Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

AKHLAK,ETIKA DAN MORAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Akhlak

Oleh : Haerul Erfan, M.Pd.

Disusun oleh :

Ismail

Nadiah

JURUSAN ILMU QUR`AN DAN TAFSIR (IQT)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT

2021
        I.            PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi akan pentingnya akhlak,
moral, dan etika. Untuk itu kedudukan akhlak, moral, dan etika dalam kehidupan
manusia menempati posisi yang penting sebagai individu mau pun masyarakat
dan bangsa, karena jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung pada bagaimana
prilakunya.
Pada makalah ini akan mencoba menguraikan masalah akhlak, moral, dan
etika. Hal ini penting dilakukan, karena hingga saat ini masih ada kesan seolah-
olah istilah akhlak sama dengan moral dan etika. Selain itu pada makalah ini perlu
juga dilihat persamaan dan perbedaan antara akhlak, moral, dan etika. Untuk lebih
jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut.

     II.            RUMUSAN MASALAH


A.    Apa Pengertian Akhlak, Moral dan Etika?
B.     Apa Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika?

  III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Akhlak, Moral dan Etika
1.      Pengertian Akhlak
            Secara etimologi Akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak
darikhuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar
dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan
kata Khaliq (pencipta), Makhluk (yang diciptakan), dan Khalq(penciptaan).
            Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup
pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak (Khaliq) dan perilaku
(Makhluk), atau dengan kata lain tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan
lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau
perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak (Khaliq). Dari pengertian secara
etimologi, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang
mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam
semesta. [1]
            Akhlak  secara terminologi, Al-Ghazali mengatakan bahwa:
‫َص ُّد ُر اَأْل ْف َعا ِل بِ ُسهُوْ لَ ٍة َو يَ َس ٍر ِم ْن‬
َ ‫اسخَ ةً َع ْنهَا ت‬ ِ ‫ارةٌ ع َْن هَيَْئ ٍة فِى النَّ ْف‬
ِ ‫س َر‬ ُ ُ‫ْال ُخل‬
َ َ‫ق ِعب‬
.‫اج ٍة ِإلَى فِ ْك ٍر َور ُِويَ ٍة‬
َ ‫َغي ِْر َح‬
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalan jiwa (manusia), yang dapat
melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa melalui maksud untuk
memikirkan lebih lama. Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang
terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama dinamakan akhlak yang baik.
Tetapi apabila ia melahirkan tindakan ynag jahat, maka dinamakan akhlak ynag
buruk. [2]
            Ibn Maskawaih mengartikan akhlak sebagai keadaan jiwa yang karenanya
menyebabkan munculnya perbuatan–perbuatan tanpa pemikiran atau
pertimbangan yang mendalam.[3]
          Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak ialah:
a.       Faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah
faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan,
bakat, akal dan lain-lain.
b.      Faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah
faktor dari luar, yaitu lingkungan social, termasuk pembinaan dan pendidikan
yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu
baik, maka baiklah anak itu.
c.       Pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak,
dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuet secara khusus
atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah dan kecenderungan ke arah
yang baik yang ada di dalam diri manusia dibina secara intensif melalui berbagai
metode.[4]     
2.      Pengertian Moral
            Moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari
kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia
dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan
kelakuan.
            Sedangkan moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
            Sidi Galzaba mengatakan moral ialah sesuai dengan ide-ide yang umum
diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. Untuk itu, dia
menyimpulkan bahwa moral itu susatu tindakan yang sesuai denga ukuran
tindakan yang umum diterima oleh kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.
Frans Magnis Suseno menjelaskan bahwa kata moral selalu mengacu kepada baik
buruknya manusia sebagai manusia.[5]
            Selanjutnya pengertian moral dijumpai pula dalam The Advanced Leaner’s
Dictionary of Current English. Dalam buku ini dikemukakan beberpa pengertian
moral sebagai berikut:
a.    Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
b.   Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.
c.    Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.
        Berdasarkan kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah
yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan
nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau sistem hidup yang dilaksanakan atau
diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sistem hidup tersebut diyakini oleh
masyarakat sebagai  yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan
ketenteraman. [6]

3.      Pengertian Etika
            Dari segi etimologi, Etika berasal dari  bahasa yunani, ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Etika
diartikan Ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
 Adapun arti Etika dari segi istilah (terminologi) telah dikemukakan para ahli
dengan ungkapan yang berbeda sesuai dengan sudut pandangnya,
a.    Ahmad Amin mengartikan Etika adalah Ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
b.   Ki Hajar Dewantara mengartikan Etika adalah Ilmu yang mempelajari soal
kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang
mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan
perasaan sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.
c.    Frans Magnis Suseno mengartikan etika sebagai usaha manusia untuk memakai
akal budi dan daya pikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus
hidup apabila ia menjadi baik.
        Jadi etika ialah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau
tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jelek dengan
memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat dicerna akal pikiran.
[7]
        Dari beberapa definisi etika di atas dapat diketahui bahwa etika
berhubungan  dengan empat hal sebagai berikut:
1)      Dilihat dari obyek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang
dilakukan oleh manusia.
2)      Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.
Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut dan tidak
pula universal. Ia terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan
sebagainya.
3)      Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu, dan
penetap terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah
perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan
sebagainya.
4)      Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah
sesuai dengan tuntutan zaman. 

B.     Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika


1.      Persamaan Akhlak, Moral dan Etika
Dilihat dari fungsi dan perannya, dapat dikatakan bahwa Akhlak, Moral
dan Etika sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang
dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya.Kesemua istilah tersebut
sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur,
aman, damai, dan tenteram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriahnya. 
2.      Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika
Perbedaan antara Akhlak,  Moral, dan Etika  adalah terletak pada sumber
yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam Akhlak
ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah Al-Qur’an
dan Al-Hadits, dan pada Moral berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum dalam
masyarakat, maka dalam Etika penilaian baik dan buruk berdasarkan pendapar
akal pikiran.[8]
Perbedaan lain antara Akhlak, Moral dan Etika  dilihat dari sifat dan
kawasan pembahasan, Akhlak bersifat mutlak, Moral lebih banyak bersifat relatif-
praktis, sedangkan Etika lebih banyak bersifat relatif-teoritis. Akhlak memandang
tingkah laku Manusia secara universal, Moral bersifat lokal, sedangkan Etika
memandang tingkah laku Manusia secara umum.[9]

  IV.            KESIMPULAN
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalan jiwa (manusia), yang dapat
melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa melalui maksud untuk
memikirkan lebih lama. Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang
terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama dinamakan akhlak yang baik.
Tetapi apabila ia melahirkan tindakan ynag jahat, maka dinamakan akhlak ynag
buruk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak ialah faktor
pembawaan, faktor dari luar, faktor internal dan faktor dari luar.
Moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap
aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Dilihat dari fungsi dan perannya, Akhlak, Moral dan Etika sama, yaitu
menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk
ditentukan baik-buruknya dan sama-sama menghendaki terciptanya keadaan
masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tenteram sehingga sejahtera
batiniah dan lahiriahnya. 
Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika
No yang membedakan Akhlak Moral Etika
1 Sumber Al-Qur’an dam Kebiasaan Akal pikiran
Al-hadits atau adat
istiadat
2 Sifat Mutlak Relatif- Relatif-
praktis teoritis
3 Kawasan Universal Lokal Umum
pembahasan

     V.            PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami buat, kami sadar makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif yang sangat kami
harapkan untuk perbaikan makalah ini dan makalah yang selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien.

[1]  Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2007), hlm. 1-3


[2]  Mahjudin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), hlm. 4-5
[3]  Tafsir, dkk, Moralotas Al-Qur’an dan Tantangan Modernitas, (Yogyakarta: Gama
Media, 2002), hlm. 14
[4]  Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pres, 2009), hlm. 166-167
[5]  Abd. Haris, Etika Hamka, (Yogyakarta: PT LKIS, 2010), hlm. 33-34
[6]  Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, hlm. 92-95
[7] Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
hlm. 7-10
[8]  Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, hlm. 97
[9]  http//www. Scribd. Com/doc/9/Perbedaan-Akhlak-Moral-dan-Etika.html, diakses
pada, Minggu, 20 Mei 2012
Diposkan oleh Nafi'atur Rohmaniyah di 08

Anda mungkin juga menyukai