FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GARUT
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala berkat-Nya penulis dapat
mengerjakan makalah yang berjudul “Akhlak”. Dan dengan kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut andil dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini dan semoga Alloh SWT melimpahkan karunianya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Dan penulis ucapkan permohonan maaf jika dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan baik dalam teknis penulisan maupun
materi yang disampaikan. Sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan untuk membantu
pembuatan makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
M.Cecep Nurkholis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap manusia.
Akhlak dapat mencerminkan bagaimana seseorang menjalani kehidupannya sehari-
hari. Nabi Muhammad Saw. juga diturunkan untuk memperbaiki akhlak buruk yang
dipelihara oleh masyarakat dan disebut dengan masa kebodohan atau masa jahilliyah.
Tanpa akhlak, seseorang akan kehilangan pijakan hidup tanpa bisa membeedakan
mana yang baik dan buruk yang berarti ia akan bersikap seenaknya dalam
menjalankan kehidupannya. Akhlak sendiri sangat rekat bila dikaitkan dengan
perbuatan, karena ketika seseorang melakukan perbuatan baik maka orang itu bisa
dikatakan mempunyai akhlak mulia. Sedangkan bila seseorang melakukan perbuatan
buruk maka perbuatan tersebut bisa dikatakan dengan akhlak yang buruk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akhlak, hikmah dan sumber akhlak?
2. Bagaimana pembagian akhlak?
3. Apa saja objek akhlak?
4. Bagaimana pembinaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari?
5. Apa hubungan akhlak dan ekonomi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak, hikmah dan sumber akhlak
2. Untuk mengetahui pembagian akhlak
3. Untuk mengetahui objek akhlak
4. Untuk mengetahui bagaimana pembinaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari
5. Untuk mengetahui hubungan akhlak dan ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Sumber Akhlak
Dalam Islam, Al Qur’an dan As-Sunnah selain dijadikan sebagai pegangan hidup
juga dijadikan sebagai dasar atau alat pengukur baik buruknya sifat seseorang.
Apa yang baik menurut Al Quran dan As-Sunnah itu berarti baik dan harus
dijalankan, sedangkan apa yang buruk menurut Al Quran dan Sunnah berarti tidak
baik dan harus dijauhi. Sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan
buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber
akhlak adalah al-Qur’an dan sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan
masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral.
B. Pembagian Akhlak
Menurut Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. Di dalam bukunya akidah akhlak yang
mengutip dari buku al-Islam (Muammalah dan Akhlak) di jelaskan, bahwa Akhlak
dapat dibagi berdasarkan sifatnya dan berdasarkan objeknya.
1. Pembagian akhlak berdasarkan sifatnya, akhlak terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) Pertama, akhlak mahmudah (akhlak terpuji) atau akhlak karimah (akhlak yang
mulia). Yang termasuk akhlak karimah (mahmudah), di antaranya: ridha
kepada Alah SWT, cinta dan beriman kepada Allah SWT, beriman kepada
malikat, kitab, rasul, hari akhir, takdir, taat beribadah, selalu menepati janji,
melaksanakan amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan, qana’ah
(menerima terhadap pemberian Allah SWT), tawakal (berserah diri), sabar,
syukur, tawadhu’ (merendah hati), dan segala perbuatan yang baik menurut
pandangan Al-Qur’an dan Hadits.
Kesimpulan
Akhlak merupakan aset penting bagi seseorang. Akhlak juga penting dalam
kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at,
perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya
dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Akhlak ini merupakan hal yang paling
penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang
paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu
‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).