Anda di halaman 1dari 3

Membicarakan tentang akhlak, manusia sudah mengetahuinya sejak berada di muka bumi ini.

Secara langsung manusia telah berhadapan pada kenyataan tentang akhlak. Akhlak ini dipelajari
untuk mengetahui bagaimana tindakan yang harus dilakukan supaya tidak bertentangan dengan
agama. Secara etimologis, akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang artinya budi pekerti,
tabiat, maupun adat istiadat (kebiasaan) manusia. Sinonimnya: etika dan moral. Etika berarti
kebiasaan, sedangkan moral kebiasaannya. Dari pengertian etimologis ini akhlak bukan saja
mengatur hubungan antar sesama manusia tetapi juga hubungan dengan Tuhan. Sedangkan ilmu
akhlak adalah ilmu yang mempelajari tentang baik, buruk, terpuji, tercela pada perkataan dan
perbuatan manusia. Masalah akhlak adalah sesuatu yang fitri, yang akan ada dengan adanya
manusia sendiri, dan hasil yang didapatnya adalah ilmu akhlak yang berdasar pada logika murni.
 Akhlak dengan Moral
 Akhlak adalah kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran,
perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak lanjut
yang dihayati dalam kenyataan hidup sehari-hari. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral
yang terdapat di dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Menurut definisi yang dikemukakan oleh Imam Al-
Ghazali, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat
melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pertimbangan dan
pemikiran yang lama.
 Sedangkan, Pengertian karakter menurut Bahasa adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian,
budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Sebaliknya, orang
yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
 Sedangkan moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, akhlaq, budi pekerti, susila. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani,
bersemangat, bergairah, berdisiplin, bersedia berkorban, menderita, menghadapi bahaya,  isi
hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dari perbuatan. Dalam hal ini moral
mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau
adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Sementara dalam psikologi perkembangan
menyatakan bahwa perilaku moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral sosial.
Moral sendiri berarti tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan konsep-
konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu
budaya.
Akhlak dengan Etika
Perkataan akhlak sering juga disamakan dengan kesusilaan atau sopan santun. Bahkan, supaya
kedengarannya lebih modern dan mendunia, perkataan akhlak kini sering diganti dengan kata
moral atau etika.

Moral berarti adat kebiasaan. menurut bahasa, moral artinya ajaran tentang baik buruk yang
diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti dan akhlak. Moral adalah
istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat, perangai, kehendak, pendapat
atau perbuatan yang layak dikatakan benar, salah, baik dan buruk. Dimasukkannya penilaian
benar atau salah ke dalam moral, jelas menunjukkan salah satu perbedaan antara moral dengan
akhlak, sebab benar salah adalah penilaian di pandang dari sudut hukum yang di dalam agama
Islam tidak dapat dicerai pisahkan dengan akhlak.
Etika berarti kebiasaan. Yang dimaksud adalah kebiasaan baik atau kebiasaan buruk. Umumnya,
kata etika diartikan sebagai ilmu. Makna etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak. Di
dalam ilmuPendidikan, diterangkan bahwa etika adalah filsafat tentang nilai, kesusilaan tentang
baik dan buruk. Kecuali mempelajari nilai-nilai, etika merupakan pengetahuan tentang nilai-nilai
itu sendiri.

Sebagai cabang filsafat yang mempelajari tingkah laku manusia untuk menentukan nilai
perbuatan baik atau buruk, ukuran yang dipergunakannya adalah akal pikiran. Akallah yang
menentukan apakah perbuatan manusia itu baik atau buruk. Kalau moral dan etika
diperbandingkan, maka moral lebih bersifat praktis, sedangkan etika bersifat teoritis. Moral
bersifat lokal, sedangkan etika bersifat umum (regional).

Akhlak Islami berbeda dengan moral dan etika. Perbedaannya dapat dilihat terutama dari sumber
yang menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Yang baik menurut akhlak adalah
segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan nilai dan norma agama; nilai dan norma yang
terdapat dalam masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Yang buruk adalah
segala sesuatu yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma agama serta nilai dan
norma masyarakat, merugikan masyarakat dan diri sendiri. Yang menentukan baik dan buruk
suatu sikap yang melahirkan perilaku atau perbuatan manusia, di dalam agama dan ajaran Islam
adalah Al-Qur’an yang dijelaskan dan dikembangkan oleh Rasulullah SAW. dengan sunnah
beliau yang kini dapat dibaca dalam kitab-kitab hadits.

Yang menentukan perbuatan baik atau buruk dalam moral dan etika adalah adat istiadat dan
pikiran manusia dalam masyarakat pada suatu tempat di suatu masa. Di pandang dari sumbernya,
akhlak Islami bersifat tetap dan berlaku untuk selama-lamanya, sedangkan moral dan etika
berlaku selama masa tertentu di suatu tempat tertentu. Konsekuensinya, akhlak Islami bersifat
mutlak, sedangkan moral dan etika bersifat relatif.

akhlak dengan adab


Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak bisa hidup seorang diri. Manusia
membutuhkan bantuan dan keberadaan orang lain. Bukan hanya dalam memenuhi kebutuhan
materinya saja, namun juga kebutuhan non materinya. Seperti kebutuhan seorang manusia pada
sosok ke dua orang tua, teman maupun sosok seorang guru. Kebutuhan ini mendorong terjadinya
interaksi antar manusia yang kemudian menjadi titik awal lahirnya sejarah, sejak awal peradaban
manusia hingga kita saat ini. Seiring berjalannya sejarah, muncul warisan peradaban berupa
kebudayaan. Salah satu bagiannya dikenal sebagai adab dan akhlak, yang mewarnai perjalanan
sejarah manusia.

Adab yaitu serangkaian perbuatan atau norma tentang sopan santun yang didasarkan atas aturan
agama atau keyakinan suatu masyarakat. Dalam agam Islam kemudian dikenal dengan adab
artinya “terpuji” atau “perbuatan yang terpuji”. Dalam perkembangannya, adab memiliki
pengertian yang lebih luas. Bukan hanya serangkaian norma tentang sopan santun tapi juga tata
cara suatu perbuatan, dan tidak lagi hanya didasarkan agama. Bentuknya pun berbeda di masing-
masing daerah, tergantung dari kebudayaan dan keyakinan masyarakatnya. Seperti adab makan,
adab bertamu, adab berbicara dan lain sebagainya.
Adab berbeda dengan akhlak. Orang seringkali menganggap sama namun sesungguhnya dua hal
yang berbeda, meskipun berkaitan. Akhlak berasal dari bahasa Arab, merupakan bentuk plural
dari kata “khulq”, artinya karakter atau sifat. Sedangkan secara istilah, Akhlak paling umum
diartikan sebagai karakter-karakter atau sifat-sifat yang melekat kuat pada jiwa manusia, yang
membuat penyandangnya mudah berbuat sesuatu tanpa perlu pertimbangan. Dengan kata lain
akhlak adalah kondisi jiwa manusia yang membuat penyandangnya condong untuk melakukan
sesuatu, seperti bersedekahnya orang yang dermawan.

Karakter dermawan membuatnya mudah untuk bersedekah, meskipun dari hartanya sedikit.
Karakter dermawan inilah yang merupakan akhlak dan bukan perbuatan sedekah itu sendiri.
Sedangkan orang dengan sifat kikir yang bersedekah, belum bisa dikatakan perbuatannya itu
adalah cerminan dari karakternya yang dermawan. Karena bisa jadi seseorang itu bersedekah
bukan lantaran kondisi jiwanya yang menyukai sedekah, tapi untuk menutupi sifat kikirnya.
Meskipun, perbuatan bersedekah terlepas dari apa motivasinya secara umum adalah perbuatan
baik.

Meskipun berbeda, adab dan akhlak memiliki hubungan yang sangat erat dan saling terkait. Jika
adab terwujud dalam perbuatan, maka akhlak terwujud dalam kondisi jiwa yang menjadi
pendorong atau motivasi bagi perbuatan tersebut. Maka adab bisa menjadi efek dari akhlak atau
kondisi jiwa, sedangkan akhlak juga bisa menjadi sumber motivasi bagi pelaksanaan adab.
Seperti ketika seseorang kedatangan tamu yang dihormatinya, karakter atau kondisi jiwanya
yang rendah hati dan penyayang pada sesama yang ada pada jiwanya akan mendorongnya untuk
memberikan penghormatan pada tamunya, dan dorongan itu dapat terealisasi dengan adab yang
mengatur tata cara menyambut dan menghormati tamu.

Anda mungkin juga menyukai