PSIKOLOGI PENDIDIKAN
” Strategi Komunikasi Efektif Sebagai Penunjang
Keberhasilan Dalam Interaksi Sosial ”
Dosen: Nila Zaima M,Pd.I
Disusun oleh :
Ulfah Lathifatul Mufidah (22205079)
Khoirul Nisa’ul Fitri (22205075)
Erika Putri Argowati (22205094)
Akmal Baihaqi Madjid (22205081)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmatnya, sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini tidak
bisa diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak. kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Nila Zaima M,Pd.I yang telah memberikan tugas ini kepada kami,
sehingga ada banyak hal yang bisa saya pelajari melalui penelitian dalam makalah ini.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
Table of Contents
DAFTAR ISI ............................................................................ iii
BAB I ......................................................................................iv
PENDAHULUAN ......................................................................iv
A. LATAR BELAKANG ............................................................iv
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................iv
C. TUJUAN ...........................................................................iv
BAB II ..................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................ 2
A.Definisi Komunikasi Efektif ............................................... 2
B.Perspektif Dalam Komunikasi ........................................... 3
C.Elemen Komunikasi .......................................................... 5
D.Gaya Komunikasi ............................................................ 10
E.Keterampilan Dasar Mendengar ..................................... 11
F.Komunikasi Tertulis yang Efektif ..................................... 16
BAB III................................................................................... 19
PENUTUP ............................................................................. 19
A.Kesimpulan ..................................................................... 19
B.Saran .............................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 21
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan
manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia mengadakan interaksi dengan
manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi timbul sebagai akibat adanya hubungan
sosial. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin
communis yang artinya “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti
“membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling
sering sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya
yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan
dianut secara sama (Mulyana, 2005:4) Untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif,
kita dituntut untuk tidak hanya memahami prosesnya, tetapi juga mampu
menerapkanpengetahuan kita secara kreatif. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi
yang terjadi bersifat dua arah yaitu dimana makna yang distimulasikan sama atau serupa
dengan yang dimaksudkan oleh komunikator atau pengirim pesan.
Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer yang dikutip oleh Fisher dalam
bukunya Teori-Teori Komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan,
dan seterusnya melalui penggunaan simbol, kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990:10).
Sedangkan menurut Effendy, (1984:6) Komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide
manusia. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan
sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku
yang di lakukan dengan media media tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
IV
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ruben dan Steward (1998:16)
2
Harold Lasswell, The Structure and Function of Communication in Society
2
menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang
menimbulkan efek tertentu. Komunikasi efektif merupakan proses pertukaran ide,
pikiran, pengetahuan, dan informasi sehingga maksud atau tujuan dapat tercapai dengan
baik. Sederhananya, penyajian pandangan oleh komunikator dengan cara baik dan
dipahami oleh penerima informasi.
3
Gordon Allport (1968)
3
berdasarkan pengalaman masa lampau, tetapi juga secara terus-menerus berubah
atau diubah oleh lingkungan "situasi kita", termasuk tentunya orang lain.
4
Perspektif interaksionis lebih menekankan bahwa manusia merupakan agen
yang aktif dalam menetapkan perilakunya sendiri, dan mereka yang membangun
harapan-harapan sosial. Manusia bernegosiasi satu sama lainnya untuk membentuk
interaksi dan harapannya.
Jadi dalam komunikasi, seseorang tidak selalu memiliki perspektif yang sama,
karena dipengaruhi oleh pengalaman masalalu yang berbeda-beda dari setiap
individu, dan perasaan saat ini berpengaruh dalam proses komunikasi, misal ketika
dalam perasaan bahagia atau sedih.
C.Elemen Komunikasi
Seluruh interaksi manusia selalu didasari oleh komunikasi. Melalui komunikasi,
setiap manusia akan mencapai pemahaman satu sama lain, membangun kepercayaan,
dan merencanakan strategi untuk mencapai tujuan bersama.4 Pada setiap proses
komunikasi, terdapat tujuh elemen/unsur yang mendukung terciptanya pertukaran
pesan, yaitu:
1. Source (sumber)
Sumber adalah seseorang yang berperan dalam proses komunikasi. Orang yang
berperan dari komunikasi adalah pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator,
dan pembicara (speaker).
2. Message (pesan)
Pesan adalah hal-hal yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.
Pesan merupakanseperangkat simbol verbal maupun nonverbal yang berisi ide, sikap,
dan nilai dari pengirim (sender). Pesan memiliki tiga komponen, yaitu:
makna,
simbol yang digunakan dalam menyampaikan makna, serta
bentuk atau organisasi pesan.
3. Channel (saluran)
Saluran adalah alat atau wahana yang digunakan sumber/sender untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima (receiver).
4. Receiver (penerima)
Penerima adalah orang yang menerima pesan. Penerima pesan sering disebut
dengan sasaran/tujuan, penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience).
4
Johnson, 1997
5
5. Barriers (hambatan)
Hambatan adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
pemaknaan pesan yang disampaikan sender kepada receiver. Hambatan ini bisa berasal
dari pesan, saluran, dan pendengar. Ada beberapa teori yang menggunakan istilah noise
(derau) untuk menyebut elemen pengganggu. External noise meliputi latar belakang
pembicaraan, lingkungan, dan teknis saluran, sedangkan Internal noise meliputi aspek
psikologi peserta komunikasi maupun aspek semantik, misalnya sebuah kata yang
mengandung ambiguitas. Hambatan komunikasi meliputi perbedaan persepsi,
permasalahan bahasa, kurang mendengarkan, perbedaan emosional, dan perbedaan
latar belakang.
6. Feedback (tanggapan)
Feedback adalah reaksi dan respons pendengar atas komunikasi yang sender
lakukan yang mengatur aksi dalam berkomunikasi. Feedback bisa dalam bentuk
komentar langsung/tertulis, surat, atau polling. Feedback positif biasanya berupa
pujian, sedangkan feedback negatif biasanya berupa kritik atau penolakan.
7. Situation (situasi)
Situasi adalah salah satu elemen paling penting dalam proses komunikasi
pidato. Komunikasi harus berlangsung pada suatu kondisi/konteks. Situasi atau
keadaan selama komunikasi berlangsung berpengaruh terhadap mood pembicara
maupun pendengar, saluran/media yang dipakai, dan feedback audience. Situasi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu physical context dan social context.
a) Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik itu
secara lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal paling banyak dipakai dalam hubungan
antar manusia untuk mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, fakta, data,
dan informasi serta menjelaskannya.
Unsur dalam Komunikasi Verbal
1. Kata
Kata merupakan lambang terkecil dari bahasa. Kata merupakan lambang yang
mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau keadaan yang
berhubungan dengan pikiran manusia. Komunikasi verbal merupakan sebuah
bentuk komunikasi yang diantarai (mediated form of communication). Seringkali
kita mencoba membuat kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu
6
pilihan kata. Kata-kata yang digunakan adalah abstraksi yang telah disepakati
maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus dibagi
(shared) di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
2. Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah
bahasa lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa memiliki tiga fungsi
yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Fungsi itu
digunakan untuk mempelajari dunia sekitarnya, membina hubungan yang baik antar
sesama dan menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia. Ada tiga teori
yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa,
diantarnya:
a. Operant Conditioning Theory yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi
behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan adanya
unsur rangsangan (stimulus) serta tanggapan (response) atau lebih dikenal
dengan istilah S-R. Teori ini menyatakan jika satu organism dirangsang oleh
stimuli dari luar, orang cenderung akan memberi reaksi. Anak-anak mengetahui
bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh
orang lain.
b. Cognitive Theory yang dikembangkan oleh Noam Chomsky, yang menyatakan
bahwa kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan
biologis yang dibawa dari lahir.
c. Mediating Theory atau teori penengah, yang dikembangkan oleh Charles
Osgood, menyatakan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya
berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari
luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.
Jenis Komunikasi Verbal
1. Berbicara dan menulis
Berbicara adalah komunikasi verbal vocal, sedangkan menulis adalah
komunikasi verbal non vocal. Presentasi dalam rapat adalah contoh dari komunikasi
verbal vocal. Surat menyurat adalah contoh dari komunikasi verbal non vocal.
2. Mendengarkan dan membaca
7
Mendengarkan adalah mengambil makna dari apa yang didengar dengan
melibatkan unsur mendengar, memperhatikan, memahami dan mengingat. Membaca
adalah satu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang tertulis.
Karakteristik Komunikasi Verbal
1) Pesan yang disampaikan jelas, ringkas, dan tepat.
2) Penggunaan kata yang mudah dipahami
3) Menggunakan tata bahasa yang benar dan tidak multitafsir
4) Anti konotatif dan denotatif
5) Intonasi
6) Kecepatan dan tempo bicara yang tepat
7) Humor
b) Komunikasi Nonverbal
Manusia berkomunikasi menggunakan kode verbal dan nonverbal. Kode
nonverbal disebut isyarat atau bahasa diam (silent language). Melalui komunikasi
nonverbal kita bisa mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang
bahagia, marah, bingung, atau sedih.
Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesan-pesan
nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Simbol-simbol nonverbal sangat
sulit untuk ditafsirkan daripada simbol verbal. Bahasa verbal sealur dengan bahasa
nonverbal, contoh ketika kita mengatakan "ya" pasti kepala kita mengangguk.
Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena
spontan, bersifat tetap dan selalu ada.
Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971), menyimpulkan bahwa
tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38%
dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi
pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain
cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal.5
Jenis Komunikasi Nonverbal
1. Sentuhan (haptic)
Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan nonverbal, nonvisual dan
nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan
membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Alma I
5
Albert Mahrabian (1971)
8
Smith, seorang peneliti dari Cutaneous Communication Laboratory
mengemukakan bahwa berbagai perasaan dapat disampaikan melalui sentuhan,
salah satunya adalah kasih sayang (mothering) dan sentuhan itu memiliki khasiat
kesehatan.6
2. Komunikasi Objek
Penggunaan komunikasi objek yang paling sering adalah penggunaan
pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini
termasuk bentuk penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi.
Contohnya dapat dilihat pada penggunaan seragam oleh pegawai sebuah
perusahaan, yang menyatakan identitas perusahaan tersebut.
3. Kronemik
Kronemik merupakan komunikasi nonverbal yang dilakukan ketika
menggunakan waktu, yang berkaitan dengan peranan budaya dalam konteks
tertentu.7 Contohnya Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita mampu
menilai bagaimana mahasiswi/mahasiswa yang memanfaatkan dan
mengaplikasikan waktunya secara tepat dan efektif.
4. Gerakan Tubuh (Kinestetik)
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau
frasa. Selain itu, ada juga gerakan mata (gaze) yang berfungsi memberi dan
menerima informasi serta mengisyaratkan sifat hubungan.
5. Proxemik
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi berada.
Pengaturan jarak menentukan seberapa dekat tingkat keakraban seseorang dengan
orang lain yang mampu mengartikan suatu hubungan.
6. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan
warna.
7. Vokalik
6
Alma I Smith, Cutaneous Communication Laboratory
7
Chronomics refers to how we perceive and use time to define identities and interactions, Wood.2007
9
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah ucapan,
yaitu cara berbicara. Misalnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau
lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
D.Gaya Komunikasi
Menurut Norton, gaya komunikasi dibagi menjadi sepuluh, yaitu:
a. Dominan, komunikator dominan dalam berinteraksi. Orang seperti ini cenderung
ingin menguasai pembicaraanya.
b. Dramatic, dalam hal berkomunikasi cenderung berlebihan, menggunakan hal-hal
yang mengandung kiasan, metaphora, cerita, fantasi, dan permainan suara.
c. Animated Expresive, warna dalam berkomunikasi, seperti kontak mata, ekspresi
wajah, gesture dan gerak badan.
d. Open, komunikator bersikap terbuka, tidak ada rahasia sehingga muncul rasa
percaya diri dan terbentuk komunikasi dua arah.
e. Argumentative, komunikator cenderung suka berargumen dan agresif dalam
berargumen.
f. Relaxed, komunikator mampu bersikap positif dan saling mendukung terhadap
orang lain.
g. Attentive, komunikator berinteraksi dengan orang lain dengan menjadi pendengar
yang aktif, empati dan sensitif.
h. Impression Leaving, kemampuan seorang komunikator dalam membentuk kesan
pada pendengarnya.
i. Friendly, komunikator bersikap ramah tamah dan sopan saat sedang menyampaikan
pesan kepada penerima pesan.
10
j. Precise, gaya yang tepat dimana komunikator meminta untuk membicarakan suatu
konten yang tepat dan akurat dalam komunikasi lisan.
11
“Pentingnya Ketrampilan Mendengar Dalam Menciptakan Komunikasi Yang
Produktif”. Masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
8
-Courtland L. Bovee dan John V. Thill. Business Communication. Edisi 9 Jilid 1. PT. Indeks. 2012
12
Menafsirkan (decoding): Langkah selanjutnya adalah memberi makna pada
bunyi tersebut. Ini dapat dilakukan berdasarkan nilai-nilai pribadi, keyakinan,
ide, harapan, kebutuhan, dan cerita Anda.
Mengingat: Sebelum menindaklanjuti informasi tersebut, Anda harus
menyimpan informasi tersebut untuk diproses di masa mendatang. Informasi ini
harus ditangkap dalam memori jangka pendek dan ditransfer ke memori jangka
panjang untuk disimpan.
Mengevaluasi: Setelah Anda menerima pesan dari pembicara, langkah
selanjutnya adalah menggunakan keterampilan berpikir kritis Anda untuk
mengevaluasi pesan tersebut. memisahkan fakta dari opini dan menilai kualitas
bukti.
Merespon: setelah anda melakukan evaluasi terhadap pesan pembicara, anda
sekarang bereaksi. Bila anda berkomunikasi dari satu orang ke satu orang
lainnya atau dalam kelompok kecil, respons awal biasanya berupa umpan balik
lisan.
Kegiatan mendengarkan orang lain merupakan kegiatan yang sudah
sering dilakukan, baik yang dilakukan melalui bertatap muka (face-to-face)
maupun dalam suatu kelompok. Setiap individu memiliki berbagai macam
tujuan ketika mendengarkan sesuatu, antara lain berinteraksi dengan orang lain,
menerima informasi, mengatasi masalah, dan saling berbagi perasaan dengan
orang lain. Kegiatan mendengarkan (menyimak) suatu percakapan dengan
orang lain merupakan bagian penting dalam memahami suatu pesan yang
disampaikan oleh orang lain.
kegiatan mendengarkan itu sendiri bukanlah pekerjaan yang mudah dan
perlu latihan yang cukup. Semakin banyak berlatih mendengarkan, maka akan
semakin baik dalam memahami suatu percakapan dengan orang lain. Dengan
pikiran, seseorang dapat memilih katakata yang tepat untuk disampaikan kepada
pihak lain, sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar. Dengan emosi,
seseorang dapat mengungkapkan perasaannya (suka, duka, yakin atau ragu-
ragu) dalam mengadakan hubungan komunikasi dengan orang lain. Dengan
bahasa tubuh, seseorang dapat lebih menyakinkan apa yang telah disampaikan
dengan kata-kata dan perasaannya, yang di ungkapkan dalam bentuk tindakan
tertentu yang dapat dipahami oleh orang lain.
13
Menurut Lehman, Himstreet, dan Baty, kebanyakan para manajer dalam
setiap harinya menghabiskan waktu kerjanya untuk mendengarkan (listening)
dan berbicara (speaking) dengan para supervisor, karyawan, pelanggan, dan
berbagai asosiasi bisnis. Mendengarkan menjadi begitu pentingsebagaimana
berbicara atau berpidato di hadapan audiens.9
9
Lehman, Carol M; Himstreet, William C; Baty Wayne Murlin. Business Communications. 11 Edition. Ohio:
South Western CollegenPublishing, 1996.
14
Menguraikan kata-kata sendiri ide-ide pembicara, berikan orang tersebut
kesempatan untuk menegaskan atau memperbaiki interpretasi anda.
Jangan hanya mengandalkan pada daya ingat, tetapi rekam, tulis, simpan
informasi dalam beberapa cara fisik lain.
Tingkatkan daya ingat jangka pendek dengan mengulang-ulang informasi,
mengaturnya dalam suatu pola, atau memecahnya dalam daftar-daftar
pendek.
Tingkatkan daya ingat jangka panjang dengan melakukan asosiasi,
kategorisasi, visualisasi dan menghafal.
Mengingat betapa pentingnya kebiasaan mendengar yang baik, maka
ada beberapa saran agar dalam mendengarkan berlangsung secara efektif,
antara lain:
Perhatikan dengan baik siapa yang berbicara tersebut, mulai dari
gerakannya, kontak mata, nada suaranya, dan ekspresi wajahnya.
Perhatian tersebut akan dapat membantu pemahaman terhadap apa
yang dimaksudkan tersebut.
Berikan umpan balik (feedback), seperti apakah mereka sudah
mengerti atau belum, apakah ada pertanyaan, atau pernyataan setuju
atau tidak setuju terhadap apa yang telah disampaikan tersebut.
Mendengarkan membutuhkan waktu, oleh karena proses komunikasi
yang dilakukan secara tatap muka sebagaimana seorang pengirim dan
penerima pesan secara simultan.
Gunakan pengetahuan anda tentang orang yang berbicara tersebut
untuk dapat menarik manfaat positif bagi anda.
Bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif?.
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-
sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam
bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah
pihak yang berkomunikasi samasama mengerti apa pesan yang disampaikan.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan
sikap (attitude cange) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi efektif memungkinkan seseorang dapat saling bertukar
informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok
15
yang hasilnya sesuai dengan harapan . Komunikasi efektif memberikan kemudahan
dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima pesan.
Sehingga tercipta feedback yang baik antara pemberi dan penerima pesan. Untuk
membangun komunikasi yang efektif, setidaknya kita harus menguasai empat
keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu membaca-menulis (bahasa tulisan)
dan mendengar-berbicara (bahasa lisan).
Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi tiga hal berikut:
Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang
dimaksud oleh pengirimnya.
Pesan yang disampaikan oleh pengirim pendapat disetujui oleh penerima
dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya
dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.
16
Untuk menciptakan proses komunikasi yang efektif, pendidik harus
memahami seluk beluk komunikasi pendidikan, antara lain mengenai metode
yang tepat dalam komunikasi pendidikan, strategi untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi dalam pendidikan, serta yang tak kalah pentingnya
adalah mengenai hambatan yang seringkali muncul dalam komunikasi
pendidikan.
Effendy (2006) metode komunikasi terdiri atas :
Komunikasi informative (informative communication), suatu pesan yang
disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru
yang diketahuinya.
Komunikasi persuasif (persuasive communication), proses mempengaruhi
sikap, pandangan, atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan
membujuk dan mengajak, sehingga ia melakukan dengan kesadaran sendiri.
Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coercive communication),
komunikasi yang mengandung ancaman, sangsi, dan lain-lain yang bersifat
paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran melakukan sesuatu
secara terpaksa, karena takut akibatnya.
Strategi Komunikasi Efektif Menurut Effendy (2008) komunikasi dikatakan
tidak efektif apabila seperti beberapaindikator berikut:
Perbedaan Persepsi.
Reaksi emosional.
Ketidak-konsistenan komunikasi verbal dan nonverbal.
Kecurigaan.
Tidak adanya timbal balik (feedback)11
Dalam komunikasi yang efektif, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan:
Respect, jika kita harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan
dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang.
Emphaty, perlu saling memahami dan mengerti keberadaan, perilaku, dan
keinginan siswa.
Audible, dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik, berarti pesan
yang kita sampaikan bisa diterima dengan baik oleh penerima pesan.
11
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
17
Clarity, perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari
penerima pesan.
Humble, dengan menghargai orang lain, mau mendengar, menerima kritik,
tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain.
Komunikasi efektif berkaitan dengan kemampuan (ability) komunikator
dan komunikannya. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan
kitaberusaha dengan diri sendiri (Moeliono, 2005: 707). Menurut Soelaiman
(2007:112) kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari
yangmemungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya,
baiksecara mental ataupun fisik.
12
Miftah, M. 2012. Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran.
18
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pertanyaan yang paling dasar dan sering menjadi kajian dalam psikologi sosial
adalah perspektif dalam komunikasi yaitu bagaimana kita menjelaskan pengaruh orang
lain terhadap prilaku kita,"berupaya memahami, menjelaskan, dan memprediksi
bagaimana pikiran, perasaan, dan tindakan individu-individu dipengaruhi oleh pikiran,
perasaan, dan tindakan-tindakan orang lain yang dilihatnya, atau bahkan hanya
dibayangkannya", menurut Gordon Allport,
banyak sekali cara atau gaya kumunikasi yang di sampaikan atau menurut
Norton seperti: Dominan, Dramatik, Animated Expretive, Open, dan masih banyak lagi
yang lain. Dominan yaitu orang yang dalam komunikasi lebih ingin atau cenderung
untuk menguasai pembicaraanya. Dramatic cara komunikasi ini lebih banyak
menggunakan kiasan dalam berbicaranya,Animated Expretive cara ia berkumunikasi
menggunakan gestur dan gerak badan dimana dia lebih menggunakan apa yang dia bisa
contohkan
19
Mendengarkan menjadi begitu pentingsebagaimana berbicara atau berpidato di
hadapan audiens", menurut Lehman, Himstreet, dan Baty
Sebagai makhluk sosial, manusia tak bisa lepas dari komunikasi. Entah
komunikasi verbal maupun non verbal. Dalam segala bidang, tak terkecuali pendidikan,
komunikasi menjadi salah satu hal yang sangat penting. Dalam proses
pembelajaran, komunikasi digunakan untuk menyampaikan pesan, baik itu berupa ilmu
pengetahuan maupun teknologi.
B.Saran
Dalam kehidupan sehari hari kita tidak lepas dari nama nya komunikasi jadi
komunikasi sangat lah penting dalam ber kehidupan karena manusia adalah makhluk
sosial maka dari itu tidak bisa lepas dari komunikasi,banyak yang bisa kita pelajari sari
makalah ini bagaimana kita berkomunikasi macam macam komunikasi dan lain sbagai
nya,kalao kita ingin hidup di dalam lingkup masyarak maka kita harus bisa belajar
kamunikasi agar lawan bicara kita tidak salah tangkap atau salah apa yang kita
bicarakan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ruliana, Poppy dan Puji Lestari. 2019. Teori Komunikasi. Depok: Rajawali Pers.
Kurniati, Desak Putu Yuli. 2016. Modul Komunikasi Verbal dan Nonverbal.
Universitas Uduyana.
Courtland L. Bovee dan John V. Thill. Business Communication. Edisi 9 Jilid 1. PT.
Indeks. 2012
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
21