Anda di halaman 1dari 5

1

RESUME/PAPER AKHLAK TASAWUF

MATERI I

AKHLAK DAN BEBERAPA TINJUAN TERHADAPNYA

Nama : Machallafri Iskandar

NIM : E20151001

A. Pengertian Akhlak, Etika, Moral dan Kesusilaan

1. Akhlak

Secara etimologi akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti
menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan ) dan khalq
(penciptaan).

Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian
terciptanya keterpaduan antara kehendak (khaliq) dengan perilaku (makhluk). Atau dengan
kata lain tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung
nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada
kehendak (khaliq). Dari pengertian etimologi tersebut, akhlak bukan saja merupakan tata
aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia tetapi juga norma
yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta.

Secara terminologis, menurut Imam Ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan
pertimbangan dan pemikiran. Contohnya, ketika menerima tamu bila seseorang membeda-
bedakan tamu yang satu dengan yang lain atau kadang kala ramah kadang kala tidak, maka
orang tersebut belum bisa dikatakan memiliki sifat memuliakan tamu. Sebab seseorang yang
mempunyai akhlak memuliakan tamu, tentu akan selalu memuliakan tamunya.

2. Etika

Pengertian etika dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak.

Adapun etika secara istilah telah dikemukakan oleh para ahli salah satunya yaitu Ki
Hajar Dewantara menurutnya etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan
keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran
dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang
merupakan perbuatan.

3. Moral

Adapun moral secara etimologi berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata
mos yang berarti adat kebiasaan. Didalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa
moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral
secara terminologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari
sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dikatakan benar, salah,
baik atau buruk.
2

4. Kesusilaan

Kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Susila
berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “su” dan “sila”. Berarti baik, bagus dan sila berarti dasar,
prinsip, peraturan hidup atau norma.

Pada dasarnya kesusilaan lebih mengacu kepada upaya membimbing, mengarahkan,


memandu, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan norma dan nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat juga menggambarkan orang yang selalu menerapkan
nilai-nilai yang dipandang baik. Ini sama halnya dengan moral.

Norma ini didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia. Kesusilaan adalah norma
yang hidup dalam masyarakat yang dianggap sebagai peraturan dan dijadikan pedoman dalam
bertingkah laku. Norma kesusilaan dipatuhi oleh seseorang agar terbentuk akhlak pribadi
yang mulia. Pelanggaran atas norma moral ada sanksinya yang bersumber dari dalam diri
pribadi. Jika ia melanggar, ia merasa menyesal dan merasa bersalah.

Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat
manusia. Sanksi bagi pelanggarnya, yaitu rasa bersalah dan penyesalan mendalam bagi
pelanggarnya.

B. Perbedaan dan Persamaan antara Akhlak, Etika, dan Moral

1. Persamaan

Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral yang dapat dipaparkan
sebagai berikut:

 Pertama, akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang
perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.

 Kedua, akhlak, etika, moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk
menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas
akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula
kualitas kemanusiaannya.

 Ketiga, akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata
merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan
potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi
positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan
lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu
menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.

2. Perbedaan

 Selain ada persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila sebagaimana diuraikan di
atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing dari
keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang
dimaksud:

 Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-Sunnah. Nilai-nilai
yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat,
dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah. Sementara
itu, etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang
baik dan buruk. Jadi, etika bersumber dari pemikiran yang mendalam dan renungan
3

filosofis, yang pada intinya bersumber dari akal sehat dan hati nurani. Etika besifat
temporer, sangat tergantung kepada aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang
yang menganutnya.

C. Landasan dan Keududukan Akhlak

1. Landasan

 Al- Qur’an : Qs. Al-Maidah (15-16). “Sesusungguhnya telah datang kepadamu cahaya
dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-
orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatannya, dan dengan kitab itu pula
Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.

 Hadist : Dalam hadits diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Aisyah ra, ia mengatakan :
Akhlaq nabiyullah Muhammad saw adalah al-Qur’an. Hadits ini menunjukan bahwa al-
Qur’an adalah dasar yang pertaman dan utama bagi akhlaq. Sedangkan Allah SWT
mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw sebagai teladan yang baik, dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu”.

Tujuan akhlak dalam Islam , secara umum ialah terbentuknya pribadi muslim yang luhur budi
pekertinya, baik lhari maupun batin, agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat,
sedangkan tujuan akhlak secara khusus ada 5 :

- Membersihkan diri dari akhlaq tercela

- Menghiasi diri dengan akhlaq terpuji

- Mendapatkan ridha dari Allah

- Membentuk kepribadian muslim, maksudnya adalah segala prilaku baik ucapan,


perbuatan, pikiran dan kata hatinya mencerminkan sikap ajarakn Islam.

- Mewujudkan perbuatan yang mulian dan terhindarnya perbuatan terlcela.

2. Kedudukan

 Akhlak sangat penting dalam kehidpan karena ia mempunyai dampak yang sangat
besar dalam kehidupan manusia antara lain. Didalam Islam akhlak itu mempunyai
kedudukan yang tinggi sekali, antara lain :

 Akhlak sebgai the central teaching of Islam (psat ajaran islam), Dalam al-Qur’an
terdapat kurang lebih 1500 kata yang mengandung ajaran-ajaran tentang akhlak, baik
yang teoritis maupun tuntunan praktis. Atas dasar ini, hampir seperempat kandungan
al-Qur’an berbicara tentang akhlak. Demikian pula dalam hadits, sehingga dapat
disimpulkan bahwa aklak menempati kedudukan yang sangat urgen dalam islam.

 Akhlak sebagai ukuran keimanan seseorang, akhlak dalam islam dijadikan oleh Allah
sebgai tolak ukur keimanan seseorang, kesempurnaan iman seseorang dapat dilihat
dari kebaikan akhlaknya. Pernyataan ini di dasarkan pada penegasan Rasulullah
sebagai berikut :

)‫َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ِإ ْي َمنًا ًأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا (رواه الترمذى‬.
"Sesempurnanya iman seseorang mukmin adalah orang yang baik akhlaknya"
4

D. Tujuan Akhlak dan Manfaat Mempelajarinya

Ilmu Akhlak bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia
dalam mengetahui perbuatan yan baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia
berusaha melakukannya, dan terhadap perbuatan yang buruk ia berusaha untuk
menghindarinya.

Manfaat kita mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat
menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dasebagian perbuatan lainnya
sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk
perbuatan buruk, membayar utang kepada pemiliknya termasuk baik, sedangkan mengingkari
utang termasuk perbuatan buruk. Ilmu akhlak juga akan berguna secara efektif dalam upaya
membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat. Diketahui bahwa manusia
memiliki jasmani dan rohani. Jasmani dibersihkan secara lahiriah melalui fikih, sedangkan
rohani dibersihkan secara batiniah melalui akhlak.

E. Pembagian Akhlak

Secara garis besar, akhlak dibagi menjadi dua kategori, yaitu akhlak mahmudah dan
akhlak mazmumah.
1. Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang baik (terpuji).
Akhlak yang terpuji adalah akhlak yang dikehendaki oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. Akhlak ini dapat diartikan sebagai akhlak orang-orang yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT.1
Contoh dari akhlak terpuji yaitu: Sifat setia (al-amanah), pemaaf (al-afwu), benar
(ash-shidiq), menepati janji (al-wafa), adil (al-adl), memelihara kesucian diri (al-ifafah),
malu (al-haya’), berani (asy-syaja’ah), tolong-menolong (at-ta’awun), murah hati (as-
sakha’u), kuat (al-quwwah), sabar (ash-shabru), damai (al-ishlah), persaudaraan (ikha’),
silaturrahmi, hemat (al-iqtishad), menghormati tamu (ad-dliyafah), merendah diri (at-
tawadlu’), menundukkan diri kepada Allah (al-khusyu’), berbuat baik (al-ihsan), berbudi
tinggi (al- 21muru’ah), memelihara kebersihan badan (an-nadhafah), selalu cenderung pada
kebaikan (ash-shalihah) merasa cukup dengan apa yang ada (al-qana’ah), tenang (as-
sakinah), lemah lembut (ar-rifqu), dan sebagainya. 2
2. Akhlak Mazmumah

Akhlak mazmumah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang buruk
(tercela).Adapun akhlak yang tercela adalah akhlak yang dibenci oleh Allah SWT,
sebagaimana akhlak orang kafir, orang-orang musyrik, dan orang-orang munafik. 3
Contoh akhlak yang tercela: a) Banyak berdusta b) Berkhianat c) Selalu buruk
sangka kepada orang lain d) Tidak mau beribadah e) Menghina dan merendahkan orang lain
f) Tidak mau bersosialisasi g) Menutup diri dan sombong h) Menjadi penghasud dan pengadu
domba i) Mengembangkan permusuhan j) Egois dan individualis k) Senang melihat orang
lain susah dan susah melihat orang lain senang l) Mudah tersinggung dan pendendam m)
Tidak toleran kepada keyakinan orang lain n) Berlaku tidak adil dalam memutuskan perkara.
4

1
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), cet. Ke-1, hal.200.

2
Ibid.,hak.266.
3
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, hal.200.
4
Ibid., hal.266-267
5

Anda mungkin juga menyukai