Anda di halaman 1dari 29

KONSEP HADIST

(AKHLAK TERPUJI)

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Hadist

Dosen Pengampu : Muslim, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Kelas 2102H

Fauzan Abdul Rasyid ( 2130202253s


)
M. Arief Agustian (2130202252 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Akhlak
Terpuji ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Muslim, M.Pd.I. Pada bidang studi Pendidikan Agama Islam Mata
Kuliah Hadist. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Tingkah Lakut Terpuji” bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih Bapak Muslim, M.Pd.I selaku Dosen


Mata Kuliah Hadis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang,18 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Pembuatan Makalah....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Pengertian Akhlak....................................................................................................3
B. Pengertian Akhlak Terpuji.......................................................................................6
C. Macam-Macam Perilaku Tepuji..............................................................................7
D. Contoh Akhlak yang Terpuji...................................................................................9
E. Sumber dan Ruang Lingkup Akhlak yang Terpuji................................................14
F. Penjelasan Seputar Kusnudzan..............................................................................14
G. Penjelasan Tentang Tata Karma Terhadap Makhluk Allah ..................................20
H. kedudukan dan keistimewaan akhlak terpuji dalam kehidupan.............................22

BAB III PENUTUP..........................................................................................................24

A. Kesimpulan...........................................................................................................24
B. Saran.....................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................25

iii
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara mengenai akhlak, maka pengertian akhlak itu sendiri secara


etimologi berasal dari kata khalaqa yang berarti menciptakan, membuat atau
menjadikan. Akhlak adalah kata yang berbentuk mufrad, jamaknya khuluqun,
yang berarti perangai, tabiat, adat atau khulqun yang berarti kejadian, buatan,
ciptaan. Sehingga Akhlak secara etimologi berarti suatu sistem perilaku yang
dibuat oleh manusia. Sedangkan secara terminologis akhlak mempunyai arti ilmu
yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terbaik dan tercela,
tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.
Dan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai
kelakuan, tabiat, tingkah laku. Kemudian menurut Sjarkawi, akhlak diartikan
sama dengan budi pekerti, yang pada dasarnya akhlak mengajarkan bagaimana
seseorang seharusnya berhubungan dengan Tuhannya, sekaligus bagaimana
seseorang seharusnya berhubungan dengan sesama manusia. Perlakuan
hubungan tersebut dilakukan dengan mengikuti petunjuk dan pedoman yang
terdapat dalam ajaran agama islam.
Akhlak terbagi menjadi dua, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela.
Dikatakan akhlak terpuji menurut Pembagian akhlak yang dimaksud dalam
pembahasan ini adalah menurut sudut pandang Islam, baik dari segi sifat
maupun dari segi objeknya. Dari segi sifatnya, akhlak dikelompokkan menjadi
dua, yaitu pertama, akhlak yang baik, atau disebut juga akhlak mahmudah
(terpuji) atau akhlak al-karimah; dan kedua, akhlak yang buruk atau akhlak
madzmumah Akhlak terpuji adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda
keimanan seseorang. Akhlak terpuji dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula.
Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain: cinta kepada Allah, cinta kepda
rasul, taat beribadah, senantiasa mengharap ridha Allah, tawadhu’, taat dan
patuh kepada Rasulullah, bersyukur atas segala nikmat Allah, bersabar atas
segala musibah dan cobaan, ikhlas karena Allah, jujur, menepati janji, qana’ah,
khusyu dalam beribadah kepada Allah, mampu mengendalikan diri,
silaturrahim, menghargai orang lain, menghormati orang lain, sopan santun,
suka bermusyawarah, suka menolong kaum yang lemah, rajin belajar dan
bekerja, hidup bersih, menyayangi binatang, dan menjaga kelestarian alam.

1
B. Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan makalah yang kita bahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa definisi akhlak?
2. Apa definisi akhlak yang terpuji?
3. Apa macam-macam perilaku terpuji?
4. Apa contoh dari akhlak yang terpuji?
5. Apa saja sumber dan ruang lingkup akhlak yang terpuji?
6. Apa definisi husnudzan?
7. Bagaimana penjelasan tentang tata karma terhadap makhluk Allah?
8. Apa kedudukan dan keistimewaan akhlak terpuji dalam kehidupan?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun tujuan kami membuat makalah ini, yaitu :
9. Untuk mengetahui definisi akhlak.
10. Untuk mengetahui definisi akhlak yang terpuji.
11. Untuk mengetahui macam-macam perilaku terpuji.
12. Untuk mengetahui contoh dari akhlak yang terpuji.
13. Untuk mengetahu sumber dan ruang lingkup akhlak yang terpuji.
14. Untuk mengetahui definisi husnudzan.
15. Untuk mengetahui penjelasan tentang tata karma terhadap makhluk Allah.
16. Untuk mengetahui kedudukan dan keistimewaan akhlak terpuji dalam
kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Akhlak
Akhlak menurut bahasa yaitu berasal dari bahasa arab (‫)اخالق‬
jamak dari kata ‫ خلق‬yang berarti tingkah laku, perangai atau tabiat.

Sedangkan menurut istilah akhlak didefenisikan oleh beberapa ahli


sebagai berikut:

1. Menurut Al-Ghazali, segala sifat yang tertanam dalam hati yang


menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa
memerlukan pemikiran tanpa pertimbangan.

2. Menurut Ibnu Maskawaih, akhlah adalah perilaku jiwa


seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tanpa melalui pertimbangan (sebelumnya).1

Akhlak tercela adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan


jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat
manusia. Sifat yang termasuk akhlak tercela adalah segala sifat yang
bertentangan dengan akhlak terpuji, antara lain: kufur, syirik, munafik,
fasik, murtad, takabbur, riya, dengki, bohong, menghasut, kikil,
bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah, qati’urrahim, ujub,
mengadu domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan,
dan merusak alam. Akhlak terpuji memberikan manfaat bagi diri
sendiri dan orang lain, sedangkan akhlak tercela merugikan diri sendiri
dan orang lain.

Allah berfirman dalam surat At-Tin ayat 4-6.

٤ ‫لَقَ ۡد خَ لَ ۡقىَا ٱِإۡل و ٰ َسهَ فِ ٓي َأ ۡح َس ِه ت َۡقىِ ٖيم‬

٥ َ‫ثُ َم َرد َۡد ٰ َوهُ َأ ۡسفَ َل ٰ َسفِلِيه‬

1
Buku modul Al-Hikmah akidah akhlak kelas x semester I & II
3
ٖ ‫ت فَلَهُمۡ َأ ۡج ٌز غ َۡي ُز َممۡ ى‬
٦ ‫ُىن‬ َ ٰ ّ‫ِإاَل ٱلَ ِذيهَ َءا َمىُىاْ َو َع ِملُىاْ ٱل‬
ِ ‫صلِ ٰ َح‬
Artinya :

4. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk


yangsebaik-baiknya

5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-


rendahnya (neraka)

6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh;


makabagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya

Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan umat manusia


mengalami perubahan yang sangat pesat. Perubahan ini tidak
hanya berdampak positif pada ranah kehidupan sosial, budaya,
etika dan estetika, namun juga berdampak negatif pula dalam
setiap kehidupan dengan beragam bentuk. Dari cara berpakaian,
tutur kata bahkan tidak sedikit generasi muda yang melakukan
pergaulan bebas dan mengkonsumsi narkoba. Hal ini menjadi
tanggung jawab bersama, demi tercapainya derajat umat manusia
yang mulia disisi Allah. Berbagai macam hiburan yang menggoda
iman adalah salah satu dari berbagai macam dampak yang
ditimbulkan dari budaya-budaya barat yang masuk di Indonesia.
Cara pandang dan proses meniru terhadap budaya barat yang tidak
selektif inilah yang menjadi perhatian bersama sehingga menjaga
generasi muda agar terhindar dari kemerosotan akhlak terpuji
mereka.

Dikarenakan tidak semua perubahan itu berdampak baik, namun


untuk menjadi baik diperlukan yang namanya perubahan. Senada
dengan hal itu untuk membentengi generasi muda terjerumus
dalam kemerosotan akhlak terpuji, maka diperlukan berbagai
macam strategi. Strategi disini nantinya diharapkan akan mampu
memantapkan akhlak terpuji generasi muda agar tidak mudah
terpengaruh dan lebih selektif dalam menerima perubahan-
perubahan di zaman modern ini. Berbagai macam strategi tersebut
dapat diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan
4
agama Islam. Karena hal itu sesuai dengan tujuan pendidikan
agama Islam sendiri yakni membentuk manusia yang berbakti
kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya bakti, atau dengan
kata lain untuk membentuk manusia yang bertakwa, berbudi luhur,
serta memahami, meyakini dan mengamalkan ajaran-ajaran agama
yang bisa disebut juga terbentuknya kepribadian muslim.

Perilaku terpuji adalah segala sikap, ucapan dan perbuatan yang


baik sesuai ajaran Islam. Kendatipun manusia menilai baik, namun
apabila tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka hal itu tetap tidak
baik. Sebailiknya, walaupun manusia menilai kurang baik, apabila
Islammeyatakan baik, maka hal itu tetap baik. Kita sebagai
umatnya tentunya ingin dapat mengikuti apa yang terjadi tuntutan
rasulullah dalam kehidupan sehari-hari sebagai suritauladan
manusia.

Orang yang baik akhlaknya tentunya didalam pergaulan sehari-


hari akan senantiasa dicintai oleh sesama, dan tentunya mereka
kelak dihari kiamat akan masuk surga bersama dengan nabi saw.
Sebagaimana beliau bersabda dalam hadisnya yang artinya sebagai
berikut:

“Sesungguhnya (orang) yang paling aku cintai diantara kalian dan


orang yang paling dekat tempatnya dariku pada hari kiamat
adalah oarang yang paling baik budi pekertinya diantara
kalian”.

Menurut pemahaman saya ilmu akhlak ialah ilmu yang


berusaha untuk mengenal tingkah laku manusia kemudian
memberi hukum/nilai kepada perbuatan itu bahwa ia baik atau
buruk sesuai dengan norma-norma akhlak dan tata susil.2

2
Rohani. ‗Wawasan Multikultural Dalam Pendidikan Agama Islam‘. JUrnal Al-Qalam XI, no.63 (2000): 62–63.
5
B. Pengertian Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji disebut juga akhlakul kharimah atau akhlakul
mahmudah, artinya segala macam perilaku atau perbuatan baik yang
tampak dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan


pada petunjuk al-qur’an da al-hadis. Diantara istilah yang mengacu
kepada yang baik misalnya al-Hasanah, Thayyibah, Khairah, Karimah,
Mahmudah, Azizah dan al-Birr.

Keutamaan akhlak terpuji disebutkan dalam hadist salah satunya


adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu dzar dari Nabi Muhammad
saw, yang artinya:

“ wahai abu dzar! ‘maukah aku tunjukan dua hal yang sangat ringan
dipunggung, tetapi sagat berat ditimbangan (pada hari kiamat
kelak?)’, Abu dzar menjawab, ‘hendaklah kamu melakukan akhlak
terpuji dan banyak diam. Demi Allah yang tanganku berada
digenggamannya, tidak ada makhluk lain yang dapat bersolek dengan
dua hal tersebut” (H.R Al-baihaqi.)3

Akhlak yang baik adalah sebagaimana yang diteladankan oleh


Rasulullah Saw, juga yang merupakan dari sikap para shiddiqin. Pada
hakikatnya ia adalah bagian terbesar dari agama, buah kegiatan dari
para muttaqin dan sebagai latihan kaum yang beribadat. Sedangkan
akhlak yang tercela, adalah racun yang dapat membunuh, noda yang
nyata, sifat kerendahan yang jelas—yang menjauhkan manusia dari
Allah.4

Meninggalkan maksiat yang dilarang danberbuat taat yang


diperintah adalah bentuk dari penerapan akhlak, dan al-Ghazali
menekankanbahwa meninggalkan maksiat lebih berat dan sulit
dibandingkan dengan berbuat taat.Karenanya, meninggalkan syahwat
yang sering melakukan maksiat merupakan amal para shiddiqin. Ini
3
Syeikh Ibrahim Jalhum. 2003. Pelita As-Sunnah Petunjuk Jalan Bagi Kaum Muslimin. Bandung. Pustaka Setia
4
Muhammad Jamaluddin al-Qasimi ad-Dimasyqi, Mau‟izhatul Mukminin, Bimbingan untuk Mencapai
Tingkat Mu‟min, (Bandung: CV. Diponegoro, TT.), h. 500.

6
bukannya tanpa latihan, karena riyadah al-nafs merupakan bagian dari
pekerjaan mereka—seperti melihat aib sendiri (mawas diri). 5

C. Macam-Macam Perilaku Tepuji


1.Ta’aruf

Dapat di artikan saling mengenal, saling mengetahui manusia satu


dengan manusia lain. Saling kenal mengenal tersebut harus didasari
dengan kemanusiaan, persaudaraan kecintaan serta ketakwaan
kepada Allah swt . tanpa membedakan ras, keturunan, warna kulit,
pangkat jabatan maupun agama. Dalam ta’aruf perbedaa-perbedaan
itu harus kita jauhkan dan di ganti dengan kasih sayang.

2. Tafahum

Artinya saling memahami keadaan seseorang, baik sifat watak


maupun latar belakang seseorang.

3. Benar atau jujur

Artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataan yang sesungguhnya,


tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Dalam bahasa arab
benar atau jujur disebut sidiq (ash shidqu). Benar atau jujur perkataan
artinya mengatakan sesuatu keadaanya yang sebenarnya, tidak
mengada-ngada dan tidak pula menyembunyikan. Akan tetapi,
apabila yang disembunyikan itu suatu rahasia atau menjaga nama
baik seseorang, maka itu diperbolehkan. Benar atau jujur dalam
perbuatan ialah melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan aturan
atau oetunjuk agama. Apabila menurut agama itu diperbolehkan,
maka itu benar, dan apabila perbuatan itu menurut agama dilarang,
berarti perbuatan itu tidak benar.

5
Al-Palimbani, misalnya—dalam menukil al-Ghazali, menegaskan hal yang demikian dengan
mengategorikannya pada bab ―Menjauhi Maksiat Zhahir‖ dan ―Menjauhi Maksiat Batin‖. Lihat Syekh Abdus
Shomad Al-Palembani, Hidayatus Salikin, (Surabaya: Pustaka Hikmah Perdana, 2013), h. 119-145

7
4. Adil

menurut istilah agama adalah sama dalam segala urusan dan


menjalankan sesuai dengan ketentuan agama. Dengan kata lain, adil
adalah mengerjakan yang benar dan menjauhkan yang batil.

5.Amanah

adalah kepercayaan, kesetiaan atau ketulusan hati. Berdasarkan


istilah, amanah adalah sesuatu yang dititipkan kepada pihak lain
sehingga menimbulkan rasa aman bagi pemberinya, dan sebaliknya,
pihak penerima memelihara amanah dengan baik.

6. Tasamuh

dapat diartikan sebagai lapang dada, yaitu sikap tidak terburu-buru


menerima atau menolak saran atau pendapat orang lain, sekalipun hal
tersebut menyangkut pada masalah agama, akan tetapi dipikirkan
dalam-dalam dipertimbangkan masak-masak baru menetapkan sikap.

7. toleransi

artinya bersabar, menahan diri dan membiarkan. Toleransi


menghendaki agar kerukunan hidup diantara manusia yang
bermacam-macam paham, keyakinan dapat terhindar dari sifat-sifat
kaku, bahkan menjurus pada sikap-sikap permusuhan.

8. Ta’awun

artinya tolong menolong. Manusia tidak dapat berbuat banyak


kalau seorangdiri, apalagi untuk kepentingan orang banyak. Karena
manusia tidak dapat hidup sendiri maka manusia memerlukan
bantuan atau pertolongan orang lain, bahkan harus mengikat
kerjasama dengan orang lain.Notothylaceae.6

6
Suparlan, Parsudi. ‗Menuju Masyarakat Indonesia Yang Multikultural‘. AntropologiIndonesia 69 (2002): 91–100.

8
D. Contoh Akhlak yang Terpuji

1. Raja’

Kata raja’ berasal dari bahasa Arab yang artinya harapan. Maksud raja’
pada pembahasan ini adalah mengharapkan keridhaan Allah SWT dan
rahmat-Nya. Rahmat adalah segala karunia dari Allah SWT yang
mendatangkan manfaat dan nikmat.
Raja’ termasuk akhlakul karomah terhadap allah SWT yang manfaatnya
dapat mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seorang
muslim/muslimah yang mengharapkan ampunan Allah berarti ia mengakui
bahwa Allah itu maha pengampun.
Kebalikan dari sifat raja’ adalah berputus harapan terhadap ridha dan
rahmat Allah SWT. Orang yang berputus harapan terhadap Allah, berarti ia
berprasangka buruk kepada Allah SWT, yang hukumnya haram dan
merupakan ciri dari orang kafir.
Muslim/muslimat yang bersifat raja’ tentu dalam hidupnya akan bersikap
optimis, dinamis, berfikir kritis dan mengenal diri dalam mengharapkan
keridhaan Allah SWT.

2. Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain
tanpa ada sedikit pun rasa benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf adalah
salah satu manifestasi daripada ketakwaan kepada Allah.
Sebagaimana firman-Nya,
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada syurga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa. Iaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik pada
waktu lapang mahupun pada waktu sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran 3:133-134)

3. Tobat

9
Kata tobat berasal dari bahasa Arab At-Taubah yang berarti ruju;
kembali. Menurut istilah yang dikemukakan ulama, pengertian tobat
adalah :
• Kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dijalan yang
jauh dari Allah kepada jalan yang lebih dekat kepada Allah.
• Membersihkan hati dari segala dosa

• Meninggalkan keinginan untuk melakukan kejahatan, seperti yang


pernah dilakukan karena mengagungkan Allah SWT dan menjauhkan
diri kemurkaannya.

Tobat dianggap sah dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi
syarat yang telah ditentukan. Apabila dosa itu terhadap Allah SWT, maka
syarat tobat ada empat macam, yaitu :
a. Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat
( nadam )
b. Meninggalkan maksiat itu
c. Bertekad dan berjanji dengan sungguh – sungguh tidak akan
mengulangi perbuatan maksiat itu.
d. Mengikutinya dengan perbuatan baik, karena perbuatan baik akan
menghapus keburukan.
Namun apabila dosanya terhadap sesama manusia, maka syarat tobatnya
selain yang empat macam tersebut ditambah dengan dua syarat, yaitu :
1. Meminta maaf terhadap orang yang dizalimi (dianiaya) atau dirugikan
2. Mengganti kerugian yang setimbang dengan kerugian yang
dialaminya, yang diakibatkan perbuatan zalim atau meminta kerelaan.

4. Pemurah

Pemurah adalah sifat yang paling mulia. Jika seseorang memiliki sifat ini,
sebenarnya mereka telah beruntung. Itulah salah satu tanda orang beriman
dari sejumlah tanda yang lain. Manusia paling pemurah adalah Rasulullah
SAW, kemudian para sahabatnya, istri-istrinya, anak-anaknya, para cucu dan

10
ulama yang mengikuti jejaknya.

5. Tabah
Sabar yang artinya tahan terhadap setiap penderitaan atau sesuatu yang
tidak disenanginya dengan sikap ridha dan menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah SWT. Berbagai kesulitan dan bahaya. Sedangkan menurut
refernsi lain, Sabar adalah suatu bagian dari akhlak utama yang dibutuhkan
seorang muslim dan masalah dunia dan agama. Salah seorang ulama pernah
berkata bahwa pada intinya sabar dan ikhlas adalah inti dalam menjalankan
agama.

Sabar dibagi menjadi 3 macam:

 Sabar menahan diri dari segala perbuatan jahat.

Sabar yang dimaksud disini adalah menghindarkan diri dari


perbuatan yang dapat menjerumuskan diri sendiri maupun orang lain
sehingga salah satunya merasa dirugikan. Sabar merupakan suatu
pertahanan yang dapat mencegah berbagai dorongan nafsu yang setiap
saat menggoda manusia.

 Sabar dalam melakukan ibadah

Sabar yang dimaksud disini adalah sikap menahan diri dari


berbagai kesulitan dan rasa berat dalam menjalankan ibadahnya.
Ibadah tidak hanya dituntut memenuhi syarat dqn rukunnya secara
lengkap, tetapi juga harus melakukannya secara khusus dan
penyerahan diri kepada Allah secara total. Dalam hal ini pasti banyak
ditemui berbagai rintangan dan godaan yang menghantui pikiran
sehingga ibadah kita tidak khusyu atau ketika hendak memulainya
terasa berat bahkan kadang tertunda-tunda.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 45:

11
 Sabar karena menghadapi kemunduran.

Sabar yang dimaksud disini adalah menahan diri dari berbagai


godaan yang menyebabkan kita tidak berani dalam melakukan sesuatu
yang baik seperti: membela keadilan, membela harga diri kita atau
orang lain, berjuang demi bangsa dan lain sebagainya.

Sikap pantang mundur dalam menghadapi berbagai rintangan dan


cobaan ini seperti digambarkan oleh para sahabat Nabi ketika
diperintahkan untuk hijrah ke Madinah dengan meninggalkan sanak
saudara, harta kekayaan dan sejumlah posisi lain yang sudah mapan.
Hijrah tersebut dilakukan tak lain karena mengharapkan ketentraman
dalam beribadah dan memunuhi panggilan Allah SWT semata.
Firman Allah SWT dalam surat Al-Ahqaaf ayat 35 menjelaskan:

Menurut Imam Al-Ghazali kondisi manusia dalam kehidupan ini ada


dua yaitu:

1. Kehidupan yang sesuai dengan kehendak hati.

2. Kehidupan atau perjalanan hidup yang tidak sesuai dengan

12
kehendak hati.

Kedua kondisi diatas pasti akan dilalui oleh setiap manusia, maka
jika menemui salah satu kondisi tersebut harus disikapi dengan sabar.
Baik pada perjalanan hidup yang dikehendaki maupun yang tidak
dikehendaki.7

6. Istirja’
Kalimat istirja’ berbunyi “inna lillahi wa inna illahi raji’un”. kalimat
tersebut mempunyai arti “Sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-
Nya kita kembali”. Maksudnya bahwa segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini adalah milik dan ciptaan Allah, maka kelak semuanya akan
kembali kepada yang menciptakan dan yang memiliki yakni Allah swt.

Kalimat istirja bisa di ucapkan pda saat seseorang sedang tertimpah


musibah atau cobaan. misalnya, pada saat salah seorang diantara kita
meninggal dunia atau terkena bencana, seperti tsunami, tanah longsor,
banjir, terpeleset, atau hal-hal lainya.

Hikmah Mempelajari Kalimat Istirja’:


a) Kita mengetahui segala sesuatu hanyalah milik Allah semata dan pasti
akan kembali kepada-Nya.

b) Kta akan lebih tabah dan sabar dalam menghadapi segala musibah
maupun ujian dan cobaan dari Allah.

c) Kta tidak akan merasa kehilangan jika suatu saat Allah mengambil
milik-Nyayang telah dititipkan kepada kita.

d) Segala sesuatu hendaknya disandarkan kepada Allah swt, sebab hanya


dialah yang berhak atas semua itu.

Musibah yang kita terima tidak seberapa jika dibandingkan dengan


nikmat yang kita peroleh dari-Nya. Kita wajib bersyukur karena masih diberi
kesempatan untuk menikmati anugrah-Nya.8
7
Yahya, Muhammad. ‗Pendidikan Islam Pluralis Dan Multikultural‘. Lentera Pendidikan
13,no. 2 (2010): 175–91. https://doi.org/10.1016/0165-7836(95)00430-0
8
Jurnal NALAR Vol 1, No 1 Juni 2017

13
E. Sumber dan Ruang Lingkup Akhlak yang Terpuji

Yang dimaksud dengan sumber akhlaq adalah yang menjadi ukuran baik dan
buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber
akhlaq adalah Al-Qur’an dan Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan
masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral.9

Adapun ruang lingkup akhlaq menurut Abdullah Draz ada lima bagian yaitu :

1. Akhlaq pribadi terdiri dari Yang diperintahkan, yang dilarang, yang


dibolehkan dan Akhlaq dalam keadaan darurat

2. Akhlaq berkeluarga terdiri dari Kewajiban timbal balik antara orang


dengan anak, kewajiban sumai dengan istri dan kewajiban terhadap karib
kerabat.

3. Akhlaq bermasyarakat terdiri dari Yang dilarang yang iperintahkan dan


Kaedah-kaedah adab.

4. Akhlaq bernegara terdiri dari Hubungan antara pimpinan dan rakyat dan
hubungan luar negeri.

5. Akhlaq beragama yaitu kewajiban terhadap Allah SWT.10

F. HUSNUDZAN

Husnudan artinya adalah berbaik sangka, berperasangka baik atau dikenal


juga dengan istilah positiv thinking. Lawan katanya adalah su’udzan yang
memiliki pengertian buruk sangka, berperasangka buruk atau dikenal juga
dengan istilah negativ thinking.

Perbuatan husnudzan merupakan akhlak terpuji, sebab mendatangkan


manfaat. Sedangkan perbuatan su’udzan merupakan akhlak tercela sebab akan
mendatangkan kerugian. Kedua sifat tersebut merupakan perbuatan yang lahir
dari bisikan jiwa yang dapat diwujudkan lewat perbuatan maupun lisan.

1. Dasar Hukum Husnudzan

9
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq (Yogyakarta: 2011), 3.4
10
Munirah, “Akhlak Dalam Perspektif Pendidikan Islam,” Jurnal Pendidikan Dasar Islam 4, no. 2
(Desember, 2017): 5.

14
Berperasangka baik atau husnudzan hukumnya adalah mubah (boleh).
Sedangkan berperasangka buruk atau su’udzan Allah dan rasul-Nya telah
melarangnya,
seperti dijelaskan dalam QS. Al-hujurat, 49 : 12 yang berbunyi :

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari


prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka adalah dosa, dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian
kamu menggunjing sebagaian yang lain”. (QS. Al-Hujurat, 49 : 12)

Rasulullah SAW bersabda :

Artinya :“Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena berperasangka


buruk itu sedusta-dusta pembicaraan (yakni jauhkan dirimu dari menuduh
seseorang berdasarkan sangkaan saja)”. (HR. Bukhari dan Muslim)11

Hikmah Berbuat Husnudzan:

a. Senantiasa mensyukuri segala sesuatu yang diberikan oleh Allah


SWT
b. Bersikap Khaof (takut) dan Raja’ (berharap) kepada Allah
c. Optimis dan tidak berkeluh kesah serta berputus asa
d. Akal fikiran menjadi jernih dan terjauhkan dari akal fikiran kotor

e. Dicintai dan disayangi Allah SWT, Rasul dan orang lain

11
Academic Journal of Islamic Principles and Philosophy | Vol. 2, No. 2, Mei - Oktober 2021

15
f. Terjauh dari permusuhan dan lebih dapat mempererat silaturahm
g. Terjauhkan dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang
lain12

2. Perbuatan-Perbuatan Husnudzan

1. Husnudzan kepada Allah SWT

Huznuzhan kepada Allah SWT mengandung arti selalu berprasangka


baik kepada Allah SWT, karena Allah SWT terhadap hambanya seperti yang
hambanya sangkakan kepadanya, kalau seorang hamba berprasangka buruk
kepada Allah SWT maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut,
jika baik prasangka hamban kepadanya maka baik pulalah prasangka Allah
kepada orang tersebut. Rasulullah SAW bersabda :

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Allah Ta’ala
berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku
bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya
maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam
kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia
mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika
ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika
ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan
berlari-lari kecil“. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Perbuatan-perbuatan husnudzan kepada Allah SWT yang dilakukan oleh


seseorang sebagai hamba- Nya adalah sebagai berikut :

12
9Sagir, Husnuzzhan dalam..., hal. 6510Ibid., hal. 12

16
1) Bersabar
Sabar dalam ajaran Islam memiliki pengertian yaitu tahan uji
dalam menghadapi suka dan duka hidup, dengan perasaan ridha
dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Sikap sabar
diperintahkan Allah SWT dalam QS Al Baqarah ; 153 yang
berbunyi :

Artinya: “Hai orang-orana yang beriman, mintalah pertolongan (kepada


Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.” (QS Al Baqarah ; 153)

Apapun yang kita alami terhadap cobaan yang diberikan Allah, kita
harus berbaik sangka dan kita harus tabah serta tawakal menghadapinya.
Karena semakin sayang Allah kepada seorang hambanya maka Allah akan
menguji orang tersebut dengan cobaan yang lebih besar, sehingga kadar
keimanannya bertambah pula. Bila ia dapat bersabar menerima cobaan yang
Allah berikan maka Allah akan memberikan ganjaran yang sangat mulia
yaitu mendapatkan surganya Allah SWT seperti yang diuraikan sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh bukhari:

Dari Anas bin Malik, ia berkata :

“Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah


berfirman : “Apabila Aku menguji hambaku dengan kedua kesayangannya
lalu ia bersabar maka Aku menggantikannya dengan sorga”. (Hadits
ditakhrij oleh Bukhari).

Oleh sebab itu, apabila seseorang gagal dalam suatu usaha, maka
tidak sepantasnya menyalahkan Allah SWT atau su’udzan kepada Allah

17
SWT dengan menggap Allah penyebab kagagalannya, Allah tidak
mendengar doanya, Allah itu kikir, Allah tidak adil dan lain sebagainya.
Sebaliknya dan sebaiknya adalah harus berinstrospeksi diri, barangkali
kegagalan tersebut disebabkan usahanya belum sungguh-sunggu
dilaksanakan secara maksimal. Kegagalan tersebut harus dijadikan pelajaran,
agar pada masa yang akan datang tidak terulang lagi dan tetap selalu
bersikap sabar terhadap segala ujian dan cobaan yang menimpa.

Berikut beberapa cara agar kita bisa selalu bersikap sabar yaitu :

a. Senantiasa Berdzikir menyebut nama Allah SWT

Zikir bisa melalui pengucapan lisan dengan memperbanyak


menyebut asma Allah. Tetapi, zikir juga bisa dilakukan dengan
tindakan merenung dan memperhatikan kejadian di sekeliling kita
dengan tujuan menarik hikmah. Sehingga akhirnya sadar bahwa
segala sesuatu itu datangnya dari Allah juga. Orang yang sabar
selalu mengingat Allah dan menyebut asama Allah apabila
menghadapi kesulitan dan musibah, bahkan dalam sebuah hadits
disebutkan bila seseorang berzikir dan membaca Al Qur’an,
hingga ia lupa untuk meminta sesuatu kepada Allah maka Allah
akan memberikan nikmat kepadanya melebihi apa yang
sebelumnya ia inginkan

“Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw


bersabda: Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfinnan :
“Barang siapa yang sibuk membaca Al Qur’an dan dzikir kepada
Ku dengan tidak memohon kepada Ku, maka ia Aku beri sesuatu
yang lebih utama dari pada apa yang Aku berikan kepada orang
yang minta”. Kelebihan firman Allah atas seluruh perkataan seperti
kelebihan Allah atas seluruh makhlukNya“. (Hadits ditakhrij oleh
Turmudzi).13

b. Mengendalikan Emosi
13
Kate Hefferon and Ilona Boniwell, Positive Psychology Theory Research andApplications (New York: Open University
Press, 2011), hal. 78

18
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih
mengendalikan nafsu atau emosi agar bisa bersikap sabar yaitu:

1. Melatih serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan


membaca ayat-ayat suci Al Qur’an, shalat, puasa, dan
ibadah lainnya.

2. Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama.


Orang yang mampu menghindarkan diri dari kebiasaan
yang dilarang agama, akan membuat hidupnya terbiasa
dengan hal-hal yang baik dan tidak mudah melakukan
perbuatan-perbuatan keji.

3. Memilih lingkungan pergaulan yang baik. Agar bisa


menjadi manusia yang memiliki sifat sabar, maka bisa
diperoleh dengan memasuki lingkungan pergaulan yang
baik, yang cinta akan kebenaran, kebaikan, dan keadilan.

2) Bersyukur

Syukur menurut pengertian bahasa yaitu berasal dari bahasa


Arab, yang berarti terimakasih. Syukur secara istilah yaitu
berterimakasih kepada Allah SWT dan pengakuan secara tulus
hati atas nikmat dan karunua-Nya, malalui ucapan, sikap dan
perbuatan.

Adapun cara-cara untuk bersyukur :


a) Dengan hati
Yaitu dengan cara menyadari dan mengakui dengan
tulus hati bahwa segala nikmat dan karunia adalah
merupakan pemberian dari Allah SWT dan tak ada selain
Allah SWT yang dapat memberikan nikmat dan karunia
tersebut.

b) Dengan lisan
Yaitu dengan cara mengucapkan Alhamdulillah,

19
mengucapkan lafal-lafal dzikir lainnya, membaca al-
quran, membaca buku ilmu pengetahuan dan amal ma’ruf
nahi munkar dan senantiasa nasehat menasehati dalam
kebenaran dan kesabaran.

c) Dengan perbuatan
Yaitu dengan cara melaksanakan segala ibadah yang
diperintahkan Allah SWT kepada kita dan menjauhi
segala perbuatan yang dilarang Allah. Syukur dengan
perbuatan seperti sholat, belajar, membantu orang tua,
berbuat baik terhadap sesama manusia dan makhluk-
makhluk Allah, dan menghormati guru.

d) Dengan harta benda.


Yaitu dengan cara menafkahkan dan membelanjakan
harta benda yang telah Allah rizkikan kepada kita untuk
hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dunia
dan akhirat.

G. Tata Karma Terhadap Makhluk Allah


Agama Islam adalah rahmat Allah untuk semesta alam yang artinya rahmat
tersebut bukan hanya untuk manusia saja, tetapi juga untuk makhluk hidup
selain manusia yaitu alam dan lingkungan hidup.
Sikap muslim yang benar terhadap makhluk hidup selain manusia, antara lain
sebagai berikut.:
1. Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup

Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan


mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitar.
Memakmurkan alam adalah mengolah sumber daya yang berada di alam
sehingga dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia tanpa
merugikan alam itu sendiri. Allah menyediakan bumi yang subur ini
untuk diolah oleh manusia dengan kerja keras dan dipelihara sehingga
mampu melahirkan nilai yang tinggi.

20
2. Akhlak Terhadap Tumbuh-Tumbuhan

Diantara anugrah Allah kepada manusia adalah diciptakanNya


tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar makanan manusia berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Demikian pula makanan binatang-binatang ternak,
sebagian besar adalah tumbuh-tumbuhan yang bermacam
3. Akhlak Terhadap Binatang

Kita harus memiliki akhlak yang terpuji terhadap binatang. Alam


hewani sengaja diciptakan oleh Allah bagi kepentingan makhluk hidup
lainnya, khususnya manusia. Hewan ada yang bersifat liar, jinak, atau
hewan peliharaan. Ada juga hewan yang terbang di angkasa, berenang di
air, tetapi semua itu adalah jenis makhluk yang memiliki banyak
persamannya dengan manusia yang merasakan lapar, haus, berkelamin,
hidup berkelompok, dan sebagaimana kehidupan makhluk manusia.
Binatang ternak atau peliharaan atau binatang apapun jenisnya yang
dipelihara perlu disayangi.
Disamping itu juga kita boleh membunuh binatang yang
membahayakan atau merugikan. Kita diperintah untuk membunuhnya,
asal saja ketika melaksanakannya tidak didahului dengan penyiksaan,
seperti menyirami tikus dengan minyak tanah, kemudian baru
membakarnya.
4. Akhlak Terhadap Makhluk Gaib

Selain Allah SWT menciptakan manusia, Dia juga menciptakan jin.


Jin merupakan makhluk gaib yang harus kita imani. Perlu kita ketahui
bahwa selain ada jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT ada pula jin
yang tidak patuh dan taat kepada Allah SWT diantaranya iblis dan setan.
Iblis dan setan adalah makhluk Allah SWT yaitu sejenis jin yang
diciptakanNya dari api yang sangat panas, jauh sebelum diciptakanNya
Nabi Adam as.
Kita meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan semesta alam dan
Mahakuasa serta Maha berkehendak, sedangkan semua makhlukNya

21
termasuk jin, iblis dan setan berada di dalam kekuasaanNya. Oleh
karena itu,
cara menyikapi adanya jin, iblis dan setan adalah sebagai berikut :
a. Jangan menuruti langkah-langkah setan..

b. Tidak terganggu dan terjebak dalam kehidupan jin, iblis dan


setan.

c. Selalu mengingat Allah dan memohon pertolonganNya dari


segala godaan iblis dan setan.

d. Melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya-


macam jenisnya.

H. kedudukan dan keistimewaan akhlak terpuji dalam kehidupan

Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlaq menempati kedudukan yang


istimewa dan sangat penting dalam kehidupan, seperti terlihat dalam beberapa
poin berikut ini :

# Rasulullah SAW. Menempatkan penyempurnaan akhlaq, yang mulia sebagai


misi pokok Risalah Islam, sebagai sabdanya :

Terjemahannya :

“ Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”.

(HR. Baihaqi).

Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti

pada hari kiamat. # Rasulullah SAW. Menjadikan baik buruknya akhlaw

seseorang sebagau ukuran kualitasnya. # Islam menjadikan akhlaw baik

sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah SWT. Nabi Muhammad

SAW. Selalu berdoa agar Allah SWT. Membaikkan akhlaq beliau.

22
Yang dimaksud perbuatan baik adalah :

1) Sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan

2) Sesuatu yang menimbulkan rasa keharusan dalam kepuasan,


kesenangan, persesuaian dan seterusnya.

3) Sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan,


yang memberikan kepuasan

4) Sesuatu dengan sesuai dengan keinginan yang bersifat berfitrah

Sesuatu hal yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberikan


perasaan Adapun yang dimaksud dengan perbuatan buruk adalah :

1) Sesuatu yang tidak baik, tidak seperti seharusnya, tidak sempurna


dalam kualitas, di bawah standart, kurang dalam nilai dan tidak
mencukupi.

2) Sesuatu yang keji, jahat, tidak bermoral dan tidak menyenangkan

3) Adalah segala sesuatu yang tercela, karena melanggar norma-norma


atau aturan-aturan menurut yang ditetapkan oleh syara’ (agama).
5) senang atau bahagia.14

14
Rohani. ‗Wawasan Multikultural Dalam Pendidikan Agama Islam‘. JUrnal Al-Qalam XI, no.63 (2000): 62–63.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

pendidikan agama sangat berpengaruh terhadap lingkungan yang ada dalam


masyarakat. Ini menjadi tugas pula bagi pendidik dimana seorang pendidik harus
malaksanakan tugas dengan maksimal sehingga sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang
dibutuhkan dalam lingkungan masyarakat. Di Indonesia tentunya perbedaan
bukanlah hal yang asing lagi, seperti yang tela dijelaskan diatas tadi bahwasanya
Indonesia adalah negara yang beragam akan suku, etnik, agama dan budaya yang
tentunya hal ini harus di jaga dan menjadi pemersatu kita dalam hidup berbangsa
dan bernegara agar terciptanya kerukunan antara sesama masyarakat sehingga
nantinya dapat terwujud masyarakat yang damai dan sejahtera serta bebas dari
perselisihan dan pertikaian dan pastinya hal ini bila dapat terwujud maka akan
sesuai dengan semoboyan negara kita yaitu Bhineka Tunggal Ika yang artinya
berbeda-beda tetapi tetap satu dan sejalan dengan agama Islam yaitu agama
rahmatan lil alamin

B. Saran

Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap mudah
– mudahan setelah kita mempelajari pelajaran mengenai akhak terpuji ini,
agar bisa kita jadikan sebagai rujukan dalam melakukan pergaulan dalam
kehidupan baik berhubungan dengan Allah atau bergaul antar sesama
manusia, kemudian juga kami selaku pemakalah berharap kepada segenap
pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan hanya terfokus
kepada materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini saja, akan tetapi
mari kita sama – sama aktif dalam mencari buku – buku dan sumber
lainnya yang membahas masalah akhlak terpuji ini secara mendalam,
sehingga lebih memantapkan pengetahuan kita mengenai pembahasan
akhlak terpuji tersebut.
24
DAFTAR PUSTAKA

Mahfud, Choirul. Pendidikan Multikultural. VI. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Mustopa. ‗Akhlak Mulia Dalam Pandangan Masyarakat‘. Nadwa 8, no. 2 (2014).

Rohani. ‗Wawasan Multikultural Dalam Pendidikan Agama Islam‘. JUrnal Al-


Qalam XI, no.63 (2000): 62–63.

Suparlan, Parsudi. ‗Menuju Masyarakat Indonesia Yang Multikultural‘.


AntropologiIndonesia 69 (2002): 91–100.

Yahya, Muhammad. ‗Pendidikan Islam Pluralis Dan Multikultural‘. Lentera


Pendidikan 13,no. 2 (2010): 175–91. https://doi.org/10.1016/0165-
7836(95)00430-0.

Zuriah, Nurul. Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan.
III.Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011.

Kate Hefferon and Ilona Boniwell, Positive Psychology Theory Research


andApplications (New York: Open University Press, 2011), hal. 78

Rohani. ‗Wawasan Multikultural Dalam Pendidikan Agama Islam‘. JUrnal Al-


Qalam XI, no.63 (2000): 62–63.

25

Anda mungkin juga menyukai