Disusun oleh :
NAMA : Sefhiana Damayanti
NIM : 2302021047
Dosen Pengampu :
Rusdi Indra Hasibuan, M.Pd.
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah yang berjudul Akhlak, Pendidikan Dalam
Keluarga, Peran Dan Fungsi Masjid. Adapun pembuatan makalah ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar terselesaikan nya tugas ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati kami menerima adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak
manapun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata kami mengucapkan selamat
membaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Akhlak ................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang,
yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah
melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatanperbuatan dengan mudah dan spontan
tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi.
Seseorang yang berakhlak mulia selalu melaksanakan kewajiban-
kewajibannya. Dia melakukan kewajiban terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak
dirinya, terhadap Tuhan yang menjadi hak Tuhannya, terhadap makhluk, dan terhadap
sesama manusia.
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar
menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak ada hubungan
interaksi yang intim dengan orang tuanya. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah
laku, watak, moral dan pendidikan anak.1 Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama
bagi anak-anak mereka. karena merekalah anak pertama kali mendapatkan pendidikan.
Dikatakan pendidik utama karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar perkembangan dan
kehidupan anak di kemudian hari. oleh karena itu di butuhkan pola asuh yang tepat agar anak
tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Masjid adalah rumah Allah SWT yang dibangun sebagai sarana bagi umat
Islam untuk mengingat, mensyukuri dan menyembah Allah SWT dengan baik. Selain
itu, masjid juga merupakan tempat melaksanakan berbagai aktifitas amal shaleh,
seperti tempat bermusyawarah, pernikahan, benteng dan strategi perang, mencari
solusi permasalahan yang terjadi di tengah-tengah umat dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai Akhlak?
2. Bagaimana penjelasan mengenai Realisasi Pendidikan dalam Keluarga
3. Bagaimana penjelasan mengenai Peran dan Fungsi Masjid Pengembangan Budaya
Islam?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Pengertian akhlak adalah tingkah laku, tabiat, atau perangai. Sementara secara
istilah akhlak adalah budi pekerti atau kelakuan yang dimiliki oleh seseorang.
Secara umum, akhlak diartikan sebagai budi pekerti, kesusilaan, dan sopan
santun. Akhlak menggambarkan sifat batin manusia dan bentuk lahir manusia,
seperti raut wajah dan bentuk tubuh. Dalam bahasa Yunani, akhlak adalah
“ethicos” atau “ethos” merupakan adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan
hati untuk melakukan perbuatan. Akhlak dapat diartikan menjadi etika.
Mengutip buku Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan
Disiplin Ilmu oleh Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UP , para ahli memiliki
pendapat yang berbeda mengenai definisi akhlak tergantung cara pandang
masing-masing di antaranya:
a. Menurut Farid Ma’ruf: akhlak merupakan kehendak jiwa manusia yang
menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
b. Menurut M. Abdullah Diroz: akhlak didefinisikan sebagai suatu kekuatan
dalam kehendak yang mantap, kekuatan berkombinasi membawa
kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (akhlak baik) atau pihak
yang jahat (akhlak buruk).
c. Menurut Ibn Miskawaih: akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada
jiwa manusia, di mana mereka berbuat dengan mudah, tanpa melalui proses
pemikiran atau pertimbangan (kebiasaan sehari-hari).
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat diartikan bahwa akhlak merujuk
pada perilaku atau tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang
mencerminkan moral, sopan santun, dan nilai-nilai yang baik.
2
2. Macam-macam Akhlak
a. Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah)
Akhlak terpuji atau akhlakul mahmudah merupakan akhlah yang senantiasa
berada dalam kendali Ilahi yang dapat membawa dalam nilai-nilai positif dan
kondusif bagi kemaslahatan umat. Akhlak mahmudah dijelaskan dalam Al-
Quran surat Al-Jaasiyah ayat 15, yang artinya:
3
a. Akhlak meliputi hal-hal yang bersifat umum dan terperinci. Di dalam Al-
Qur’an ada ajaran akhlak yang dijelaskan secara umum, tetapi ada juga yang
diterangkan secara mendetail. Sebagai contoh, ayat yang menjelaskan masalah
akhlak secara umum adalah Q.S. An-Nahl (16):90 yang menyuruh perintah
untuk berakhlak secara umum: Untuk berbuat adil, berbuat kebaikan,
melarang perbuatan keji, mungkar, dan permusuhan. Sedangkan contoh ayat
yang menjelaskan masalah akhlak secara terperinci adalah Q.S. Al-Huujurat
(49): 12 yang menunjukkan larangan untuk saling mencela, serta memanggil
dengan gelar yang buruk.
b. Akhlak bersifat menyeluruh
Dalam konsep Islam, akhlak meliputi seluruh kehidupan muslim, baik
beribadah secara khusus kepada Allah maupun dalam hubungannya dengan
sesama makhluk seperti akhlak dalam mengelola sumber daya alam, menata
ekonomi, menata politik, kehidupan bernegara, kehidupan berkeluarga, dan
bermasyarakat.
c. Akhlak sebagai buah iman
Akhlak memiliki karakter dasar yang berkaitan erat dengan masalah
keimanan. Jika iman dapat diibaratkan akar sebuah pohon, sedangkan ibadah
merupakan batang, ranting dan daunnya, maka akhlak adalah buahnya. Iman
yang kuat akan termanifestasikan oleh ibadah yang teratur dan membuahkan
akhlakul karimah. Lemahnya iman dapat terdeteksi melalui indikator tidak
tertibnya ibadah dan sulit membuahkan akhlakul karimah.
d. Akhlak menjaga konsistensi dengan tujuan
Akhlak tidak membenarkan cara-cara mencapai tujuan yang bertentangan
dengan syariat sekalipun dengan maksud untuk mencapai tujuan yang baik.
Hal tersebut dipandang bertentangan dengan prinsip-prinsip ahklakul karimah
yang senantiasa menjaga konsistensi cara mencapai tujuan tertentu dengan
tujuan itu tersendiri
5
disetujui secara sosial, yang saling berinteraksi sesuai dengan peranan-peranan
sosial.
keluarga adalah wadah yang sangat penting di antara individu dan group, dan
merupakan sosial yang pertama di mana anak-anak menjadi anggotanya. Dan
keluargalah sudah barang tentu yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk
mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya
serta keluarga-keluarga yang lain adalah orang-orang yang pertama di mana anak-
anak mengadakan kontak dan yang pertama pula untuk mengajar pada anak-anak
itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain. Sampai anak-anak memasuki
sekolah, mereka itu menghabiskan seluruh waktunya di dalam unit keluarga.
Peran orang tua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar pendidikan,
sikap, dan keterampilan dasar, seperti agama, budi pekerti, sopan santun, estetika,
kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan, dan menanamkan
kebiasaan-kebiasaan dalam kebaikan, dan keluarga mengajarkan nilai-nilai dan
tingkah laku yang sesuai.
6
b. Mendidik anak untuk bertingkah laku sesuai dengan tata cara dan norma-
norma dalam lingkungan sosial misalnya adanya anjuran terhadap perbuatan
yang tidak baik serta hukuman.
7
terhadap anaknya agar menjadi anak yang berbakti, shaleh dan berakhlakul
karimah. Mendidik anak adalah merupakan kewajiban orang tua, orang tua sangat
besar peranan dan pengaruhnya terhadap anak utamanya dalam pembentukan
kepribadian dan akhlak. Orang tua merupakan pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak- anaknya. Dalam hal ini Allah berfirman dalam Q.S Lukman [31]
: 17.
8
2. Fasilitas pendidikan
Peran masjid juga digunakan sebagai tempat untuk majelis ta’lim, halaqah, dan
madrasah. Majelis ta’lim adalah pertemuan yang digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar. Halaqah adalah cara belajar mengajar yang dilakukan kelompok
kecil dengan membuat lingkaran, sedangkan madrasah adalah tempat belajar.
3. Sebagai tempat sosial kemasyarakatan
Ketika hijrah, Rasulullah membangun masjid untuk menjalin solidaritas antara
kaum Muhajirin dan Anshor. Masjid tersebut kini dikenal sebagai Masjid
Nabawi. Fungsinya saat itu sebagai Islamic Center, di mana segala permasalahan
sosial yang dihadapi masyarakat dapat diadukan kepada Rasulullah.
4. Difungsikan untuk mengurusi kepentingan politik dan pemerintahan
Fungsi masjid dalam aspek urusan politik juga dilakukan oleh Rasulullah. Pada
zaman Rasululllah, masjid digunakan sebagai tempat pelaksanaan urusan
kenegaraan seperti tempat melaksanakan pengesahan atau pembaiatan para
khalifah dan tempat musyawarah negara.
5. Sebagai tempat urusan ekonomi negara dan masyarakat
Pada zaman Rasulullah, masjid digunakan sebagai tempat manajemen finansial
dan perbendaharaan harta kaum muslim yang digunakan untuk meringankan
ekonomi para jamaahnya. Suhari Umar dalam buku Pendidikan Masyarakat
Berbasis Masjid menjelaskan, Rasulullah menjadikan Masjid Nabawi sebagai
baitul maal dan kantor pusat negara sekaligus tempat berdiamnya beliau.
Harta berupa hewan ternak dibiarkan di alam terbuka. Kemudian harta yang
menjadi sumber pendapatan negara disimpan di masjid dalam jangka waktu
singkat sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Pendistribusiannya dapat
berupa bantuan kebutuhan harian ataupun modal bisnis.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati
nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk
suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Semua yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di
dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan
mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang
tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah
yang diselenggarakan dalam keluarga yang memberi keyakinan agama, nilai budaya,
moral dan keterampilan. Ngalim Purwanto dalam Skripsi Suparida (2003 : 9)
mengatakan : Pendidikan keluarga merupakan fundamen atau dasar dari pendidikan
yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak selanjutnya, baik di
sekolah maupun di masyarakat.
Setiap keluarga mempunyai ciri khas tertentu seperti peraturan dan kebiasaan-
kebiasaan di dalam keluarga. Salah satu fungsi keluarga adalah sebagai tempat
sosialisasi. Fungsi ini menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk
kepribadian anak. Pendidikan dalam keluarga mempelajari pola-pola tingkah laku,
sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat serta dalam
perkembangan pribadinya.
Masjid merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Dari sanalah seharusnya
kaum muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi,
politik, sosial dan seluruh sendi kehidupan, sebagaimana para pendahulunya
memfungsikan masjid secara maksimal. Perkembangan masjid pada masa sekarang
ini yang begitu pesat itu dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://mediaindonesia.com/humaniora/535014/pengertian-contoh-akhlak-mazmumah-dan-
mahmudah
https://www.daaruttauhiid.org/mengenal-peran-masjid-paza-zaman-rosullulah/
https://pusatislam.uma.ac.id/2019/07/25/peran-dan-fungsi-masjid-di-zaman-rasulullah/
Abdul Azis Ahyadi. H. Drs. (1991). Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila.
Bandung: Sinar Baru.
Bunyamin Maftuh, Drs. M.Pd. dan Yadi Ruyadi, Drs. (1996). Sosiologi I. Bandung:
GANECA.
J. Monks. Prof. Dr. Dkk. (1992). Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta, Gaja Mada University Press,
12