Anda di halaman 1dari 22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Terdahulu

Kajian terdahulu penulis temukan dari skripsi Itawarni yang membahas


tentang strategi komunikasi edukasi Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan
Keindahan Kota Banda Aceh ( studi penerapan program waste collecting point di
Gampong Alue Deah Teungoh Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh ). Adapun
tujuan dalam penilitian ini yaitu untuk melihat bagaimana strategi komunikasi
edukasi yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan
Kota Banda Aceh dalam penerapan program Waste Collecting Point (WCP), di
Gampong Alue Deah Teungoh. Sedangkan hasil dari penelitian ini pihak Dinas
Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Keindahan Kota Banda Aceh menerapkan
sosialisasi secara langsung pada masyarakat, melalui pendekatan dengan aparatur
desa di Gampong Alue Deah Teungoh dan juga melalui perkumpulan ibu-ibu
rumah tangga.

Penelitian relevan lainnya yaitu jurnal yang ditulis oleh Agustrijanto dan
Dyah Kusumawati yang membahas tentang strategi komunikasi Ditjen PPKL
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dalam
mempromosikan program pengendalian sampah plastic. Dalam penelitian ini
Agustrijanto dan Dyah Kusumawati bertujuan untuk melihat bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan Ditjen PPKL Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dalam mempromosikan program pengendalian sampah plastic.
Sedangkan hasil yang didapati dalam penelitian ini yaitu masih membutuhkan
tindak lanjut dalam upaya mempromosikan program pengendalian sampah plastic.

Penlitian terakhir yang relevan yang digunaka sebagai referensi yaitu


penelitian dari Rodhi Makmun yang membahas tentang strategi Komunikasi
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo dalam mensosialisasikan
Undang-Undang Perda Nomor 16 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana strategi komunikasi
Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Sukoharjo dalam mensosialisasikan UU
Perda Nomor 16 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah. Sedangkan hasil yang
didapat dalam penelitian ini, pihak DLH kabupaten Sukoharjo menggunakan
strategi komunikasi dengan mensosialisakan secara langsung dan menggunaka
media seperti plakat, balihho, spanduk, dan menggunakan surat edaran yang
ditujukan kepada pihak-pihak terkait.
2.2. Landasan Teori

A. Komunikasi

Komunikasi pada dasarnya upaya yang kita lakukan untuk memahami,


dan membuat orang bisa memahami apa yang kita inginkan. Dalam kehidupan
sehari-hari kita tidak lepas dari komunikasi. Waktu yang kita habiskan
kebanyakan dipenuhi dengan percakapan-percakapan. Namun ada kalanya kita
tidak yakin bagaimana mengekspresikan diri, sehingga komunikasi menjadi
kurang efektif.

Komunikasi bisa diibaratkan seperti sebuah koin. Komunikasi bisa


menjadi penyelesai berbagai macam masalah dengan mudahnya, juga bisa
menjadi sumbu pemicu sebuah permasalahan. Ketika komunikasi terjadi sering
terjadi kesalahpahaman, untuk itu ketika berkomunikasi kita harus jeli melihat
berbagai kondisi, dan menyesuikan kondisi dengan apa yang akan kita
sampaikan.

Dalam sebuah organisasi atau lembaga, kesalahan dalam komunikasi


bisa berakibat fatal. Seorang humas rentan menjadi sorotan public. Kata-kata
mereke mewakili kata-kata perusahaan. Humas harus jeli dan berhati-hati agar
citra perusahaan tetap baik. Jika terjadi kesalahan dalam berkomunikasi, hal ini
dapat merugikan perusahaan baik dari segi pandangan public maupun secara
finansial.

Kita perlu memahami bagaimana percakapan-percakapan kita dengan


orang lain dapat terjadi. Kita juga perlu memahami bagaimana komunikasi yang
dilakukan terhadap dua orang berbeda juga menghasilkan interprestasi yang
berbeda. Selain itu kita juga harus memahami bagaimana komunikasi mampu
merubah pikiran seseorang.

1. Pengertian komunikasi

Untuk mendalami lebih jauh tentang komunikasi, kita perlu lebih


dahulu mendalami apa itu komunikasi. Upaya dalam menentukan defenisi
komunikasi menciptkan pandangan-pandangan yang berbeda. Hal ini
menjelaskan bahwa ilmu komunikasi merupakan suatu ilmu yang kompleks.
Katherine Miller (2005) menyatakan bahwa “begitu banyak konseptualisasi
tentang komunikasi, dan konseptualisasi ini telah mengalami perubahan
dalam tahun-tahun terakhir ini”.1

1
Richard West dan Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi edisi 3,
Terj. Maria Natalia Damayanti Maer (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), hlm. 4
Sebagaimana yang kita tau studi tentang ilmu komunikasi merupakan
studi yang bersifat sistematis dan empiris. Setiap peneliti memiliki pendapat
berdasarkan sudut pandang dan kondisi penelitian yang berbeda tergantung
situasi masyarakat pada saat dilakukan penelitian. Hal ini menjadikan studi
tentang Ilmu Komunikasi menjadi studi yang kompleks sehingga
menciptakan berbagai pandangan yang berbeda diantara para peneliti.

Secara umum istilah komunikas atau yang dalam bahasa Inggris


communications berasal dari bahasa Latin communicatio yang bersumber
dari kata communis yang artinya sama, sama dalam hal ini berarti satu
makna.2 Satu makan dapat diartikan sebagai upaya menanamkan ide-ide
sehingga pihak lainnya dapat menerima ide tersebut. Bagiamanapun
Komunikasi dapat diartikan sebagai pertukaran makna-makna atau ide-ide
antara komunikator dengan komunikasi, terutama melalui bahasa dan dapat
terjadi sampai tingkat di mana indiviu-individu mempunyai kognisi,
keinginan, dan sikap yang umum.3

Hovland mengungkapkan bahwa objek studi Ilmu Komunikasi bukan


hanya penyampain informasi, melainkan juga pendapat umum (Public
Opinion), dan Sikap Publik (Public Attitude) yang dalam kehidupan sosial
politik memiliki peranan yang sangat penting, Hovland berpendapat bahwa
komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.4 Jadi dalam hal ini
komunikasi bukan hanya tentang memberi tahu atau sejedar menyampaikan
pesan. Jauh lebih dalam komunikasi merupakan cara untuk mempengaruhi
baik individu ataupun kelompok untuk melakukan kegiatan yang diinginkan
oleh Komunikator.

2. Fungsi Komunikasi

Dalam sebuah kelompok atau organisasi komunikasi memiliki 4


fungsi utama yaitu : kontrol, motivasi, informasi, dan ekspresi emosional.5

a) Kontrol

Dalma kondisi tertentu, melalui rentetan dan tindakan tertentu,


suatu komunikas dapat mengontrol prilaku seseorang atau sekelompok
orang. Dalam suatu organisasi biasanya memiliki Hierarki otoritas dan

2
Irene Silviani, Komunikasi Organisasi (Surabaya : Sopindo Media Pustaka, 2019), hlm. 28
3
Ratu Mutialela Coropeboka, Konsep dan Aplikasi Ilmu Komunikasi, ( yogyakarta: Andi, 2017),
hlm 25
4
Irene Silviani, op.cit., 28
5
Stephen P. Robin dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi Edisi 12 Buku 2, Terj. Diana
Angelica DKK (Jakarta: Salemba Empat, 2008 ), hlm. 5
Standar operasional Prosedur yang harus dtaati oleh anggota maupun
karyawannya. Misalnya jika seorang anggota oraganisasi bertindak buruk
sehingga menggangu kinerja anggota organisasi lainya, maka atasan
berhak memberikan teguran atau surat peringatan. Hal ini merupakan
komunikasi berbentuk kontrol terhadap prilaku anggota agar bertindak
sesuia aturan yang ada didalam organisasi.

b) Motivasi

Komunikasi berfungsi sebagai motivasi dapat dilihat melalu


banyak kegiatan-kegiatan seminar, workshop, dan kegiatan serupa lainya.
komunikasi sebagai motivasi cenderung memberikan komunikan
informasi yang berkaitan dengan arahan-arahan baik dalam bekerja,
keluarga, dan lainya. pemberian arah biasanya untuk memacing semangat
dalam diri individu untuk berani memulai suatu hal yang baru melalui
serangkaian komunikasi.

c) Informasi

Komunikasi sebagai informasi merupakan suatu hal yang lumrah


bagi kita. Hampir dalam kehidupan bermasyarakat kita cenderung
memberikan informasi kepada pihak lainnya. Sekelompok emak-emak
akan berbicara tentang berita artis terbaru yang iya lihat di telivisi,
merupakan suatu fungsi komunikasi informasi. Dalam oraganisasi,
pemberian tugas dapat juga di kategorikan pemberian informasi, terutama
jika hal tersebut disampaikan oleh pihak lain.

d) Ekspresi Emosional

Suatu masyarakat merupakan sistem yang komplek, begitu pula


dalam suatu organisasi atau lembaga. Permasalahan-permasalahan akan
selalu timbul, dan mengancam keharmonisan dalam bermasyarakat.
Dengan adanya komunikasi masyarakat lebih mudah untuk
mengungkapkan keprihatinan dan keengganan yang diraskannya. Hal ini
menunjukan bahwa komunikasi berfungsi sebagai ekspresi emosional
yang menunjukan kegelisahan, keinginan, harapan yang ada didalam
masyarakat.

Dalam Pandangan Islam, komunikasi dapat dikategorikan berdasarkan


delapan fungsi. Delapan fungsi tersebut yakni fungsi Infomasi, fungsi
meyakinkan, fungsi mengingat, fungsi memotivasi, fungsi sosial, fungsi
bimbingan, fungsi kepuasan spritual, dan fungsi hiburan.6
6
Harjani Efni, Komunikasi Islam, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 155
3. Tujuan Komunikasi

Stanton (1982), menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada lima


tujuan komunikasi manusia.7

a) Mempengaruhi Orang lain

Komunikasi pada dasarnya merupakanupaya untuk memepengarhi


orang lain. Secara sadar maupun tidak sadar, ucapan serta tindakan kita
akan mempengarhi orang orang disekitar kita.

b) Membangun dan mengelola relasi antar personal

Manusia sebagai makshluk sosial membutuhkan orang lain untuk


memenuhi kebutuhannya. Baik itu kebutuhan secara jasmani ataupun
rohani. Pedagang sayur membutuhkakn para petani sayur agar memiliki
pasokan sayur untuk dijual, begitu pula petani sayur memerlukan
pedagang agar sayur yang mereka panen bisa terjual. Pekerja kantoran
tidak akan bisa memenuhi kebutuhan mereka jika tidak ada pedagang yang
menjual barang barang yang mereka butuhkan. Komunikasi membantu
masyarakat membangun dan mengelola relasi. Dengan adanya komunikasi
masyarakat akan lebih mudah memenuhi kebutuhan hidup mereka sesuai
dengan apa yang mereka perlukan.

c) Menemukan perbedaan jenis pengetahuan

Komunikasi juga bertujuan untuk saling bertukar ilmu. Dengan


adanya komunikasi beragam ilmu akan di sampaikan kepada pihak lain
sehingga ilmu tersebut dapat terpelihara dengan baik hingga saat ini.

d) Membantu orang lain

Dengan adanya komunikasi kita bisa saling membeantu sehingga


meringanankan beban yang lainnya. Dalam komunikasi membantu berarti
memberikan masukan, ide, gagasan sehingga pihak yang menerima bisa
menerapkannya dalam kesulitan yang dihadapi.

e) Bermain atau bergurau

Berkomunikasi juga memiliki tujuan bermain dan bergurau. Orang


dulu bermain pantun untuk bercanda menyampaikan ejekan dan mengerjai
teman-temannya. Para komicus akan menyampaikan berbagai hal lucu dan

7
Op.Cit., Aldo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, hlm.128
meranik kepada pendengarnya juga merupakan komunikasi dengan tujuan
sebagai permainan dan gurauan.

4. Teori Komunikasi Laswell

Salah satu model komunikasi yang paling umum digunakan dalam


mengkaji ilmu komunikasi yaitu model komunikasi Laswell. Model
kounikasi laswell merupakan model komunikasi yang sederhana dan
komunikasi berlangsung satu arah. Model komunikasi satu arah sering juga
dikenal sebagai model komunikasi linear karena arus pesan bersifat langsung
dari seorang pengirim pesan kepada penerima pesan. Adapun kompenen
komponen dalam komuniaksi Laswell dapat dijelaskan sebagai berikut:8

a) Who, dalam komunikasi laswell who adalah orang pertama kali yang
mengambil inisiatif untuk melakukan komunikasi, who juga dapat
dikatakan sebagai komuniakator.
b) Says What adalah apa yang disampaikan, atau pesan yang ingin
disampaikan. Dalam proses komunikasi pesan dapat berupa curahan
perasaan, konsep pemikiran, argumentasi, usulan, saran dan sebaginya.
Pesan dapat memnyangkut hal-hal bersifat formal maupun informal.
c) Channel, yaitu media apa yang digunakan. Media sangat penting
dalam proses penyampaian pesan, karena media pada dasarnya dapat
mempengaruhi indra manusia.
d) To Whom, hal ini dimaksudkan kepada siapa pesan itu akan
disampaikan. Dalam hal ini orang yang menerima pesan juga disebut
dengan komunikan. Komunikasin dapat berwujud inidividu, kelompok
ataupun massa.
e) What effect, artinya dampak apa yang akan ditimbulkan hasil dari
pesan yang disampaikan. Apabila suatu koumuniaksi berjalan dengan
baik, maka dampak yang dihasilkan sesuai dengan apa yang
diaharapkan oleh komunikator. Dalam Teori Laswell, terjadinya suatu
proses komunikasi harus memiliki efek, yaitu terjadinya perubahan
prilaku kepada khalayak, yang meliputi perubahan kognitif atau
pengetahuan, perubahan afektif atau emosi, dan perubahan psikomotor
atau perubahan dalam tingkah laku.9

8
Sampir Andrean Sukoco, New Komunikasi Pemasaran : Teori dan Aplikasinya, (Jember :
Pustaka Abadi, 2018), 7
9
Suci R. Mar’ Ih Koesomowidjojo, Dasar- Dasar Komunikasi, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,
2021), 72
Suci R. Mar’ Ih Koesomowidjojo dalam Dasar- Dasar Komunikas
menjelaskan bahwa terdapat kelebihan dan kekurangan model komunikasi
Laswell. 10

Kelebihan Model Komunikasi Laswell :

a) Teori Laswell berfokus pada komunikasi verbal yang berlangsung satu


arah.
b) Teori Laswell menfokuskan tujuan sebagai hasil suatu proses dari
pesan yang disampaikan.
c) Komunikasi dengan menggunakan model Laswell telah berhasil
melepaskan diri dari pengaruh komunikasi yang didominasi oleh
media periklanan yang saat itu mendominasi.
d) Teori Laswell lebih mudah dan lebih sederhana untuk diterapkan.

Kekurangan Model Komunikasi Laswell:

a) Teori Laswell hanya menfokuskan dan menyimpulkan teori satu arah


b) Tidak disebutkan adanya timbal balik dari hasil komunikasi
c) Tidak semua komunikasi mendapatkan umpan balik yang lancar
d) Teori Laswell menitikberatkan pada model komunikasi dengan cara
menyebarluaskan informasi melalui media massa hingga memperoleh
timbal bailk dari khalayak.

B. Strategi Komunikasi

Sehari-hari kita sering melihat berbagai macam bentuk dari strategi


komunikasi. Anak-anak akan selalu menggunakan kata-kata manis ketika
hendak menginginkan sesuatu dari orang tuanya. Para salasman kan mengatakan
hal-hal baik tentang produk yang meraka tawarkan. Hal-hal sederhana ini sering
kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, bahkan kita sering melakukannya untuk
mencapai apa yang kita inginkan.

1. Pengertian Strategi Komunikasi

Konsep strategi berasal dari zaman kuno, lebih khusus lagi berasal dari
pemikiran politikus militer. Istilah strategi berasal strategos (yunani) yang
berarti merencanakan dan menghancurkan musuh melalui penggunaan sumber
daya secara efektif.11 Sedangkan Pupu Saeful Rahmat dalam strategi belajar
mengajar menjelaskan bahwa istilah strategi berasal dari kata benda dan kata
kerja, sebagai kata benda Strategos merupakan gabungan kata Stratos (militer)
10
Ibid, 72
11
Eddy Yunus, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: Andi, 2016), 19
dan Ago (pemimpin), sebagai kata kerja Stratego berarti merencanakan. 12
Seiring perkembanganan waktu, istilah strategi digunakan secara luas,
diberbagai bidang ilmu maupun dalam kehidupan masyarakat. Dalam sebuah
lembaga usaha strategi merupakan rencana para pemimpin organisasi untuk
mencapai hasil yang konsisten dengan misi dan tujuan organisasi.13

Menurut Jim Hom Yam menjelaskan bahwa strategi merupakan suatu


metode dan prilaku eksekusi yang dihasilkan dari perpaduan 2 unsur utama
yakni sosiologis yang berfokus pada pelaku yang telibat dengan organisasi,
dan dan ekonomis terfokus pada kinerja finansial dan non finansial. 14 Elfiandi
dkk menjelaskan strategi sebagai penyatuan yang bertujuan untuk membangun
dan memberikan proposisi nilai yang konsisten dan membangun citra yang
berbeda kepada pasar sasaran.15 Dilihat dari penjelasan diatas tadi, strategi
dapat diartikan sebagai bentuk atau cara untuk mencapai tujuan dengan
memepertimbangkan aspek sosisologis dan aspek ekonomis. Dalam hal ini
strategi komunikasi mengcangkup cara cara agar suatu pesan dapat diterima
oleh masyarakat dengan cara yang lebih efektif dengan mempertimbangnkan
aspek- aspek baik sosiologis dan ekonomis.

Elfiandi dkk menunjukan bahwa orang-orang melihat istilah strategi


dengan cara pandang yang berbeda, namun secara umum mencangkup empat
makna :16

1) Strategi adalah sebuah rencana


2) Strategi adalah pola tindakan dari waktu kewaktu
3) Strategi adalah suatu posisi yang menawarkan pengambilan keputusan
4) Strategi adalah prespektif terhadap vise dan arah dari visi.

Jadi strategi dapat disimpulkan sebagai pengambilan keputusan yang


tepat, jelas dan komperhensif atau apapun yang mendasari diri kita untuk
berpikir, berprilaku, berkativitas dan bertindak. Hal ini akan menentukan arah
ang lebih baik saat kita ingin mencapai suatu tujuan.

2. Bentuk Strategi Komunikasi

12
Op.Cit., Pupu Saeful Rahmat, Strategi Belajar Mengajar, 2
13
Op.Cit., Eddy Yunus, Manajemen Strategis, 19
14
Jim Hoy Yam, Manajemen Strategi Konsep dan Implementasi Edisi 2, (Makassar: Nas Media
Pustaka, 2020), 3
15
Elfiandi, dkk, Pengantar Public Relations : Konsep dan Aplikasi, (Depok: Rajawali Pers, 2018),
15
16
Ibid. 242
Ada beberapa bentuk strategi yang dilakukan oleh Public Relations
untuk merancang informasi, dan berita :17

1) Strategi Memperoleh Publisitas (Strategy Of Publicity)

Untuk memperoleh publisitas dapat dilakukan dengan


menggunakan kampanye yang berkerja sama dengan berbagai media
massa. Dengan bantuan media massa berita dan informasi yang diinginkan
dapat tercapai ke masyarakat dengan cepat. Dalam publis berita bisa juga
digunakan rekayasa berita yang dapat menarik audiens sehingga tercipta
publisitas.

2) Strategi dengan Bujukan ( Strategy Of Persuation)

Dengan menggunakan teknik sugesti atau persuasi, dengan


mengubah opini public. Mengangkat dari segi emosional dari suatu cerita,
artikel, atau futuristik sehingga menimbulkan humanity interest.

3) Strategi dengan pendekatan Argumen (Strategy of Argumentation)

Strategi ini biasanya untuk menanggulangi berita-berita negatif


yang kurang menguntungkan. Untuk menanggulanginya dapat dibentuk
berita berupa sanggahan, kalrifikasi, dan lainnya yang membantah berita-
berita negatif yang masuk.

4) Strategy of Image

Strategi ini menggunakan berita-berita positif untuk menjaga


image dari suatu instansi. Hal ini bisa dalam bentuk program-program
charity atau pengenalan kualitas-kualitas produk unggulan.

Adapun dalam melakukan aktifitas strategi ada beberapa hal yang


perlu diperhatikan:18

1. Credibility, yakni dalam pelaksanaan komunikasi henddaklah dimulai


dengan suasana saling percaya yang diciptakan oleh komunikator
secara sungguh- sungguh sehingga menimbulkan keyakinan dan
respek pada public.
2. Contex, dalam hal ini hendaklah memperhatikan lingkungan social dan
aktif dan berpartisipasi dalam lingkungan social, serta dalam
menyampaikan pesan hendaklah jelas.

17
Dewi Suratningsih dan Suci Lukilowati, Strategi Komunikasi dalam Diplomasi Kemanusian :
best Practice dalam Isu Kemanusian Palestina, (Surabaya: Scopindo, 2020) hlm. 5
18
Op.Cit., Elfiandi, Artis, Nurdin, Pengantar Public Relations : Konsep dan Aplikasi, 20
3. Menggunakan media sosial agar kounikasi yang dilakukan lebih efektif
dan efisien.
4. Content, yaitu menyangkut isi pesan, dalam hal ini isi pesan harus
menyangkut kepentingan banyak orang sehingga informasi dapat
diterima sebagai suatu yang bermanfaat.
5. Clarity yaitu kejelasan, pesan harus disusun dengan kata-kata yang
jelas, mudah dimengerti serta memiliki pemahaman yang sama antara
komunikator dengan komunikan.
6. Continuity and Consistency, yaitu komunikasi dilakukan secara
berulang ulang dengan berbagai variasi pesan
7. Channel, mempergunakan saluran yang tepat dan terpercaya yang
dipilih oleh public sebagai target utama.
8. Capability of Audience yaitu memperhitungkan kemampuan audiens
dalam mendengar dan memahami pesan yang disampaikan.

3. Menyusun Strategi Komunikasi

Untuk membentuk suatu komunikasi yang efektif , maka sebuah


komunikasi memerlukan unsur komunikasi. Harold Laswell mengemukakan
sebuah teori komunikasi yang berupa sebuah ungkapan “who says what in which
channel to whom with what effect”. 19 Teori ini mengemukakan lima unsur yang
fundamental dalam komunikasi yaitu komunikator (who), pesan (says what),
media (in which channel), komunikan (to whom), dampak (with what effect).
Kelima unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Komunikator (who), komunikator dalam unsur komunikasi dapat diartikan


sebagai orang yang membawa pesan atau yang menyampaikan pesan.
Dalam komunikasi komunikator memiliki peranan penting menentukan
kesuksesan dalam menyampaikan pesan kepada komunikan.
2. Pesan (says what), pesan dalam unsur komunikasi dapat diartikan sebagai
materi yang diberikan oleh komunikator. Unsur-unsur komunikasi dapat
berwujud dalam berbagai bentuk, diantara ada pesan informative dalam
hal ini pesan yang disampaikan bersifat memberikan keterangan atau
fakta-fakta yang menuntun komunikan dalam mengambil keputusan,
selanjutnya ada pesan persuasive yaitu pesan yang berisikan bujukan, dan
terakhir ada pesan koersif yang bersifat terbalik dengan pesan persuasive.20
3. Media (in which channel), media atau Channel merupakan saluran dalam
mengirimkan pesan, hal ini juga lebih dikenal dengan sebutan media

19
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2018), 16
20
Op.Cit., Abigail K. Dwi, Dkk, Business Communication : Konsep dan Aplikasi dalam Konteks
Individu, Kelompok, dan Organisasi, 6
komunikasi. Media komunikasi terbagi menjadi dua yaitu media
komunikasi personal dan media massa.
4. Komunikan (to whom), komunikan dapat diartikan sebagai penerima
pesan. Sebelum menyampaikan pesan hendaklah menentukan siapa
penerima pesan atau komunikan dari pesan yang akan disampaikan. Agar
pesan yang disampaikan sesuai dengan kondisi penerima pesan, sehingga
mempermudah dalam menerima pesan.
5. Dampak (with what effect), efek dapat diartikan sebagai hasil dari suatu
komunikasi. Efek komunikasi dapat dilihat dalam tiga kategori, pertama
opini pribadi yaitu sikap seseorang terhadap suatu masalah, kemudian
opini public yaitu penilianan social berdasarkan hasil pertukaran pikiran,
dan terakhir yaitu opini orang kebanyakan yaitu sebagai opini yang
disetujui oleh sebagian public.21

Untuk memudahkan dalam membentuk strategi komunikasi dapat dimulai


dengan :

1) Mengidentifikas visi misi

Identifiikasi visi misi, berarti menetapkan tujuan awal delam


berkegiatan. Dalam mengidentifkasi visi misi kita akan melihat secara
luas apa yang akan dilakukan nantinya. Namun gambaran ini hanya
bersifat kasar, dengan menentukan titik awal mulai sehingga mendapat
gambaran tentang titik akhir kegiatan.

2) Menentukan program kegiatan

Dengan adanya visi misi, gambaran tentang kegiatan akan lebih


jelas. Hal ini akan memudahkan kita dalam membentuk program kegiatan
yang sesuai dengan rencana awal yang telah ditetapkan. Program kegiatan
merupakan rancangan yang lebih teliti dan berfokus terhadapad satu
kegiatan, sehingga memaksimalkan hasil yang didapat.

3) Menentukan Tujuan dan Hasil

Setelah mendapatkan ide tentang program yang akan dilaksanakan.


Selajutnya tentukan tujuan dan hasil yang akan dicapai. Tujuan merupakan
sasaran yang harus dicapai selama melaksanakan suatu program.

4) Seleksi audiensi dan sasaran

21
Ibid., 7
Selanjutnya dalah menetukan siapa yang akan menjadi peserta,
audiensi yang akan mengikuti kegiatan kita. Menentukan target yang
sesuai akan memudahkan kita nantinya dalam berkomunikasi dan
mempromosikan kegiatan kita. Untuk itu target yang kita pilih harus
sesuia dengan kegiatan apa yang kita buat.

5) Mengembangkan pesan

Komunikasi efektif adalah komunkias terencana. Agar meciptakan


komunikasi yang efektif maka kita terlebih dahulu harus membentuk
konsep pesan yang sesuai dengan audien dalam kegiatan kita.

6) Identifkasi komunikator

Seorang komunikator hendaklah orang yang memiliki kredibilits,


kehlian, dan profesional. Terutama dalam mengjadapi isu tertentu yang
sesuai dengan topik atau tujuan program yang telah direncanakan.

7) Mekanisme komunikasi dan media

Memilih media yang baik bererti memperlancar komunikasi antara


komunikator dan komuniken. Media yang baik akan menciptakan
komunikasi yang efektif. Dengan menggunakan media pesan yang ingin
disampaikan akan tersalurkan dengan cepat. Untuk itu memilih media
yang baik harus dilakukan.

8) Resiko

Memperhatikan resiko adalah hal uang mutlak dan harus


diperhitungkan dengan ceramt. Ada banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya krisis, terutama saingan. Persaingan akan menciptakan tekanan
yang dapat berakibat buruk jika tidak dipersiapkan dengan baik.

C. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu proses pembelajaran, dimana individu-


individu di tanamkan nilai-nilai yang sesuai dengan keadaan masyarakat
sehingga bisa menjadi bagian masyarakat. Didalam masyarakat terdapat nilai-
nilai beserta norma-norma yang harus diperhatikan agar terciptanya
keharmonisan dalam bermasyrakat. Untuk itu normal bagi seorag individu untuk
bersosialisasi dan mebentuk karekter yang sesuai dengan masayarakat
disekitarnya. Upaya yang dilakukan untuk merubah atau membentuk karakter
juga dapat dijelaskan sebagai sosialisasi. Yinger (1965) menjelaskan bahwa
sosialisasi akan menjadikan seseorang menjadi individu yang memiliki
kepribadian.22 Dalam proses belajar seseorangn akan mengadopsi nilai nilai,
sikap, dan ide ide yang tertanam didalam nya.

Trisni Andayani, Ayu Febryani, dan Dedi Andriansyah menjelaskan


bahwa terdapat beberapa tujuan dalam melakukan sosialisasi, diantaranya:23

1. Mengetahui nilai-nilai moral dan norma yang terkandung dalam masyarakat


sebagai keterampilan dan pengetahuan agar dapat bertahan hidup dalam
masyarakat,
2. Mengetahui lingkungan social budaya,
3. Mengatahui fungsi diri melalui latihan-latihan yang mawas diri,
4. Mengembangkan kemampuan baik dalam segi komunikasi maupun lainnya,
5. Menanamkan nilai-nilai pokok dalam masyarakat.

Sosialisasi dapat dibagi menjadi sosialisasi primer dan sekunder. Dimana


sosialisasi primer merupakan sosialisasi yang dilakukan pertama kali sejak
individu kecil. Sedangkan sosialisasi sekunder merupakan sosialisasi yang
dilakukan setelah seroang individu melewati masa anak-anaknya. Dalam
sosialisasi sekunder seorang individu dikenalkan dengan kehidupan
bermasyarakat.

D. Penanggulangan Sampah
1. Pengertian Sampah

Sampah atau waste (Inggris) memiliki banyak pengertian dalam


batasan ilmu pengetahuan. Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu
bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam
setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas. Secara sederhana, Jenis sampah
dapat dibagi berdasarkan sifatnya.

Sampah pada prinsipnya adalah suatu bahan yang terbuang atau


dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki
nilai ekonomis.24 Sedangkan dalam Muchammad Zamzami Elamin, dkk
menjelaskan bahwa sampah adalah suatu benda atau bahan yang sudah tidak
digunakan lagi oleh manusia, dalam hal ini menekankan bahwa stigma
masyarakat terhadap sampah adalah semua hal menjijikan, kotor dan lainya
sehingga harus dibuang atau dibakar sebagaimana mestinya.25

22
Trisni Andayani, dkk , Pengantar Sosiologi, (Medan, Yayasan Kita Menulis, 2020), 128
23
Ibid., 131
24
Op.Cit., Tim Penulis PS, Penanganan dan pengelolaan Sampah, 6
Sampah pada umumnya terbagi menjadi 2 jenis, sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang bersal dari
makhluk hidup, seperti daun, bangkai, dan lainnya, pada dasarnya sampah
organik merupakan sampah yang mudah terurai, sehingga tidak menimbulkan
masalah yang terlalu serius dalam lingkungan, sedangkan sampah anorganik
merupakan sampah yang sulit terurai seperti plastik, kaleng, dan lainnya.26
Sampah anorganik sering menjadi masalah dalam masyarakat. Sifatnya yang
susah diuraikan, mengkibatkan terjadinya penumpukan penumpukan
dilingkungan sekitar. Kerap kali penumpukan yang terjadi tidak pada
tempatnya mengakibatkan terjadinya bencana alam. Selain sampah organik
dan anorganik, masih terdapat sampah yang memiliki sifat khusus, yaitu
sampah medik. Sampah medik biasanya harus ditangi secara khusus sehingga
penyakit yang dibawa oleh sampah medik tidak tertular ke manusia. Jika
diurai lebih rinci sampah dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu :27

1) Human erecta

Human erecta merupakan istilah bagi bahan buangan yang


dikeluarkan oleh tubuh manusia sebagai hasil pencernaan. Tinja (foeces) dan
air seni (urine) adalah hasilnya. Sampah manusia ini dapat berbahaya bagi
kesehatan karena bisa menjadi vektor penyakit yang disebabkan oleh bakteri
dan virus.

2) Sewage

Air limbah buangan rumah tangga maupun pabrik termasuk dalam


sewage. Limbah cair rumah tangga umumnya dialirkan ke got tanpa proses
penyaringan, seperti sisa air mandi, bekas cucian, dan limbah dapur.
Sementara itu, limbah pabrik perlu diolah secara khusus sebelum dilepas ke
alam bebas agar lebih aman. Namun, tidak jarang limbah berbahaya ini
disalurkan ke sungai atau laut tanpa penyaringan.

3) Refuse

Refuse diartikan sebagai bahan sisa proses industri atau hasil


sampingan kegiatan rumah tangga. Refuse inilah yang populer disebut
sampah dalam pengertian masyarakat sehari-hari. Sampah ini dibagi menjadi
garbage (sampah lapuk) dan rubbish (sampah tidak lapuk dan tidak mudah

25
Op.Cit., Muchammad Zamzami Elamin, dkk, “Analisis Pengelolaan Sampah Pada Masyarakat
Desa Disanah Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang,” 369
26
Op.Cit., Tim Penulis PS, Penanganan dan pengelolaan Sampah, 6
27
Triyanto dan Juan Pratama, Membuat Pupuk Organik Cair Dengan Mudah,(Jakarta : Elex Media
Komputindo), 15
lapuk). Sampah lapuk ialah sampah sisa-sisa pengolahan rumah tangga
(limbah rumah tangga) atau hasil sampingan kegiatan pasar bahan makanan,
seperti sayur mayur. Sementara itu, sampah tidak lapuk merupakan jenis
sampah yang tidak bisa lapuk sama sekali, seperti mika, kaca, dan plastik.
Sampah tidak mudah lapuk merupakan sampah yang sangat sulit terurai,
tetapi bisa hancur secara alami dalam jangka waktu lama. Sampah jenis ini
ada yang dapat terbakar (kertas dan kayu) dan tidak terbakar (kaleng dan
kawat).

4) Industrial waste

Industrial waste ini umumnya dihasilkan dalam skala besar dan


merupakan bahan-bahan buangan dari sisa-sisa proses industri.

2. Kebijakan Terkait Sampah

Adapun undang-undang yang dibentuk untuk meningkatkan pelayanan


dibidang lingkungan hidup dinataranya :

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982, yang direvisi


menjadi UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, kemudian diperbaru lagi menjad UU No 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 Tentang
Penataan Ruang.
3) Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah.
4) Peraturan Pemerintahan RI Nomor 02 Tahun 1990 tanggal 5 Juni 1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air, yang di ganti menjadi PP Nomor
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaraan Air.
5) Peraturan Pemerintahan Nomor 15 Tahun 1995, yang diganti menjadi PP
Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun.
6) Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung
7) Keputusan Menteri Negera LH Nomor Kep-13/MENLH/3/1994, yang
diganti menjadi Keputusan Menteri Negara LH Nomor 40 Tahun 2000
tentang Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL
8) Keputusan Menteri Negara LH Nomor Kep-14/MENLH/3/1994, yang
diganti menjadi Keputusan Menteri Negara LH Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.
9) Keputusan Menteri Negara LH Nomor Kep-15/MENLH/3/1994 tentang
Pembentukan Komisi AMDAL Terpadu.
10) Keputusan Mentri Negara LH Nomor Kep-42/MENLH/11/1994, yang
diganti menjadi Keputusan Menteri Negara LH Nomor 30 Tahun 2001
Tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup yang
Diwajibkan, yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Menteri
Negara LH Nomor 03 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup.
11) Keputusan Menteri Negara LH Nomor Kep-45/MENLH/10/1997
tentang Indeks Standar Pencemaran Udara.
12) Keputusan Menteri Negara LH Nomor 04 Tahun 2001 Kriteria
Kerusakan Terumbu Karang
13) Keputusan Menteri Negara LH Nomor 179 Tahun 2004 Ralat atas
Kepmen LH Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut
14) Keputusan Menteri Negara LH Nomor 45 tahun 2005 tentang pedoman
Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantaun Lingkungan (RPL)
15) Peraturan Menteri Negara LH Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
16) Peraturan Menteri Negara LH Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Persyaratan Kompentensi dalam Penyusunan Dokumen AMDAL dan
Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusunan Dokumen
AMDAL
17) Pertauran Mentri Negara LH Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen
Lingkungan Hidup Bagi Usaha atau Kegiatan yang Memiliki Izin atau
Kegiatan, namun belum memiliki dokumen lingkungan hidup.
18) Peraturan Menteri Negara LH Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha atau Kegiataan yang Wajib memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
19) Peraturan Menteri Negara LH Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

3. Cara Penanganan Sampah

Pemerintah dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang


pengelolaan sampah menjelaskan upaya upaya yang dilakukan dalam
penangan sampah sebagaimana disampaikan dalam dalam poin poin berikut:

a) pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai


dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
b) pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu;
c) pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau
dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
d) pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah; dan/atau
e) pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

2.3. Konsep Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap konsep-konsep yang


digunakan, maka perlu adanya batasan batasn dalam penelitian ini. Adapun
batasan-batasan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Strategi Komunikasi
a. Komunikasi
Komunikasi merupakan cara untuk mempengaruhi baik individu
ataupun kelompok untuk melakukan kegiatan yang diinginkan oleh
Komunikator.
b. Strategi
Strategi dapat disimpulkan sebagai pengambilan keputusan yang tepat,
jelas dan komperhensif atau apapun yang mendasari diri kita untuk
berpikir, berprilaku, berkativitas dan bertindak. Hal ini akan
menentukan arah ang lebih baik saat kita ingin mencapai suatu tujuan.
c. Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi dapat disimpulkan sebagai pengambilan
keputusan yang tepat, jelas dan komperhensif atau apapun yang
mendasari diri kita untuk berpikir, berprilaku, berkativitas dan
bertindak untuk mempengaruhi baik individu ataupun kelompok untuk
melakukan kegiatan yang diinginkan oleh Komunikator.

2. Sosialisasi
Upaya yang dilakukan untuk merubah atau membentuk karakter
juga dapat dijelaskan sebagai sosialisasi.

3. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat


a. Pasaman Barat
Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Barat, Indonesia dengan luas wilayah 3.887,77 km2 dan
jumlah penduduk 410.307 jiwa dengan administrasi pemerintahan
yang meliputi 11 (sebelas) kecamatan.
b. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) No. 16 tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, tahun 2017 ini Badan
Lingkungan Hidup (BLH) berubah menjadi Dinas Lingkungan Hidup,
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DLHPRKP). Dinas
Lingkungan Hidup, Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman merupakan Tipe B yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang lingkungan hidup, bidang perumahan rakyat dan
kawasan permukiman dan bidang kehutanan.

4. Program Pasbar cantik tanpa sampah Plastik


Upaya pengelolaan dan pengendalian sampah plastic sebagai
sebagai bentuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup agar indah
dan asri.

2.4. Kerangka Pemikiran

Upaya untuk menjaga lingkungan dan menciptakan lingkungan yang


bersih dan asri, maka pemerintahan setempat dalam upaya menjaga kebersihan
lingkungan hendaklah merumuskan dan memilih strategi yang tepat untuk
menciptakan lingkungan bersih dan asri. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Pasaman Barat untuk menjaga lingkungan yang bersih dan asri membentuk
program Pasbar cantik tanpa sampah plastik. untuk mengimplementasikan
program tersebut maka dibutuhkan strategi komunikasi yang tepat, untuk itu
diperlukan komunikasi yang baik dimana melibatkan komunikasi yang efektif.

Komunikasi yang efektif dapat dipahami sebagai komunikasi yang


menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain. Komunikasi
yang efektif biasanya memiliki tujuan untuk memudahkan orang lain dalam
memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator. Selain itu komunikasi
yang efektik juga dapat menimbulkan feedback dari si penerima pesan
(komunikan). Untuk itu dalam berkomunikasi perlu menggunakan bahasa yang
jelas dan baik sehingga mudah dipahami oleh penerima pesan.28

28
Abigail K. Dwi, dkk, Business Communication : Konsep dan Aplikasi dalam Konteks Individu,
Kelompok, dan Organisasi, (Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020), 4
Untuk membentuk suatu komunikasi yang efektif , maka sebuah
komunikasi memerlukan unsur komunikasi. Harold Laswell mengemukakan
sebuah teori komunikasi yang berupa sebuah ungkapan “who says what in which
channel to whom with what effect”. 29 Teori ini mengemukakan lima unsur yang
fundamental dalam komunikasi yaitu komunikator (who), pesan (says what),
media (in which channel), komunikan (to whom), dampak (with what effect).
Kelima unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Komunikator (who), komunikator dalam unsur komunikasi dapat diartikan


sebagai orang yang membawa pesan atau yang menyampaikan pesan.
Dalam komunikasi komunikator memiliki peranan penting menentukan
kesuksesan dalam menyampaikan pesan kepada komunikan.
2. Pesan (says what), pesan dalam unsur komunikasi dapat diartikan sebagai
materi yang diberikan oleh komunikator. Unsur-unsur komunikasi dapat
berwujud dalam berbagai bentuk, diantara ada pesan informative dalam
hal ini pesan yang disampaikan bersifat memberikan keterangan atau
fakta-fakta yang menuntun komunikan dalam mengambil keputusan,
selanjutnya ada pesan persuasive yaitu pesan yang berisikan bujukan, dan
terakhir ada pesan koersif yang bersifat terbalik dengan pesan persuasive.30
3. Media (in which channel), media atau Channel merupakan saluran dalam
mengirimkan pesan, hal ini juga lebih dikenal dengan sebutan media
komunikasi. Media komunikasi terbagi menjadi dua yaitu media
komunikasi personal dan media massa.
4. Komunikan (to whom), komunikan dapat diartikan sebagai penerima
pesan. Sebelum menyampaikan pesan hendaklah menentukan siapa
penerima pesan atau komunikan dari pesan yang akan disampaikan. Agar
pesan yang disampaikan sesuai dengan kondisi penerima pesan, sehingga
mempermudah dalam menerima pesan.
5. Dampak (with what effect), efek dapat diartikan sebagai hasil dari suatu
komunikasi. Efek komunikasi dapat dilihat dalam tiga kategori, pertama
opini pribadi yaitu sikap seseorang terhadap suatu masalah, kemudian
opini public yaitu penilianan social berdasarkan hasil pertukaran pikiran,
dan terakhir yaitu opini orang kebanyakan yaitu sebagai opini yang
disetujui oleh sebagian public.31

29
Op.Cit., Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, 16
30
Op.Cit., Abigail K. Dwi, Dkk, Business Communication : Konsep dan Aplikasi dalam Konteks
Individu, Kelompok, dan Organisasi, 6
31
Ibid., 7
Selain itu untuk menciptakan suatu komunikasi yang efektif, kita harus
memperhatikan beberapa factor yang dapat mempengaruhi efektivitas
komunikasi, diantaranya :32

1. Citra diri, seseorang hendaklah melihat dirinya sendiri dikala berhubungan


dengan orang lain, artinya citra diri yang dibuat oleh diri sendiri. Jika
seseorang menganggap dirinya bodoh maka pandangan orang lain
terhadap dirinya akan terlihat bodoh, begitu juga sebaliknya.
2. Citra pihak lain, dalam komunikasi hendaklah memperhatikan bagaimana
citra diri dari pihak lain, sebagai contoh jika orang yang dihadapi pemarah
maka kita harus bias menyesuaikan cara komunikasi terhadap orang
tersebut.
3. Lingkungan fisik, maksudnya adalah tempat manusia berada. Sebagai
contoh jika kegiatan seminar jarak antara komunikator dan komunikan
terlalu jauh maka pesan yang disampaikan tidak akan efektif.
4. Lingkungan social, dalam hal ini pengaruh budaya dapat mempengaruhi
komunikasi sehingga kita perlu memperhatikan bagaimana budaya
komunikan.
5. Kondisi, kondisi disini berupa suasana, baik lingkungan fisik, cuaca, dan
psikologis dari komunikan.
6. Bahasa tubuh, komunikasi tidak selamanya dalam bentuk lisan, bias juga
dari gerak tubuh atau bahasa tubuh. Bahasa tubuh lebih penafsiran dari
komunikan terhadap gerakan gerakan yang dilakukan oleh komunikator,
karena bahasa tubuh merupakan visualisasi makna yang terkandung dalam
pesan yang disampaikan.

Dalam merencanakan komunikasi, perlu memperhatikan langkah-langkah


yang tepat. Scott M. Cutlip & Allen H. Center (2006), menyatakan bahwa proses
perencanaan program kerja melalui proses empat tahapan atau langkah langkah
pokok yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja Public
relations menggambarkan model 4 langkah perencanaan strategi PR. Tahap
pertama adalah mendefinisikan masalah (Defining Public Relations Problems),
dalam hal ini PR melakukan observasi atau pengamatan terkait permasalahan-
permasalahan yang menyangkut isu-isu yang mengemuka di media massa, media
cetak, maupun media social. Tahap kedua, Perencanaan dan Pemograman
(Planning and Programming) PR membuat perincian secara teratur dan berurutan
tentang langkah-langkah yang akan dilaksanakan serta perincian waktu atau
timing secara teratur sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap ketiga,
seorang PR harus melakukan mengambil tindakan dan komunikasi (taking action
dan communicating ). Tahap terakhir adalah Mengevaluasi Program (Evaluating
32
Op.Cit., Elfiandi, Artis, Nurdin, Pengantar Public Relations : Konsep dan Aplikasi, 59
The Program), tahap ini dilakukan untuk Mengevaluasi dan mengukur
keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan.33

Semua strategi komunikasi yang dilakukan untuk merubah atau


membentuk karakter pribadi agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
social, demi mencapai tujuan bersama. Upaya yang dilakukan untuk merubah
atau membentuk karakter juga dapat dijelaskan sebagai sosialisasi. TRisna
Andayani dkk menjelaskan bahwa sosialisasi akan menjadikan seseorang menjadi
individu yang memiliki kepribadian.34 Dalam proses belajar seseorangn akan
mengadopsi nilai nilai, sikap, dan ide ide yang tertanam didalam nya.

Trisni Andayani, dkk juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa tujuan


dalam melakukan sosialisasi, diantaranya:35

1. Mengetahui nilai-nilai moral dan norma yang terkandung dalam


masyarakat sebagai keterampilan dan pengetahuan agar dapat bertahan
hidup dalam masyarakat,
2. Mengetahui lingkungan social budaya,
3. Mengatahui fungsi diri melalui latihan-latihan yang mawas diri,
4. Mengembangkan kemampuan baik dalam segi komunikasi maupun
lainnya,
5. Menanamkan nilai-nilai pokok dalam masyarakat.

Setalah menimbang berbagai hal di atas maka tersusun kerangka


pemikiran peneliti yang berkaitan dengan hal yang diteliti sebagai berikut ini:

Kerangka Pemikiran

Strategi Komunikasi Mensosialisasikan


Menentukan komunikator
Membentuk pesan Nilai norma sebagai keterampilan
Memilih media Mengetahui lingkungan sosial
33
Poppy Ruliana
Mengenal dan Ririh Dwiantari, “Strategi Public Relations Hotel Dalam Membentuk Citra
komunikan
Objek Wisata”,
Mengetahui fungsi diri
Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 4, Januari 2015, 262
34
Evaluasi dampak Mengembangkan kemampuan
Op.Cit., Trisni Andayani, dkk , Pengantar Sosiologi, 128
35
Ibid., 131 Menanam nilai-nilai pokok

Masyarakat Kabupaten Program Pasbar Cantik Tanpa Sampah Plastik


Pasaman Barat Dinas Lingkungan Hidup Pasman Barat

Anda mungkin juga menyukai