Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR PENELITIAN KUANTITATIF

Disusun Oleh :

Kelompok 1
Mitra Dwi Utami (2120203067)
Sefria Nisa (2120203068)
Muhammad Fajar (2120203076)

Dosen Pengampu :
Kris Setyaningsih, M.Pd.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan Prodi Manajemen Pendidikan Islam.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Allah Swt. kepada kedua orang
tua, kepada Ibu Kris Setyaningsih, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan dan seluruh teman-teman yang turut mendukung dan
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Palembang, Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Pengertian Penelitian Kuantitatif ....................................................................... 3
B. Prosedur Penelitian Kuantitatif .......................................................................... 4
C. Dimensi-Dimensi Penelitian Kuantitatif ............................................................ 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam peneltian dikenal istilah kuantitatif dan kualitatif. Di tingkat
metodologi, sejak awal pertumbuhan ilmu-ilmu sosial sudah dikenal ada dua
mazhab penelitian sosial. Dalam konteks ini, Sanapiah Faisal dalam (Musafa
Nanang, 2012) membaginya menjadi 2 yaitu: Pertama, mazhab penelitian sosial
yang menggunakan pendekatan kuantitatif, atau yang lebih populer dengan
sebutan Pendekatan Penelitian Kuantitatif. Kedua, mazhab penelitian sosial yang
menggunakan pendekatan kualitatif, atau yang biasa dikenal dengan sebutan
Pendekatan Penelitian Kualitatif.
Munculnya dua mazhab pendekatan peneitian tersebut merupakan
konsekuensi metodologis dari perbedaan asumsi masing-masing tentang hakikay
realitas sosia dan hakikat manusia itu sendiri. Dengan kata lain, kehadiran
pendekatan kuantitatif di satu pihak dan kehadiran pendekatan kuantitatif di lain
pihak, tidak terlepas dari perbedaan paradigma antara keduanya di dalam
memandang hakikat realitas sosia da hakikat manusia.1
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa kaitan pilihan memulai dan
memilih suatu pendekatan atau metode ilmiah juga yang ada dalam penelitian
tentu tidak bisa terlepas dari kebaikan dan kelemahan, keuntungan dan kerugian.
Oleh karena itu untuk dapat memberikan pertimbangan dan keputusan mana yang
lebih baik dalam penggunaan suatu pendekatan maka terlebih dahulu perlu
dipahami masing-masing pendekatan tersebut. 2
Atas dasar pernyataan diatas, maka kami menyusun sebuah makalah
mengenai Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif yang berisi pengertian penelitian

1
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Filosofis dan Metodologis ke Arah
Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 25.
2
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), hlm. 11.

1
kuantitatif, prosedur penelitian kuantitatif, dan dimensi-dimensi penelitian
kuantitatif yang sangat bermanfaat sekali terutama bagi mahasiswa untuk
memahami lebih dalam lagi mengenai penelitian kuantitatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari penelitian kuantitatif ?
2. Bagaimanakah prosedur-prosedur penelitian kuantitatif ?
3. Apa sajakah dimensi-dimensi penelitian kuantitatif ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penelitian kuantitatif.
2. Untuk mengetahui prosedur-prosedur dalam penelitian kuantitatif.
3. Untuk mengetahui dimensi-dimensi penelitian kuantitatif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang disusun secara
sistematis terhadap bagian-bagian dan untuk menemukan kausalitas keterkaitan.
Proses pengukuran adalah pusat penelitian kuantitatif dengan tersedianya
koneksi mendasar, antara pengamatan empiris dan ekspresi matematika dari
hubungan kuantitatif. Data yang termasuk berbentuk apa saja, yang berbentuk
statistik dan statistika, persentase dan lain sebagainya dana proses penelitian
yang berlangsung atau dilaksanakan. Para peneliti biasanya akan melakukan
analisis data dengan bantuan statistik, dengan harapan angka yang disediakan
dapat memperoleh hasil yang tidak bisa dan bisa dilakukan generalisasi dalam
beberapa populasi yang lebih besar. Penelitian ini lebih cocok digunakan untuk
meneliti masalah sosial dan segala tema yang sifatnya sedang berkembang.
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian
yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas
sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian
pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan
gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya. 3
Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)4.
Selanjutnya Bambang Prasetyo, definisi penelitian kuantitatif adalah sebuah
3
Eric Hermawan, Degdo Suprayitno, dkk., Buku Ajar Penelitian Kuantitatif, (Purbalingga :
Eureka Media Aksara, 2022), hlm. 14.
4
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami,
(Yogyakarta : Pustaka Baru, 2014), hlm.39.

3
usaha pemeriksaan secara teliti dan menyeluruh dari sebuah fenomena atau
masalah dengan menggunakan ukuran yang objektif dengan tujuan mendapatkan
sebuah fakta atau kebenaran serta menguji teori-teori yang muncul atas
munculnya suatu fenomena atau masalah.5
Sedangkan menurut Kasiram, penelitian kuantitatif adalah suatu
proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai
alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.6 Menurut
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.7

B. Prosedur Penelitian Kuantitatif


Menurut sugiono, prosedur penelitian kuantitatif adalah sebagai
berikut :
Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus
sudah jelas. Menurut Tuckman, setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu
berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian
merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian.
Adapun penjelasan mengenai prosedur penelitian kuantitatif adalah
sebagai berikut :

5
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 24.
6
Mohammad Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitaif, (Malang : UIN-
Malang Pers, 2008), hlm. 149.
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2015), hlm. 14.

4
Langkah ke 1, rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang
akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dengan pertanyaan ini
maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
Langkah ke 2, landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Adanya
landasan teori merupakan ciri bahwa penelitian itu cara ilmiah untuk
mendapatkan data. Teori yang digunakan berfungsi untuk memperjelas masalah
yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis dan sebagai referensi
untuk menyusun instrumen penelitian.
Langkah ke 3, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Bila dilihat dari
eksplanasinya, bentuk hipotesis penelitian yaitu hipotesis deskripsi (variabel

5
mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan). Hipotesis
deskripsi adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang berkenaan
dengan variabel mandiri, hipotesis komparatif adalah jawaban sementara terhadap
masalah komparatif (variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya berbeda
atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda), hipotesis asosiatif adalah
adalah jawaban sementara terhadap masalah asosiatif (yang menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih).
Langkah ke 4, hipotes yang masih merupakan jawaban sementara,
selanjutnya harus dibuktikan kebenarannya dengan pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara (apabila peneliti ingin
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam serta jumlah respondennya sedikit/kecil), angket
(teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya) dan
observasi (digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar).
Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditentukan oleh
peneliti.
Langkah ke 5, setelah data terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Teknik
analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Statistik yang
digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik
inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin
mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku
untuk populasi dimana sampel diambil. Statistik inferensial adalah teknik statistik

6
yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi
yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara
random. Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris.
Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan
jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak
asusmsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi
normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data dua
kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi
asumsi lineritas. Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi,
misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Statistik
parametris mempunyai kekuatan yang lebih daripada statistik nonparametris,bila
asumsi yang melandasi dapat terpenuhi. Statistik parametris kebanyakan
digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistik
nonparametris digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal. Data hasil
analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat
menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart
(diagram lingkaran), dan pictogram.
Langkah ke 6, setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka
selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap
setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Apabila rumusan
masalah ada lima, maka kesimpulannya juga ada lima. Peneliti juga harus
memberikan saran-saran. Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat
terpecahkan. Saran yang diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian.
Apabila hipotesis penelitian yang diajukan tidak terbukti, maka perlu di cek
apakah ada yang salah dalam penggunaan teori, instrumen, pengumpulan, analisis
data, atau rumusan masalah yang diajukan.8

8
Iswadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Natural Aceh, 2017), hlm. 111-121.

7
C. Dimensi-Dimensi Penelitian Kuantitatif
Menurut Sudarto dimensi-dimensi penelitian kuantitatif ialah sebagai
berikut:
1. Penelitian Survei
Penelitian survei merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama pada setiap orang, kemudian
semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis.
Pertanyaan terstruktur disebut kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan
pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk mengukur variabel-
variabel, berhubungan diantara variabel yang ada, serta dapat berupa
pengalaman dan pendapat dari responden. Dalam pelaksanan survei, kondisi
penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
Metode survei biasanya digunakan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah, namun peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data (kuesioner, tes, wawancara, dan sebagainya), perlakuan
yang diberikan tidak sama pada eksperimen.
Penelitian survei memiliki berbagai macam variasi dalam
pelaksanaannya. Di bidang pendidikan dan tingkah laku penelitian survei
minimal dapat dikelompokkan menjadi lima macam bentuk, yaitu, survei
catatan (survey of record) merupakan penelitian yang menggunakan sumber-
sumber berupa catatan dan informasi nonreaksi. Survei menggunakan angket
dengan memanfaatkan jasa pos (biasanya di distribusikan kepada responden
dengan bantuan jasa pos), survei melalui telepon (biasanya menggunakan
buku petunjuk telepon untuk menghubungi responden), survei dengan
wawancara kelompok (biasanya hasil survei lebih merefleksikan tingkah laku
kelompok dan merupakan hasil konsensus antar responden), dan wawancara
individual (survei model ini menggunakan pendekatan konvensional, dengan
wawancara perorangan). Demikian penjabaran mengenai pengertian penelitian

8
baik itu kuantitaif maupun kualitatif, pendekatan survei pada penelitian
kuantitatif, langkah-langkah dalam penelitian survei, serta jenis-jenisnya.
2. Penelitian Eksperimen
Menurut Solso & MacLin, penelitian eksperimen adalah suatu
penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang
dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu,
penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam
rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap
kelompok yang dikenakan perlakuan.
Menurut Yatim Riyanto, penelitian eksperimen merupakan penelitian
yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi.
Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan
melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok
eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi
yang dapat di kontrol. Wiersma mendefinisikan eksperimen sebagai suatu
situasi penelitian yang sekurangkurangnya satu variabel bebas, yang disebut
sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.
Arikunto mendefinisikan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
Jadi, dengan kata lain, suatu penelitian eksperimen pada prinsipnya
dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan
yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship). Contoh
hubungan sebab akibat dibidang pendidikan misalnya, seorang mahasiswa
yang mempunyai nilai matematika tinggi cenderung berhasil dalam
menyelesaikan mata kuliah merencana mesin. Penelitian eksperimen pada
umumnya dilakukan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan sesuatu jika dilakukan pada kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka

9
apa yang akan terjadi? Disamping itu, penelitian eksperimen dilakukan oleh
peneliti dengan tujuan mengatur situasi dimana pengaruh beberapa variabel
terhadap satu atau variabel terikat dapat diidentifikasi. Ciri utama penelitian
eksperimen yang membedakannya dengan semua jenis penelitian lainnya
adalah perlakuan atau manipulasi ternadap variabel bebas untuk mengetahui
efeknya terhadap variabel terikat. Variabel yang dilibatkan, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat, sudah ditetapkan secara tegas oleh peneliti sejak
awal penelitian. Variabel bebas (disebut juga variabel perlakuan, variabel
independen, atau variabel penyebab) adalah variabel yang dimanipulasisecara
sistematis dalam eksperimen. Contoh variabel bebas adalah metode
pembelajaran, jenis-jenis penguatan, frekuensi penguatan media
pembelajaran, iingkungan belajar, mater pembelajaran, jumlah kelompok
belajar, dan sebagainya. Sedangkan variabel terikat (disebut iuga variabel
kriteria atau variabel dependen) adalah variabel yang diukur sebagai akibat
adanya perlakuan terhadap variabel bebas. Contoh variabel terikat dalam
penelitian pendidikan, antara lain adalah hasil belajar siswa, kesiapan belajar
siswa, kemandirian belajar, dan/atau skor tes.
Menurut Christensen, penelitian eksperimen memiliki beberapa ciri
khas, yaitu:
a. Variabel penelitian dan situasi perlakuan diatur secara ketat, dengan
menetapkan perlakuan, kontrol. dan pengacakan.
b. Adanya kelompok pergendali sebagai pembanding bagi kelompok
eksperimen.
c. Mengendalikan variansi untukmemaksimalkan variansi variabel yang
berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalisir variansi variabel
pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen. juga
meminimalisir variansi kekeliruan. termasuk kekeliruan pengukuran.
Pemilihan dan penentuan subyek serta penempatan subyek dalam

10
kelompok perlakuan dan kelompok pengendalian jugadilakukan secara
acak.
d. Validitas internal diperlukan pada desain eksperimen guna mengetahui
apakah manipulasi benar-benar berdampak pada perbedaan hasil yang
dicapai.
e. Validitas eksternal berkaitan dengan bagaimana keterwakilan populasi
dan ketergeneralisasian hasil eksperimen. Eksperimen dalam bidang
pendidikan berdasarkan lokasinya dapat dibedakan atas dua bentuk,
yaitu eksperimen di laboratorium dan eksperimen di luar laboratorium.

Eksperimen di laboratorium dilaksanakan Peneliti dalam sebuah


ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk meningkatkan akurasi hasil
penelitian. Sedangkan eksperimen di luar laboratorium (juga disebut
eksperimen lapangan) biasanya dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan
hasil eksperimen dalam lingkungan yang sebenamya, misalnya di kelas atau di
masyarakat.
Dari kedua bentuk penelitian eksperimen tersebut eksperimen diluar
laboratorium adalah bentuk eksperimen yang paling banyak dilakukan,
karena mempunyai beberapa keunggulan, misalnya:
a. Lebih mudah dalam pemberian perlakuan.
b. Memungkinkan untuk melakukan eksperimen pada kondisi yang
sebenarnya.
c. Hasil eksperimen lebih sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh
para pendidik. Sedangkan kelemahan utamanya adalah sulit untuk
mengendalikan variabel-variabel luar yang mengancam validitas internal
dan validitas eksternal hasil eksperimen.
Eksperimen laboratorium memiliki keunggulan utama, yaitu sangat
cocok untuk mendalami masalah yang berkaitandengan pengembangan ilmu
pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan. Dalam pelaksanaan eksperimen ini

11
memungkinkan untuk mengendalikan variabel-variabel luar yang mengancam
validitas internal dan validitas eksternal hasil eksperimen. Namun karena
ketatnya pengendalian terhadap variabel-variabel luar, sehingga hasil
eksperimen ini adakalanya tidak memungkinkan untuk diterapkan pada
kondisi yang sebenarnya.
3. Penelitian analisis data sekunder
Analisis data sekunder merupakan analisis data survei yang telah
tersedia. Analisis ini mencakup interpretasi, kesimpulan atau tambahan
pengetahuan dalam bentuk lain. Semua itu ditunjukkan melalui hasil
penelitian pertama secara menyeluruh. Analisis bentuk ini merupakan analisis
ulang (re-analysis) dalam bentuk atau sudut pandang berbeda dari laporan
pertama Thomas, hasil dari penelitian pertama itu disaring melalui pengertian
peneliti kedua, tergantung dari konteks dan situasi sosialnya.
Dari data sekunder didapat dua manfaat yang menyertainya. Penelitian
sekunder dapat menjadi alternatif untuk mendapat jawaban yang tidak didapat
dari penelitian primer. Dari data sekunder peneliti juga mendapat manfaat
dengan menjadikanya alat komparasi dengan data yang telah ada untuk
mencari perbedaan dengan temuan yang baru. Data sekunder dapat diperoleh
dari berbagai sumber yang mudah diakses, seperti perpustakaan. Bentuknya
juga beragam, dari bentuk dokumentasi seperti surat, kontrak, dan memo.
Peneliti juga bisa menggunakan jasa penyedia info dan CD ROM. Namun,
yang perlu diperhatikan adalah terkadang data sekunder in bersifat subyektif
dan memihak, tergantung penyedianya. Kent memaparkan bahwa setidaknya
ada empat tipe berbeda dari data sekunder:
a. jurnal, artikel, buku dan koran yang dipublikasikan.
b. data statistik dari pemerintah atau sumber lain.
c. data dari rumah produksi, penelitian pasar atau iklan.
d. data hasil dari operasional sehari-hari.
Keuntungan yang didapat dari penggunaan data sekunder antara lain:

12
a. Peneliti baru mendapat info setelah penelitian usai sehingga data didapat
menyeluruh, tidak setengah-setengah.
b. Bukan hanya jadi alternatif sumber bahan, tetapi dapat juga menjadi
sumber data utama.
c. Data jenis ini dapat memberi data dengan kualitas lebih tinggi dengan
mengusulkan hipotesis, formulasi masalah dan metode penelitian yang
sebaiknya dilakukan.
d. Data sekunder telah melalui proses analisis yang baik. Selain empat
keuntungan di atas, peneliti pengguna data sekunder hendaknya juga perlu
memerhatikan beberapa kelemahannya seperti:
1) data yang terkadang bias dan tidak sesuai dengan tujuan penelitian
yang spesifik,
2) data terlampau luas sehingga bisa terjadi misinterpretasi,
3) biasanya tidak up to date sehingga kadang perlu analisis ulang dengan
tambahan data tertentu,
4) data lama inilah yang terkadang dapat mengurangi validitasnya.
Kesimpulannya, penggunaan data sekunder dalam penelitian bisa
menjadi pilihan. Selain kemudahan akses sehingga dapat menghemat
waktu dan biaya, data jenis ini juga cukup memadai bagi penelitian
oleh mahasiswa. Namun, yang perlu dijadikan catatan adalah bahwa
data sekunder cenderung bias sehingga tidak akurat atau tidak sesuai
dengan penelitian yang akan dilakukan. Tetapi, secara keseluruhan
penggunaan data sekunder lebih banyak keuntungannya sehingga tak
heran jika data ini banyak dipakai.
4. Penelitian analisis isi
Analisis isi (content analysis) adalah tekhnik penelitian untuk membuat
inferensi – inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan
memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi
atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap

13
komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa
verbal maupun nonverbal. Sejauh ini, makna komuniaksi menjadi amat
dominan dalam setiap peristiwa komunikasi. Analisis isi; penelitian ini
dilakukan bukan kepada orang, tetapi lebih kepada simbol, gambar, film,
dan sebagainya. Pada material yang dianalisis, misalnya surat kabar,
dihitung berapa kali tulisan tentang topik tertentu muncul, lalu dengan alat
bantu statistik dihitung.9

9
Ibid, hlm. 112-129.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang disusun secara
sistematis terhadap bagian-bagian dan untuk menemukan kausalitas keterkaitan.
Penelitian kuantitatif ini merupakan penelitian yang menghasilkan penemuan -
penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Dan juga
penelitian kuantitatif ini ialah penelitian yang banyak menuntut penggunaan
angka, mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya.
Menurut sugiono prosedur penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut
rumusan masalah, landasan teori, perumusan hipotesis, pengumpulan data,
analisis data, dan kesimpulan.
Dimensi-dimensi penelitian kuantitatif di antaranya adalah penelitian
survei, penelitian eksperimen, penelitian analisis data sekunder, dan penelitian
analisis isi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Bambang, P., & Lina, M. J. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:


Rajagrafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif Filosofis dan Metodologis
ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Eric, H., Degdo, S., & dkk. 2022. Buku Ajar Penelitian Kuantitatif. Purbalingga:
Eureka Media Aksara.

Iswadi. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta: Natura Aceh.

Kasiram, Mohammad. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.


Malang: UIN-Malang Pers.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

V.Wiratna, S. 2014. Metodologi Penelitian : Lengkap, Praktis, dan Mudah


Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Anda mungkin juga menyukai