Anda di halaman 1dari 18

1.

Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, yakni jama" dan "khuluqun" yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan. Kata akhlak
juga berasal dari kata khalaqa atau khalaqun artinya kejadian serta cara hubungan dengan
"Khaliq" yang artinya menciptakan tindakan atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata al-
khaliq yang artinya pencipta dan makhluk yang artinya diciptakan.

2. Moral, kata moral berasal dari bahasa latin mores, kata jamak dari mos yang berarti adat atau
kebiasaan moral juga dapat dipahami untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia
dengan nilai ketentuan baik dan buruk, serta benar dan salah. Istilah moral juga sering pula
dikaitkan dan hubungkan dengan kesadaran hingga menjadi istilah kesadaran moral.

3. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu "ethos" dalam bentuk tunggal yang berarti kebiasaan.
Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika bersifat abstrak dan
berkenaan dgn persoalan baik dan buruk. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat
kebiasaan dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang terbentuknya istilah belakang "etika"
yang oleh filsuf Yunani besar ARISTOTELES (284-322 SM. Menurutnya etika adalah ilmu
yang mempelajari soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia semuanya,
teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan perbuatan.
maka "etika" berarti ilmu tentang apa yang biasa di lakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan
seharusnya dilakukan oleh manusia.

4. Susila atau kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an Kata
tersebut berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Su dan Sila. Su berarti baik, bagus dan Sila
berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma.
Kata Susila selanjutnya digunakan arti sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang yang
susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang yang
berkelakuan buruk. Selanjutnya kata susila dapat pula berarti sopan, beradab, baik budi
bahasanya. Dan kesusilaan sama dengan kesopanan. Dengan demikian kesusilaan lebih
mengacu kepada upaya membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan dan
memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat
Kesusilaan menggambarkan keadaan dimana orang selalu menerapkan nilai-nilai yang
dipandang baik. Sama halnya dengan moral, yaitu sebagai pedoman untuk membimbingorang
agar berjalan dengan baik juga berdasarkan pada nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat dan mengacu kepada sesuatu yang dipandang baik oleh masyarakat

5. Ada beberapa persamaan antara keempat terminologi tersebut yaitu pertama, akhlak, etika,
dan moral mengacu pada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, perangai
yang baik. Kedua, akhlak, etika, dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia
untuk mengatur martabat dan harkat kemanusiaan. Sementara perbedaan antara akhlak,
etika, moral yaitu pertama, akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al- Quran dan Al-
sunnah. Menentukan baik atau buruk, layak atau tidaknya suatu perbuatan, sifat, dan perangai
dalam akhlak bersifat universal dan barometer atau ukurannya dari ajaran Allah Swt. Dan
Rasulnya. Sementara moral dan etika merupakan filsafat, nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai
dan kesusilaan baik dan buruk.
Dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa akhlak, etika, moral,
kesusilaan, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia
untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut sama sama menghendaki
terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga
sejahtera batiniah dan lahiriahnya. Objek dari akhlak, etika, moral, kesusilaan dan kesopanan
yaitu perbuatan manusia, ukurannya yaitu baik dan buruk.
Perbedaan antara etika, moral, susila dengan akhlak terletak pada sumber yang dijadikan
pijakan atau bahasan untuk menilai baik dan buruk. Dalam etika, penilaian baik/buruk
berdasarkan pendapat akal. Dalam moral dan susila didasarkan atas kebiasaan umum yang
berlaku di masyarakat. Sedangkan pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan
baik dan buruk adalah Al-Qur'an dan Hadits.
Perbedaan lain juga terlihat pada sifat dan kawasan pembahasannya. Etika lebih banyak
bersifat teoritis daripada praktis. Moral dan susila lebih banyak bersifat praktis. Etika
memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral dan susila bersifat lokal
dan individual.
6. Contoh perbuatan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari ;
Menghormati orang yang lebih tua. dengan tidak memotong pembicaraannya, mendahului
langkah atau jalannya, membiarkan yang lebih tua dahulu dalam melakukan sesuatu.
Contoh perbuatan moral yang baik yaitu Mendengar dengan seksama saat orang lain sedang
bicara .
7. KESIMPULAN walaupun secara makna pengertian etika,moral dan akhlak mempunyai
kemiripan tapi jika kita lihat dalam praktek penggunaannya itu ada perbedaan, etika itu
biasanya disematkan untuk menakar kebaikan dan keburukan seseorang itu berdasarkan aturan
atau tata tertib berdasarkan kesepatan-kesepakatan tertentu masyarakat. Adapun moral itu
berkenaan dengan adat atau kebiasaan dalam masyarakat. Namun akhlak acuaannya Al-
Qur’an,hadist dan nilai-nilai agama karena itu dia bersifat umum karena dimanapun berada
sama. Dan dalam islam akhlak ini menjadi hal yang sangat penting. Keempat hal tersebut
(etika, moral, susila dan akhlak) merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan
akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah
Rasulullah SAW. Anas bin Malik radhiallahu anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan:
"Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi
pekertinya."(HR. Bukhari dan Muslim)
8. Sumber-Sumber Ajaran Akhlak Yang dimaksud dengan sumber ajaran akhlak adalah yang
menjadi ukuranbaik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagai mana keseluruhan ajaran Islam,
dasar sumber akhlak adalah al-Qur‟an dan sunnah.Tingkah laku nabi Muhammad SAW
merupakan contoh suri teladan bagi umat manusia.

9. Jadi, ruang lingkup akhlak Islam adalah seluas kehidupan manusia itu sendiri yang mestidi
aplikasikan fi kulli al-makanwa fi kulli al zaman. Akhlak Islam meliputi:
1) Hubungan manusia dengan Allah sebagai penciptanya.
Bersyukur kepada Allah. Titik akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa
tiadaTuhan melainkan Allah. Adapun akhlak kepada Allah meliputi selalu menjaga tubuh dan pikiran
dalam keadaan bersih, menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar, dan menyadari bahwa semua
manusia sederajat.

2).Akhlak terhadap sesama manusia. Banyak sekali rincian tentang perlakuan terhadap
sesame manusia. Petunjuk mengenai hal itu tidak hanya berbentuk larangan melakukan hal-hal yang
negative seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar,
melainkan juga menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib sesama. Akan tetapi akhlak kepada
sesame manusia meliputi menjaga kenormalan pikiran orang lain, menjaga kehormatannya,
bertenggang rasa dengan keyakinan yang dianutnya, saling tolong menolong dan lain-lain.

3) Akhlak terhadap lingkungan, yaitu lingkungan alam dan lingkungan makhluk hidup
lainnya, termasuk air, udara, tanah, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Jangan membuat kerusakan
dimuka bumi ini.Perhatikanlahfirman Allah SWT:

ٰ ‫ااْل َرْ ضليُ ْفس َدف ْيهاويُ ْهل َك ْالحرْ ثَوالنَّ ْس ۗلَو‬ 
‫اللّهُاَل يُ ِحب ُّْالفَ َسا َد‬ َ َ َ ِ َ َ ِ ِ ِِ

artinya: “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan
padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”.
(QS. Al-Baqarah: 205).

Dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa akhlak yaitu menentukan hukum atau nilai
dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah
tersebut sama sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai,
dan tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriahnya. Objek dari akhlak,dan kesopanan yaitu
perbuatan manusia, ukurannya yaitu baik dan buruk.Perbedaan akhlak terletak pada sumber yang
dijadikan pijakan atau bahasan untuk menilai baik dan buruknya adalah berdasarkan Al-Qur'an dan
Hadits

10. SUMBER AJARAN AKHLAK adalah alquran dan hadisAl qur'an merupakan dasar agama
islam yg di dalamnya termasuk akhlak islam, bebrapa masalah yg timbul bisa di selesaikan
melalui alqur'an sebagaimana mestinya. Fungsi alqur'an sebagai keputusan terakhir apabila
dam hadits tidak di terangkan.
Namun tidak semua masalah akhlak bisa di cari dalam alqur'an Dalam keseluruhan ajaran
Islam, akhlak menempati kedudukan Yang istimewa dan sangat penting istilah lain akhlak
adalah Ta ‘dib, MenurutNaquib al-Attas pengunaan ta ‘dib lebih cocok untuk digunakan
dalam pendidikan Akhlak, konsep inilah yang diajarkan oleh Rasul. Ta dib berarti pengenalan,
pengakuan yang secara berangsur-angsur Ditanamkan kepada manusia tentang tempat-
tempat yang tepat dari segala Sesuatu dalam tatanan penciptaan sedimikian rupa, sehingga
Membimbing kearah pengenalan dan pengakuankekuasaan dan KeagunganTuhan dalam
tatanan wujud dan keberadaanya. Kata “addaba Yang juga berarti mendidik dan kata ta ‘dih
yang berarti pendidikan adalah Diambil dari Hadis Nabi “Tuhan ku telah mendidikku dan
dengan Demikian menjadikan pendidikanku yang terbaik”.” Konsep ta aib yang digagas al-
Attas adalah konsep pendidikan Islam yang bertujuan menciptakan manusia beradab dalam
arti yang Komprehensif. Dan yang terakhir Atsar (‫ )األثر‬secara bahasa berarti Baqiyyatu
Asy-Syaii’ (‫ )بقية الشيء‬yang berarti sisa dari sesuatu, atau jejak. Adapun secara
istilah, atsar adalah :

 
‫َّحابِي َأوْ التَّابِ ِعي‬ ِ ‫َما ُأ‬
َ ‫ضيْفُ ِإلَى الص‬
 
Segala sesuatu yang disandarkan pada sahabat atau tabi’in.
Adakalanya atsar juga didefinisikan dengan segala sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Namun biasanya penyebutannya disandarkan
dengan redaksi “dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam”

11. (Al-Qur’an dan Hadis dalam Membentuk Akhlak Islami)


Akhlak Islami adalah berperilaku baik yang sesuaidengan Tuntunan AI-Qur’an dan
Sunnah, yang seharusnya setiap muslim Mengamalkannya. Sehingga Akhlak Islami
juga sering disebut dengan AkhlakQurani. Contoh keteladanan yang telah ditunjukan
oleh baginda Rasulullah SAW. Adalah budi pekerti yang agung, mengedepankan nilai-
nilai fitrah kemanusiaan dan memuliakan harkat dan martabat setiap insan. Akhlak
Rasulullah itu memberikan kenyamanan bagi lingkungan, tetangga, sahabat, dan setiap
orang yang berinteraksi dengannya. Inilah yang ditegaskan oleh Allah SWT dalam
Firman-Nya:
Akhlak yang baik itu adalah akhlak yang menghargai dengan ramah dan kelembutan,
yang dengan itu menampakkan kasih sayang.
12. STANDAR BAIK DAN BURUK BERDASARKAN AJARAN MORAL ETIKA
kriteria nilai-nilainya bersifat relatif. Dalam ajaran Islam, tolok ukur untuk
menentukan nilai dan buruknya suatu perbuatan bersumber kepada dua, yakni al-
Qur’an (wahyu Allah) dan hadist Nabi Muhammad Saw. Kebenaran yang objektif,
yang merupakan kebenaran yang pasti dan satu itu adalah kebenaran yang didasarkan
kepada peraturan yang dibuat oleh yang Maha satu, Maha mengetahui akan segala
sesuatu yang Maha benar. Karena itu, satu-satunya kebenaran yang objektif adalah
kebenaran yang dibuat oleh yang Maha satu yang Maha benar itu. Dan peraturan yang
dibuat manusia yang bersifat relatif itu adalah benar apabila tidak bertentangan dengan
peraturan yang obyektif yang dibuat oleh yang maha satu yang maha benar. Yakni
peraturan yang tidak bertentangan dengan wahyu, karena kebenaran mutlaq adalah
kebenaran dari yang maha benar
13. Pengertian Baik Dari segi bahasa (etimologi), baik adalah terjemahan dari kata khair
dalam bahasa Arab, atau good dalam bahasa Inggris. Baik atau kebaikan adalah segala
sesuatu yang berhubungan denga yang luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai
manusia. Sedangkan menurut istilah (terminologi), kebaikan didefinisikan secara
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan ukuran penentu baik dan buruknya sesuatu itu bias
bersumber dari Tuhan (wahyu,agama) dan Manusia (akal, filsafat).
14. Pengertian Buruk Secara bahasa (etimologi) buruk adalah syar dalam bahasa Arab,
atau sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik, sesuatu yang hina, rendah,
menyusahkan dan tidak disukai kehadirannya oleh manusia. Sedangkan menurut
istilah (terminologi), buruk adalah lawannya dari baik. Adapun yang dimaksud dengan
lawan dari baik tentang buruk adalah sesuatu yang tidak disukai manusia dan
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
15. Konsep Baik dan Buruk Menurut Aliran
1. Hedonisme
Hedonisme merupakan aliran filsafat tua yang berakar dai pemikiran filsafat
Yunani. Menurut aliran ini sesuatu yang dikategorikan baik itu adalah sesuatu
yang bisa mendatangkan kenikmatan nafsu biologis. Sedangkan sesuatu yang
buruk itu adalah sesuatu yang tidak memberikan kenikmatan nafsu biologis
2. Naturalis
menilai sesuatu yang baik dan buruk itu dapat dipengaruhi oleh pembawaan
manusia sejak lahirkedunia. kata lain manusia sejak anak-anak dapat menilai
sesutau itu baik ataupun buruk, akan tetapi dia belum bisa menganalisis
mengapa sesuatu itu baik ataupun buruk. Untuk bisa menganalisis sesuatu itu
baik dan buruk diperlukan pengalaman hidup yang lama, Dengan ini dapat
ditegaskan bahwa menilai sesuatu itu ditentukan oleh kebutuhan dan kondisi
wilayah yang ditempati oleh manusia
3. Idealisme
Aliran ini memandang bahwa kebenaran yang hakiki tidak dapat dilihat
melalui panca indra semata, karena semua sesuatu yang tampak melalui panca
indra hanya merupakan kepalsuan belaka dan bukan sesuatu yang sebenarnya.
Jadi kesimpulan dari aliran ini, bahwa untuk mengetahui sesuatu itu baik atau
buruk maka dapat diukur dengan cita.
4. Ilmu Kalam
Pada dasarnya mu’tazilah adalah merupakan aliran yang mngetengahkan
pendapatnya-pendapatnya yang rasionalistis tentang berbagai macam masalah,
"Ajaran tentang keadilan ini terkait erat dengan perbuatan manusia, manusia
menurut mu’tazilah melakukan dan menciptakan perbuatannya sendiri,
terlepas dari kehendak dan kekuasaan Tuhan baik secara langsung atau tidak.
Perbuatan apa saja yang di lahirkan adalah perbuatan manusia itu sendiri
kecuali dalam mempersepsi warna, bau, dan sesuatu lainnya yang dialaminya
tidak diketahui manusia. Pemahaman dan pengetahuan yang timbul dengan
selain melalui informasi dan instruksi itu diciptakan sendiri oleh Allah dan
bukan perbuatan manusia. Kalau dilihat pendapat ini memang Allah maha adil
atas segala makhluknya karna alam ini berserta isinya diciptakan untuk
manusia tapi dalam masalah perbuatan, sudah pasti ada campur tangan Tuhan
karena apapun yang dikerjakan oleh manusia bukan karena kehendaknya
sendiri akan tetapi ada yang menggerakkan sehingga ia berbuat.
5. Tasawuf
Baik atau kebaikan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang
luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Sedangkan yang
disebut buruk adalah syar dalam bahasa Arab, atau sesuatu yang dinilai
sebaliknya dari yang baik, sesuatu yang hina, rendah menyusahkan dan tidak
disukai kehadirannya oleh manusia.

16. Akhlak kepada Allah, Sesama manusia.


Akhlak kepada Allah
Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya
sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan
terhadap perintah Allah.
Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik
diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan
ketenangan dan ketentraman hati.
Akhlak kepada diri sendiri
Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian
nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika
melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya.

17. Berbicara tentang moral berarti berbicara tentang tiga landasan


utama terbentuknya moral,
a. Sumber moral atau pembuat sumber. Dalam kehidupan bermasyarakat
sumber moral dapat berasal dari adat kebiasaan dan pembuatnya bisa seorang
raja, sultan, kepala suku, dan tokoh agama,
b. Objek sekaligus subjek dari sumber moral dan penciptanya. Moralisosial
yang berasal dari adat, objek dan subjeknya adalah individu dan masyarakat
yang sifatnya lokal, karena adat hanya berlaku untuk wilayah tertentu,
artinya tidak bersifat universal, tetapi teritorial
18. KESIMPULANsecara garis besar, baik dan buruk merupakan dua hal yang daling
bertolak belakang, dimana baik meruju kepada kebaikan sedangkan buruk merupakan
sebaliknya, yaitu meruju kepada hal yang tidak baik. Dilihat dari aliran yang ada
didalamnya juga pengertian baik dan buruk ternyata sangat beragam. Baik dan buruk
merupakan perbuatan atau tingkah laku manusia sehingga pada akhirnya nanti, jika
perbuatan atau tingkahlakunya baik maka dapat digolongkan pula akhlak, moral dan
etikanya baik, pun sebaliknya. Jika perbuatannya buruk maka akan dinilai akhlak,
moral dan etikanya tidak baik.
Meskipun terlihat hampir sama, akhlak, moral dan etika ada ketiga hal yang berbeda
akan tetapi masih memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Sebagaimana sudah
dijelaskan diatas bahwa akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan, moral
diartikan sebagai tindakan baik atau buruk dengan ukuran adat, konsep moral
berhubungan pula dengan konsep adat, sedangkan etika merupakan konsep akhlak
berasal dari pandangan agama terhadap tingkah laku manusia.
19. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN AKHLAK
 FASE YUNANI
Pertumbuhan ilmu akhlak pada bangsa Yunani baru terjadi setelah munculnya
orang-orang yang bijaksana (500-450 SM).
Dasar yang digunakan para pemikiran Yunani dalam pembangunan ilmu
akhlak adalah pemikiran filsafat tentang manusia. Manusia ini menunjukkan
bahwa ilmu akhlak yang mereka bangun lebih bersifat filosofis.. Tetapi
substansi dan tujuan sama, yaitu menyimpakan angkatan muda bangsa Yunani,
agar menjadi nasionalis yang baik mereka dan mengetahui kewajiban mereka
terhadap tanah airnya

 FASE ABAD PRAISLAM

Bangsa Arab pada masa jahiliyah tidak menonjol dalam segi filsafat
sebagaimana bangsa Yunani (zero,Plato,dan Aristolels). Hal ini karena
penyelidik terhadap ilmu terjadi hanya pada bangsa Arab pada waktu itu
mempunyai ahli-ahli hikmah dan syair-syair yang hikmah dan syairnya
mengandung nilai-nilai akhlak, seperti Luqman AL-Hakim, Aktsam bin Shaifin
Zuhair bin Abi sulman dan Hatim Ath-Tha`i
Dapat dipahami bangsa Arab sebelum Islam telah memiliki pemikiran
yang minimal dalam bidang akhlak dan belum sebanding dengan kata-kata
hikmah dan filosof filosof Yunani kuno. Memang pada saat itu dari kalangan
bangsa Arab belum diketahui adanya para ahli filsafat dan aliran alirannya
Hanya ada orang-orang Arif bijaksana dan ahli-ahli syair yang
menganjurkan untukberbuat kebaikan dan melarang perbuatan keburukan.
Setelah agama Islam datang muncullah keyakinan bahwa Allah adalah
sumber dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Semua yang ada di langit dan
di bumi adalah ciptaan sang khalikul alam

 FASE ISLAM
Dalam Islam tidak diragukan bagi nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasallam. Guru terbesar dalam bidang akhlak. Bahkan keterutusannya ke bumi
ini adalah untuk menyempurnakan akhlak akan tetapi tokoh yang pertama kali
menggagas atau menulis ilmu akhlak dalam Islam masih diperbincangkan
berikut ini akan dikemukakan beberapa teori
Pertama tokoh yang pertama kali menggagas ilmu akhlak adalah Ali bin
Abi Thalib ini berdasarkan sebuah risalah yang ditulisnya untuk putranya Al
Hasan setelah kepulangannya dari perang shiffin di dalam risalah tersebut
terdapat banyak pelajaran tentang akhlak dan berbagai keutamaan kandungan
risalah ini tercermin pula pada kitab najis Al balagah yang banyak dikutip oleh
ulama sunni seperti abu Ahmad bin Abdillah Al Asykari dalam kitabnya az-
ZaWazjir AL-Mawa`izh.
kedua tokoh Islam yang pertama kali menulis ilmu akhlak adalah Ismail
bin mahran abu An-nasr As saukuni ulama abad ke-2 hijriah ia menulis kitab
Al mu'min wa Al-fajr kitab akhlak yang pertama kali dikenal dalam Islam.
selain itu dikenal tokoh-tokoh akhlak walaupun mereka tidak menulis kisah
tentangnya seperti abu dzal Al Ghifari,Amr bin Yasir,Naufal Al_bakali,dan
Muhammad bin abu bakar.
Ketika pada abad ke-3 hijriah pak Ja'far bin Ahmad Al-Qumi menulis kitab
Al mani`at mendukun Al Jannah tokoh lainnya yang secara khusus berbicara
dalam bidang akhlak adalah.
1. Ar-Razi( 250 - 313 H) walaupun masih ada filusuf lain seperti al- kindi
dan Ibnu Sina ar-razi telah menulis karya bidang akhlak berjudul Ath-Thibb
Ar- ruhani buku ini menjelaskan( kesehatan rohani) dan penjagaannya kitab ini
merupakan filsafat akhlak terpenting yang bertujuan memperbaiki moral-moral
manusia.
2. pada abad ke-4 H Ali bin Ahmad Al-Kufi menulis kitab Al adab dan
makarin Al akhlak pada abad ini dikenal pula tokoh abu nazar Al Farabi yang
melakukan penyelidikan tentang akhlak demikian juga ikhwan as-shafa dalam
rasa`ilnya dan Ibnu Sina 370- 428 H.

3. pada abad ke-5 H,ibnu maskawai(w.421 H) menulis kitab tadzib Al


akhlak.wa That-hir Al-A` Arab dan abad A-`arab wa Al- Furs kitab ini
merupakan uraian suatu aliran akhlak yang sebagai materinya berasal dari
konsep-konsep akhlak dan Plato dan Aristoteles yang diramu dengan ajaran
dan hukum Islam serta diperkaya dengan pengalaman hidup penulis dan situasi
zamannya.

4. pada abad ke-6 H, waara, bin Abi Al fawaris menulis kitab Tanbih Al-
Khatir wa nuzhah An-Nazhir

5. pada abad ke-7 H, syekh wajah Natsir Ath-Thusi menulis kitab Al-
ahlak An Nashiriyyah wa Awashaf Asy- Asyraf wa Al-muta`alimin
Pada abad-abad sesudahnya dikenal beberapa kitab seperti irsyad ad-dailami
assabih ala qulub karya sairazi Makarim Al akhlak kaisar Hasan bin amin ad-
din al- abad,adiniyah karya amin ad-din Ath thabarsi,dan bihar al- anwar.
 FASE ABAD PERTENGAHAN
Kehidupan bermasyarakat Eropa pada abad pertengahan dikuasai oleh
Gereja pada waktu itu gereja berusaha memerangi filsafat Yunani serta
menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno gereja keyakinan bahwa
keyakinan hakikat telah diterima dari Wahyu apa yang telah diperintah oleh
Wahyu itu untuk benar oleh karena itu tidak ada artinya lagi penggunaan akal
dan penelitian mempergunakan filsafat boleh saja asal tidak bertengkar dengan
doktrin yang dikeluarkan oleh Gereja oleh memiliki perasaan dan menguatkan
pendapat gereja di luar ketentuan seperti itu penggunaan filsafat tidak
diperkenankan inilah yang menciptakan

 FASE MODERN
Pada pertengahan akhir abad ke-15 Eropa mulai bangkit para ilmuwan mulai
menghidup suburkan filsafat Yunani kuno akal mulai dibangunkan dari
tidurnya sebagai ajaran klasik dikritik sehingga tengahlah kemerdekaan akal di
antara ajaran yang dikritik sekaligus diselidiki adalah ajaran akhlak yang
dibawa bangsa Yunani dan bangsa-bangsa setelahnya

 Sejarah perkembangan akhlak pada zaman Yunani sorkas dipandang sebagai


perintis ilmu akhlak dia berpendapat anak dan bentuk perhubungan itu tidak
jadi besar kecuali bila didasarkan ilmu pengetahuan lalu dalam Plato 427 347
SN ia seorang ahli filsafat yang merupakan murid dari socrates buah
pemikirannya dalam etika berdasarkan teori contoh dia berpendapat alam lain
adalah alam rohani kemudian disusun aristotes 394,322 SM dia adalah
muridnya Plato pengikutnya disebut privates karena ia memberi pelajaran
sambil belajar atau di tempat belajar yang teduh
Pada saat Islam masuk lahirlah seorang guru besar dalam bidang akhlak yaitu
nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bahkan diutusnya beliau ke muka
bumi tiada lain untuk menyempurnakan akhlak namun yang pertama kali
menggagas atau menulisnya masih terus diperbincangkan sering berjalannya
waktu bangsa Eropa pun bangkit dan mulai mengkaji ilmu tentang akhlak
dengan mengkritik sebagai ajaran klasik dan menyelidik ajaran akhlak tersebut
begitu banyak pendapat terdapat tentang ajaran akhlak namun masih terdapat
dan ditemui kekurangan-kekurangan yang menyajikan kurang sempurna dan
ditemui celah hanya satu yang kebenarannya mutlak dan absolut yaitu akhlak
yang diajarkan oleh nabi Muhammad saw.

20. PENGERTIAN PEMBENTUKAN AKHLAK


          Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan
pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang menyatakan bahwa
tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi misalnya mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti
dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan islam. Demikan pula ahmad D. Marimba
berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan islam adalah identik dengan tujuan hidup
setiap Muslim, yaitu untuk menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang selalu percaya dan
menyerahkan diri kepada- Nya dengan memeluk agama islam. Menurut sebagian ahli
bahwa akhlak tidak perlu dibentuk, karena akhlak adalah insting (garizah) yang dibawa
manusia sejak lahir. Bagi golongan ini bahwa masalah akhlak adalah pembawaan dari
manusia sendiri, yaitu kecendrungan kepada kebaikan atau fithrah yang ada dalam diri
manusia, dan dapat juga berupa kata hati atau intuisi yang selalu cendrung kepada
kebenaran. Dengan pandangan seperti ini, maka akhlak akan tumbuh dengan sendirinya,
walaupun tanpa dibentuk atau diusahakan (ghair muktasabah). Kelompok ini lebih lanjut
menduga bahwa akhlak adalah gambaran batin sebagaimana terpantul dalam perbuatan
lahir. Perbuatan lahir ini tidak akan sanggup mengubah perbuatan batin. Orang yang
bakatnya pendek misalnya tidak dapat dengan sendirinya meninggikan dirinya,
demikian sebaliknya.
Selanjutnya ada pula pendapat yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari
pendidikan, latihan, pembinaandan perjuangan keras dan sungguh- sungguh. Kelompok
yang mendukung pendapat yang kedua ini umumnya datang dari Ulama-ulama Islam
yang cendrung pada akhlak.

21. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak

Insting ialah kemampuan untuk berbuat hal-hal yang kompleks tanpa latihan sebelumnya
dan terarah pada tujuan yang berarti, untuk mempertahankan eksistensi manusiawinya.
Menurut James, insting ialah “suatu alat yang dapat menimbulkan perbuatan yang
menyampaikan pada tujuan dengan berfikir lebih dahulu kearah tujuan itu dan tiada
dengan di dahului latihan perbuatan itu
Pendidikan Insting
Insting itu dapat tetap atau tumbuh karena pendidikan, sebagaimana ia dapat lemah
bahkan lenyap karena dilengahkan. Insting adalah sifat jiwa yang pertama yang
membentuk akhlak, akan tetapi suatu sifat yang masih primitive, yang tidak dapat
dilengahkan dan dibiarkan begitu saja, bahkan wajib dididik dan diasuh. Cara mendidik
dan mengasuh insting itu, ialah kadang-kadang dengan ditolak dan kadang-kadang pula
diterimanya. Terkadang seorang manusia diberi kekuatan dalam suatu insting, dan diberi
kelemahan dalam insting lainnya, demikian juga seorang telah kuat instingnya sedang lain
orang kelihatan lemah dan begitu sebaliknya.
Banyak orang-orang pada hari ini kita pandang tidak berharga, tetapi bila mereka kita
pelihara dan kita didik insting-instingnya, dapat mereka menjadi orang-orang yang
mempunyai keahlian menurut keadaan mereka, sebagai sastrawan yang mahir, panglima
yang ulung, dan orang yang berhati besar yang tidak khawatir akan bahaya dan tidak
takut akan mati10.
Bersama-sama dengan dorongan-dorongan, insting ini menjadi faktor pendorong bagi
segala tingkah laku dan aktivitas manusia, serta menjadi tenaga dinamis yang tertanam
sangat dalam pada kepribadian manusia.
Dasar Bawaan (turunan)
Pada awalnya perkembangan kejiwaan primitive, bahwa ada pendapat yang
mengatakan kelahiran manusia itu sama. Dan yang membedakan adalah faktor
pendidikan. Tetapi pendapat baru mengatakan tidak ada dua orang yang keluar di alam
kewujudan sama dalam tubuh, akal dan akhlaknya.
Ada teori yang mengumukakan masalah turunan (bawaan), yaitu :
a. Turunan(pembawaan) sifat-sifat manusia. Di mana-mana tempat orang membawa
turunan dengan beberapa sifat yang bersamaan. Seperti bentuk, pancaindra, perasaan, akal
dan kehendak.
b. Sifat-sifat bangsa. Selain adat kebiasaan tiap-tiap bangsa, ada juga beberapa sifat yang
diturunkan orang terdahulu kepada orang sekarang. Bukan saja dalam sifat-sifat yang
mengenai akal tetapi juga dalam bentuk wajah
Lingkungan
Dalam arti luas, lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat
istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah segala
sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang, ia
adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang
bergerak atau tidak bergerak, kejadian-kejadian yang mempunyai hubungan dengan
seseorang
Kebiasaan
Suatu perbuatan bila diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan disebut “Adat
Kebiasaan”. Kebanyakan pekerjaan manusia jelmaan dari arah adat kebiasaan, seperti
berjalan, berlari, cara berpakaian, berbicara dan lain sebagainya.
Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang bentuk yang sama yang
dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap baik dan benar.
Contoh: memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau
kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta, berjalan kaki dijalur sebelah kiri
dll.
Kehendak
Kehendak Tuhan adalah “ penjabaran-Nya atas objek-objek pengetahuan-Nya dalam
bentuk eksistensi, sesuai dengan kebutuhan pengetahuan-Nya. “Kehendak kita identik
dengan kehendak abadi Ilahiah, tetapi dalam berhubungan dengan kita, ia berpartisipasi
dalam kesementaraan kita (hudust), dan kita menyebutnya “diciptakan”
Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin adalah dengan semacam paksaan dan merdeka
dengan semacam kemerdekaan. Adapun macamnya paksaan ialah karena kehendak itu
tunduk pada dua faktor, faktor batin dan faktor luar. Faktor batin ialah apa yang
diwariskan oleh manusia dan orang-orang tuanya, yang dapat membentuk kehendak
dengan bentukan yang tertentu dan tidak dapat menghindarinya. Kalau engkau
memerintah engkau akan mencintai musuhmu, tentu itu adalah di luar kuasamu, sebab hal
itu melenyapkan insting cinta diri, akan tetapi masuk dalam kuasamu bila perintahnya
supaya jangan berlaku melebihi batas terhadap musuhmu. Sedangkan
faktor luar ialah kekuatan pendidikan dan lingkungan dan apa yang telah ditetapkan oleh
para-ahli ilmu pergaulan bahwa manusia itu terpengaruh dalam perbuatan pada umumnya
dengan perbuatan-perbuatan masyarakat yang di dalamnya ia hidup.
Pendidikan
Pendidikan dalam kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata didik. Pendidikan
ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Dalam Bahasa arab istilah pendidikan disebut tarbiyah berasal dari dasar kata robba.
Sedangkan dalam bahasa inggris pendidikan dikenal dengan istilah education. Baik kata
tarbiyah maupun education memiliki arti pendidikan sekaligus pengajaran. Istilah
pengajaran bahasa arab dikenal juga istilah ta'lim Pendidikan perspektif agama islam
ialah suatu proses penyampaian informasi (berkomunikasi) yang kemudian diserap oleh
masing-masing pribadi (internalisasi), sehingga menjiwai cara berfipir bersikap dan
bertindak(individuasi) baik untuk dirinya sendiri maupun hubungannya dengan Allah
(ibadah) dan hubungannya dengan manusia atau masyarakat (sosialisasi) serta makhluk
lain dalam alam semesta maupun lingkungan dalam kedudukannya sebagai hamba Allah
dan khalifah Allah di bumi

22. . Aliran-Aliran Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak


Aliran Nativisme
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap diri seseorang adalah
faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecendrungan, bakat, dan akal
Aliran Empirisme
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap pembentukan diri seorang
adalah faktor dari luar, yaitu lingkugan sosial; termasuk pembinaan dan pendidikan yang
diberikan Aliran ini begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan
dan penjajahan.
Aliran Konvergensi
Menurut aliran ini faktor yang paling mempengaruhi pembentukan akhlak yakni faktor
internal (pembawaan) dan faktor dari luar (lingkungan sosial). Fitrah dan kecendrungan
ke arah yang lebih baik yang dibina secara intensif secara metode

23. PENGERTIAN AKHLAK TASAWUF secara istilah tasawuf berasal dari istilah yang
dikonotasikan dengan “ahlu suffah” yang berarti sekelompok orang yang pada masa
rasulullah yang hidupnya di isi dengan banyak berdiam di serambi-serambi masjid atau di
emperan masjid ,dan mereka mengabdikan hidupnya diisi dengan banyak berdiam di
masjid,dan mengabdikan dirinya hanya kepada Tuhannya.
Pengertian tasawuf pada istillah yang lain yaitu berasal dari kata “shafa” yang berarti
nama bagi orang orang yang suci atau bersih.Maksudnya adalah orang yang menyucikan
dirinya dihadapan tuhannya.
Penjelasan ini juga ditegaskan oleh‘Amir bin Usman Al-Makki yang pernah mengatakan
“(tasawuf) adalah seorang hamba yang setiap waktunya mengambil waktu yang utama.

24. Sejarah tasawuf Tumbuhnya tasawuf dalam islam tidak bisa dipisahkan dengan
kelahiran islam itusendiri,yaitu semenjak Nabi Muhammad SAW diutus menjadi
Rasul.Tapi pada zaman tersebut tasawuf sama sekali tidak dikenal.Dalam sejarah sebelum
munculnya aliran zuhud pada abad ke 1 (permulaan abad ke 2).Pada abad ke1 hijriyah
lahirlah Hasan Al Basri seorang zahid pertama yg termasyur dalam sejarah tasawuf, yaitu
menolak kemegahannya dan hanya menuju kepada Allah SWT.Sedangkan zuhud
sendiri,menurut para ahli sejarah tasawuf adalah fase mendahului hal yang terpenting bagi
seorang calon suffi adalah zuhud .yaitu dimana keadaan yang meninggalkan dunia dengan
kemateriaannya .Sebelum menjadi suffi ,seorang calon harus terlebih dahulu menjadi
zahid,sesudah menjadi zahid barulah menjadi suffi.Dengan demikian setiap suffi ialah
zahid,tetapi sebaliknya tidak setiap zahid merupakan suffi.
Zuhud merupakan hikmah pemahaman yang membuat seorang memiliki pandangan
khusus terhadap kehidupan duniawi itu sendiri.Mereka tetap bekerja dan berusaha akan
tetapi kehidupan duniawi itu tidak menguasai kecendrungan hatinya dan tidak membuat
mereka mengingkari Tuhannya.Selanjutnya menurut al-Dzahabi(1987:23),istilah suffi
mulai dikenal pada abad ke-2 Hijriyah,tepatnya pada tahun 150H.Tetapi ada pendapat
lain yang mengatakan bahwa tasawuf baru muncul di dunia islam pada awal abad ke-
3H.Tokoh ini menggambarkan pemikiran bahwa cinta(mahabbah) kepada Allah adalah
sesuatu yang tidak diperoleh melalui belajar.Melainkan karena factor pemberian
(mauhibbah) dan keutamaan dari-Nya.Untuk melihat sejarah tasawuf ,perlu dilihat
perkembangan peradaban islam sejak zaman Rasulullah SAW.Sebab,pada hakikatnya
kehidupan rohani itu telah ada pada dirinya sebagai panutan umat.Kesederhanaan hidup
dan upaya menghindari bentuk-bentuk kemewahan sudah tumbuh sejak islam dating pada
masa Rasulullah SAW.dan para sahabatnya hidup dalam suasana kesederhanaan.
Dalam sejarah perkembangannya,tasawuf dapat dibedakan kedalam beberapa
periode.periode tersebut adalah (1). abad pertama dan kedua hijriyah (2)abad ketiga dan
keempat hiriyah (3).abad keenam, ketujuh, kedelapan Hijriyah(4).abad
kesembilan,kesepuluh hijriyah dan sesudahnya.

25. Ajaran tasawuf


 Tasawuf akhlaki(sunni)
Kata tasawuf dan Akhlak jika di satukan,dua kata ini akan menjadi sebuah
frase,yaitu Tasawuf Akhlaki.Secara etimologis tasawuf akhlaki bermakna
membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku.Jika
konteksnya adalah manusia ,tingkah laku manusialah yang menjadi pusatnya
atau sasaranya.Tasawuf akhlaki ini juga bisa dipandang sebagai sebuah dasar
untuk menjaga akhlak manusia atau dalam bahasa sosialnya moralitas
masyarakat Jadi bisa kita simpulkan bahwa tasawuf akhlaki merupakan
gabungan antara ilmu tasawuf dengan ilmu akhlak.Akhlak erat hubungannya
dengan perilaku dan kegiatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan
tempat tinggalnya.Jadi,tasawuf akhlaki dapat terealisasi secara utuh, jika
pengetahuan tasawuf dan ibadah kepada Allah SWT.Dibuktikan dalam
kehidupan sosialnya
 Tasawuf Irfani
Disamping tasawuf akhlaki yang membahas tentang moralitasyang dapat
diukur seperti kejujuran, keikhlasan, dan berkata benar, ada juga tasawuf irfani
yang lebih tinggi lagi.Tasawuf irfani tidak hanya membahas soal keikhlasan
dalam hubungan manusia, tetapi lebih jauh menetapkan bahwa apa yang kita
lakukan
sesungguhnya tidak pernah kita lakukan.Ini merupakan tingkatan iklhlas yang
paling tinggi.Dimana kita tidak ingin dipuji, atau jika dipuji tidak pernah
berubah,dan apabila dicaci maki juga tak pernah berubah.semuanya adalah
untuk Allah SWT
 Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi mistis
dan visi rasional pengasasnya.Berbeda dengan tasawuf akhlaki, tasawuf falsafi
menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya. Terminologi
falsafi tersebut berasal dari bermacam-macam ajaran filsafat yang telah
memengaruhi para tokohnya.
Adanya perpaduan antara tasawuf dan filsafat dalam ajaran taawuf falsafi ini
dengan sendirinya telah membuat ajaran-ajaran tasawuf jenis ini bercampur
dengan sejumlah ajaran filsafat diluar islam.

26. Perbedaan semua tasawuf yang dibahas diatas adalah:


1.Tasawuf Akhlaki
Tasawuf akhlaki disini adalah ajaran akhlak dalam kehidupan sehari-hari guna
memperoleh kebahagiaan yang optimal yang berfokus pada perilaku, akhlak, atau budi
pekerti atau perbaikan akhlak.
2.Tasawuf Irfani
Tasawuf Irfani adalah menyingkap hakikat kebenaran atau ma’rifah yang
diperoleh melalui logika atau pembelajaran atau pemikiran tetapi melalui pemberian
Tuhan(mauhibbah)
3.Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi merupakan sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal
Tuhan dengan pendekatan hingga menuju ketingkat yang lebih tinggi.
Persamaan Tasawuf Akhlaki, Irfani, Falsafi sebagai berikut:
a. Merupakan cabang dari ilmu tasawuf
b. Tasawuf diciptakan sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan syara’ karena
bertasawuf pada hakikatnya merupakan Ibadah.
c. Sama-sama bertujuan beribadah (pendekatan diri) kepada Allah SWT secara
murni.

27. Pengertian Sumber ajaran tasawuf adalah prihal yang mendasari atau yang
melandaskan ilmu ajaran tasawuf

28. Sumber Ajaran Tasawuf


a. Al-Qur’an

Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah Nash. Setiap muslim kapan dan di manapun
dibebani tanggung jawab untuk memahami dan melaksanakan kandungannya
dalam bentuk amalan yang nyata. Jika memiliki pemahaman terhadap nash,tetapi
tidak mengamalkannya akan terjadi kesenjangan. Ketika Aisyah di Tanya oleh
sahabat tentang akhlak Rasulullah SAW, ia menjawab,”Al-Qur’an.” Para sahabat
yang terkenal sebagai orang-orang yang banyak menghafalkan isi Al-Qur’an
menyebarkannya kepada yang lain di sertai pengamalan atau penjiwaan
terhadapisinya. Mereka berusaha menerapkan akhlak atau prilaku merekadengan
mencontoh akhlak Rasulullah SAW., yaitu akhlak Al-Qur’an .
Dalam hal ini, tasawuf pada awal pembentukannya adalah akhlak atau
keagamaan, dan moral keagamaan ini banyak di atur dalam Al-qur’an dan
As-Sunnah.Jelaslah bahwa sumber pertamanya adalah ajaran-ajaran islam,
sebab tasawuf di tambah dari Al-Qur’an,As-Sunnah, dan amalan-amalan
dan dan ucapan-ucapan para sahabat. Amalan serta ucapan para sahabat itu
tentu saja tidak keluar dari ruang lingkup Al-Qur’an dan As-
Sunnah.Dengan begitu , justru dua sumber utama tasawuf adalah Al-Qur’an
dan As-Sunnah.
Al-Qur’an merupakan kitab Allah SWT.yang di dalamnya terkandung muatan
muatan ajaran islam, baik akidah,syariah maupun amalah. Ketiga muatan tersebut
banyak tercermin dalam ayat-ayat termaktub dalam al-qur’an. Ayat-ayat al-qur’an
itu, di satu sisi memang ada yang perlu di pahami secara kontekstual-
lahiriah,tetapi di sisi lain,ada juga yang perlu di pahami secara kontekstual-
rohaniah. Sebab,jika di pahami hanya secara lahiriah,ayat-ayat al-qur’an akan
terasa kaku,kurang dinamis,dan tidak mustahil akan di temukan persoalan yang
tidak dapat di terima secara psikis.
Secara umum, ajaran islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah dan
batiniah. Pemahaman terhadap unsur kehidupan yang bersifat batiniah pada
giliranya melahirkan tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat perhatian
yabg cukup besar dari sumber ajaran islam, Al-Quran dan As Sunnah, serta
peraktik kehidupan Nabi Muhammad SAW. Dan para sahabatnya. Al-Qur’an
antara lain berbicara tentang kemungkinan manusia dapat saling mencintai
(Muhabbah) dengan tuhan
b. Hadist
Sejalan dengan apa yang disitir dalam Al-Qur’an, tasawuf juga dapat dilihat
dalam kerangka hadist. Dalam hadist Rasulullah SAW.Banyak dijumpai
keterangan yang berbicara tentang kehidupan rohaniah manusia.
Hadis ini memberi petunjuk bahwa antara manusia dan tuhan dapat bersatu. Diri
manusia dapat lebur dalam diri tuhan,yang di kenal dengan istilah fana’,yaitu
fana’-nya makhluk sebagai yang mencintai tuhan sebagai yang di cintainya.istih
“lebur”atau”fana’”,menurut kami,harus di pertegas bahwa antara tuhan dan
manusia tetap ada jarak atau pemisah sehingga tetap berbeda antara Tuhan dengan
hambanya. Istilahini hanya menunjukkan keakraban antar makhlik dengan
khaliknya.
Uraian dasar-dasar tasawuf ini,baik Al-Qur’an Al-Hadis, maupun teladan dari
para sahabat,ternyata merupakan benih-benih tasawuf dalam kedudukannya
sebagai ilmu tentang tingkatan(maqamat) dan keadaan (ahwal). Dengan kata
lain,ilmu tentang moral dan tingkah laku manusia terdapat rujukanya dalam Al-
Qur’an. Dari sini jelaslah bahwa pertumbuhan pertamanya,tasawuf ternyata di
timba dari sumber Al-Qur’an.
29. Sumber Ilmu Tasawuf

1. Allah SWT
Allah SWT merupakan zat sumber ilmu tasawuf,tidak ada seorangpun yang mampu
menciptakan ilmu tasawuf dari selain zat Allah SWT. Namun Allah mengajarkan
secercah ilmunya kepada para sufi lewat hidayah (ilham)baik langsung maupun dengan
perantaraan lain selain Allah yang Allah kehendaki.
Selain melalui Al Qur’an, ada juga melalui alam dengan cara perenungan sufi dan lain
sebagainya. Pada intinya merupakan hidayah dari Allah, kemudian berwujud menjadi ide
terjerah dalam nuansa pemikiran dan keyakinan didalam hati untuk dimanifestasikan
dalam realita kehidupan nyata sebagain bentuk pengabdian diri kepada Allah.

2. Rasul
Rasul merupakan sumber kedua selai Allah bagi para sufi karena hanya kepada Rasul
sajalah Allah menitipkan Wahyu-Nya. Selai itu, Rasul juga satu-satunya manusia yang
sempurna dalam segala hal. Beliau adalahinsan panutan bagi semua manusia terutama
kaum sufi yang senantiasa mencoba meniru semua kelakuan Rasulullah dengan sebaik-
baiknya.
3. Ijma’ Sufi
Ijma’ sufi [kesepakatan para ulama taswuf]merupakan esensi yang sangat penting dalam
ilmu tasawuf, karena mereka dijadikan sebagai sumber yang ke tiga dalam ilmu tasawuf
setelah Al Qur’an dan Hadits. Hadits.
4. Ijtihad Sufi
Dalam kesendirianya, para sufi banyak menghadapi pengalaman aneh. Pengalaman aneh
itu sebagai alat pembeda antara kepositifan dengan kenegatifan dalam pengalaman itu.
Maka diperlukan ijtidah bagi setiap sufi sebagai sumber keempat dalam ilmu tasawuf jika
belum ditemukan dalam Qur’an,Hadits, maupun ijma’ sufi.
5. Qiyas Sufi
Qiyas merupakan penghantar sufi untuk dapat berijtidah secara mandiri jika sedang
terpisah dari jama’ahnya, maka qiyas ditempatkan pada sumber kelima dalam ilmu
tasawuf.
6. Nurani Sufi
Setiap sufi memiliki nurani yang tajam di hatinya. Ada yang menyabutnya dengan istilah
firasat,rasa, radar batin dan sebagainya itu merupakan anugerah Allah terhadap kaum sufi,
bias dari keikhlasa, kesabaranya dan ketawakalanya dalam beribadah kepada Allah tanpa
mengenal lelah. Maka nurani sufi merupakan sumber yang keenam dalam ilmu tasawuf .
7. Amalan Sufi
Al Qur’an,Al-Hadits, Ijma’ Sufi, Ijtidah sufi, Qiyas Sufi dan Nurani Sufi seperti yang
telah dijelaskan diatas akan sia-sia tanpa pengalaman kaum sufi. Maka amalan sufi
merupakan sumber ke tujuh dalam ilmu tasawuf.
Jika ke tujuh sumber diatas maupun ditelusuri, maka kita akan tahu, mengerti, memahami
dan mampu menghayati hakikat ilmu tasawuf.

30. Ilmu atau Ajaran Tasawuf


pada abad ke empat mulai dijelaskan ilmu batin atau ilmu lahir. Ilmu tersebut ada empat
bagian yaitu:
Syari’at
Syari’at artinya undang-undang atau garis-garis yang telah ditentukan. Termasuk
kedalamnya hokum-hukum halal dan haram, yang tersuruh dan terlarang, yang sunat dan
yang makruh,termasuk didalamnya segala amala: shalat, puasa, zakat, haji dan berijtidah
[berperang] pada jalan Allah, menurut ilmu-ilmu lainya. Segala perbuatan yang
dikerjakan oleh orang islam tidaklah keluar dari garis suatu hokum sekurang kurangnya
yang mubah artinya yang dibolehkan mengerjakan.
Tarekat
Dalam tasawuf tarekat adalah jalan menuju tuhan atau bahasa inggrisnya the path.
Tarekat [thariqat] pada dasarnya tak terbatas jumlahnya, karena setiap manusia
semestinya harus mencari dan merintis jalanya sendiri, sesuai dengan bakat dan
kemampuan ataupun saraf kebersihan hati mereka masing-masing.
Hakikat
Hakikat yaitu kebenaran sejati dan mutlak. Yang merupakan segala perjalanan,
bagaimanapun jauhnya dan merupakan akhir dari semua langkah, tujuan segala
jalan[thariqat].
Ma’rifat
Ma’rifat secara bahasa artinya pengetahuan atau ilm. Dalam istilah tasawuf berarti
mengenal atau melihat alam ghaib seperti surge atau neraka, bertemu dengan Nabi, para
malaikat, para auliya, dan nilai-nilai yang terjadi bukan dalam mimpi.

Anda mungkin juga menyukai