Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Akhlak, Pendidikan Dalam Keluarga, Peran Dan Fungsi Masjid

Disusun oleh :
NAMA : Sefhiana Damayanti
NIM : 2302021047

Dosen Pengampu :
Rusdi Indra Hasibuan, M.Pd.

SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah yang berjudul Akhlak, Pendidikan Dalam
Keluarga, Peran Dan Fungsi Masjid. Adapun pembuatan makalah ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar terselesaikan nya tugas ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati kami menerima adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak
manapun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata kami mengucapkan selamat
membaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Dharmasraya, 22 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

A. Akhlak ................................................................................................................... 2

B. Realisasi Pendidikan dalam Keluarga ............................................................ ...... 5

C. Peran dan Fungsi Masjid Pengembangan Budaya Islam ...................................... 8

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang,
yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah
melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatanperbuatan dengan mudah dan spontan
tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi.
Seseorang yang berakhlak mulia selalu melaksanakan kewajiban-
kewajibannya. Dia melakukan kewajiban terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak
dirinya, terhadap Tuhan yang menjadi hak Tuhannya, terhadap makhluk, dan terhadap
sesama manusia.
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar
menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak ada hubungan
interaksi yang intim dengan orang tuanya. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah
laku, watak, moral dan pendidikan anak.1 Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama
bagi anak-anak mereka. karena merekalah anak pertama kali mendapatkan pendidikan.
Dikatakan pendidik utama karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar perkembangan dan
kehidupan anak di kemudian hari. oleh karena itu di butuhkan pola asuh yang tepat agar anak
tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Masjid adalah rumah Allah SWT yang dibangun sebagai sarana bagi umat
Islam untuk mengingat, mensyukuri dan menyembah Allah SWT dengan baik. Selain
itu, masjid juga merupakan tempat melaksanakan berbagai aktifitas amal shaleh,
seperti tempat bermusyawarah, pernikahan, benteng dan strategi perang, mencari
solusi permasalahan yang terjadi di tengah-tengah umat dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai Akhlak?
2. Bagaimana penjelasan mengenai Realisasi Pendidikan dalam Keluarga
3. Bagaimana penjelasan mengenai Peran dan Fungsi Masjid Pengembangan Budaya
Islam?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akhlak
1. Pengertian Akhlak

Pengertian akhlak adalah tingkah laku, tabiat, atau perangai. Sementara secara
istilah akhlak adalah budi pekerti atau kelakuan yang dimiliki oleh seseorang.
Secara umum, akhlak diartikan sebagai budi pekerti, kesusilaan, dan sopan
santun. Akhlak menggambarkan sifat batin manusia dan bentuk lahir manusia,
seperti raut wajah dan bentuk tubuh. Dalam bahasa Yunani, akhlak adalah
“ethicos” atau “ethos” merupakan adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan
hati untuk melakukan perbuatan. Akhlak dapat diartikan menjadi etika.
Mengutip buku Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan
Disiplin Ilmu oleh Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UP , para ahli memiliki
pendapat yang berbeda mengenai definisi akhlak tergantung cara pandang
masing-masing di antaranya:
a. Menurut Farid Ma’ruf: akhlak merupakan kehendak jiwa manusia yang
menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
b. Menurut M. Abdullah Diroz: akhlak didefinisikan sebagai suatu kekuatan
dalam kehendak yang mantap, kekuatan berkombinasi membawa
kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (akhlak baik) atau pihak
yang jahat (akhlak buruk).
c. Menurut Ibn Miskawaih: akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada
jiwa manusia, di mana mereka berbuat dengan mudah, tanpa melalui proses
pemikiran atau pertimbangan (kebiasaan sehari-hari).
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat diartikan bahwa akhlak merujuk
pada perilaku atau tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang
mencerminkan moral, sopan santun, dan nilai-nilai yang baik.

2
2. Macam-macam Akhlak
a. Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah)
Akhlak terpuji atau akhlakul mahmudah merupakan akhlah yang senantiasa
berada dalam kendali Ilahi yang dapat membawa dalam nilai-nilai positif dan
kondusif bagi kemaslahatan umat. Akhlak mahmudah dijelaskan dalam Al-
Quran surat Al-Jaasiyah ayat 15, yang artinya:

Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan maka itu adalah untuk


dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan
menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan.”
(QS Al Jasiyah: 15)
Akhlak mahmudah mencakup mengabdi kepada Allah SWT dan cinta kepada
Allah, Ikhlas dan beramal, mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-
Nya, sabar, berbakti kepada orang tua, suka menolong, rajin shadaqah, rajin
beribadah, dan sebagainya.
b. Akhlak Tercela (Akhlakul Madzmumah)
Akhlah tercela atau akhlakul madzmumah adalah akhlak yang tidak
berasal dari hawa nafsu yang berada dalam lingkungan setan dan dapat
membawa suasana negatif bagi kepentingan umat manusia Mengenai
akhlak madzmumah terdapat dalam surat Al-Jaasiyah ayar 15 yang
artinya:
“Barang siapa yang mengerjakan amal yang jelek/berakhlak jelek, maka
itu akan menimpa/meruhikan diri sendiri)."
Akhlak madzumumah termasuk riya’, takabur, dendam, iri, hasud, baqil,
malas, khianat, kufur, dan sebagainya.

3. Ruang Lingkup Akhlak

Ruang lingkup Akhlak dalam Ajaran Islam Islam memiliki dasar-dasar


konseptual tentang ahklak yang komprehensif dan menjadi karakteristik yang
khas. Di antara ruang lingkup tersebut adalah:

3
a. Akhlak meliputi hal-hal yang bersifat umum dan terperinci. Di dalam Al-
Qur’an ada ajaran akhlak yang dijelaskan secara umum, tetapi ada juga yang
diterangkan secara mendetail. Sebagai contoh, ayat yang menjelaskan masalah
akhlak secara umum adalah Q.S. An-Nahl (16):90 yang menyuruh perintah
untuk berakhlak secara umum: Untuk berbuat adil, berbuat kebaikan,
melarang perbuatan keji, mungkar, dan permusuhan. Sedangkan contoh ayat
yang menjelaskan masalah akhlak secara terperinci adalah Q.S. Al-Huujurat
(49): 12 yang menunjukkan larangan untuk saling mencela, serta memanggil
dengan gelar yang buruk.
b. Akhlak bersifat menyeluruh
Dalam konsep Islam, akhlak meliputi seluruh kehidupan muslim, baik
beribadah secara khusus kepada Allah maupun dalam hubungannya dengan
sesama makhluk seperti akhlak dalam mengelola sumber daya alam, menata
ekonomi, menata politik, kehidupan bernegara, kehidupan berkeluarga, dan
bermasyarakat.
c. Akhlak sebagai buah iman
Akhlak memiliki karakter dasar yang berkaitan erat dengan masalah
keimanan. Jika iman dapat diibaratkan akar sebuah pohon, sedangkan ibadah
merupakan batang, ranting dan daunnya, maka akhlak adalah buahnya. Iman
yang kuat akan termanifestasikan oleh ibadah yang teratur dan membuahkan
akhlakul karimah. Lemahnya iman dapat terdeteksi melalui indikator tidak
tertibnya ibadah dan sulit membuahkan akhlakul karimah.
d. Akhlak menjaga konsistensi dengan tujuan
Akhlak tidak membenarkan cara-cara mencapai tujuan yang bertentangan
dengan syariat sekalipun dengan maksud untuk mencapai tujuan yang baik.
Hal tersebut dipandang bertentangan dengan prinsip-prinsip ahklakul karimah
yang senantiasa menjaga konsistensi cara mencapai tujuan tertentu dengan
tujuan itu tersendiri

4. Pentingnya Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hari


Akhlak atau budi pekerti memiliki peranan penting dalam membangun suatu
bangsa. Akhlak yang dimaksud adalah akhlakul karimah atau akhlak yang terpuji.
Seseorang yang berakhlakul karimah, maka segala perbuatan dan tingkah lakunya
pun baik. Dengan begitu, akan terwujudlah kehidupan yang harmonis dan damai.
4
Dengan memiliki akhlak yang baik, tentu seseorang tidak akan berani berbuat
kerusakan. Akhlak yang baik akan menjadi benteng, akan menjadi perisai atau
pelindung dalam setiap langkah kehidupan. Sehingga, manusia tidak akan berbuat
dosa. Hasilnya, pembangunan disemua bidang akan stabil.

5. Hubungan Etika, Moral, Sopan Santun, Tata Krama dengan Akhlak


Ada beberapa persamaan antara Etika, Moral, Sopan Santun, Tata Krama dengan
Akhlak yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
Pertama, Etika, Moral, Sopan Santun, Tata Krama dengan Akhlak mengacu
kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangkai
yang baik.
Kedua, akhlak, etika, moral dan susila merupakan prinsip atau aturan hidup
manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya
semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral dan susila seseorang atau
sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
Ketiga, Etika, Moral, Sopan Santun, Tata Krama dengan Akhlak seseorang
atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang
bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki
setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut
diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan,
mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus,
berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.

B. Realisasi Pendidikan dalam Keluarga


1. Hakikat Pendidikan dalam Keluarga
Keluarga merupakan sumber inspirasi pertama dalam melakukan contoh
tingkah laku baik buruk seseorang. Secara etimologis keluarga dalam istilah Jawa
terdiri dari dua kata yakni kawula dan warga. Kawula berarti abdi dan warga
adalah anggota. Artinya kumpulan individu yang memilik rasa pengabdian tanpa
pamrih demi kepentingan seluruh individu yang bernaung di dalamnya. Hufad
(dalam Aziz, 2015 : 15) menjelaskan bahwa keluarga adalah suatu kelompok
sosial yang ditandai oleh tempat tinggal bersama, kerjasama ekonomi, dan
reproduksi yang dipersatukan oleh pertalian perkawinan atau adopsi yang

5
disetujui secara sosial, yang saling berinteraksi sesuai dengan peranan-peranan
sosial.
keluarga adalah wadah yang sangat penting di antara individu dan group, dan
merupakan sosial yang pertama di mana anak-anak menjadi anggotanya. Dan
keluargalah sudah barang tentu yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk
mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya
serta keluarga-keluarga yang lain adalah orang-orang yang pertama di mana anak-
anak mengadakan kontak dan yang pertama pula untuk mengajar pada anak-anak
itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain. Sampai anak-anak memasuki
sekolah, mereka itu menghabiskan seluruh waktunya di dalam unit keluarga.
Peran orang tua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar pendidikan,
sikap, dan keterampilan dasar, seperti agama, budi pekerti, sopan santun, estetika,
kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan, dan menanamkan
kebiasaan-kebiasaan dalam kebaikan, dan keluarga mengajarkan nilai-nilai dan
tingkah laku yang sesuai.

2. Tugas dan Peran Orang Tua


Menurut H.A. Sadeli dalam skripsi Suparida (2003 : 9) bahwa orang tua di dalam
keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak.
Orang tua inilah berfungsi sebagai pendidik di dalam keluarga.
Fungsi orang tua sebagai pendidik yaitu :
a. Orangtua sebagai pendidik memberikan pengalaman, sikap dan keterampilan
terhadap anak dalam keluarga.
b. Orang tua sebagai pemimpin dalam keluarga yang harus mengatur kehidupan
dalam keluarga.
c. Orang tua harus memberikan perlindungan terhadap anak baik secara fisik
maupu mental bagi seluruh anggota keluarga.
d. Orang tua memberikan suri teladan yang baik bagi anggota keluarganya.
Singgih D. Gunarsa dalam Skripsi Suparida (2003 : 10), mengatakan bahwa
keluarga khususnya orang tua mempunyai peranan penting terhadap
perkembangan nilai-nilai moral anak yaitu :
a. Tingkah laku orang tua di dalam rumah dijadikan model/contoh keluarga bagi
anak.

6
b. Mendidik anak untuk bertingkah laku sesuai dengan tata cara dan norma-
norma dalam lingkungan sosial misalnya adanya anjuran terhadap perbuatan
yang tidak baik serta hukuman.

3. Nilai-nilai Islam dalam Keluarga


Nilai-nilai pendidikan Islam dalam keluarga hendaknya dapat menumbuhkan
nilai-nilai iman (tauhid), ibadah (syariat) dan akhlak dan mampu membaca,
menulis dan mencintai Alquran. Hal yang paling fundamental agar terciptanya
anak yang berakhlaqul karimah, dilihat bagaimana orang tuanya. Sebab orang tua
yang telah tertanam dalam dirinya nilai-nilai Islam, maka orang tua tersebut
mampu secara totalitas membina anaknya.Nabi Muhammad Saw. sendiri diutus
oleh Allah Swt. pertama-tama diperintahkan untuk mengajarkan Islam terlebih
dahulu kepada keluarga sebelum kepada masyarakat luas. Keluarga harus
diselamatkan terlebih dahulu sebelum menyelamatkan masyarakat luas.
Sebagaimana Allah Swt. telah menegaskan dalam firmanNya Q.S. AsySyu’araa
(26) : 214

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang


terdekat,”
Maksud dari kerabat-kerabat dalam ayat tersebut adalah keluarga. Maka dalam
penelitian ini, menjelaskan berbagai penerapan yang harus tertanam dalam diri
keluarga (orangtua) selaku pembimbing dan pendidik. Sebagaimana ketika masa
Rasulullah Saw., beliau berdakwah dan memberikan pelajaran pertama kali
kepada keluarganya selanjutnya kepada sahabat-sahabat hingga ke umat-umatnya
pada masa tersebut. Ada beberapa tanggung jawab orangtua sebagai pendidik
yang perlu mendapat perhatian khusus diantaranya adalah pendidikan iman,
ibadah dan akhlak serta pendidikan lainnya.

4. Kepemimpinan Orang Tua yang Efektif


pendidikan adalah usaha sadar, teratur dalam upaya untuk memberikan arahan
dan bimbingan kepada orang lain atau anak yang sedang berproses menuju
kedewasan. Oleh karena itu disinilah letak pentingnya kepemimpinan orang tua

7
terhadap anaknya agar menjadi anak yang berbakti, shaleh dan berakhlakul
karimah. Mendidik anak adalah merupakan kewajiban orang tua, orang tua sangat
besar peranan dan pengaruhnya terhadap anak utamanya dalam pembentukan
kepribadian dan akhlak. Orang tua merupakan pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak- anaknya. Dalam hal ini Allah berfirman dalam Q.S Lukman [31]
: 17.

"Hai anak-anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang


baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan oleh Allah".
Orang tua mempunyai tugas yang mulia yaitu: membantu, membimbing,
mengarahkan, memimpin dan menghindarkan anak-anak dari bahaya dan
membawa kearah kebahagiaan lahir batin, jasmani rohani dan dunia akhirat.
Orang tua sebagai pemimpin mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
menentukan dan menetapkan kemana isi keluarga itu akan dibawa dan bagaimana
watak, prilaku dan kepribadian anak akan dibentuk. Dan orang tua jualah yang
menanamkan ruh agama kedalam jiwa anak.

C. Peran dan Fungsi Masjid Pengembangan Budaya Islam


Masjid pada zaman Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan khulafâu
râsyidûn merupakan sumber segala kebaikan. Ini bukan suatu yang aneh dan asing
bagi orang yang memiliki perhatian terhadap ilmu syar’i, terutama ilmu hadits, tafsir,
maupun sirah. Di masjid berbagai kegiatan dilaksakan yaitu:
1. Digunakan Sebagai Sarana Ibadah
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya masjid-masjid ini
tidak dibenarkan untuk sedikitpun dari air kencing dan kotoran liannya. Masjid
ini hanyalah untuk zikir kepada Allah, sholat, dan membaca Alquran.” (HR.
Imam Muslim no 1163 dan no. 687)

8
2. Fasilitas pendidikan
Peran masjid juga digunakan sebagai tempat untuk majelis ta’lim, halaqah, dan
madrasah. Majelis ta’lim adalah pertemuan yang digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar. Halaqah adalah cara belajar mengajar yang dilakukan kelompok
kecil dengan membuat lingkaran, sedangkan madrasah adalah tempat belajar.
3. Sebagai tempat sosial kemasyarakatan
Ketika hijrah, Rasulullah membangun masjid untuk menjalin solidaritas antara
kaum Muhajirin dan Anshor. Masjid tersebut kini dikenal sebagai Masjid
Nabawi. Fungsinya saat itu sebagai Islamic Center, di mana segala permasalahan
sosial yang dihadapi masyarakat dapat diadukan kepada Rasulullah.
4. Difungsikan untuk mengurusi kepentingan politik dan pemerintahan
Fungsi masjid dalam aspek urusan politik juga dilakukan oleh Rasulullah. Pada
zaman Rasululllah, masjid digunakan sebagai tempat pelaksanaan urusan
kenegaraan seperti tempat melaksanakan pengesahan atau pembaiatan para
khalifah dan tempat musyawarah negara.
5. Sebagai tempat urusan ekonomi negara dan masyarakat
Pada zaman Rasulullah, masjid digunakan sebagai tempat manajemen finansial
dan perbendaharaan harta kaum muslim yang digunakan untuk meringankan
ekonomi para jamaahnya. Suhari Umar dalam buku Pendidikan Masyarakat
Berbasis Masjid menjelaskan, Rasulullah menjadikan Masjid Nabawi sebagai
baitul maal dan kantor pusat negara sekaligus tempat berdiamnya beliau.
Harta berupa hewan ternak dibiarkan di alam terbuka. Kemudian harta yang
menjadi sumber pendapatan negara disimpan di masjid dalam jangka waktu
singkat sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Pendistribusiannya dapat
berupa bantuan kebutuhan harian ataupun modal bisnis.

Upaya dalam Memakmurkan Masjid sebagai Pusat Budaya Islam


Memakmurkan masjid menjadi kewajiban setiap muslim yang mengharapkan untuk
memperoleh bimbingan dan petunjuk Allah SWT. Sesuai dengan firman Allah surat
At Taubah ayat 18: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah maka
merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. Manakala idarah binail madiy dan
idarah binail ruhiy berjalan secara maksimal, maka insya Allah masjid akan makmur
9
dengan sendirinya. Makmur dalam artian, bahwa ia dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, yaitu meliputi fungsi sebagai sarana atau tempat beribadah, sarana atau
tempat pembinaan dan pencerahan ummat baik bidang pemahaman keberagamaan,
pengetahuan umum, dan ekonomi ummat. Di samping hal yang dikemukakan pada
poin di atas, perlu juga diadakan hal-hal berikut :
1. Management Kesejahteraan Umat
Apabila di suatu daerah belum ada Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil
Zakat (LAZ), Ta’mir Masjid dapat menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan
shadaqah dari para muzakki atau dermawan kepada para mustahiq atau dlu’afa.
Dalam hal ini, Pengurus bertindak selaku ‘amil zakat. Kegiatan pengumpulan dan
penyaluran zakat, infaq dan shadaqah biasanya semarak di bulan Ramadlan,
namun tidak menutup kemungkinan di bulan-bulan lain, khususnya untuk infaq
dan shadaqah. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan secara transparan dan
dilaporkan kepada para muzakki atau dermawan penyumbangnya serta
diumumkan kepada jama’ah. Hal ini untuk menghindari fitnah atau rumor yang
berkembang di masyarakat adanya penyelewengan dana zakat, infaq dan
shadaqah oleh Pengurus. Beberapa kegiatan lain yang dapat diselenggarakan
untuk meningkatkan kesejahteraan umat adalah:
a. Sumbangan ekonomi.
b. Bimbingan dan penyuluhan.
c. Ukhuwah islamiyah.
d. Bakti sosial.
e. Rekreasi.
2. Management Pembinaan Remaja Masjid
Remaja Masjid beranggotakan para remaja muslim, biasanya berumur sekitar 15-
25 tahun. Kegiatannya berorientasi keislaman, keremajaan, kemasjidan,
keterampilan dan keorganisasian. Memiliki kepengurusan sendiri yang lengkap
menyerupai Ta’mir Masjid dan berlangsung dengan periodisasi tertentu.
Organisasi ini harus dilengkapi konstitusi organisasi, seperti misalnya Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Pedoman Kepengurusan, Pedoman
Kesekretariatan, Pedoman Pengelolaan Keuangan dan lain sebagainya. Konstitusi
organisasi diperlukan sebagai aturan main berorganisasi dan untuk memberi
arahan kegiatan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati
nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk
suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Semua yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di
dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan
mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang
tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah
yang diselenggarakan dalam keluarga yang memberi keyakinan agama, nilai budaya,
moral dan keterampilan. Ngalim Purwanto dalam Skripsi Suparida (2003 : 9)
mengatakan : Pendidikan keluarga merupakan fundamen atau dasar dari pendidikan
yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak selanjutnya, baik di
sekolah maupun di masyarakat.
Setiap keluarga mempunyai ciri khas tertentu seperti peraturan dan kebiasaan-
kebiasaan di dalam keluarga. Salah satu fungsi keluarga adalah sebagai tempat
sosialisasi. Fungsi ini menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk
kepribadian anak. Pendidikan dalam keluarga mempelajari pola-pola tingkah laku,
sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat serta dalam
perkembangan pribadinya.
Masjid merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Dari sanalah seharusnya
kaum muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi,
politik, sosial dan seluruh sendi kehidupan, sebagaimana para pendahulunya
memfungsikan masjid secara maksimal. Perkembangan masjid pada masa sekarang
ini yang begitu pesat itu dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://mediaindonesia.com/humaniora/535014/pengertian-contoh-akhlak-mazmumah-dan-
mahmudah
https://www.daaruttauhiid.org/mengenal-peran-masjid-paza-zaman-rosullulah/
https://pusatislam.uma.ac.id/2019/07/25/peran-dan-fungsi-masjid-di-zaman-rasulullah/
Abdul Azis Ahyadi. H. Drs. (1991). Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila.
Bandung: Sinar Baru.
Bunyamin Maftuh, Drs. M.Pd. dan Yadi Ruyadi, Drs. (1996). Sosiologi I. Bandung:
GANECA.
J. Monks. Prof. Dr. Dkk. (1992). Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta, Gaja Mada University Press,

12

Anda mungkin juga menyukai