Disusun Oleh :
Dosen Pengampuh :
Yanto, M. Si
2023
0
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
1. Latar Belakang................................................................................................................3
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
3. Tujuan.............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
1. Definisi Retorika.............................................................................................................4
2. Unsur-Unsur Retorika.....................................................................................................5
3. Pembagian Retorika........................................................................................................7
4. Tujuan Retorika...............................................................................................................7
5. Tahapan Retorika............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami materi
tentang retorika komunikasi.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
BAB I
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
3
BAB II
1. Definisi Retorika
Kata ‘retorika’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhetorikos yang artinya
kecakapan berpidato. Kata tersebut terkait dengan kata rhetor yang berarti
pembicaraan publik dan terkait dengan kata rhema yang berarti perkataan. Sehingga
secara etimologis, retorika bisa dikatakan sebagai kecakapan berpidato pembicara
publik yang terbiasa berkata kata.
Beberapa ahli yang berkecimpung dengan retorika adalah Gorgias, Plato, dan
Aristotle. Gorgias selaku tokoh utama Sofis telah mengajarkan teknik-teknik pidato
kepada orang-orang serta menulis beberapa paragraf tentang wacana persuasif di buku
Encomium of Helen. Plato yang merupakan guru dari Aristotle, telah mengkritik
retorika Gorgias dan kaum Sofis di buku Gorgias dan Phaedus. Aristotle
mendefinisikan terminologi retorika dengan penyingkapan cara-cara yang
memungkinkan untuk persuasi di berbagai kondisi, definisi ini ia kemukakan dalam
bukunya Rhetorike/Rhetoric/al-Khutbah. Karena Gorgias dan Plato tidak sampai
membahas teori praktis retorika secara mendalam. Dimana Gorgias hanya
mempraktikan dan mengajarkan retorika, sedangkan Plato mengkritik retorika.
Membuat Aristotle yang melakukan kajian teoritis atas retorika menjadi bapak
retorika, dimana bukunya dianggap sebagai buku retorika pertama.
Dari definisi yang dikemukakan Aristotle, ada satu kata yang harus disingkap
maknanya, yaitu persuasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persuasi
didefinisikan sebagai bujukan halus dan atau ajakan kepada seseorang dengan cara
memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan. Merupakan sebuah rayuan
kepada orang lain tentang sesuatu yang dianggap baik latar belakangnya, kekiniannya
dan atau amas depannya. Metode untuk melakukan bujukan semacam itu adalah
pembahasan retorika.
4
2. Unsur-Unsur Retorika
A. Komunikator
Komunikator atau disebut juga sebagai pembicara meruupakan pusat
transaksi. Seorang pembicara yang cerdas adalah pembicara yang selalu
memperhatikan segala reaksi yang muncul dari audiensnya, sehingga pembicara
dapat dengan segera mengubah strategi dan gaya pidato yang sebelumnya
dilakukan ketika mengetahui bahwa respon yang diberikan audiens bersifat
negatif atau menentang.
B. Pendengar (Audiens)
Hadirin atau pendengar yang terlibat dalam kegiatan retorika memiliki
kekhasan sendiri. Masing-masing pendengar masuk dalam situasi retorika dengan
berbagai maksud, berbeda motif, berlainan harapan, berbeda pengetahuan,
berlainan sikap, kepercayaan, dan nilai. Singkatnya, mereka hadir dengan berbeda
predisposisi.
Fraser bond menggolongkan pendengar menjadi 3 yaitu, golongan intelek,
golongan praktisi dan golongan non intelek.
5
D. Pesan dan Salurannya
Pesan yang kita sampaikan selalu mengandung makna yang dibangun oleh
adanya isi (content) dan lambang (symbol). Isi komunikasi yang dimaksud tidak
lain adalah apa yang kita pikirkan atau buah pikiran apa yang akan kita
sampaikan, sedangkan lambang yang paling utama bertujuan untuk melukiskan
buah pikiran itu adalah bahasa, dan umumnya bahasa dikemukakan dalam bentuk
untaian kata-kata. Dalam hal pemilihan kata perlu diketahui bahwa setiap kata
selalu mengandung dua pengertian, yaitu pengertian denotatif yang mengandung
arti sebagaimana tercantum dalam kamus (arti kata) dan pengertian konotatif yang
mengandung pengertian emosional atau mengandung penilaian tertentu (makna
buah pikiran atau maksud penyampaian).
Sedangkan saluran yang dimaksud adalah medium yang meneruskan pesan
bermakna dari pengirim kepada penerimanya. Dalam hal ini kita bisa
membayangkan adanya saluran abstrak yang meneruskan suara, saluran yang
menghubungkan hal-hal yang berkenaan dengan pembicaraan dan pendengaran.
Namun ada juga saluran yang tampak dan penting adanya, seperti kontak mata,
gerakan badan, tangan serta cara berpakaian dapat menyalurkan pesan yang
mengandung arti tertentu.
E. Akibat
Berhasil atau tidaknya suatu pidato tergantung pada interaksi antara pembicara
dan informasi lain yang dimiliki audiens. Karenanya untuk pembicara yang efektif
harus mengetahui informasi, sikap, dan kepercayaan yang dimiliki hadirin
terhadap tema pidato. Kredibilitas akan mempengaruhi cara hadirin dalam
memahami pidato yang disampaikan.
Carl Hovland menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya orator dalam
berpidato tergantung pada:
a. Maksud si pembicara berpidato
b. Kejujuran si pembicara
c. Kedudukan dan tanggungjawab sosial pembicara
d. Pengalaman si pembicara
e. Pandangan si pembicara mengenai hal-hal yang aktual.
6
F. Konteks
Antara pembicara dan pendengar, beroperasi dalam suatu konteks yang
meliputi dimensi lingkungan sosial secara fisik dan psikis. Konteks sangat
berperan dalam kegiatan retorika. Konteks selalu menimbulkan pengaruh yang
berarti bagi berlangsungnya retorika dan karena perlu dianalisis serta diatur
adanya dalam setiap situasi retorika.
3. Pembagian Retorika
A. Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, yaitu hanya
seorang yang berbicara.
Contoh : pidato, kata sambutan, kuliah, makalah, ceramah, dan deklamasi.
B. Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di mana dua orang
atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam satu proses pembicaraan.
Contoh : diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan, dan debat.
C. Pembinaan Teknik Bicara
Efektivitas monologika dan dialogika tergantung pada teknik bicara, oleh
karena itu teknik bicara ini merupakan bagian yang penting dalam retorika.
Contoh : pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik
membaca dan bercerita.
4. Tujuan Retorika
A. To inform
Memberikan penerangan dan pengertian kepada massa, guna memberikan
penerangan yang mampu menanamkan pengertian dengan sebaik-baiknya.
B. To Confise
Meyakinkan dan menginsafkan.
7
C. To Inspire
Menimbulkan inspirasi dengan teknik sistem penyampaian yang baik dan
bijaksana.
D. To Entertain
Menggembirakan, menghibur atau menyenangkan dan memuaskan.
E. To Ectuate (to put into action)
Menggerakkan dan mengarahkan mereka untuk berindak menetralisir dan
melaksanakan ide yang telah dikomunikasikan oleh orator di hadapan massa.
5. Tahapan Retorika
Aristoteles dan ahli retorika klasik, memperoleh lima tahap penyusunan pidato yang
terkenal sebagai lima hukum retorika (The Five Canons of Rhetoric), lima hukum
tersebut adalah:
8
DAFTAR PUSTAKA