Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dr. Sahmiar Pulungan, M.Ag.


Kelompok 7
Nur Tania Putri 171201064
Bima Fauzy M. Pulungan 171201137
Hasballah Arifulfarhan 171201139
Muhdaril Ahda 171201147

Fakultas Kehutanan
USU
2017/2018
Akhlak, Etika dan Moral

A. Pengertian Akhlak, Etika, dan Moral


1. Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu khalaqun yang menurut


loghat diartikan budi pekerti, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut
mengandung segi segi persesuaian dengan perkataan khalaqun yang
berarti kejadian serta erat hubungan dengan khaliq yang berarti pencipta
dan akhluk yang berarti diciptakan.

Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang


memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk dan
makhluk dengan makhluk. Sedangkan secara terminologi, akhlak suatu
keinginan didalam jiwa yang akan dilakukan dengan perbuatan tanpa
intervensi akal atau pikiran.

Defenisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan


darinya kita dapat melihat 5 ciri yang terdapat dalam akhlak, yaitu.
a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam
jiwa seseorang, sehingga kelak menjadi kepribadiannya.
b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
mudah dan tanpa pemikiran.
c. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dalam diri orang
yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
d. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuiatan yang dilakukan
dengan sesungguhnya, atau bermain - main, atau bukan
bersandiwara.
e. Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya
akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena
keikhlasan semata – mata karena allah, bukan karena dipuji
orang atau karena ingin mendapat suatu pujian.

Ada 4 hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak :
a. Perbuatan yang baik dan buruk
b. Kemampuan untuk melakukan perbuatan
c. Kesadaran tentang perbuatan itu
d. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan
baik dan buruk

2. Etika

Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
ilmu pengetahuan tentang asas - asas akhlak moral.

Etika merupakan sinonim dari akhlak. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani yakni Ethos yang berarti kebiasaan. Yang dimaksud kebiasaan
adalah kegiatan yang selalu dilakukan berulang-ulang sehingga mudah
dilakukan seperti rokok yang menjadi kebiasaan pecandu rokok.

Menurut para ahli, etika berhubungan dengan 4 hal, yaitu :


a. Etika dilihat dari objek pembahasannya, etika berupaya
membahas perbuatan yang dilakukan manusia.
b. Etika dilihat dari sumbernya, etika bersumber dari pikiran dan
filsafat.
c. Etika dilihat dari fungsinya, etika berfungsi penilai, penentu, dan
penetap terhadap suatu perbuatan.
d. Etika dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yaitu dapat
berubah-ubah sesuai zamannya.

Dengan kata lain etika adalah aturan atau tingkah laku yang dihasilkan
oleh akal manusia.
3. Moral

Moral berasal dari bahasa latin, yaitu Mores kata jamak dari Mos yang
berarti adat kebiasaan. Sedangkan, dalam bahasa indonesia moral diartikan
sebagai susila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide ide yang umum
diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar.

Antara etika dan moral memang memiliki kesamaan, tetapi juga


memiliki perbedaan, yaitu etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral
lebih banyak bersifat praktis.

Istilah moral senantiasa mengaku kepada baik buruknya perbuatan


manusia sebagai manusia. Inti pembicaraan moral adalah menyangkut
bidang kehidupan manusia dinilai dari baik buruknya perbuatan selaku
manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk menetapkan betul
salahnya tindakan manusia baik buruknya sebagai manusia.

B. Karakteristik Akhlak Islam

Yang dimaksud dengan karakteristik islam adalah ciri-ciri khusus


yang ada dalam akhlak islam. Ciri-ciri ini yang membedakan dengan akhlak
wadl’iyah atau akhlak yang diciptakan oleh manusia yang disebut dengan
moral.

Akhlak Nabi Muhammad SAW adalah akhlak islam, karena ia


bersumber pada al-Qur’an yang datang dari Allah SWT. Ayat yang terakhir
turun pada waktu Rasulullah SAW menunaikan haji wada’ menggambarkan
kesempurnaan agama islam :
Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)
yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib
dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Maidah (5) : 3)”

Oleh karena itu akhlak islam memiliki ciri ciri sebagai berikut.
a. Kebaikan bersifat mutlak (al-Khairiyah al-Muthlaqah) yaitu
kebaikan yang merupakan kebaikan yang murni, baik untuk
individu maupun masyarakat luas.
b. Kebaikan bersifat menyeluruh (al-Shalahiyyah al-‘Ammah)
yaitu kebaikan yang merupakan kebaikan untuk seluruh umat
manusia disegala zaman dan tempat.
c. Tetap, langgeng dan mantap, yaitu kebaikan yang bersifat tetap,
tidak berubah oleh waktu, tempat dan perubahan kehidupan
manusia
d. Kewajiban yang harus dipenuhi (al-Ilzmul-mustajab) yaitu
kebaikan yang merupakan hukum yang harus dilaksanakan.
e. Pengawasan yang menyeluruh (al-Raabah al-Muhitnah) itu
allah memiliki sifat maha mengetahui seluruh isi alam semesta,
maka perbuatan manusia selalu diawasi dan dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan.
C. Akhlak dan Konsepsi Tasawuf

Tasawuf pertama kali populer ketika umat islam dipimpin oleh Dinasti
Muawiyah paada abad ke-8 M. Beberapa sumber menyebutkan tasawuf
muncul dengan latar belakang gerakan moral yang dilakukan oleh suatu
kelompok umat islam dengan cara melakukan uzlah (meninggalkan)
kemewahan dunia. Tujuannya adalah mendekatkan diri pada Allah SWT
agar dapat melihat zat Allah dengan mata hatinya.

Dalam perkembangan selanjutnya, tasawuf digunakan sebagai metode


spesifik untuk mendekatkan kualitas pendekatan jiwa secara ekstrim pada
Allah SWT. Menurut beberapa pihak, jiwa bisa mencapai tahap suci jika
dilatih (riyadah) melalui sejumlah tahapan tertentu, yaitu :
1. Uzlah (pengasingan diri) dengan metode taubah (tobat)
2. Sabar
3. Zuhud (sederhana)
4. Tawakkal
5. Mahabbah (cinta)

Tahap selanjutnya adalah penegasan diri dengan metode ma’rifah


(melihat zat Allah secara sesungguhnya), fana dan baqa (hilangnya
kesadaran diri terhadap tubuh aksar dan jasmani), dan ittihad (menyatukan
jiwa manusia dalam wujud Allah) atau hulul (menyatukan wujud Allah
dalam jiwa manusia). Konsepsi etika, mulai dari segi filosofi dan dasar-
dasar bangunannya hingga sikap, watak dan adat yang dipelihara dan
dikembangkan manusia, pada dasarnya telah diletakan oleh Allah swt dalam
al-Quran yaitu :

Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.


(QS. al-Qalam (68) : 4)”
Kesimpulan

Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang
menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah
bagian dari filsafat. Dan Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya
adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Serta, Akhlak dalam
kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah
ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah
wahyu tuhan

Etika adalah segala sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan
perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk. Akhlak adalah
perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tanpa melalui pertimbangan.

Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak


yang luhur dan mulia serta meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya
memanusiakan manusia. Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses
pendekatan diri kepada Tuhan), tapi dari sisi lain akhlak pun merupakan usaha
manusia secara “zahiriyyah” dan “riyadhah”.

Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai
suatu masyarakat tertentu. Moral adalah secara etimologis berarti adat
kebiasaan,susila. Jadi moral adalah perilaku yang sesuai dengan ukuran-ukuran
tindakan yang oleh umum di terima, meliputi kesatuan sosial/lingkungan
tertentu. Sedangkan akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan
buruk tentang perkataan/perbuatan manusia lahir dan batin.

Etika islam merupakan pedoman mengenai perilaku individu maupun


masyarakat di segala aspek kehidupan yang sesuai dengan ajaran islam.

Etika dalam islam adalah sebagai perangkat nilai yang tidak terhingga
dan agung yang bukan saja beriskan sikap, prilaku secara normative, yaitu
dalam bentuk hubungan manusia dengan tuhan (iman), melainkan wujud dari
hubungan manusia terhadap Tuhan, Manusia dan alam semesta dari sudut
pangan historisitas. Etika sebagai fitrah akan sangat tergantung pada
pemahaman dan pengalaman keberagamaan seseorang. Maka Islam
menganjurkan kepada manusia untuk menjungjung etika sebagai fitrah dengan
menghadirkan kedamaian, kejujuran, dan keadilan. Etika dalam islam akan
melahirkan konsep ihsan, yaitu cara pandang dan perilaku manusia dalam
hubungan social hanya dan untuk mengabdi pada Tuhan, buka ada pamrih di
dalamnya. Di sinilah peran orang tua dalam memberikan muatan moral kepada
anak agar mampu memahami hidup dan menyikapinya dengan bijak dan damai
sbagaimana Islam lahir ke bumi membawa kedamaian untuk semesta
(rahmatan lilalamain).

Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug) adalah tertanamnya iman


dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.

Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat


mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh
ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak kepada
tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia.

Karakteristik akhlak Islam adalah perbuatan yang dilakukan dengan


mudah, disengaja, mendarah-daging dan sebenarnya yang didasarkan pada
ajaran Islam.

Baik atau kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan
menjadi tujuan manusia, sedangkan buruk adalah sesuatu yang tidak berharga,
tidak berguna, merugikan, atau yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan.

Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan


cara mensucikan hati. Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan
malah dapat melihat Tuhan (al-Ma’rifah). Dalam tasawuf disebutkan bahwa
Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh hati yang suci.
Akhlaq itu haruslah bersifat konstan, spontan, tidak temporer dan tidak
memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar. Sedangkan
tasawuf mempunyai banyak arti dan tasawuf sendiri memiliki lima cirri khas
atau karakteristik; pertama, bahwa tasawuf dari semua alirannya memiliki
obsesi kebahagiaan dan kedamaian spiritual yang abadi.

Ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga
bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni
dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan
lain-lain maka ilmu tasawuf menerangkan bagaimana cara menyucikan hati ,
agar setelah hatinya suci yang muncul dari perilakunya adalah akhlak al-
karimah. Perbaikan akhlak, menurut ilmu tasawuf, harus berawal dari
penyucian hati. pendapat para sufi adalah dengan ijtinab al-manhiyyat, dan
adaa al-wajibat, serta adaa al-naafilat.

Dalam kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam


bentuk pengakuan, apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang
“kaffah” adalah iman,ilmu dan amal. Amal itulah yang dimaksud akhlak .
Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu akhlak adalah kesejahteraan hidup
manusia de dunia dan kebahagian hidup di akhirat.

Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri
kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu
tasawuf.”

Dan yang terahir, hubungan antara ilmu akhlak dengan tasawuf sendiri
jelas sangat berkaitan karena akhlak sudah menjadi bagian ataupun sub pokok
dalam ajaran tasawuf yaitu tasawuf akhlaki, yang merupakan salah satu ajaran
dari tasawuf, dan yang terpenting dari ajaran tasawuf akhlaki adalah mengisi
kalbu (hati) dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir terhadap siksaan Allah
SWT. Kemudian, dilihat dari amalan serta jenis ilmu yang dipelajari dalam
tasawuf amali, ada dua macam hal yang disebut ilmu lahir dan ilmu batin yang
terdiri dari empat kelompok, yaitu syariat, tharikat, hakikat, dan ma`rifat.

Anda mungkin juga menyukai