations,
expressions, collaborative, circulation.
2.1.1 Instagram
Instagran adalah media sosial yang memiliki fitur berbagi foto dan video secara online serta
dapat mengambil dan membagikan ke teman instagran yang lainnya Budiargo (2015) Mengutip
dari www.instagram.com, instagram didirikan oleh Kevin Systrom pada tahun 2010 dengan
posisi CEO. Hingga pada september 2018 ia meninggalkan instagram dan fokus kepada proyek
selanjutnya.
Media sosial instagram dirilis pada tanggal 6 oktober 2010 di app store. Penamaan instagram
berawal dari kata instans dan gram yang dimaksudkan adalah telegram. Diharapkan aplikasi ini
dapat membagikan secara cepat dan instan seperti telegram (Pratama, 2018. Hari ini sejarah
instagram dirilis. https://tekno.kompas.com/read/2018/10/06/10512437/hari-ini-dalam-sejarah-
aplikasi-instagram-dirilis?page=all diakses pada 30 september 2019 pukul 12:12)
Awal berdirinya instagram berasal dari perusahaan Burb.inc yang berfokus pada pengembangan
aplikasi telepon genggam. Lalu CEO Kevin Systrom dan Mike Krieger memfokuskan pada satu
fitur yaitu aplikasi foto. Setelah melakukan perubahan pada aplikasi yang dibuatnya menjadi
lebih sederhana dengan fokus pada foto, video, likes, dan komentar lahirlah satu aplikasi
bernama instagram.
Perkembangan instagram pada tahun 2013 melonjak pesat dari 130 juta pengguna perbulan
hingga 150 juta pengguna perbulan Budiargo (2015). Instagram mengalami perkembangan di
setiap tahunnya, mengutip dari www.bisnis.com jumlah negara dengan pengguna instagran
terbanyak yang pertama adalah Amerika dengan jumlah 110 juta pengguna atau 33.44% dari
populasi negara tersebut sedangkan indonesia berada di peringkat ke 4 dengan jumlah 56 juta
atau 20.97% dari populasi di indonesia. ( Mudassir, 2019. Daftar pengguna instagram terbanyak
di dunia, indonesia urutan berapa?. Diakses pada 30 september 2019 pukul 12:40).
I. unduh aplikasi instagram pada playstore untuk android dan pada app store untuk
iphone
II. jalankan aplikasi lalu pilih sign up dan lakukan registrasi
III. isi biodata dengan lengkap seperti email dan nama lengkap
IV. atur gambar profile, dengan mengambil foto dengan kamera atau mengambilnya di
galeri ponsel
V. selanjutnya pilih sign up dan instagram sudah di registrasi
VI. instagram siap digunakan