Anda di halaman 1dari 6

Konsep Dasar Menjadi Orator

Orator berasal dari bahasa latin yaitu oratore.

Pengertian Orator, sesungguhnya berasal dari kata dasar orasi (Inggris:


Oration), dimana Orasi memiliki pengertian :

1. Pidato,
2. Pidato Pengukuhan (guru besar),
3. Khutbah.

Orasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian pendapat, gagasan


dan isu pada khlayak ramai maupun publik. Ini makna awal orasi, namun
seiring berjalannya waktu, kata Orasi mengalami penyempitan. Sehingga
Orasi bermakna gaya komunikasi yang menarik perhatian dengan tekanan
intonasi dan mimik yang sesuai.

Dahulu kala, yang berorasi hanyalah seorang Professor atau guru besar
dalam pengukuhannya. Maupun seorang politisi yang berbicara pada
podium pidato.

Menjadi Orator Dengan Gaya Demosndens, salah satu Filsuf Yunani dengan
Gaya Orasi Menggunakan Gestur (Foto: Kellong Community College)
Namun seiring perkembangan, orator juga disematkan kepada mereka
(selain dari guru besar dan politisi), yakni ketika seseorang tampil pada
panggung.

Orator adalah orang yang menyampaikan orasi itu sendiri.

Lebih dalam lagi, orasi itu gaya komunikasi, sementara itu gaya komunikasi
lebih kepada makna “retorika”. Atau seni komunikasi.

Seorang pembicara harus menguasai teknik mengendalikan panggung,


meskipun proses penguasaan tidak hanya bertumpu pada olah seni
komunikasi retorika tersebut.

Sejarah Awal Orasi


Mereka para pemimpin sebuah wadah atau lembaga yang lazimnya disebut
organisasi. Harus memiliki kemampuan berpidato dan cara penyamapian
gagasan yang baik. Tepat sasaran dan efisiensi waktu.

Namun tahukah anda, bagaimana sejarah awal dari kata Orasi ini?

Filsuf Yunani, seperti Plato, Aristoteles dan Demosdhens, merupakan orang


yang bertanggung jawab dengan makna kata (orasi) ini. Sebab mereka
mempraktikkan gaya komunikasi yang unik. Sehingga mampu
mempengaruhi kebijakan kerajaan pada Negara Yunani pada saat itu.

Pada perkembangannya, ketika itu, pada Negara Yunani, banyak pembicara


yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik, seni komunikasi yang
memukau. Namun mengalami sebuah kelemahan karena kedangkalan ide
dan logika.

Pada sisi lain, banyak politisi dan pengacara, hanya mengandalkan gaya
komunikasi tersebut untuk kepentingan pribadi, dan minim moralitas dan
nurani untuk lingkungannya.

Maka Socrates, Plato dan Aristoteles memiliki pengembangan komunikasi


dengan menggabungkan 3 hal, yakni Ethos, Pathos dan Logos.

Ethos  lebih menekankan kepada etika, sementara pathos  pada pendekatan


seni, serta logos  adalah logika atau kebenaran.

3 komponen inilah yang menjadi dasar komunikasi publik, Dan Aristoteles


menerapkannya dalam setiap komunikasi.
Sehingga seorang orator, tidak hanya mengandalkan kemampuan retorika
yang mendayu-dayu, akan tetapi harus memiliki landasan logika, dengan
tidak melupakan etika dan moral dalam penyampaian gagasan maupun ide
kepada khalayak.

Teknik Menjadi Orator


Menjadi seorang pembicara didepan umum, membutuhkan teknik khusus,
sehingga tidak asal tampil.

Apasaja teknik untuk menguasai panggung tersebut?

#1 Kecepatan Berpikir
Menurut Prof Ean Diary dari Unirsitas Edinburgh menjelaskan bahwa
kecepatan berpikir bergantung pada kecepatan pemrosesan berpikir
berupa proses merawat memori dalam otak.

Kecepatan berpikir maksudnya merupakan sebuah kemampuan olah


memori dalam otak untuk menyampaikan sebuah gagasan ataupun ide.

Sehingga Prof Ean menemukan kemajuan bahwa proses biologis berupa


latihan sangat efektif dalam hal kecepatan berpikir.

Misalnya: seorang yang dulunya tidak bisa berbicara pada khalayak ramai,
pada akhirnya bisa tampil ketika sering melakukan latihan.

Berbicara secara spontan, atau menghubungkan satu konsep ke konsep


lainnya, merupakan sebuah kemampuan yang harus melekat pada
kepribadian seorang pembicara.

#2 Pahami Gagasan Umum Sebuah Pertemuan


Jelaskan apa yang berhubungan dengan gagasan sebuah pertemuan,
jangan menjelaskan sesuatu yang tidak berkaitan terlalu meluas.

Untuk hal tersebut, maka setelah mengetahui gagasan umum sebuah


pertemuan, maka persiapkan gagasan-gagasan spesifik yang sesuai.

Misalnya: Pada pertemuan tentang Demokrasi. Maka siapkan materi


tentang sejarah demokrasi, dan apa hambatan dalam proses
berdemokrasi.

#3 Kenali Khalayak Umum


Gunakan bahasa pendengar, maksudnya pahami secara umum pendengar.
Jika pendengar kita adalah pelajar, maka berikan ia motivasi bahwa
mereka merupakan generasi pelanjut masa depan bangsa.

#4 Kuasai Teknik Komunikasi


Dalam hal komunikasi terdapat beberapa teknik komunikasi yang perlu
buat para pembicara, dan materi tersebut didapatkan dari proses
pengkaderan dalam organisasi, yaitu Retorika.

Retorika merupakan sebuah kemampuan berkomunikasi pada orang


banyak, berupa seni berbicara.

Sebagaimana pemahaman umum bahwa retorika terdiri dari 3 hal penting,


yaitu:

1. Intonasi,
2. Mimik dan
3. Penguasaan bahasa.

Intonasi, berupa tekanan pada nada suara. Tekanan tinggi, kedengarannya


bersemangat dan jika berlebihan akan kedengaran berapi-api. Intonasi
terdiri dari 3, yaitu: Rendah, sadang dan tinggi.

Mimik, merupakan ketersesuaian antara ucapan dengan gerakan pada


wajah

Penguasaan Bahasa, pada dasarnya, selain dari Bahasa Baku nasional juga


bahasa pendengar atau secara tradisional merupakan bahas keseharian
dari pendengar. Baca juga materi Retorika.

#5 Mainkan Gestur dan Gerakan Tangan


Gestur adalah bahas tubuh, sementara gerakan tangan merupakan
simbolisasi ucapan secara verbal yang tersampaikan saat melakukan
orasi.

Gerakan tangan dalam pembahasan ini merupakan sebuah gerakan untuk


menjadi keterwakilan makna yang tersampaikan.

#6 Buat Beberapa Intisari Pokok Bahasan


Dalam hal penyampaian gagasan pada publik, maka seorang orator
memiliki alur secara sistematis. Hal itu karena mereka telah menyiapkan
beberapa gagasan-gagasan penting yang akan menjadi pembahasan
mereka ketika tampil.

Menjadi seorang Orator harus memiliki kebiasaan menyampaikan sebuah


gagasan dengan pengembangan-pengembangannya tanpa keluar jalur
pembahasan.

Maksudnya, ketika membahas satu intisari maka pembahasan tersebut


tidak boleh terlalu melebar.

#7 Harus Memiliki Kredibilitas


Kredibilitas Seorang Pembicara, terdiri dari:

1. Intellegence,
2. Character dan
3. Goodwill

Seorang orator harus memiliki kredibilitas dalam setiap menyampaikan


gagasan, adapun kredibilitas pada hakikatnya memiliki keahlian dan
mendapatkan kepercayaan.

Intellegence, atau intelektualitas seseorang adalah memiliki cukup ilmu


maupun pengalaman tentang pokok bahasan.

Charakter, merupakan sifat atau prilaku dari individu yang melekat pada


budi pekerti. Sehingga seorang orator harus bisa menjaga sikap.

Goodwill, perencanaan yang matang. Dalam pengertian lanjut, merupakan


suatu proses, seorang orator yang hendak menjadi pembicara. Seharusnya
menguasai perencanaan yang dibuatnya.

Dengan demikian Pengetahuan (ilmu) yang tertanam dalam dirinya yang


hendak tersampaikan kepada umum, sejalan dengan tingkat kepercayaan
publik kepadanya.

Cerdas saja tidak cukup tanpa mendapatkan simpati maupun empati dari
lingkungan. Sehingga lingkungan (masyarakat) harus memberikan respon
positif.

#8 Kuasai Teknik Memainkan Mic


Memainkan mic, maksudnya adalah teknik mengendalikan intonasi dengan
pengeras suara yang ada. Sehingga menghasilkan suara yang sesuai.
Tidak terdapat volume yang over.

#9 Diam Sejenak
Kecepatan berpikir, tidka harus berbicara terus menerus. Tanpa Jeda.
Tetapi dalam hal tertentu, seseorang pembicara sesekali diam sejenak,
bermakna berpikir serta memberikan kesempatan kepada khalayak untuk
berpikir.

Diam sejenak juga bermakna Refresh

Demikian teknik berorasi dalam pertemuan-pertemuan.

Organisasi lain: 4 Teori Organisasi: Klasik, Hubungan Manusia, Sistem Dan


Pengambilan Keputusan

Gaya Orasi

Anda mungkin juga menyukai