Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Konsep Etika Moral dan Akhlak

Untuk memenuhi tugas mata kuliah : Bimbingan dan Konseling

Dosen pengampu: H. HELMI HARTONO, M.pd,I

Penyusun :

Lilik wahyuni : 19862011A001029

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERGURUAN GURU


REPUPLIK INDONESIA STKIP PGRI SUMENEP

2019 – 2020
 Konsep Etika, Moral dan Akhlak

Secara substansial etika, moral, dan akhlak memang sama, yakni ajaran tentang kebaikan
dan keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan,
sesama manusia dan alam dalam arti luas. Yang membedakan satu dengan yang lainnya
adalah ukuran kebaikan dan keburukan itu sendiri.

1. Etika

Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang
berarti watak kesusilaaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan
ilmu pengetahuan tentang asas asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat
bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.

Adapun arti etika dari segi istilah telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang
berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Ahmad Amin misalnya, mengartikan etika
adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.

Etika berhubungan dengan 4 hal sebagai berikut. Pertama dilihat dari segi obyek
pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua
dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.  Sebagai hasil
pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut dan tidak pula universal. Ketiga, dilihat
dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap suatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik,
buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Keempat dilihat dari segi sifatnya, etika
bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Dengan ciri-cirinya yang demikian, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan upaya menentukan

perbuatan yang dilakukan untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah
aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-etika.html

1. Moral

Arti moral dari segi bahasa Latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat
kebiasaan. Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak pendapat atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Selanjutnya pengertian moral dijumpai pula dalam The Advanced Leaner’s Dictionary of
Current English. Dalam buku ini dikemukakan beberapa pengertian moral sebagai berikut.

1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah,baik dan buruk;


2. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah;
3. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.

Berdasarkan kutipan tersebut di atas,dapat dipahami bahwa moral adalah dapat dipahami
bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas
manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan
sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-moral.html

1. Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab, khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat. Akhlak ialah hal ihwal yang melekat pada jiwa (sanubari). Dari situ timbul
perbuatan-perbuatan secara mudah tanpa dipikir panjang dan diteliti terlebih dahulu
(spontanitas). Apabila hal ihwal atau tingkah laku itu menimbulkan perbuatan-perbuatan
baik dan terpuji, menurut pikiran dan syariah, maka tingkah laku itu disebut akhlak yang
baik. Apabila menimbulkan perbuatan perbuatan yang buruk, maka tingkah laku disebut
akhlak yang buruk. Akhlak terpuji dan baik tidak akan terbentuk begitu saja, landasan dalam
islam adalah Al-Quran dan

hadist, yakni kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya. Kedua landasan itu dapat dijadikan cermin
dan ukuran akhlak seorang muslim. Ukuran itu ialah iman dan takwa.

Betapa penting kedudukan akhlak dan Islam. Al-Qur’an memuat ayat-ayat yang secara
spesifik berbicara masalah akhlak,malah setiap ayat yang berbicara hukum sekalipun, dapat
dipastikan bahwa ujung ayat tersebut selalu dikaitkan dengan akhlak atau ajaran moral.
Ayat-ayat yang pangkalnya menjelaskan ketentuan hukum,biasanya ujung ayat
mengutarakan masalah akhlak. Sebagai contoh terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183
Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Bertaqwa artinya menjauhi perbuatan perbuatan buruk dan melakukan perbuatan perbuatan
baik.

https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-akhlak-dalam-islam/
 Perbedaan Etika , Moral, dan Akhlak

Dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan
tolak ukur akar pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral menggunakan tolak ukur norma-
norma yang tumbuh dan berkembang serta berlangsung dalam masyarakat ( adat istiadat),
dan dalam akhlak menggunakan ukuran Al-Qur’an dan hadist.

Akhlak yang berdasarkan Al-Qur’an dan hadist, maka akhlak bersifat mutlak, absolut, dan
tidak dapat diubah. Sementara etika dan moral berdasar pada sesuatu yang berasal dari
manusia, maka lebih bersifat terbatas dan dapat berubah sesuai tuntutan zaman.

Jika pengertian etika dan moral dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengatakan
bahwa antara etika dan moral memiliki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas
tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.

 Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara mensucikan hati.
Hati yang suci tidak hanya bisa dekat dengan Tuhan tetapi juga dapat melihat Tuhan (al-
Ma’rifah). Dalam tasawuf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati
kecuali oleh hati yang suci.

Jika ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana
mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni dengan cara-cara yang
nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu tasawuf
menerangkan bagaimana cara menyucikan hati , agar setelah hatinya suci yang muncul dari
perilakunya adalah akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak, menurut ilmu tasawuf, harus
berawal dari penyucian hati. Yaitu  denganijtinab al-manhiyyat, adaa al-wajibat,adaa al-
naafilatdan Riyadhah.

Dalam kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam bentuk pengakuan,
apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffah” adalah iman,ilmu dan amal.
Amal itulah yang dimaksud akhlak . Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu akhlak adalah
kesejahteraan hidup manusia di dunia dan kebahagian hidup di akhirat.

Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), dan
istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf.

 Indikator Manusia Berakhlak

Indikator manusia berakhlak (husn al-khuluq) kata al-Ghazali, adalah tertanamnya iman
dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku. Sebaliknya, manusia yang tidak
berakhlak (su’al-khulug) adalah manusia yang ada nifaq (kemunafikan) di dalam hatinya.
Nifak adalah sikap mendua terhadap Allah. Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan.

Taat akan perintah Allah dan tidak mengikuti keinginan hawa nafsu dapat menyilaukan hati.
Sebaliknya, melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan hati. Barang siapa
melakukan dosa kemudian

menghapusnya dengan kebaikan tidak akan gelap hatinya, hanya saja cahaya itu berkurang.

Dengan mengutip beberapa ayat dan hadis, selanjutnya al-Ghazali mengemukakan tanda-
tanda manusia beriman:

1. Manusia beriman adalah manusia yang khusyu’ dalam salatnya.


2. Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna (tidak ada faidahnya).
3. Selalu kembali kepada Allah.
4. Mengabdi hanya kepada Allah.
5. Selalu memuji dan mengagungkan Allah.
6. Bergetar hatinya jika nama Allah disebut.
7. Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun perbuatannya.
8. Tidak banyak bicara dan bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalan,dan
lain-lain.

Ahli tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak, antara lain adalah
memiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya, tidak menyakiti orang lain,
banyak kebaikannya, benar dan jujur dalam ucapannya, tidak banyak bicara tapi banyak
berbuat, penyabar, tenang hatinya selalu bersama Allah, bijaksana, hati-hati dalam
bertindak, disenangi teman dan lawan, tidak pendendam, tidak suka mengadu domba,
sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan hasad, cinta karena Allah dan benci karena Allah.

Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, manusia berakhlak adalah manusia yang
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya dalam hubungannya dengan Allah,
sesama makhluk dan alam semesta.

 Pengaruh Era Globalisasi dan Modernisasi terhadap Etika, Moral, dan Akhlak
Generasi Muda

Modernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih
maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan,
globalisasi yang berasal dari kataglobal atau globe artinya bola dunia atau mendunia. Jadi,
globalisasi berarti suatu proses masuk ke lingkungan dunia. Modernisasi dan globalisasi
dapat memperngaruhi sikap pemuda-pemudi dalam bentuk positif maupun negatif.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Sikap Positif
a. Penerimaan secara terbuka (open minded), lebih dinamis, dan tidak
terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot.
b. Pola fikir pemuda-pemudi bangsa ini lebih cerdas dan tidak sulit
mendapatkan pendidikan karena hampir semua wilayah sudah di samaratakan terhadap
dunia pendidikan.
c. Mempermudah mayarakat dalam segala aspek dan bidang tertentu.
d. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
e. Tidak lagi terikat oleh budaya atau aturan-aturan tertentu(bisa terbuka).
f. Mengembangkan sikap antisipatif dan selektifkepekaan (antisipatif) dalam
menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi.
1. Sikap Negatif
a. Tertutup, was-was, dan tidak perduli (apatis).
b. Mudah terjadinya konflik antar kelompok ataupun individu.
c. Masyarakat ada sebagian menerima ada juga sebagian yang menolak
terhadap globalisasi.
d. Masyarakat awam kurang memahami arti strategis modernisasi dan
globalisasi.
e. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasidengan menerima
setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter.
f. Mudah terjadi penyimpangan dan lain sebagainya tentunya masih banyak
hal-hal negatif lain yang tanpa kita sadari itu akan membawa kerugian bagi bangsa ini
ataupun kemajuan yang bernilai positif untuk bangsa ini.
 Cara Membentuk Manusia Berakhlak

Pertama, memantapkan pendidikan akidah akhlak baik di rumah, di sekolah, maupun di


masyarakat.

Kedua, mengintegrasi antara pendidikan dan pengajaran. Sesungguhnya pada setiap


pengajaran terdapat nilai edukatif, misalkan pengajaran matematika mendidik manusia agar
berpikir sistematis dan logis, objektif, jujur, ulet, dan tekun. Begitu juga fisika mendidik
manusia agar syukur nikmat yang terdapat pada penciptaan-Nya.
Ketiga, adanya tanggung jawab bersama. Pendidikan akidah akhlak bukan hanya tanggung
jawab guru agama saja tapi tanggung jawab semua pendidik, orang tua, dan semua elemen
masyarakat, tanpa terkecuali pengambil kebijakan di pemerintahan.

Keempat, pendidikan harus menggunakan semua kesempatan, berbagai sarana termasuk


teknologi modern, dan dengan teknologi itu pula dapat dijadikan sarana pembentukan
akhlak.

 Kondisi Akhlak Remaja Saat Ini Dan Permasalahan Yang Ditimbulkan

Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai penurunan akhlak masyarakat yang diadapat
dari berbagai masyarakat :

1. 15-20 % dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual
di luar nikah.
2. 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya.
3. Hingga Juni 2009 telah tercatat 6.332 kasus AIDS dan 4.527 kasus HIV positif di
Indonesia, dengan 78,8 % dari kasus-kasus baru yang terlaporkan berasal dari usia 15-29
tahun.
4. Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja seks perempuan yang ada di
Indonesia, di mana lebih dari 60 % adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 % berusia
15 tahun atau kurang.
5. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana 20% diantaranya
adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja.
6. Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun pengguna narkoba selalu naik. Korban
paling banyak berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang atau 19% dari
keseluruhan pengguna.
7. Jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak-anak dan remaja tercatat 1.150
sementara pada 2008 hanya 713 kasus. Ini berarti ada peningkatan 437 kasus. Jenis kasus
kejahatan itu antara lain pencurian, narkoba, pembunuhan dan pemerkosaan.
8. Sejak Januari hingga Oktober 2009, Kriminalitas yang dilakukan oleh remaja
meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17
tahun.

Kemorosotan akhlak di atas disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan
untuk melakukan hal yang tidak baik.
2. Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kurang memperhatikan anaknya,
bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal ini
bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.
3. Ingin mengikuti tren, bisa saja awalnya para remaja merokok karena ingin terlihat
keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok dia juga
akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
4. Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.
5. Kurangnya pendidikan Agama dan moral.
6. Faktor-faktor diatas sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.
Dengan berkembang pesatnya teknologi pada zaman sekarang , arus informasi menjadi
lebih transparan. Kemampuan masyarakat yang tidak dapat menyaring informasi ini dapat
mengganggu akhlak. Pesatnya perkembangan teknologi dapat membuat masyarakat
melupakan tujuan utama manusia diciptakan, yaitu untuk beribadah.

Untuk mengatasi masalah ini,kami memberikan beberapa solusi berdasarkan permasalahan


yang ada di atas sebagai berikut.

1. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman
dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama
dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat
penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan
dampak buruk pada sikap anak.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring
pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-orang
menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika
dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada
perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi
dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
 KESIMPULAN

Etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan
mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran.

Moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya
dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai
dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut.

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup
segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang
buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.

Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak)merupakan hal yang paling penting dalam
pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi
pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat
yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang
paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Dalam kehidupan modern yang ditandai oleh berbagai tantangan dan cobaan yang bersifat
mendasar, tampaknya perlu diatasi dengan cara yang mendasar pula, yaitu dengan kembali
kepada ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadist, khususnya yang berkaitan dengan akhlak tasawuf.

 SARAN

Kami sebagai penyusun makalah ini mengharapkan, agar generasi muda penerus bangsa
memiliki etika, moral, dan akhlak yang baik sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-moral.html

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-etika.html

https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-akhlak-dalam-islam/

Anda mungkin juga menyukai