bersumber pada Al-Quran dan Hadist sementara rasio hanya mendukung terhadap
apa yang dikemukakan oleh Al-Quran dan Hadist. Sementara moral umumnya
berdasarkan pada ketentuan atau kebiyasaan umum yang berlaku dimasyarakat.
Selain itu etika bersifat teoritis sementara moral dan akhlak lebih bersifat praktis.
Artinya moral itu berbicara soal mana yang baik dan buruk, akhlak berbicara soal
baik dan buruk, benar dan salah, layak dan tidak layak, sementara itu etika lebih
berbicara kenapa perbuatan itu dikatakan baik atau buruk. Etika menyelidiki,
memperhatikan dan mempertimbangkan tentang yang baik dan buruk, moral
menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu dalam kesatuan sosial tertentu,
moral itu hasil dari penelitian etika.
Akhlak karena bersumber pada wahyu maka ia tidak bisa berubah. Akhlak dalam
islam bersifat tetap dan tidak bisa diubah-ubah oleh pemikiran manusia. Apa
yang dikatakan baik oleh Al-Quran dan apa yang dikatakan buruk oleh Hadist
maka smapai kapanpun akan seperti itu. Meskipun akhlak bersumber pada Al-
Quran dan Hadist sedangkan moral dan etika bersumber pada akal atau budaya
sertempat, tetap saja bahwa semuanya mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Pengertian akhlak
Dalam perspektif Islam, akhlak atau moral memiliki kedudukan yang tinggi.
Demikian tingginya kedudukan akhlak dalam Islam hingga Nabi
shallallahu„alaihi wasallam menjadikannya sebagai barometer keimanan. Beliau
bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling
baik akhlaknya.”(HR. Abû Dâwûd dan Tirmidzî). Dalam Islam, akhlak sangat
terkait dengan keimanan dan tidak terpisah darinya. Keterkaitan antara iman
dengan akhlak juga terlihat jelas pada pengarahan-pengarahan Nabi shallallahu
„alaihi wasallam tentang akhlak. Beliau sering sekali mengaitkan keimanan
kepada Allah dan hari akhir dengan akhlak. Ketika seseorang memiliki orientasi
dan cita-cita yang tinggi yaitu ridha Allah, maka dengan sendirinya ia akan
menganggap rendah apa saja yang bertentangan dengan cita-cita tersebut yaitu
seluruh perbuatan atau sifat yang dibenci oleh Allah. Akhlak Islami memiliki
beberapa keistimewaan dan ciri-ciri khusus (karakteristik) yang membedakannya
dari sistem akhlak lainnya. Di antara
karakteristik akhlak Islami tersebut adalah: (a) Rabbaniyah atau dinisbatkan
kepada
Rabb (Tuhan), (b) Insaniyah (bersifat manusiawi), (c) Syumuliyah (universal dan
mencakup semua kehidupan), dan (d) Wasathiyah (sikap pertengahan). Suatu hal
yang ditekankan dalam Islam adalah pendidikan akhlak wajib dimulai sejak usia
dini karena masa kanak-kanak adalah masa yang paling kondusif untuk
menanamkan kebiasaan yang baik.
dalam ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Quran dan
Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya
adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut
ukuran manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu
bisa berbeda-beda. Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu baik, tetapi orang
lain belum tentu menganggapnya baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang
menyebut sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya baik.
Pengertian moral
Al-Ghazali
Menurut Al-Ghazali, moral adalah perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat
dalam jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari
dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan
sebelumnya.
Etika
meskipun memiliki beragam budaya, suku bangsa, dan agama, akan tetapi
sangat menjunjung tinggi etika untuk saling menghargai dan bertoleransi
antarsesama. Etika adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa
digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan
dan tingkah laku.
bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari
suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah
perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah
ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya
yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.
Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta
kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada
setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga
bahwa etika mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait
benar dan salahnya.
Sumber akhlak
Sumber akhlak adalah wahyu (al-Qur’an dan al-Hadits). Sebagai sumber akhlak,
wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik. al-Qur’an bukanlah hasil renungan
manusia, melainkan firman Allah s.w.t. yang Maha Pandai dan Maha Bijaksana.
Oleh sebab itu, setiap muslim berkeyakinan bahwa isi al-Qur’an tidak dapat
dibuat dan ditandingi oleh buatan manusia. Sumber akhlak yang kedua yaitu al-
Hadits meliputi perkataan, ketetapan dan tingkah laku Rasulullah s.a.w.
Sumber moral
Al-Quran dan sunah merupakan sumber moral dan akhlak untuk
manusia yang mana bentuk cermin pelaksanaannya terdapat pada diri Nabi
Muhammad SAW
Ruang lingkup akhlak
Secara garis besar, ruang lingkup pendidikan akhlak amat luas seluas
ajaran Islam itu sendiri, karena esensi dari akhlak adalah ketentuan kebaikan dan
keburukan dari perbuatan manusia. Padahal, perbuatan manusia tidaklah statis.
Dengan demikian, seluruh ajaran Islam pun pada dasarnya bermuatanakhlak.
Penegasan seperti itu dapat ditarik dari pemahaman tentang hadithsNabi Saw.,
bahwa pilar Islam adalah Iman, Islam dan Ihsan.
secara kategoris, ruang lingkup atau muara pelaksanaan perbuatan
akhlak itu ada 4 (empat): (1) akhlak terhadap Allah Swt., (2) akhlak terhadap
sesama manusia, (3) akhlak terhadap diri sendiri dan (4) akhlak terhadap
lingkungan (alam binatang, tumbuhan dan benda-bendaa yang lain).