Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MEMAHAMI OPINI PUBLIK SEBAGAI KAJIAN KOMUNIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah


Propaganda dan Opini Publik

Kelompok 6
PUTRI MARIZKI (4317005)
NANI JASDA (4317018)

Dosen Pembimbing
FAUZI EKA PUTRA, M. I. Kom

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2019 M / 1441 H

1
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini, yang berjudul: “Memahami Opini Publik Sebagai Kajian
Komunikasi”.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan
menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi Allah SWT yaitu dengan
agama islam.
Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi
terselesainya karya ilmiah ini, penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis
jauh dari kesempurnaan, dan sudah pasti masih banyak kekurangannya. Sehingga
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................................1

B. Rumusan maslah ............................................................................................1

C. Tujuan ............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Opini Publik Sebagai Efek Komunikasi….…………………………………2

B. Pengertian Komunikasi ..................................................................................3

C. Proses Komunikasi .........................................................................................3

D. Bentuk- bentuk Komunikasi ...........................................................................4

E. Feedback Komunikasi…………….………………………………………...6
F. Efek Komunikasi……………………………………....................................7
G. Contoh Studi Kasus…………………………………………………………8

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Opini publik adalah pengintegrasian pendapat dari sekumpulan
orang yang menaruh perhatian terhadap sesuatu pokok permasalahan yang
sifatnya kontroversial. Pengintegrasian pendapat atau opini itu seperti yang
telah dikemukakan merupakan kesatuan pendapat, bukan jumlah pendapat-
pendapat dari orang- orang yang terlibat dalam diskusi atau pembicaraan
mengenai suatu issue atau pokok permasalahan. Pendapat itu adalah hasil
proses komunikasi serta pemikiran manusia tentang sesuatu hal yang
kemudian dinyatakan. Pendapat yang dikemukakan itu adalah efek
komunikasi, yaitu segala perubahan yang terjadi di pihak komunikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu opini publik sebagai efek komunikasi?
2. Apa pengertian komunikasi?
3. Bagaimana proses komunikasi?
4. Apa saja bentuk- bentuk komunikasi?
5. Bagaimana feedback komunikasi?
6. Apa saja efek Komunikasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui opini publik sebagai efek komunikasi
2. Untuk mengetahui pengertian komunikasi
3. Untuk mengetahui proses komunikasi
4. Untuk mengetahui bentuk- bentuk komunikasi
5. Untuk mengetahui feedback komunikasi
6. Untuk mengetahui efek Komunikasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Opini Publik Sebagai Efek Komunikasi


Opini publik adalah sebuah ekspresi energi sosial yang
mengintegrasikan aktor individual kedalam pengelompokan sosial dengan
cara yang memengaruhi politik. Pandangan ini mengeluarkan konsep opini
publik dari konsep metafisika dan mengindari mereduksi konsep opini
publik menjadi seperangkat observasi yang diindividualisasikan yang tidak
dapat menjelaskan signifikan aspek sosiopolitiknya.1
Opini publik adalah pengintegrasian pendapat dari sekumpulan
orang yang menaruh perhatian terhadap sesuatu pokok permasalahan yang
sifatnya kontroversial. Pengintegrasian pendapat atau opini itu seperti yang
telah dikemukakan merupakan kesatuan pendapat, bukan jumlah pendapat-
pendapat dari orang- orang yang terlibat dalam diskusi atau pembicaraan
mengenai suatu issue atau pokok permasalahan. Pendapat itu adalah hasil
proses komunikasi serta pemikiran manusia tentang sesuatu hal yang
kemudian dinyatakan. Pendapat yang dikemukakan itu adalah efek
komunikasi, yaitu segala perubahan yang terjadi di pihak komunikan.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan mengenai sikap,
pandangan, tingkah laku yang terjadi pada komunikan, dan perubahan-
perubahan itu adalah tujuan dari suatu proses komunikasi karena jika dari
diri komunikan terjadi perubahan pendapat, sikap dan tingkah laku maka
komunikasi itu dikatakan berhasil. Pendapat itu macam- macam, misalnya
pendapat perorangan (individual), pribadi (private), kelompok (group),
kesepakatan (consensus), koalisi (coalition), minoritas, mayoritas. Opini
publik merupakan efek komunikasi atau hasil suatu komunikasi.2

1
Scott M. Cutlip, Effective Public Relations, (Jakarta : KENCANA, 2006), hal 239
2
Betty RSF Soemirat, Opini Publik, “Jurnal Komunikasi”, Vol 1, No 1, 2017, hal 123

5
B. Pengertian Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Dinamika
Komunikasi menyatakan bahwa pengertian komunikasi harus dilihat dari
dua sudut pandang, yaitu pengertian secara umum dan pengertian secara
paradigmatik. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin
communication yang bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Kata sama yang dimaksudkan adalah sama makna. Jadi, dalam pengertian
ini, komunikasi berlangsung manakala orang- orang yang terlibat di
dalamnya memiliki kesamaan mengenai suatu hal yang tengah
dikomunikasikannya itu. Dengan kata lain, jika orang- orang yang terlibat
di dalamnya saling memahami apa yang dikomunikasikannya itu, maka
hubungan antara mereka bersifat komunikatif.3
Pengertian secara terminologis, komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pernyataan seseorang kepada orang lain. Pengertian ini
memberikan pemahaman kepada kita bahwa komunikasi melibatkan
sejumlah orang atau manusia, sehingga komunikasi seperti ini disebut
Human Communication (komunikasi manusia).
C. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikatornya
menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan
suatu persamaan makna antara koimunikan dengan komunikatornya.
Proses komunikan ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang
efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Menurut formula Laswell proses komunikasi terbagi dua yaitu :
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai media primer

3
Zikri Fachrul Nurhadi, Kajian Efektifitas Komunikasi, “ Jurnal Komunikasi” , Vol 3, No
1, 2017, hal 91

6
dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (Bahasa), dan pesan
nonverbal.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam
pesan yang diterima oleh komunikan. Prosesnya , komunikator
menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan.
Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran atau perasaannya
kedalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh
komunikan. Kemudian, komunikan menterjemahkan (decode) pesan
dari komunikator. Ini berarti komunikan menafsirkan lambang yang
mengandung perasaan dan pikiran komunikator.4
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai
media pertama. Seorang komunikator menggunakan media ke dalam
dua komunikasi karena komunikan sebagai sarana berada di tempat
yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, radio, majalah
merupakan media yang sering digunakan dalam komunikasi.
D. Bentuk- bentuk Komunikasi
Menurut Effendy, bentuk-bentuk komunikasi dirangkum ke dalam
tiga jenis, yaitu komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, dan
komunikasi massa.5
1. Komunikasi pribadi
Komunikasi pribadi terdiri dari dua jenis, yaitu: pertama,
komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication). Komunikasi
intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang.
Orang yang bersangkutan berperan sebagai komunikator maupun
sebagai sebagai komunikan. Dia berbicara pada dirinya sendiri. Pola

4
Betty RSF Soemirat, Opini Publik, “Jurnal Komunikasi”, Vol 1, No 1, 2017, hal 125
5
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998),
hal 29

7
komunikasi dengan diri sendiri terjadi karena seseorang
menginterpretasikan sebuah objek yang diamatinya dan
memikirkannya kembali, sehingga terjadilah komunikasi dalam dirinya
sendiri. Kedua, komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication), yaitu komunikasi yang berlangsung secara dialogis
antara dua orang atau lebih.
2. Komunikasi kelompok
Michael Burgoon dan Michel Ruffner seperti dikutip Sendjaya
menjelaskan komunikasi kelompok sebagai:
The face to face interaction of three or more individuals, for a
recognized purpose such as information sharing, self maintenance, or
problem solving, such that the members are able to recall personal
characteristics of the other members accurately. (Komunikasi
kelompok adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan tiga atau
lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki
seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah
sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi
anggota lainnya dengan akurat). 6
Dari definisi di atas dipahami bahwa ada empat elemen yang
tercakup dalam komunikasi kelompok, yaitu interaksi tatap muka,
jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi yang dilakukan,
maksud dan tujuan yang dikehendaki dan kemampuan anggota untuk
dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lain.
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa merupakan sebuah proses penyampaian pesan
melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, radio, televisi
dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Oleh karena
itu pesan yang disampaikan bersifat massal, maka karakteristik
komunikasi massa adalah bersifat umum. Artinya, pesan yang

6
S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta : Universitas Terbuka Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1994) hal 41

8
disampaikan bersifat heterogen karena ditujukan untuk seluruh anggota
masyarakat. Pesan yang disampaikan juga bersifat serempak dan
beragam serta hubungan antar komunikan dengan komunikator
sifatnya nonpribadi.
E. Feedback Komunikasi
Dalam proses komunikasi di mana komunikator menyampaikan
pesannya kepada komunikan, biasanya ada sesuatu yang kembali kepada
komunikator, yang kembali kepada komunikator itu adalah reaksi dari
komunikan atas pesan yang disampaikannya. Reaksi yang kembali itu
disebut feedback, yang dalam bahasa Indonesia disebut umpan balik.7
Umpan balik (feedback) itu asalnya bisa dari
1. Komunikan, yaitu penerima pesan komunikasi. Hal yang berasal dari
komunikan ini bisa dibagi tiga macam, yaitu sebagai berikut
a. Positif, yaitu yang memuaskan komunikatornya yang memberi
dukungan atau sambutan yang positif.
b. Negatif, yaitu yang tidak memberikan dukungan atau sambutan
kepada komunikator. Contoh yang negatif ini, seperti suitan,
gerutuan, lemparan apa saja, tidur, dan ribut atau gaduh.
c. Tidak memberi reaksi apa-apa atau dingin, jenis ini disebut juga
zero (nol) feedback.
d. Netral, yaitu yang tidak menimbulkan sesuatu yang mengubah
suasana.
2. Dari pesan, yaitu sesuatu yang kembali bukan dari komunikannya,
tetapi dari pesan. Dalam hal ini komunikator menyadari melakukan
kesalahan karena itu secara sadar ia meminta maaf. Misalnya, salah
kata, salah menyebut nama, dan suara serak kemudian diulangi.
3. Umpan balik atau feedback itu bisa juga datangnya dari
komunikatornya sendiri, yaitu yang diduga, diperkirakan oleh
komunikator sendiri. Komunikator menduga apa yang

7
Betty RSF Soemirat, Opini Publik, “Jurnal Komunikasi”, Vol 1, No 1, 2017, hal 127

9
disampaikannya itu tidak dapat mengubah sikap atau perilaku
komunikasinya.
Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa feedback dalam
proses komunikasi adalah suatu reaksi yang timbul dari penerima pesan
atau pesan itu sendiri. Reaksi itu merupakan suatu informasi kepada
penyebar pesan atau komunikator, apakah pesan yang disampaikan itu
efektif/tidak.
F. Efek Komunikasi
Dalam suatu proses komunikasi di mana komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikan, memakai media atau tidak selalu
mengharapkan hasil yang positif, yaitu terdapatnya kesamaan makna
antara komunikator dan komunikan terhadap pesan yang disampaikan.
Efek yang terjadi diusahakan atau direncanakan sesuatu yang positif bagi
dirinya dan dapat diterima oleh semua pihak. Efek itu, misalnya adanya
perubahan pengetahuan, perubahan pendapat, dan perubahan perilaku pada
diri komunikan.
Terjadinya efek biasanya terjadi dahulu proses di dalam otak
komunikan. Efek komunikasi yang positif dapat memuaskan komunikator
karena itu setiap komunikator perlu merencanakan dengan baik apa yang
hendak disampaikannya, terutama dalam memilih, menyampaikan dan
memperkirakan apa yang menjadi perhatian atau kebutuhan komunikan.
Hal yang paling penting dari proses komunikasi itu adalah pesan atau isi
informasi yang disampaikan. Pesan mungkin sudah ditentukan, tetapi
bagaimana dikemasnya supaya dapat menarik perhatian komunikan.8
Pesan yang dapat membangkitkan tanggapan yang dikehendaki
komunikator perlu memperhatikan apa yang disebut Schramm dalam The
Condition of Success in Communication yang perumusannya sebagai
berikut.
1. Pesan harus dirancang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian
komunikan.

8
Betty RSF Soemirat, Opini Publik, “Jurnal Komunikasi”, Vol 1, No 1, 2017, hal 128

10
2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang dimengerti kedua
belah pihak, yaitu komunikator dan komunikan.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan bagaimana memperoleh
kebutuhan itu.
Dengan memperhatikan hal-hal yang dianggap penting dalam
berkomunikasi maka selayaknya suatu proses komunikasi ingin
mengharapkan opini yang baik, yang favourable maka komunikator perlu
memperhatikan berikut ini.
1. Faktor pesan yang hendak disampaikan.
2. Faktor komunikan dengan kondisinya.
3. Faktor efek yang dikehendaki.
4. Faktor media yang digunakan.
5. Penting sekali adalah komunikatornya sendiri yang harus siap secara
mental dan jasmaninya.
G. Contoh Studi Kasus
Opini Publik merupakan ekspresi isu-isu atau wahana
kejadian/dinamika sosial, ekonomi dan politik (jadi bukan hanya terjadi
semasa ada kampanye atau menjelang dan saat berlangsungnya suatu
pemilihan kepala Negara atau kepala daerah).
Seperti peristiwa yang memakan waktu 5 (lima) tahun atas
peristiwa e-mail Prita Mulyasari dalam kasus ketidakpuasan layanan suatu
Rumah Sakit, yang menyebabkan penulis e-mail itu dijatuhi hukuman
penjara, setelah berkembang kearah yang tidak dapat diterima publik,
Bagian masyarakat yang berempati menyatakan pendapat di berbagai
media dengan mengumpulkan "Koin untuk Prita".
Pendapat spontan demikian yang difasilitasi berbagai media secara
luas termasuk sebagai kajian Opini Publik. Tentulah kejadian tersebut lain
pendekatannya, tanpa survei ataupun polling.
Salah satu contoh pencetus opini publik yang terkenal dengan
metode survei atau polling adalah George Gallup (1901 - 1984) "father of

11
American polling". Di tahun 1935, dia membentuk The American Institute
for Public Opinion. Pendirian institusi ini karena keingintahunya
bagaimana ibu mertuanya akan dapat menang atau tidak, untuk menjabat
kursi dalam suatu pemilihan daerah di Negara bagian Iowa.
Ibu mertuanya menghadapi incumbent yang sangat populer waktu
itu. Gallup memberikan arahan pada ibu mertuanya, dan meskipun
perkiraan orang kebanyakan, ibu ini bakal dikalahkan. Berkat ketekunan
Gallup, serta memberi arahan pada konstituennya bahwa bisa menang, dan
itulah yang terjadi. Kejadian tersebut merupakan prediksi yang tepat
diantara banyak polling selanjutnya di masa depan. Gallup is the founder
of modern polling.
Pengumpulan Data melalui Polling buat Opini Publik yang baik9
Daftar pertanyaan polling harus disusun dengan penuh kecermatan,
dan dituliskan dalam kalimat yang jelas. Sampel yang akan ditanyanya
harus ditentukan secara acak. Responden dapat dihubungi secara hitungan
biaya yang paling cost-efficient. Pengumpulan jawaban polling harus
dicermati agar betul menjelaskan jawaban yang diberikan dan agar di
tabulasi secara akurat.
Polling publik yang mengikuti disiplin demikian hampir selalu
memberikan prediksi yang mendekati tepat. Polling merupakan komponen
yang tidak dapat diabaikan sewaktu akan berjalannya kampanye
pemilihan, karena dari analisis hasil polling kandidat dan konsultan, tim
pemenangan, dapat segera mengambil tindakan strategis.
Hasil polling harus segera diumumkan, seperti jika mengikuti
pacuan kuda maka disebut juga (horse-race-polling), dengan harapan
memenangkan uang taruhan besar atas kuda yang dipertaruhkan (pacuan
kuda biasanya dilakukan bertahap, perseleksi urutan pemenang). Jika hasil
polling terlambat dikeluarkan sebagai acuan strategis, tindakan konstituen
dan kandidat juga tim kemenangan, akan terlambat mengambil dan

9
Ludwig Suparmo, Kompasiana.com, diakses hari senin, 11 November 2019 pukul 20.00 WIB

12
menjalankan strategi baru, berakibat dapat menjadi kalah, didahului
strategi pemenangan oleh lawannya.
Hasil Quick Count (Hitung Cepat) dewasa ini sangat terbantu
dengan adanya sasaran teknologi digital, yang memungkinkan kecepatan
perhitungan advanced random samples, maka hasil polling yang dapat
dipercaya dengan teknologi perhitungan akurat dan sangat cepat sudah
dapat memberikan gambaran "perlombaan" kemenangan jam demi jam,
dan dalam waktu 12 (duabelas) jam, setelah pengumpulan suara pemilih
terakhir, biasanya sudah tercapai hasil 90% gambaran sesungguhnya yang
dapat disebarluaskan ke seluruh negeri.
Versi up-date setiap menitnya biasanya diberikan dalam siaran
langsung melalui komunikasi audio dengan radio atau transmisi digital
lainnya, yang juga ditayangkan oleh berbagai saluran TV. Polling
demikian adalah pada "hari H" pemilihan. Sedang sering jauh hari sudah
dilakukan survei melalui telpon atau alat media sosial lainnya.
Jika institusi/badan survei yang melakukannya profesional -
mengikuti disiplin ilmiah dan memenuhi etika berpolitik, hasil survei
dapat dipercaya.
Di tahun pemilihan 2014 yang lalu, diperkirakan ada satu badan
survei/polling yang sengaja atau memang dirancang oleh yang
"membayar" mengikuti kemauan salah satu pihak pengikut pemilihan.
Sering juga Media TV atau media elektronik lainnya yang dimiliki
oleh "orang kuat" dalam salah satu partai pendukung peserta pemilihan,
mempunyai "agenda setting" tersendiri yang sengaja dirancang untuk
mengumumkan hasil survei atau polling dengan "bumbu-bumbu"
kepentingan pemilik atau orang kuat media itu yang berpihak.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Opini publik adalah sebuah ekspresi energi sosial yang
mengintegrasikan aktor individual kedalam pengelompokan sosial dengan cara
yang memengaruhi politik. Pandangan ini mengeluarkan konsep opini publik
dari konsep metafisika dan mengindari mereduksi konsep opini publik
menjadi seperangkat observasi yang diindividualisasikan yang tidak dapat
menjelaskan signifikan aspek sosiopolitiknya.
Opini publik adalah pengintegrasian pendapat dari sekumpulan orang
yang menaruh perhatian terhadap sesuatu pokok permasalahan yang sifatnya
kontroversial. Pengintegrasian pendapat atau opini itu seperti yang telah
dikemukakan merupakan kesatuan pendapat, bukan jumlah pendapat-
pendapat dari orang- orang yang terlibat dalam diskusi atau pembicaraan
mengenai suatu issue atau pokok permasalahan. Pendapat itu adalah hasil
proses komunikasi serta pemikiran manusia tentang sesuatu hal yang
kemudian dinyatakan. Pendapat yang dikemukakan itu adalah efek
komunikasi, yaitu segala perubahan yang terjadi di pihak komunikan.
B. Saran
Penulis telah menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Akan
tetapi, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Maka, penulis sangat mengharapkan saran dari para
pembaca yang bersifat membangun kesempurnaan kemasa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Cutlip, Scott M. 2006. Effective Public Relations.Jakarta : KENCANA
Nurhadi, Zikri Fachrul. 2017. Kajian Efektifitas Komunikasi. “ Jurnal
Komunikasi” . Vol 3. No 1
Sendjaja, S. Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI
Soemirat, Betty RSF. 2017. Opini Publik. “Jurnal Komunikasi”. Vol 1. No 1
Suparmo, Ludwig. 2019. Kompasiana.com. Diakses hari senin.11 November 2019
pukul 20.00 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai