Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
” Strategi Komunikasi Efektif Sebagai Penunjang
Keberhasilan Dalam Interaksi Sosial ”
Dosen: Nila Zaima M,Pd.I

Disusun oleh :
Ulfah Lathifatul Mufidah (22205079)
Khoirul Nisa’ul Fitri (22205075)
Erika Putri Argowati (22205094)
Akmal Baihaqi Madjid (22205081)

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam


Fakultas Tarbiyah
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala

rahmatnya, sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini tidak

bisa diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak. kami juga mengucapkan terima

kasih kepada Dosen Nila Zaima M,Pd.I yang telah memberikan tugas ini kepada kami,

sehingga ada banyak hal yang bisa saya pelajari melalui penelitian dalam makalah ini.

Makalah ini berjudul “Strategi Komunikasi Efektif Sebagai Penunjang Keberhasilan


Dalam Interaksi Sosial” disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pancasila. Selain
itu,makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih mendalam tentang sila sila
pancasila.
Di dalam penyusunan makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Meskipun
begitu, kita berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami. Apabila ada kritik dan
saran yang ingin disampaikan, kami sangat terbuka dan dengan senang hati menerimanya. Dan
kami juga tidak lupa bersyukur kepada Allah SWT yang sudah melancarkan pembuatan
makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kami dan selalu melindungi,
kita semua dari guncangan yang ada di dunia ini yaitu wabah virus covid-19.

Jum’at, 17 November 2022

Penyusun

II
DAFTAR ISI

Table of Contents
DAFTAR ISI ............................................................................ iii
BAB I ......................................................................................iv
PENDAHULUAN ......................................................................iv
A. LATAR BELAKANG ............................................................iv
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................iv
C. TUJUAN ...........................................................................iv
BAB II ..................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................ 2
A.Definisi Komunikasi Efektif ............................................... 2
B.Perspektif Dalam Komunikasi ........................................... 3
C.Elemen Komunikasi .......................................................... 5
D.Gaya Komunikasi ............................................................ 10
E.Keterampilan Dasar Mendengar ..................................... 11
F.Komunikasi Tertulis yang Efektif ..................................... 16
BAB III................................................................................... 19
PENUTUP ............................................................................. 19
A.Kesimpulan ..................................................................... 19
B.Saran .............................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 21

III
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan
manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia mengadakan interaksi dengan
manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi timbul sebagai akibat adanya hubungan
sosial. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin
communis yang artinya “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti
“membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling
sering sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya
yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan
dianut secara sama (Mulyana, 2005:4) Untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif,
kita dituntut untuk tidak hanya memahami prosesnya, tetapi juga mampu
menerapkanpengetahuan kita secara kreatif. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi
yang terjadi bersifat dua arah yaitu dimana makna yang distimulasikan sama atau serupa
dengan yang dimaksudkan oleh komunikator atau pengirim pesan.
Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer yang dikutip oleh Fisher dalam
bukunya Teori-Teori Komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan,
dan seterusnya melalui penggunaan simbol, kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990:10).
Sedangkan menurut Effendy, (1984:6) Komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide
manusia. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan
sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku
yang di lakukan dengan media media tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian komunikasi efektif?


2. Apa saja elemen komusikasi?
3. Apa saja gaya komunikasi yang efektif?
4. Bagaimana komunikasi tertulis yang efektif?
5. Apa saja keterampilan dasar mendengar?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dari komunikasi yang efektif


2. Untuk mengetahui gaya komunikasi yang efektif
3. Untuk mengetahui komunikasi tertulis yang efektif
4. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi tertulis yang baik
5. Untuk mengetahui apa saja ketrampilan dasar mendengar

IV
BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi Komunikasi Efektif


Istilah komunikasi dari bahasa Inggris “communication”, secara etimologis
adalah communicatus, dan bersumber pada kata communis yang memiliki makna
‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang
terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian
mengenai komunikasi manusia yaitu: Human communication is the process through
which individuals in relationships, group, organizations and societies respond to and
create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi
manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan,
kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk
beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.1 Untuk memahami pengertian
komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat
komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell
dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society, bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,
yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
5. Efek (dengan dampak/efek apa?) 2
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses
komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan

1
Ruben dan Steward (1998:16)
2
Harold Lasswell, The Structure and Function of Communication in Society

2
menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang
menimbulkan efek tertentu. Komunikasi efektif merupakan proses pertukaran ide,
pikiran, pengetahuan, dan informasi sehingga maksud atau tujuan dapat tercapai dengan
baik. Sederhananya, penyajian pandangan oleh komunikator dengan cara baik dan
dipahami oleh penerima informasi.

B.Perspektif Dalam Komunikasi


Pertanyaan yang paling mendasar yang senantiasa menjadi kajian dalam
psikologi sosial adalah Bagaimana kita dapat menjelaskan pengaruh orang lain terhadap
perilaku kita? Misalnya di Prancis, para analis sosial sering mengajukan pertanyaan
mengapa pada saat revolusi Prancis, perilaku orang menjadi cenderung emosional
ketimbang rasional? Demikian juga di Jerman dan Amerika Serikat dilakukan studi
tentang kehadiran orang lain dalam memacu prestasi seseorang. Misalnya ketika
seorang anak belajar dalam kelompok bisa menunjukkan prestasi lebih baik
dibandingkan ketika mereka belajar sendiri.
Gordon Allport (1968), menjelaskan bahwa sebagai psikolog sosial jika dia
"berupaya memahami, menjelaskan, dan memprediksi bagaimana pikiran, perasaan,
dan tindakan individu-individu dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan tindakan-
tindakan orang lain yang dilihatnya, atau bahkan hanya dibayangkannya". 3
Teori-teori awal yang dianggap mampu menjelaskan perilaku seseorang,
difokuskan pada dua kemungkinan
1) Perilaku diperoleh dari keturunan dalam bentuk insting-insting biologi (nature).
Dirumuskan oleh ilmuwan Inggris Charles Darwin pada abad ke-19 di mana dalam
teorinya dikemukakan bahwa semua perilaku manusia merupakan serangkaian
insting yang diperlukan agar bisa bertahan hidup.
2) Perilaku diperoleh dari hasil pengalaman selama kehidupan mereka (nurture).
Dijelaskan oleh William James, seorang psikolog yang percaya bahwa walau
insting merupakan hal yang memengaruhi perilaku sosial, namun penjelasan utama
cenderung ke arah kebiasaan, yaitu pola perilaku yang diperoleh melalui
pengulangan sepanjang kehidupan seseorang. Tokoh lain yang juga merupakan
psikolog sosial, John Dewey mengatakan bahwa perilaku kita tidak sekadar muncul

3
Gordon Allport (1968)

3
berdasarkan pengalaman masa lampau, tetapi juga secara terus-menerus berubah
atau diubah oleh lingkungan "situasi kita", termasuk tentunya orang lain.

Berbagai alternatif yang berkembang dari kedua pendekatan tersebut kemudian


memunculkan berbagai perspektif dalam psikologi sosial, seperangkat asumsi dasar
tentang hal paling penting yang bisa dipertimbangkan sebagai sesuatu yang bisa
digunakan untuk memahami perilaku sosial. Ada empat perspektif, yaitu

1. Perilaku (behavioral perspectives)


Perspektif perilaku menekankan bahwa untuk dapat lebih memahami perilaku
seseorang, seyogyanya kita mengabaikan informasi tentang apa yang dipikirkan
oleh seseorang dan lebih baik kita memfokuskan pada perilaku seseorang yang
dapat diuji oleh pengamatan kita sendiri. Dengan mempertimbangkan proses mental
seseorang, kita tidak terbantu memahami perilaku orang tersebut, karena sering kali
proses mental tidak reliabel untuk memprediksi perilaku. Misalnya tidak semua
orang yang berpikiran negatif tentang sesuatu, akan juga berperilaku negatif. Orang
yang bersikap negatif terhadap bangsa A misalnya, belum tentul dia tidak mau
melakukan hubungan dengan bangsa A tersebut. Intinya pikiran, perasaan, sikap
(proses mental) bukan sesuatu yang bisa menjelaskan perilaku seseorang.
2. Kognitif (cognitive perspectives)
Perspektif kognitif menekankan pada pandangan bahwa kita tidak bisa
memahami perilaku seseorang tanpa mempelajari proses mental mereka. Manusia
tidak menanggapi lingkungannya secara otomatis. Perilaku mereka tergantung pada
bagaimana mereka berpikir dan mempersepsi lingkungannya. Jadi untuk
memperoleh informasi yang bisa dipercaya maka proses mental seseorang
merupakan hal utama yang bisa menjelaskan perilaku sosial seseorang.
3. Stuktural (structural perspectives)
Perspektif struktural menekankan bahwa perilaku seseorang dapat dimengerti
dengan sangat baik jika diketahui peran sosialnya. Hal ini terjadi karena perilaku
seseorang merupakan reaksi terhadap harapan orang-orang lain. Contohnya seorang
mahasiswa rajin belajar, karena masyarakat mengharapkan agar yang namanya
mahasiswa senantiasa rajin belajar. Seorang ayah rajin bekerja mencari nafkah guna
menghidupi keluarganya karena masyarakat mengharapkan dia berperilaku seperti
itu, jika tidak maka dia tidak pantas disebut sebagai seorang ayah.
4. Interaksionis (interactionist perspectives)

4
Perspektif interaksionis lebih menekankan bahwa manusia merupakan agen
yang aktif dalam menetapkan perilakunya sendiri, dan mereka yang membangun
harapan-harapan sosial. Manusia bernegosiasi satu sama lainnya untuk membentuk
interaksi dan harapannya.
Jadi dalam komunikasi, seseorang tidak selalu memiliki perspektif yang sama,
karena dipengaruhi oleh pengalaman masalalu yang berbeda-beda dari setiap
individu, dan perasaan saat ini berpengaruh dalam proses komunikasi, misal ketika
dalam perasaan bahagia atau sedih.

C.Elemen Komunikasi
Seluruh interaksi manusia selalu didasari oleh komunikasi. Melalui komunikasi,
setiap manusia akan mencapai pemahaman satu sama lain, membangun kepercayaan,
dan merencanakan strategi untuk mencapai tujuan bersama.4 Pada setiap proses
komunikasi, terdapat tujuh elemen/unsur yang mendukung terciptanya pertukaran
pesan, yaitu:
1. Source (sumber)
Sumber adalah seseorang yang berperan dalam proses komunikasi. Orang yang
berperan dari komunikasi adalah pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator,
dan pembicara (speaker).
2. Message (pesan)
Pesan adalah hal-hal yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.
Pesan merupakanseperangkat simbol verbal maupun nonverbal yang berisi ide, sikap,
dan nilai dari pengirim (sender). Pesan memiliki tiga komponen, yaitu:
 makna,
 simbol yang digunakan dalam menyampaikan makna, serta
 bentuk atau organisasi pesan.
3. Channel (saluran)
Saluran adalah alat atau wahana yang digunakan sumber/sender untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima (receiver).
4. Receiver (penerima)
Penerima adalah orang yang menerima pesan. Penerima pesan sering disebut
dengan sasaran/tujuan, penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience).

4
Johnson, 1997

5
5. Barriers (hambatan)
Hambatan adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
pemaknaan pesan yang disampaikan sender kepada receiver. Hambatan ini bisa berasal
dari pesan, saluran, dan pendengar. Ada beberapa teori yang menggunakan istilah noise
(derau) untuk menyebut elemen pengganggu. External noise meliputi latar belakang
pembicaraan, lingkungan, dan teknis saluran, sedangkan Internal noise meliputi aspek
psikologi peserta komunikasi maupun aspek semantik, misalnya sebuah kata yang
mengandung ambiguitas. Hambatan komunikasi meliputi perbedaan persepsi,
permasalahan bahasa, kurang mendengarkan, perbedaan emosional, dan perbedaan
latar belakang.
6. Feedback (tanggapan)
Feedback adalah reaksi dan respons pendengar atas komunikasi yang sender
lakukan yang mengatur aksi dalam berkomunikasi. Feedback bisa dalam bentuk
komentar langsung/tertulis, surat, atau polling. Feedback positif biasanya berupa
pujian, sedangkan feedback negatif biasanya berupa kritik atau penolakan.
7. Situation (situasi)
Situasi adalah salah satu elemen paling penting dalam proses komunikasi
pidato. Komunikasi harus berlangsung pada suatu kondisi/konteks. Situasi atau
keadaan selama komunikasi berlangsung berpengaruh terhadap mood pembicara
maupun pendengar, saluran/media yang dipakai, dan feedback audience. Situasi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu physical context dan social context.

a) Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik itu
secara lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal paling banyak dipakai dalam hubungan
antar manusia untuk mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, fakta, data,
dan informasi serta menjelaskannya.
 Unsur dalam Komunikasi Verbal
1. Kata
Kata merupakan lambang terkecil dari bahasa. Kata merupakan lambang yang
mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau keadaan yang
berhubungan dengan pikiran manusia. Komunikasi verbal merupakan sebuah
bentuk komunikasi yang diantarai (mediated form of communication). Seringkali
kita mencoba membuat kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu

6
pilihan kata. Kata-kata yang digunakan adalah abstraksi yang telah disepakati
maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus dibagi
(shared) di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut.

2. Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah
bahasa lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa memiliki tiga fungsi
yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Fungsi itu
digunakan untuk mempelajari dunia sekitarnya, membina hubungan yang baik antar
sesama dan menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia. Ada tiga teori
yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa,
diantarnya:
a. Operant Conditioning Theory yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi
behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan adanya
unsur rangsangan (stimulus) serta tanggapan (response) atau lebih dikenal
dengan istilah S-R. Teori ini menyatakan jika satu organism dirangsang oleh
stimuli dari luar, orang cenderung akan memberi reaksi. Anak-anak mengetahui
bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh
orang lain.
b. Cognitive Theory yang dikembangkan oleh Noam Chomsky, yang menyatakan
bahwa kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan
biologis yang dibawa dari lahir.
c. Mediating Theory atau teori penengah, yang dikembangkan oleh Charles
Osgood, menyatakan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya
berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari
luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.
 Jenis Komunikasi Verbal
1. Berbicara dan menulis
Berbicara adalah komunikasi verbal vocal, sedangkan menulis adalah
komunikasi verbal non vocal. Presentasi dalam rapat adalah contoh dari komunikasi
verbal vocal. Surat menyurat adalah contoh dari komunikasi verbal non vocal.
2. Mendengarkan dan membaca

7
Mendengarkan adalah mengambil makna dari apa yang didengar dengan
melibatkan unsur mendengar, memperhatikan, memahami dan mengingat. Membaca
adalah satu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang tertulis.
 Karakteristik Komunikasi Verbal
1) Pesan yang disampaikan jelas, ringkas, dan tepat.
2) Penggunaan kata yang mudah dipahami
3) Menggunakan tata bahasa yang benar dan tidak multitafsir
4) Anti konotatif dan denotatif
5) Intonasi
6) Kecepatan dan tempo bicara yang tepat
7) Humor
b) Komunikasi Nonverbal
Manusia berkomunikasi menggunakan kode verbal dan nonverbal. Kode
nonverbal disebut isyarat atau bahasa diam (silent language). Melalui komunikasi
nonverbal kita bisa mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang
bahagia, marah, bingung, atau sedih.
Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesan-pesan
nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Simbol-simbol nonverbal sangat
sulit untuk ditafsirkan daripada simbol verbal. Bahasa verbal sealur dengan bahasa
nonverbal, contoh ketika kita mengatakan "ya" pasti kepala kita mengangguk.
Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena
spontan, bersifat tetap dan selalu ada.
Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971), menyimpulkan bahwa
tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38%
dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi
pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain
cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal.5
 Jenis Komunikasi Nonverbal
1. Sentuhan (haptic)
Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan nonverbal, nonvisual dan
nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan
membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Alma I

5
Albert Mahrabian (1971)

8
Smith, seorang peneliti dari Cutaneous Communication Laboratory
mengemukakan bahwa berbagai perasaan dapat disampaikan melalui sentuhan,
salah satunya adalah kasih sayang (mothering) dan sentuhan itu memiliki khasiat
kesehatan.6
2. Komunikasi Objek
Penggunaan komunikasi objek yang paling sering adalah penggunaan
pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini
termasuk bentuk penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi.
Contohnya dapat dilihat pada penggunaan seragam oleh pegawai sebuah
perusahaan, yang menyatakan identitas perusahaan tersebut.
3. Kronemik
Kronemik merupakan komunikasi nonverbal yang dilakukan ketika
menggunakan waktu, yang berkaitan dengan peranan budaya dalam konteks
tertentu.7 Contohnya Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita mampu
menilai bagaimana mahasiswi/mahasiswa yang memanfaatkan dan
mengaplikasikan waktunya secara tepat dan efektif.
4. Gerakan Tubuh (Kinestetik)
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau
frasa. Selain itu, ada juga gerakan mata (gaze) yang berfungsi memberi dan
menerima informasi serta mengisyaratkan sifat hubungan.
5. Proxemik
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi berada.
Pengaturan jarak menentukan seberapa dekat tingkat keakraban seseorang dengan
orang lain yang mampu mengartikan suatu hubungan.
6. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan
warna.
7. Vokalik

6
Alma I Smith, Cutaneous Communication Laboratory
7
Chronomics refers to how we perceive and use time to define identities and interactions, Wood.2007

9
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah ucapan,
yaitu cara berbicara. Misalnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau
lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.

 Karakteristik Komunikasi Nonverbal


1) Komunikatif
2) Kesamaan perilaku
3) Artifaktual
4) Konstektual
5) Dapat dipercaya
6) Dikenali oleh aturan.

D.Gaya Komunikasi
Menurut Norton, gaya komunikasi dibagi menjadi sepuluh, yaitu:
a. Dominan, komunikator dominan dalam berinteraksi. Orang seperti ini cenderung
ingin menguasai pembicaraanya.
b. Dramatic, dalam hal berkomunikasi cenderung berlebihan, menggunakan hal-hal
yang mengandung kiasan, metaphora, cerita, fantasi, dan permainan suara.
c. Animated Expresive, warna dalam berkomunikasi, seperti kontak mata, ekspresi
wajah, gesture dan gerak badan.
d. Open, komunikator bersikap terbuka, tidak ada rahasia sehingga muncul rasa
percaya diri dan terbentuk komunikasi dua arah.
e. Argumentative, komunikator cenderung suka berargumen dan agresif dalam
berargumen.
f. Relaxed, komunikator mampu bersikap positif dan saling mendukung terhadap
orang lain.
g. Attentive, komunikator berinteraksi dengan orang lain dengan menjadi pendengar
yang aktif, empati dan sensitif.
h. Impression Leaving, kemampuan seorang komunikator dalam membentuk kesan
pada pendengarnya.
i. Friendly, komunikator bersikap ramah tamah dan sopan saat sedang menyampaikan
pesan kepada penerima pesan.

10
j. Precise, gaya yang tepat dimana komunikator meminta untuk membicarakan suatu
konten yang tepat dan akurat dalam komunikasi lisan.

Menurut youtube ibu Nila, ada 7 gaya dalam komunikasi:


 Asertif, gaya komunikasi yang tegas, percaya diri, dan tanpa manipulasi.
 Agresif, berfokus pada sikap untuk menang, biasanya diikuti dengan tindakan
intimidasi, mengancam, dll.
 Pasif-agresif, gaya komunikasi ini terlihat pasif pada penampakannya dalam
berkomunikasi, namun agresif dibelakang (karena memendam sesuatu).
 Patuh/tunduk, biasanya untuk menyenangkan orang lain/menghindari konflik.
 Manipulatif, gaya ini untuk mengendalikan atau memengaruhi orang lain demi
keuntungan mereka sendiri.
 Langsung, tanpa basa-basi, kadang dapat memberi informasi dengan jelas dan
tegas, namun kadang menyinggung lawan bicara.
 Tidak langsung, kebalikan dari gaya langsung, biasanya orang yang kurang pandai
berkomunikasi namun menunjukkan dengan bahasa tubuh.

E.Keterampilan Dasar Mendengar


Keterampilan mendengarkan secara aktif diartikan sebagai proses pemahaman
secara aktif untuk mendapatkan informasi, dan sikap dari pembicara yang tujuannya
untuk memahami pembicaraan tersebut secara objektif. Komunikasi efektif adalah
suatu kegiatan pengiriman makna (pesan) dari seorang individu ke individu yang lain
di mana kegiatan tersebut dapat menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak.
Komunikasi adalah jembatan antara diri kita dengan dunia luar. Semakin baik
dan lancar komunikasi dan ketrampilan mendengar kita, maka akan semakin bagus
hubungan kita dengan dunia luar. Semakin bagus komunikasi kita berarti akan semakin
sedikit kesalah pahaman yang terjadi dengan orang lain. Komunikasi efektif dipandang
sebagai suatu hal yang penting dan kompleks. Dianggap penting karena ragam
dinamika kehidupan (bisnis, politik, misalnya) yang terjadi biasanya menghadirkan
situasi kritis yang perlu penanganan secara tepat, munculnya kecenderungan untuk
tergantung pada teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul

11
“Pentingnya Ketrampilan Mendengar Dalam Menciptakan Komunikasi Yang
Produktif”. Masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

 Bagaimana mengenali tipe mendengarkan


Mendengarkan bukan sekedar merupakan perkara fisik “mendengarkan”.
Mendengarkan merupakan proses intelektual dan emosional. Menurut Courtland dan
John (2013:66) mendengarkan merupakan ketrampilan paling penting yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan di tempat kerja.8
Mendengarkan secara efektif sangat penting dalam proses membangun
kepercayaan bukan saja antar organisasi, tetapi juga antar individu. Memahami sifat
alami mendengarkan merupakan langkah pertama menuju perbaikan ketrampilan
dalam mendengarkan, yang memengaruhi apa yang mereka dengar dan arti yang
mereka serap. Pendengar yang berorientasi pada orang bisa saja melewatkan petunjuk
penting mengenai deadline yang akan segera datang, sedangkan pendengar yang
berorientasi pada tindakan bisa saja melewatkan petunjuk penting bahwa ada masalah
pribadi yang sedang memanas di antara dua anggota.
 Tiga tipe mendengarkan
 Mendengarkan isi (content listening)
 Mendengarkan dengan kritis (critical listening)
 Mendengarkan dengan empati (emphatic listening)
 Bagaimana memahami proses mendengarkan?
Keterampilan mendengarkan yang efektif tidak hanya dalam mengembangkan
hubungan, tetapi juga efektif dalam menghindari konflik. Oleh sebab itu, penting
untuk mengembangkan kemampuan mendengarkan untuk menghasilkan
komunikasi yang efektif. Untuk itu, perlu dipahami bagaimana cara sesorang
mendengarkan pembicara dengan efektif. Agar dapat mendengarkan secara efektif,
anda perlu melakukan lima langkah yang berbeda dengan baik :
 Menerima: Mulailah mendengarkan pesan secara fisik dan beri tahu bahwa
Anda sedang mendengarkan. Penerimaan fisik dapat terhambat oleh kebisingan,
gangguan pendengaran, atau kurangnya perhatian. Beberapa ahli memasukkan
pesan nonverbal dalam fase ini karena faktor-faktor tersebut juga
mempengaruhi proses menyimak.

8
-Courtland L. Bovee dan John V. Thill. Business Communication. Edisi 9 Jilid 1. PT. Indeks. 2012

12
 Menafsirkan (decoding): Langkah selanjutnya adalah memberi makna pada
bunyi tersebut. Ini dapat dilakukan berdasarkan nilai-nilai pribadi, keyakinan,
ide, harapan, kebutuhan, dan cerita Anda.
 Mengingat: Sebelum menindaklanjuti informasi tersebut, Anda harus
menyimpan informasi tersebut untuk diproses di masa mendatang. Informasi ini
harus ditangkap dalam memori jangka pendek dan ditransfer ke memori jangka
panjang untuk disimpan.
 Mengevaluasi: Setelah Anda menerima pesan dari pembicara, langkah
selanjutnya adalah menggunakan keterampilan berpikir kritis Anda untuk
mengevaluasi pesan tersebut. memisahkan fakta dari opini dan menilai kualitas
bukti.
 Merespon: setelah anda melakukan evaluasi terhadap pesan pembicara, anda
sekarang bereaksi. Bila anda berkomunikasi dari satu orang ke satu orang
lainnya atau dalam kelompok kecil, respons awal biasanya berupa umpan balik
lisan.
Kegiatan mendengarkan orang lain merupakan kegiatan yang sudah
sering dilakukan, baik yang dilakukan melalui bertatap muka (face-to-face)
maupun dalam suatu kelompok. Setiap individu memiliki berbagai macam
tujuan ketika mendengarkan sesuatu, antara lain berinteraksi dengan orang lain,
menerima informasi, mengatasi masalah, dan saling berbagi perasaan dengan
orang lain. Kegiatan mendengarkan (menyimak) suatu percakapan dengan
orang lain merupakan bagian penting dalam memahami suatu pesan yang
disampaikan oleh orang lain.
kegiatan mendengarkan itu sendiri bukanlah pekerjaan yang mudah dan
perlu latihan yang cukup. Semakin banyak berlatih mendengarkan, maka akan
semakin baik dalam memahami suatu percakapan dengan orang lain. Dengan
pikiran, seseorang dapat memilih katakata yang tepat untuk disampaikan kepada
pihak lain, sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar. Dengan emosi,
seseorang dapat mengungkapkan perasaannya (suka, duka, yakin atau ragu-
ragu) dalam mengadakan hubungan komunikasi dengan orang lain. Dengan
bahasa tubuh, seseorang dapat lebih menyakinkan apa yang telah disampaikan
dengan kata-kata dan perasaannya, yang di ungkapkan dalam bentuk tindakan
tertentu yang dapat dipahami oleh orang lain.

13
Menurut Lehman, Himstreet, dan Baty, kebanyakan para manajer dalam
setiap harinya menghabiskan waktu kerjanya untuk mendengarkan (listening)
dan berbicara (speaking) dengan para supervisor, karyawan, pelanggan, dan
berbagai asosiasi bisnis. Mendengarkan menjadi begitu pentingsebagaimana
berbicara atau berpidato di hadapan audiens.9

 Bagaimana mengatasi penghalang mendengarkan secara efektif?


Pendengar yang baik mencari cara-cara untuk mengatasi potensi
penghalang selama proses mendengarkan. Kemungkinan seseorang tidak
mempunyai kendali atas beberapa penghalang penerimaan fisik, seperti gadget
atau penerimaan yang buruk pada telepon seluler, akustik ruang konferensi,
musik latar, dan lain-lain. Namun demikian pasti dapat mengendalikan
penghalang lainnya, seperti menginterupsi pembicara atau menimbulkan
gangguan yang membuat orang lain susah menaruh perhatian. Ketika rapat,
diskusi atau seminar bila ingin mengajukan pertanyaan kepada pembicara,
tunggulah sampai ia selesai berbicara.
Mendengar secara selektif merupakan salah satu penghalang paling
umum bagi mendengarkan secara efektif.10 Berusahalah dengan sadar untuk
tetap berfokus pada pembicara, dan gunakan waktu ekstra yang ada untuk
menganalisis apa yang anda dengar, atau siapkan pertanyaan yang mungkin
perlu anda tanyakan.Mengatasi penghalang daya ingat merupakan masalah yang
sedikit lebih mudah dipecahkan, tetapi hal tersebut memerlukan beberapa usaha.
Mengatasi penghalang mendengarkan secara efektif, antara lain:
 Kendalikan apa pun hambatan terhadap penerimaan fisik sebisa mungkin
(terutama, menginterupsi pembicara dengan mengajukan pertanyaan atau
memamerkan perilaku nonverbal yang mengganggu).
 Hindari pendengar secara selektif dengan mencoba berfokus pada pembicara
dan menganalisis apa yang di dengar.
 Pertahankan pikiran yang terbuka dengan menghindari setiap prasangka atau
tidak mendegarkan secara defensif.

9
Lehman, Carol M; Himstreet, William C; Baty Wayne Murlin. Business Communications. 11 Edition. Ohio:
South Western CollegenPublishing, 1996.

14
 Menguraikan kata-kata sendiri ide-ide pembicara, berikan orang tersebut
kesempatan untuk menegaskan atau memperbaiki interpretasi anda.
 Jangan hanya mengandalkan pada daya ingat, tetapi rekam, tulis, simpan
informasi dalam beberapa cara fisik lain.
 Tingkatkan daya ingat jangka pendek dengan mengulang-ulang informasi,
mengaturnya dalam suatu pola, atau memecahnya dalam daftar-daftar
pendek.
 Tingkatkan daya ingat jangka panjang dengan melakukan asosiasi,
kategorisasi, visualisasi dan menghafal.
Mengingat betapa pentingnya kebiasaan mendengar yang baik, maka
ada beberapa saran agar dalam mendengarkan berlangsung secara efektif,
antara lain:
 Perhatikan dengan baik siapa yang berbicara tersebut, mulai dari
gerakannya, kontak mata, nada suaranya, dan ekspresi wajahnya.
Perhatian tersebut akan dapat membantu pemahaman terhadap apa
yang dimaksudkan tersebut.
 Berikan umpan balik (feedback), seperti apakah mereka sudah
mengerti atau belum, apakah ada pertanyaan, atau pernyataan setuju
atau tidak setuju terhadap apa yang telah disampaikan tersebut.
 Mendengarkan membutuhkan waktu, oleh karena proses komunikasi
yang dilakukan secara tatap muka sebagaimana seorang pengirim dan
penerima pesan secara simultan.
 Gunakan pengetahuan anda tentang orang yang berbicara tersebut
untuk dapat menarik manfaat positif bagi anda.
 Bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif?.
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-
sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam
bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah
pihak yang berkomunikasi samasama mengerti apa pesan yang disampaikan.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan
sikap (attitude cange) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi efektif memungkinkan seseorang dapat saling bertukar
informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok

15
yang hasilnya sesuai dengan harapan . Komunikasi efektif memberikan kemudahan
dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima pesan.
Sehingga tercipta feedback yang baik antara pemberi dan penerima pesan. Untuk
membangun komunikasi yang efektif, setidaknya kita harus menguasai empat
keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu membaca-menulis (bahasa tulisan)
dan mendengar-berbicara (bahasa lisan).
Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi tiga hal berikut:
 Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang
dimaksud oleh pengirimnya.
 Pesan yang disampaikan oleh pengirim pendapat disetujui oleh penerima
dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
 Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya
dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

Lima pondasi membangun komunikasi efektif:

 Berusaha benar-benar mengerti orang lain (emphatetic communication).


 Memenuhi komitmen atau janji.
 Menjelaskan harapan atau rencana yang akan di lakukan.
 Meminta maaf denga tulus ketika membuat kesalahan.
 Memperlihatkan integritas pribadi.

Komunikasi telah didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar


manusia, sehingga untuk terjadinya proses komunikasi minimal terdiri dari 3
unsur yaitu: pengirim pesan (komunikator), penerima pesan (komunikan) dan
pesan itu sendiri. Awal tahun 1960-an, David K. Berlo membuat formula
komunikasi yang lebih sederhana yang dikenal dengan”SMCR”, yaitu: Source
(pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-media) dan Receiver
(penerima).

F.Komunikasi Tertulis yang Efektif


Sebagai makhluk sosial, manusia tak bisa lepas dari komunikasi. Entah
komunikasi verbal maupun non verbal. Dalam segala bidang, tak terkecuali
pendidikan, komunikasi menjadi salah satu hal yang sangat penting. Dalam
proses pembelajaran, komunikasi digunakan untuk menyampaikan pesan, baik
itu berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi.

16
Untuk menciptakan proses komunikasi yang efektif, pendidik harus
memahami seluk beluk komunikasi pendidikan, antara lain mengenai metode
yang tepat dalam komunikasi pendidikan, strategi untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi dalam pendidikan, serta yang tak kalah pentingnya
adalah mengenai hambatan yang seringkali muncul dalam komunikasi
pendidikan.
Effendy (2006) metode komunikasi terdiri atas :
 Komunikasi informative (informative communication), suatu pesan yang
disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru
yang diketahuinya.
 Komunikasi persuasif (persuasive communication), proses mempengaruhi
sikap, pandangan, atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan
membujuk dan mengajak, sehingga ia melakukan dengan kesadaran sendiri.
 Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coercive communication),
komunikasi yang mengandung ancaman, sangsi, dan lain-lain yang bersifat
paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran melakukan sesuatu
secara terpaksa, karena takut akibatnya.
Strategi Komunikasi Efektif Menurut Effendy (2008) komunikasi dikatakan
tidak efektif apabila seperti beberapaindikator berikut:
 Perbedaan Persepsi.
 Reaksi emosional.
 Ketidak-konsistenan komunikasi verbal dan nonverbal.
 Kecurigaan.
 Tidak adanya timbal balik (feedback)11
Dalam komunikasi yang efektif, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan:
 Respect, jika kita harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan
dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang.
 Emphaty, perlu saling memahami dan mengerti keberadaan, perilaku, dan
keinginan siswa.
 Audible, dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik, berarti pesan
yang kita sampaikan bisa diterima dengan baik oleh penerima pesan.

11
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

17
 Clarity, perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari
penerima pesan.
 Humble, dengan menghargai orang lain, mau mendengar, menerima kritik,
tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain.
Komunikasi efektif berkaitan dengan kemampuan (ability) komunikator
dan komunikannya. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan
kitaberusaha dengan diri sendiri (Moeliono, 2005: 707). Menurut Soelaiman
(2007:112) kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari
yangmemungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya,
baiksecara mental ataupun fisik.

Hambatan komunikasi bisa dimaknai dengan ganguan (noise) dalam proses


komunikasi. Hambatan dalam komunikasi pendidikan memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap efektifitasnya proses belajar mengajar. Terdapat hambatan semantik dan
hambatan saluran.
 Gangguan saluran (channel noise). Berkaitan dengan kendala atau hambatan
yang berhubungan dengan fisik penyampaian pesan. Terjadi antara
komunikator dan komunikan yang menggunakan saluran berupa media.
 Gangguan semantik merupakan ganguan yang berhubungan demgan tata
kebahasaan dimana ganguan ini sering terjadi karena kesenjangan atau
ketidaksesuaian antara pesan yang disampakan komunikator kepada
komunikannya. 12

12
Miftah, M. 2012. Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran.

18
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Komunikasi secara termonologi adalah proses penyampaian suatu


peryataan seseoranga kepada orang lain.yang di maksudkan di atas merupakan
komunikasi antara manusia pada manusia,Bahwa komunikasi manusia adalah proses
yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan
masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain.

Pertanyaan yang paling dasar dan sering menjadi kajian dalam psikologi sosial
adalah perspektif dalam komunikasi yaitu bagaimana kita menjelaskan pengaruh orang
lain terhadap prilaku kita,"berupaya memahami, menjelaskan, dan memprediksi
bagaimana pikiran, perasaan, dan tindakan individu-individu dipengaruhi oleh pikiran,
perasaan, dan tindakan-tindakan orang lain yang dilihatnya, atau bahkan hanya
dibayangkannya", menurut Gordon Allport,

Seluruh interaksi manusia selalu didasari oleh komunikasi. Melalu komunikasi,


setiap manusia akan mencapai pemahaman satu sama lain, membangun kepercayaan,
dan merencanakan strategi untuk mencapai tujuan bersama. Hambatan adalah faktor
yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pemaknaan pesan yang di sampaikan
snder kepada resaiver.

banyak sekali cara atau gaya kumunikasi yang di sampaikan atau menurut
Norton seperti: Dominan, Dramatik, Animated Expretive, Open, dan masih banyak lagi
yang lain. Dominan yaitu orang yang dalam komunikasi lebih ingin atau cenderung
untuk menguasai pembicaraanya. Dramatic cara komunikasi ini lebih banyak
menggunakan kiasan dalam berbicaranya,Animated Expretive cara ia berkumunikasi
menggunakan gestur dan gerak badan dimana dia lebih menggunakan apa yang dia bisa
contohkan

Keterampilan dasar mendengar keterampilan ini yaitu mendegarkan secara aktif


yang diartikan sebagai proses pemahaman secara aktif untuk mendapatkan informasi,
dan sikap dari pembicara yang tujuan nya untuk memahami pembicara secara objektif.
Komunikasi adalah jembatan antara diri kita dengan dunia luar yang di maksudkan
disini adalah cara kita benkomunikasi dengan orang lain ataupun dengan masyarakat,
Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks."Dianggap
penting karena ragam dinamika kehidupan,kebanyakan para manajer dalam setiap
harinya menghabiskan waktu kerjanya untuk mendengarkan (listening) dan berbicara
(speaking) dengan para supervisor, karyawan, pelanggan, dan berbagai asosiasi bisnis.

19
Mendengarkan menjadi begitu pentingsebagaimana berbicara atau berpidato di
hadapan audiens", menurut Lehman, Himstreet, dan Baty

Sebagai makhluk sosial, manusia tak bisa lepas dari komunikasi. Entah
komunikasi verbal maupun non verbal. Dalam segala bidang, tak terkecuali pendidikan,
komunikasi menjadi salah satu hal yang sangat penting. Dalam proses
pembelajaran, komunikasi digunakan untuk menyampaikan pesan, baik itu berupa ilmu
pengetahuan maupun teknologi.

B.Saran

Dalam kehidupan sehari hari kita tidak lepas dari nama nya komunikasi jadi
komunikasi sangat lah penting dalam ber kehidupan karena manusia adalah makhluk
sosial maka dari itu tidak bisa lepas dari komunikasi,banyak yang bisa kita pelajari sari
makalah ini bagaimana kita berkomunikasi macam macam komunikasi dan lain sbagai
nya,kalao kita ingin hidup di dalam lingkup masyarak maka kita harus bisa belajar
kamunikasi agar lawan bicara kita tidak salah tangkap atau salah apa yang kita
bicarakan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ruliana, Poppy dan Puji Lestari. 2019. Teori Komunikasi. Depok: Rajawali Pers.

Handayani, Tutut. 2011. Membangun Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan


Kualitas Dalam Proses Belajar Mengajar. Palembang. FT IAIN Raden Fatah.

Kurniati, Desak Putu Yuli. 2016. Modul Komunikasi Verbal dan Nonverbal.
Universitas Uduyana.

Novitasari, Isti. 2016. Studi Deskriptif Gaya Komunikasi. Purwokerto. Universitas


Muhammadiyah Purwokerto.

Courtland L. Bovee dan John V. Thill. Business Communication. Edisi 9 Jilid 1. PT.
Indeks. 2012

Lehman, Carol M; Himstreet, William C; Baty Wayne Murlin. Business


Communications. 11 Edition. Ohio: South Western CollegenPublishing, 1996

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Miftah, M. 2012. Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran.

Wisma, y. 2017. Komunikasi Efektif Dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Nomosleca,

21

Anda mungkin juga menyukai