Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Promosi Kesehatan

(Teknik Komunikasi dan Teknik Konseling)

Amelia Donsu, S.ST, M.Kes

OLEH :
Angelica Patrichia Paraya
7115 4011 8007
TINGKAT II-A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


PRODI DIII- KEBIDANAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kemampuan dalam proses perkuliahan, dan penulisan makalah yang merupakan
suatu kajian yang disusun untuk melengkapi tugas individu dalam mata kuliah Promosi
Kesehatan. Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan saran,masukkan bahkan
kritik yang membangun untuk makalah ini, sehingga bias digunakan sebagai referensi dalam
mata kuliah ini.
Penulis menyampaikan Terima kasih juga untuk semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini sehingga dapat selesai seperti yang diharapkan.

                                                                                                                              
                                                                                                      Manado , 19 Maret 2020

                                                  Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A.    Latar Belakang................................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C.    Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
a.Pegertian,tujuan dan Prinsip
Komunikasi………………………………………………………………..3
b. Komponen komunikasi………………………………………………………….4
c. Proses komunikasi…………………………5
d. Bentuk komunikasi ………………………………………………………………………5
e.Komunikasi interpersonal ……………………………………………………………..6
f. Pengertian Konseling…………………………………………………..7
g. Fungsi Konseling…………………………………………………………………..7
h. Jenis konseling………………………………………………………………………….7
i. Prinsip Konseling………………………………………………………………………7
j. Bidang konseling………………………………………………………………………7
k. Langkah dalam konseling…………………………………………………………….8
g. Hambatan Konseling…………………………………………………………………..8
BAB III……………………………………………………………………………………….8
PENUTUP……………………………………………………………………………………8
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..8
B. Saran…………………………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio, dan asal kata ini
bersumber pada kata Communis yang artinya sama makna, yaitu sama makna
mengenai satu hal (Effendy, 2005: 3). Banyak makna tentang arti kata
komunikasi namun dari sekian banyak definisi yang diungkapkan oleh para
ahli dapat disimpulkan secara lengkap dengan maknanya yang hakiki, yaitu
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu, atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung (secara lisan), maupun tidak langsung melalui media.
(Effendy, 2005: 5).
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan
yang memungkinkan kita mampu menerima dan memberikan informasi atau
pesan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Secara teoritis, tindakan
komunikasi berdasarkan pada konteks terbagi menjadi beberapa macam, yaitu
konteks komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi
kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Jika di lihat dari
beberapa konteks komunikasi di atas, konteks komunikasi yang berhubungan
atau sesuai dengan penelitian ini adalah komunikasi organisasi.
Komunikasi kelompok Menurut Morissan, (2009: 141) adalah proses
sebagai instrumen yang digunakan kelompok untuk mengambil keputusan dengan
menekankan hubugan antara kualitas komunikasi dan kualitas
keluaran (output) kelompok. Komunikasi kelompok berfungsi dalam
sejumlah hal yang akan menentukan atau memutuskan hasil- hasil yang
dicapai kelompok.
Kelompok atau komunitas adalah sebuah wadah yang menampung
orang-orang dan objek-objek; orang-orang dalam organisasi yang berusaha
mencapai tujuan bersama. Menurut Kertajaya Hermawan (2008: 34)
kelompok adalah beberapa orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari
yang seharusnya, dimana dalam sebuah kelompok terjadi relasi pribadi yang
erat antar para anggota kelompok tersebut karena adanya kesamaan interest

1
atau values.

B. Rumusan Masalah
a. Pengertian,Tujuan dan prinsip Komunikasi
b. Komponen Komunikasi
c. Proses Komunikasi
d. Bentuk Komunikasi masa yang efektif
e. Komunikasi interpersonal
f. Teknik Konseling
g. Pengertian konseling
h. Fungsi konseling
i. Jenis konseling
j. Prinsip konseling
k. Bidang konseling
l. Langkah dalam konseling
m. Hambatan konseling
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu
memahami tentang Upaya Kemitraan dengan Masyarakat dan Berbagai Organisasi
Masyarakat dalam Promosi

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Teknik Komunikasi
A. Pengertian, Tujuam dan prinsip Komunikasi
Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin
‘communicatus’ yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian
komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai
kebersamaan.
Menurut Effendi (1995) komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai
suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan
atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung (lisan)
maupun tak langsung
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah
atau membentuk perilaku orang lain (khalayak). (Hovland, Janis dan Kelley : 1953)
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian
dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,
angka-angka dan lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964).
Ada pun menurut beberapa ahli:
1. Definisi Hovland,Janisdan Kelley
Hovland, Janis dan Kalley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale (1981)
adalah sosiologi Amerika, mengatakan bahwa, “communication is the process by
which an individual transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other
individuals”. Dengan kata-kata lain komunikasi adalah proses individu mengirim
stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.
Pada definisi ini, mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan
sebagai suatu hal.
2. Definisi Forsdale
Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan,
“communication is the process by which a system is estabilished, maintained and
altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi
adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara
ini suatu system dapat didirikan, dipelihara dan diubah. Pada definisi ini komunikasi
juga dipandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang
Tujuan Komunikasi

3
Secara singkat tujuan komunikasi adalah untuk menciptakan kesepahaman di
antara kedua belah pihak. Namun, masih ada sejumlah tujuan komunikasi antara lain:
1) Agar hal yang disampaikan bisa dimengerti dengan cukup baik.
Dengan adanya komunikasi maka akan menghindarkan diri dari kesalahpahaman.
2) Agar mampu memahami maksud perkataan orang lain.
3) Agar ide, gagasan maupun pemikiran pribadi dapat diterima orang lain
terutama dalam gelaran rapat tertentu.
4) Penggerak orang lain untuk mengerjakan sesuatu. Misalnya, kegiatan
kerja bakti, sosialisasi dan sebagainya.
Prinsip Komunikasi
1) Komunikasi Adalah Suatu Proses Simbolik.
2) Setiap Pelaku Mempunyai Potensi Komunikasi.
3) Komunikasi Punya Dimensi Isi Dan Dimensi Hubungan.
4) Komunikasi Itu Berlangsung Dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan.
5) Komunikasi Terjadi Dalam Konteks Ruang dan Waktu.
6) Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi.
7) Komunikasi Itu Bersifat Sistemik
8) Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin Efektiflah
Komunikasi
9) Komunikasi Bersifat Nonsekuensia
10) Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis dan Transaksional
11) Komunikasi Bersifat Irreversibl
12) Komunikasi Bukan Panasea Untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah
B. Komponen Komunikasi
1) Pengirim(sender) atau sumber (source)
2) Encoding-adalah pengalihan gagasan menjadi pesan
3) Pesan(Message) gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada orang
lain
4) Saluran (Media)- tempat dimana sumber menyalurkan informasi
kepada penerima
5) Decoding- pengalihan pesan ke dalam gagasan
6) Penerima (Receiver) individu atau kelompok yang menerima pesan
7) Umpan balik (Feedback) reaksi terhadap pesan
8) Gangguan (Noise) efek internal atau eksternal akibat dari peralihan
pesan
9) Bidang pengalaman-bidang atau ruang yang menjadi latar belakang
informasi dari pengirim maupun penerima.
C. Proses Komunikasi
Proses komunikasi melibatkan empat komponen sesuai dengan teori Borle
atau biasa disebut dengan teori SMRC. Empat komponen tersebut adalah
sumber pesan(source), pesan tersebut (message), saluran atau

4
media(channel), dan penerima pesan(receiver). Berikut adalah skema
proses komunikasi. Komunikasi berawal dari sumber yang mengirimkan
pesan ke penerima. Proses ini dinamakan encoding. Penyampaian pesan
ini melalui saluran atau media tertentu. Dalam penyampaian ini ada
gangguan baik dari sumber dan penerima pesan ataupun juga dari media
penyampaian pesan. Gangguan juga dapat berasal dari pesan itu sendiri.
Setelah menerima gangguan, penerima menerima pesan yang disampaikan
oleh sumber, proses ini disebut dekoding. Setelah proses penerimaan
pesan, komunikasi yang baik seharusnya terdapat proses umpan balik.
D. Bentuk Komunikasi masa yang efektif
a. Bentuk Komunikasi masa yang efektif
1. Surat Kabar.
2. Majalah.
3. Radio.
4. Televisi.
5. Film.
6. Komputer dan Internet.
E. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang –
orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik verbal maupun non verbal (Mulyana, 2004 : 73).
Komunikasi Interpersonal memiliki unsur diantaranya sebagai berikut :
1.Maksud-maksud, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang ada dalam diri pengirim
serta bentuk tingkah laku yang dipilihnya. Semua itu menjadi awal bagi perbuatan
komunikatifnya, yakni mengirimkan suatu pesan yang mengandung isi tertentu.
2.Proses kodifikasi pesan oleh pengirim. Pengirim mengubah gagasan, perasaan dan maksud-
maksudnya ke dalam bentuk pesan yang dapat dikirimkan.
3.Proses pengiriman pesan kepada penerima.

2. Teknik Komunikasi
a. Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli
(disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut
konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. (Winkel,
2005).
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua
orang dimana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan
khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli
dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan

5
keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi
yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih
lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno
2004 : 101).

b. Fungsi Konseling
Fungsi konseling pada dasarnya mencakup 4 fungsi, yaitu fungsi pencegahan,
fungsi penyesuaian,fungsi perbaikan, dan fungsi pengembangan.
a) Fungsi Pencegahan
Konseling dengan fungsi pencegahan merupakan upaya mencegah timbulnya
masalah kesehatan yang berkaitan dengan kebidanan dari tingkat pertama, tingkat
kedua, dan tingkat ketiga.
b) Fungsi Penyesuaian
Konseling dengan fungsi penyesuaian dalam hal ini merupakan upaya untuk
membantu klien mengalami perubahan bilogis,psiklogis,sosial,kultural, dan
lingkungan yang berkaitan dengan kebidanan. Dalam hal ini, klien perlu
beradaptasi dengan keadaan tersebut.
c) Fungsi Perbaikan
Konseling dengan fungsi perbaikan dilaksananakn ketika terjadi penyimpangan
perilaku klien atau pelayanan kesehatan dan lingkungan yang menyebabkan
terjadinya masalah kesehatan sehingga diperlukan upaya perbaikan dengan
pelayanan konseling
d) Fungsi Pengembangan
Konseling dengan fungsi pengembangan ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dengan upaya peningkatan peran serta masyarakat.

c. Jenis konseling
1. Konseling Pendidikan

Pendidikan merupakan institusi pembinaan anak didik yang memiliki latar


belakang social budaya dan psikologis yang beraneka ragam. Dalam mencapai
maksud dan tujuan pendidikan banyak anak didik yang menghadapi masalah dan
sekaligus mengganggu tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Masalah yang
dihadapi sangat beraneka ragam, diantaranya masalah pribadi, sosial, ekonomi,
agama dan moral, belajar, dan vokasional.
2. Konseling Vokasional
Konseling vokasional dapat pula disebut dengan carir counseling atau
employment counseling . Konseling ini selain berkaitan dengan usaha membantu
dalam penempatan tenaga kerja juga membantu klien yang memiliki masalah-
6
masalah yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya dalam hubungan dengan
pejabat di atasnya, dan penyesuaian dengan pekerjaan baru.
3. Konseling Keluarga dan Perkawinan
Konseling yang berkenaan dengan masalah-masalah keluarga, meliputi hubungan
antar anggota keluarga (ayah, ibu, anak), peranan dan tanggung jawab masing-
masing anggota keluarga. Konseling ini berangkat dari asumsi bahwa semua
anggota keluarga terlibat di dalam problem yang dihadapi, karena itu seharusnya
kerja sama perlu untuk mendapatkan solusinya.
5. Konseling Rehabilitasi
Konseling rehabilitasi merupakan konseling yang dilakukan terhadap orang-orang
yang sedang dalam proses rehabilitasi.
6. Konseling Individual
Konseling individual atau disebut juga konseling perorangan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh konselor
kepada konseli yang sedang mengalami suatu masalah, yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi konseli.
7. Konseling Kelompok
Ditinjau dari jumlah klien yang dibantu, konseling dapat dibedakan dalam dua
bentuk, yaitu konseling individual dan konseling kelompok.

d. Prinsip Konseling
Prinsip-prinsip konseling yang dimaksud meliputi:
1.Konseling merupakan kegiatan yang sangat penting dalam keseluruhan program bimbingan
disekolah, atau merupakan bagianintegral dengan bimbingan.
2.Program konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga ( misalnya
sekolah ), kebutuhan individu dan masyarakat.
3.Dalam konseling terlibat dua individu yaitu konselor dan klien yang memproses
penyelesaian masalah melalui serangkaian interview.
4.Konseling merupakan proses belajar yang mengarah pada suatu perubahan yang
fundamental dalam diri klien terutama dalam perubahan sikap dan tindakan.
5.Konseling lebih banyak menekankan pada masalah sikap daripada tindakan.
6.Konseling berlangsung pada situasi pertemuan dan jalianan hubungan yang khas.
7.Konseling lebih menekankan pada penghayatan amosional dari pada intelektual.
8.Konseling sebagai kegiatan yang profesional, dilaksanakan oleh orang-orang yang telah
memiliki persyaratan profesional baik dalam pengetahuan maupun kepribadiannya. Oleh
karena itu tenaga ahli yang memperoleh pendidikan dan latihan khusus dalam bidang
bimbingan dan konseling.

7
9.Konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku bangsa,
agama dan status sosial ekonomi.
10.Dalam konseling perbedaan konseling harus dipahami dan dipertimbangkan dalam rangka
upaya yang bertujuan memberikan bantuan atau konseling pada individu-individu tertentu.
11.Konseling pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi
mental dan fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, sekolah serta yang berkaitan
dengan kontak sosial dan pekerjaan.
12.Tujuan akhir konseling adalah kemandirian setiap individu maka dari itu layanan
konseling harus diarahkan untuk mengembangkan klien agar mampu mengarahkan dirinya
dalam menghadapi kesulitan atau masalah yang dihadapinya.

e. Bidang Konseling
Bidang Konseling dalam Kebidanan yaitu:
1. Konseling Untuk Remaja
2. Konseling Pranikah
3. Konseling Masa Antenatal
4. Konseling Pada Ibu Melahirkan
5. Konseling pada Ibu Nifas
6. Konseling KB
7. Konseling Genetika

f. Langkah dalam Konseling


Langkah 1: Mengumpulkan Informasi (Ghatering Information)
Semakin lengkap informasi yang dimiliki konselor, akan semakin valid evaluasi yang mereka
lakukan, semakin akurat umpan balik mereka, dan semakin serasi rekomendasi mereka
Langkah 2: Evaluasi
Ketika pengumpulan informasi dipandang hampir mendekati selesai (cukup), maka konselor
mulai melakukan evaluasi terhadap informasi tersebut.
Langkah 3: Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik berkaitan dengan konselor yang berbagi informasi dengan orang yang mencari
bantuan. Kegunaannya adalah untuk memberikan informasi yang cukup sehingga
memungkinkan orang dapat membuat keputusan untuk memulai program konseling.
Langkah 4: Kesepakatan Konseling
Walaupun konseling telah dilakukan dalam tiga tahap di atas, konselor dan orang yang dalam
proses konseling lebih banyak memiliki informasi daripada ketika mereka memulainya.
Langkah 5: Pengubahan Tingkah Laku

8
Terdapat sepuluh situasi yang sering dihadapi konselor saat membantu konseli untuk
mengubah perilakunya.
Langkah 6: Terminasi
Tahap terminasi merupakan tahap untuk mengakhiri sesi-sesi konseling. Tahap terminasi ini
dilakukan apabila konseli telah dapat secara bertanggungjawab menyelesaikan
permasalahannya atau dapat tumbuh sebagai seseorang dengan kepribadian yang lebih baik

1. Pemindahan (transference)

g. Hambatan Konseling

Secara umum menunjukkan dimana klien mengalihkan atau mengaitkan perasaan atau sikap
kepada konselor menurut cara yang pernah klien arahkan kepada orang berarti (significant
others), misalnya orang tua atau orang yang pernah menguasai dan mendominasinya pada
masa lalu (Mappiare, 2006).
Istilah pemindahan (transference) dalam pengertian yang luas menurut Brammer dan
Shostromm (1982) menunjukkan penyataan perasaan-perasaan klien terhadap konselor,
apakah berupa reaksi rasional kepada kepribadian konselor atau proyeksi yang tidak sadar
dari sikap-sikap dan stereotipe sebelumnya. Dalam proses konseling klien memproyeksikan
sikap-sikapnya secara tidak sadar terhadap konselor.
2. Pemindahan balik (countertransference)
Secara umum pemindahan balik mengacu pada suatu kejadian dalam konseling dimana
konselor memproyeksikan, menanggapi setara, perasaan-perasaan atau sikap klien
berdasarkan pada pengalaman masa lalu atau hubungan konselor dengan orang lain
(Mappiare, 2006).

Definisi yang lain dikemukakan oleh Brammer dan Shostrom (1982) bahwa pemindahan
balik merupakan reaksi emosional dan proyeksi konselor terhadap klien, baik yang disadari
maupun tidak disadari. Pemindahan balik ini dapat timbul karena bersumber dari kecemasan.
3. Penolakan (resistance)
Resistensi merupakan suatu sistem pertahanan klien yang berlawanan dengan tujuan
konseling atau terapi (Brammer dan Shostrom, 1982). Pada umumnya konselor melihat
resistensi sebagi suatu hal yang berlawanan dengan kemajuan dalam pemecahan masalah dan
oleh karena itu konselor harus berusaha menguranginya sebanyak mungkin. Namun, konselor
melihat resistensi sebagai suatu gejala yang penting untuk dianalisa secara intensif. Dengan
demikian pada dasarnya resistensi merupakan gejala normal dalam proses konseling.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat, apalagi dalam komunikasi
yang bersifat profesi, misalnya komunikasi di tempat kerja. Dengan komunikasi, Anda bisa
menjalin sebuah relasi dengan seseorang ataupun sekelompok orang yang pastinya sangat
diperlukan sebagai makhluk sosial. Tidak hanya di dalam kehidupan bermasyarakat saja

B.     Saran
Kiranya dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan kita tentang upaya
kemitraan dalam dunia kesehatan bersama dengan para masyarakat. Dan kiranya
tenaga kesehatan akan lebih baik dalam pelayanan yang ada untuk mewujudkan
Indonesia yang lebih baik

10
DAFTAR PUSTAKA
1. Sasongko A, Setiarini A, Hadi E, Pratomo H, Putra W.Buku Ajar Komunikasi Efektif. Ed. 2.
Jakarta: Universitas Indonesia; 2012.

2. Fanani A, Putri T. Komunikasi Kesehatan : Komunikasi efektif untuk perubahan perilaku


kesehatan. Yogyakarta: Merkid Press; 2013.

3. Maulana H D. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.

4. https://accuratecloud.id/2019/12/12/pengertian-komunikasi-bisnis/

11

Anda mungkin juga menyukai