Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Akhlak

Etimologis (bahasa) kata akhlak (bahasa arab) berasal dari kata akhlaqa, yukhliku, ikhlakan berarti as sajiyah (perangai), ath thabiah (tabiat, kelakuan, watak dasar), al adah (kebiasaan, kelaziman), al maruah (peradaban yag baik, ad din (agama). Menurut kata dalam bahasa Indonesi yag lebih mendekati maknanya dengan akhlak adalh budi pekerti. Baik udi pekerti maupu akhlak yang mengandug makna yang ideal, tergantung pada pelaksanaan atau penerapannya malalui tingkah laku yang mungkin positif, mungki negative, mungkin baik mungki buruk. Yang termasuk ke dalam pengertian positif adalah ssegala tingkah laku, tabiat, watak dan perangaiyang sifatnya benar, amanah, sabar, pemaaf, rendah hati, dan lain-lain sifat yag baik. Sedang yag termasuk pengertian akhlak atau budi pekerti yang buruk adalah semua tingkah laku, perangai, watak sombong, dendam, dengki, khianat, dan lain-lain sifat yang buruk. Yang mennukan apakah perbuatan itu baik apa buruk adalah nilai dan norma agama, dan katakan bahwa al-haq datangnya dari Tuhanmu. Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tigkah laku manusia. Karena itu selain dengan akidah, akhlak tidak dapat dipisahkan denga syariah. Syari;ah mempunyai lima kategori penilaian tentnag perbuatan dan tingkah laku manusia, disebut alahkam al-khamsah. Pendapat lain : kata akhlak berasal dari kata khilqun atau khulqun, beararti seperti diatas. Dalam Al Quran Surat Al Qalam 38 : 4 kata akhlak disebut dengan kata khulqun. Secara etimologis ( istilah ) : a. Ibnu Miskawih Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

b. Imam Ghazali Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. c. Ibrahim Anis dalam Mujam Al Wasith Aknlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan dan pertimbangan. d. Prof. Dr. Ahmad Amin mendefinasikan akhlak sebagai kehendak yang dibiasakan . Maksudnya, sesuatu yang encirikan akhlak itu ialah kehendak yang dibiasakan. Ertinya, kehendak itu apabila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak. Ahmad Amin menjelaskan erti kehendak itu ialah ketentuan daripada beberapa keinginan manusia. Manakala kebiasaan pula ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukanya. Daripada kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan ke arah menimbulkan apa yang disebut sebagai akhlak.

B. Ciri ciri Akhlak


1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. 2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. 3. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. 4. Perbuatan akhlak adalah pebuatan yag dilakukan dengan sesungguhnya. 5. perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah.

C. Pengertian Akhlak Islamy


Akhlak islamy adalah akhlak yang berdasarkan ajaran islam atau akhlak yag bersifat islamy. Maka akhlak islamy adalah perbuatan yag dilakuka dengan mudah, disengaja, mendarah daging, dan sesungguhnya, yang didasarka pada ajaran islam.

Karena ajara islam bersifat universal, maka dalam menjabarkan akhlak islamy diperlukan pemikiran akal manusia dan perilaku social yang terkandung dalam ajaran etika dan moral. Akan tetapi akhlak tidak sama dengan moral dan etika sebab etika dan moral adalah hasil pemikiran manusia yag bersifat local, temporer, dan berubah-ubah, sedagkan akhlak berasal dari Allah yang bersifat absolute, universal, dan permanent. Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al Quran dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk. Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yg tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Akhlak meliputi jangkauan yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan sesama manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk (alam semesta). Ciri-ciri seseorang yang memiliki akhlak Islami adalah: Tidak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu. Akhlaknya mencakup semua aspek kehidupan. Berhubungan dengan nilai-nilai keimanannya, sesuai Surat Al-Maidah ayat 8. Berhubungan dengan hari kiamat atau tafakur alam. Memandang segala sesuatu dengan fitrah yang benar.

Beberapa alasan betapa pentingnya akhlak Islami, yaitu: Akhlak adalah faktor penentu derajat seseorang. Akhlak merupakan buah ibadah, seperti yang tercantum dalam Surat Al-Ankabut ayat 45. Keluhuran akhlak adalah amal terberat di akhirat. Lambang kualitas masyarakat. Untuk membentuk akhlak yang baik.

Pembentukan akhlak yang baik dapat dilakukan dengan,

Ilmu. Banyak membaca buku agar bisa mengambil keteladanan dari sahabat-sahabat nabi dan mengikuti kajiankajian Islam. Kemudian, berusaha mengelompokkan nilai-nilai iman yang sudah kita ketahui ke dalam perilaku kita seharihari. Latihan ibadah, mengurangi maksiat, membentuk lingkungan yang baik, melatih amal atau kerja kita, bergaul dengan orang-orang saleh, meninggalkan lingkungan yang buruk, dan mengambil hal positif dari lingkungan di sekitar kita.dw

D. Ruang Lingkup Akhlak


Ilmu akhlak adalah membahas tentang perbuatan-pebuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk. Pokok-pokok masalah yang dibahas dalam ilmua khlak pada intinya adalah perbuatan manusia. Perbuatan tersebut selanjutnya ditentukan kriterianya apakah baik atau buruk. Dalam hubungan ini Ahmad Amin mengatakansebagaiberikut : Bahwa objek ilmu akhlak adalah membahas perbuatanmanusia yang selanjutnya perbuatan tersebut ditentukan baik atau buruk. Kemudian menurut Muhammad Al-Ghazali akhlak menurutnya bahwa kawasan pembahsaan ilmu akhlak adalah seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebgai individu maupun kelompok. Dalam masyarakat Barat kata akhlak sering diidentikkan dengan etika, walaupun pengidentikkannya ini tidak sepenuhnya tepat. Mereka yang mengidentikkan antar aakhlak dengan etika mengatakan bahwa etika adalah penyelidikan tentang tingkah laku dan sifat manusia. Namun perlu ditegaskan kembali bahwa yang dijadikan objek kajian Ilmu Akhlak disini adalah perbuatan akhlak yang memiliki ciri-ciri dilakukan atas kehendak dan kemauan, sebenarnya mendarah daging dan telah dilakukan secara kontinyu atau terus-menerus dalamk ehidupannya. Dapat disimpulkan yang dimaksud dengan ilmu akhlak adalah ilmu yang mengkaji suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia dalam keadaan sadar, kemauan sendiri, tidak terpaksa, dan sungguh-sungguh, bukan perbuatan yang pura-pura

Karena syariah atau hukum Islam mencakup segenap aktivitas manusia, maka ruang lingkup akhlak pun dalam Islam meliputi semua aktivitas manusia dalm segala bidang hidup dan kehidupan. Secara garis besar akhlak dibagi menjadi 2 bagian yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. 1. Akhlak terpuji (akhlak mahmudah) adalah akhlak yang senantiasa berada dalam kontrol illahiyah, yang dapat membawa nilai-nilai positif dan konstrukstif kepada kemaslahatan umat, seperti sifat sabar, jujur, ikhlas, bersyukur, rendah hati dan husnuzzon. 2. Akhlak tercela (akhlak mazmumah) adalah akhlak yg tidak dalam kontrol ilahiyah, berasal dar hawa nafsu manusia yang berada dalam lingkaran syathaniyah dan dapat membawa suasana negatif serta destruktif bagi kepentingan manusia, seperti sifat takabur (sombong), suudzzon, tamak, psimis, dusta, kufur, khianat, dan malas. Dari segi sasaran atau objeknya, akhlak dibagi menjadi akhlak kepada Allah dan akhlak kepada makhluk. Akhlak terhadap Allah dijelaskan dan dikembangkan oleh Ilmu Tasawuf dan terikatterikat. Akhlak kepada makhluk dibagi akhlak kepada manusia dan akhlak kepada alam sekitar. Akhlak kepada manusia terdiri atas akhlak kepada Rasulullah, orang tua, diri manusia sendiri, akhlak dalam ligkungan keluarga, akhlak terhadap tetangga, dan akhlak dalam lingkunga masyarakayt luas. Akhlak kepada alam sekitar terdiri atas akhlak terhadap hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar. 1. Akhlak terhadap Allah (Khalik) atara lain : a. Al-Hubb, yaitu mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan mempergunakan firmannya dalam Al-Quran sebagai pedoman hidup dan kehidupan. Kecintaan kita kepada Allah diwujudkan dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangannya. b. Al-Raja, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridaan Allah c. As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karuni Allah

d. Qanaah, yaitu menerima dengan ikhlas semua qada dan qadar Ilahi setelah berikhtiar maksimal (sebanyakbanyaknya, hingga batas tertinggi) e. Memohon amou banyak kepada Allah f. At-taubat, bertaubat hanya kepada Allah. Taubat yang paling tinggi adalah taubat nasuha yaitu taubat benar-benar taubat, tidak lagi melakukan perbuatan sama yang dilarang Allah, dan dengan tertb melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangannya g. Tawakkal (berserah diri) kepada Allah. h. Mentauhidkan dan menyembah hanya kepada Allah i. Bertakwa kepada Allah j. Sabar k. Bersikap jujur l. Amanah m. Qonaah n. Iffah 2. Akhlak terhadap makhluk, dibagi dua: Akhlak terhadap Manusia, dapat dirinci menjadi 1. Akhlak terhadap Orang Tua antara lain : a. Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya b. Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang. c. Berkomunikasi dengan orang tua degan khidmat, mempergunakan kata-kata lemah lembut. d. Berbuat baik kepada ibu-bapak dengan sebaikbaiknya, dengan mengiuti nasehat baiknya, tidak menyiggung perasaan dan menyakiti hatinya, membuat ibu-bapak ridha. e. Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duaya telah meninggal dunia 2. Akhlak terhadap Rasulullah antara lain : a. Mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunahnya b. Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan kehidupan c. Menjalankan apa yag disuruh-Nya, tidak melakukan aoa yang dilarangnya. 3. Akhlak terhadap diri sendiri antara lain : a. Memelihara kesucian diri

b. Jujur dalam perkataan, berbuat ikhlas, dan rendah hati. c. Malu melakukan perbuata jahat. 4. Akhlak terhadap keluarga, karib kerabat antara lain: a. Berbakti kepada ibu bapak b. Mendidik anak anak dengan kasih sayang c. Saling menunaikan kewjiban utuk memperoleh hak d. Akhlak suami sebagai kepala rumah tangga e. Anak wajib menghormati dan berbuat baik kepada kedua orang tua f. Orag tua wajbib mendidik anak-aaknya g. Memelihara keturunan h. Istri wajib meghargai suami i. Orag tua menghargai anak-anaknya j. Suami wajib memenuhi kebutuhan keluarganya 5. Akhlak terhadap tetangga : a. Saling mengunjungi b. Saling bantu diwaktu senang lebih-lebih tatkala susah c. Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan. 6. Akhlak terhadap masyarakat antara lain : a. Memuliakan Tamu b. Menghormati ilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan c. Saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa Akhlak terhadap Bukan Manusia (Lingkungan Hidup) antara lain : a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup b. Menjaga dan memafaatkan alam terutam ahewani dan nabati, fauna dan flora (hewan dan tumbuh-tumbuhan) yang sengaja diciptakan Tuhan untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya. c. Sayang pada sesama makhluk.

F.

Kedudukan Akhlak

Dalam ajaran islam akhlak adalah muara atau hasil dari seluruh ajaran islam yang bersumber dari aqidah dan syariah. Aqidah sebagai pondasi ajaran islam, syariah sebagai implementasi, dan akhlak adalah sebagai hasil atau muaradari seluruh ajaran islam.

SESUNNGUHNYA AKU DIUTUS KEDUNIA UNTUK MENYEMPURNAKAN AKHLAK MANUSIA Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera rusaknya suatu bangsa dan masyarakat, tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik (berakhlak), akan sejahteralah lahir batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk (tidak berakhlak), rusaklah lahirnya dan batinnya. Seseorang yang berakhlak mulia, selalu melaksanakan kewajiban-kewajibannya, memberikan hak yang harus diberikan kepada yang berhak, dia melakukan kewajibannya terhadap dirinya sendiri, yang menjadi hak dirinya, terhadap Tuhannya, yang menjadi hak Tuhannya, terhadap makhluk yang lain, terhadap sesama manusia, yang menjadi hak manusia lainnya, terhadap makhluk hidup lainnya, yang menjadi haknya, terhadap alam dan lingkungannya dan terhadap segala yang ada secara harmonis, dia akan menempati martabat yang mulia dalam pandangan umum. Dia mengisi dirinya dengan sifat-sifat terpuji, dan menjauhkan dirinya dari sifat-sifat yang tercela, dia menempati kedudukan yang mulia secara obyektif, walaupun secara materiil keadaannya sangat sederhana.

G.

Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak


1. Membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah, sehingga hati menjadi suci dan bersih. 2. Memilik pegetahuan tentang kriteria perbuatan yang baik dan buruk. 3. Membersihkan diri manusia dari perbuatan cosa dan maksiat 4. Menetapkan perbuatan sebagai perbuatan baik atau buruk. 5. Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya yang menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian perbuatan yang lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk perbuatan buruk, membayar utang kepada

pemilkinya termasuk perbuatan baik, sedangkan mengingkari utang termasuk pebuatan buruk. 6. Selanjutnya Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah untuk membersihkan qalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan marahsehingga hati menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima NUR cahayaTuhan. 7. Seseorang yang memmpelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang criteria perbuatan baik dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk. 8. Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. 9. Seseorang yang memiliki IPTEK yang majudisertaiakhlak yang mulia, niscayailmupengetahuaan yang Ia miliki itu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu akan disalahgunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi. 10. Demikian juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan yang dapat membahyakan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai