PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak, etika, moral, dan susila. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mendengar istilah tersebut, namun banyak dari kita yang sering keliru
mengartikan ke-empat hal tersebut. Akhlak adalah sifat-sifat atau kebiasaan-
kebiasaan , etika adalah ilmu yang mempelajari tentang baik atau buruk suatu
perbuatan yang harus dilakukan oleh manusia. Sedangkan Moral adalah
perbuatan atau tingkah laku yang digunakan oleh manusia dalam bertindak
yang didalamnya terdapat batasan-batasan yang terbentuk oleh adat istiadat
suatu daerah. Dan susila adalah upaya untuk membimbing suatu masyarakat
sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Sekilas
menurut pengertian dari ke-empat hal tersebut adalahsama, namun sebenarnya
bila dikaji lebih dalam akan menimbulkan persamaan bahkan perbedaan dalam
ke-empat hal tersebut. Untuk lebih memahami persamaan dan perbedaan ke-
empat hal tersebut makan akan dikajilebih dalam dalam bab berikutnya.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian akhlak, etika, moral dan susila?
2. Bagaimana hubungan etika, moral dan susila terhadap akhlak?
3. Apa persamaan dan perbedaan akhlak, etika, moral dan susila?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian akhlak, etika, moral dan susila
2. Menjelaskan hubungan etika, moral dan susila terhadap akhlak
3. Menjelakan persamaan dan perbedaan akhlak, etika, moral dan susila
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak, Etika, Moral dan Susila
1. Akhlak
Kata akhlak itu berasal dari bahasa Arab اخ''الق. Dalam bahasa
Indonesia kata akhlak sama dengan budi pekerti, adab, sopan santun,
susila dan tata kerama.1 Hamzah Ya‘qub dalam bukunya Pembinaan
ahlakul karimah menyebutkan arti akhlak sama dengan perangai, tingkah
laku atau pekerti.2
Di dalam kamus Istilah Agama Islam (KIAI) disebutkan bahwa akhlak
menurut bahasa adalah tindak-tanduk atau kebiasaankebiasaan. 3 Ada juga
yang mengartikan akhlak dengan agama, hal ini berpedoman pada firmah
Allah surah Al-Qalam 68 ; 4,
5
Asmuni Asmuni, “Konsep Akhlaq Sebagai Penggerak Dalam Islam,” Raudhatul Athfal: Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini 1, no. 2 (December 4, 2017), accessed October 3, 2022,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/raudhatulathfal/article/view/2673.
6
Mydin, Shukri, and Razak, “Peranan Akhlak dalam Kehidupan,” 41.
Definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahlinya tentang moral
meliputi :
a. Menurut Hamzah Ya‘qub bahwa sesungguhnya banyak kata dalam
bahasa Indonesia yang dapat dipergunakan untuk memberikan arti atas
kata moral, seperti susila, budi pekerti, sopan santun, adab, perangai
dan perilaku.7
b. WJS Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
menyebutkan bahwa arti moral adalah baik buruk perbuatan dan
kelakuan.8
c. Franz Magnis-Suseno menyebutkan bahwa moral adalah ajaranajaran,
wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, patokan-patokan, kumpulan
peraturan dan ketetapan entah lisan atau tertulis, tentang bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang
baik.9
d. Bertens. Secara etimologi moral sama dengan etika, yaitu nilainilai
dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.10
3. Etika
Perkataan etika pula menurut Kamus Dewan (2005: 401)
bermaksud “ilmu berkenaan prinsipprinsip akhlak atau moral.” Ia juga
bermaksud “prinsip moral (atau akhlak) atau nilai-nilai akhlak yang
menjadi pegangan seseorang individu atau sesuatu kumpulan (persatuan,
pekerjaan dan lain-lain).”
Menurut Encyclopedia Britannica (1972: 8:752), perkataan moral
bermaksud “Ethics (from Greek Ethos, character) is the systematic study
of the nature of value concepts, ‘good’, ‘bad’, ‘ought’, ‘right’, ‘wrong’,
etc., and of the general principles which justify us in applying them to
7
Ibid. hlm. 15
8
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka: 1982, hlm. 654
9
Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar, masalah-masalah pokok Filsafat Moral, Yogyakarta:
Kanisius, 1993, hlm. 14
10
K. Bertens, Etika, Jakarta: Gramedia, 1994. hlm. 6-7
anything; also called moral philosophy (from Latin mores, customs).”
(Maksudnya: Etika (berasal dari perkataan Yunani Ethos; tingkah laku)
adalah suatu kajian yang sistematik mengenai dasar dari konsep-konsep
nilai, iaitu baik, buruk, harus, benar, salah dan sebagainya; juga
merupakan prinsip-prinsip umum yang wajar kita gunakan dalam menilai
apa saja; juga disebut Falsafah Moral (berasal dari Latin Mores, adat
kebiasaan).11
Kata “Etika” dalam bahasa Indonesia, diambil dari bahasa Yunani
“Ethos” yang maknanya adalah watak kesusilaan atau adat (Zubair, 1987:
13). Dalam kamus bahasa Indonesia, bahwa etika dapat diartikan ilmu
pengetahuan tentang azazazaz moral. Dari pengertian kebahasaan ini
terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku
manusia.
Selain di atas, ada juga defenisi lain tentang etika berdasarkan istilah
menurut dari beberapa ahli, diantaranya:
4. Susila
Perkataan susila atau kesusilaan berasal dari bahasa Sanskrit.
Menurut Kamus Dewan (2005: 1552) perkataan susila bermaksud “baik
budi bahasanya, beradab, sopan, tertib.” Ensiklopedia Indonesia (1984:
3386) memberi pengertian susila sebagai istilah yang menyatakan, bahawa
kelakuan atau perbuatan seseorang adalah baik dan sopan; serta menurut
norma-norma yang dianggap baik.” 13
B. Hubungan Akhlak,Etika,Moral dan Susila
1. Hubungan moral dan etika
Secara umumnya perkataan moral dan etika mempunyai hubungan
yang erat. Kebanyakan orang sering menggunakan kedua istilah ini dengan
maksud yang sama, iaitu menunjukkan pada kebiasaan dan tingkah laku
seseorang. Dalam hubungan ini, kedua-duanya mempunyai perbezaan
12
Asmuni, “Konsep Akhlaq Sebagai Penggerak Dalam Islam.”
13
Mydin, Shukri, and Razak, “Peranan Akhlak dalam Kehidupan,” 41.
dalam penggunaannya. Penjelasan mengenai perbezaannya, seperti yang
dijelaskan dalam buku “Living Issue in Philosophy” adalah seperti berikut:
“The term moral and ethics are closely related in their original meanings.
The former comes from the Latin morals, and the later from the Greek
ethos. Both mean “the custom or way of the life”. Modern usage of
morality refers to conduct itself and ethic to the study of moral conduct.”
(Titus 1986: 145)
(Maksudnya: Kedua istilah moral dan etika mempunyai hubungan yang
erat pada pengertian dasarnya. Moral berasal dari kata moralis dan Etika
dari kata Yunani Ethos. Pengetian keduanya ditujukan pada; kebiasaan
atau cara hidup. Pada pengertian moden dewasa ini, moralitas adalah
dihubungkan pada tingkah laku, sedangkan etika merupakan bidang kajian
mengenai tingkah laku atau perbuatan bermoral).
2. Hubungan Susila dengan Akhlak
Konsep susila dan akhlak mempunyai beberapa persamaan dan
perbezaan. Objektif utama kedua konsep ini adalah untuk menjadikan
manusia bersifat mulia, menghindari diri daripada kejahatan dan
memelihara keharmonian dalam masyarakat.14
Akhlak atau moralitas adalah merupakan seperangkat tata nilai
yang „sudah jadi‟ dan „siap pakai‟ tanpa dibarengi, bahkan menghindari
studi kritis. Sedangkan etika justru sebaliknya, bertugas untuk
mempertanyakan secara kritis rumusan-rumusan masa lalu yang sudah
menggumpal dan mengkristal dalam lapisan masyarakat. Dalam bahasa
Indonesia, selain menyerap istilah etika, moral dan akhlak, juga digunakan
beberapa perkataan yang makna dan tujuannya sama atau hampir sama,
yaitu tata susila, kesusilaan, budi pekerti, sopan santun, adab, perangai dan
tingkah laku atau kelakuan. Sebagai cabang dari filsafat, maka etika
berangkat dari kesimpulan logis dan rasio guna untuk menetapkan ukuran
yang sama dan disepakati mengenai sesuatu perbuatan, apakah perbuatan
14
Sri Wahyuningsih, “Konsep Etika Dalam Islam,” JURNAL AN-NUR: Kajian Ilmu-Ilmu
Pendidikan dan Keislaman 8, no. 01 (April 19, 2022): 696, accessed October 3, 2022,
http://journal.an-nur.ac.id/index.php/annur/article/view/167.
itu baik atau buruk, benar atau salah dan pantas atau tidak pantas untuk
dikerjakan15
C. Persamaan dan Perbedaan
1. Persamaan
Hanafi (2012) lebih lanjut menjelaskan persamaan
a. Persamaan akhlak, etika, moral dan susila adalah mengacu kepada ajaran
atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat dan peringai yang
baik.
b. Akhlak, etika, moral dan susila merupakan prinsip atau aturan hidup
manusia untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaanya. Semakin
tinggi karakter, akhlak, etika, moral dan susila yang dimiliki oleh
seseorang, semakin tinggi pula harkat dan martabat kemanusiaannya.
Sebaliknya, semakin rendah kualitas karakter, akhlak, etika, moral dan
susila seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula
kualitas kemanusiaannya.
c. Akhlak, etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok orang tidak
semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, statis dan
konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.
Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan
pendidikan, pembiasaan dan keteladan serta dukungan lingkungan, mulai
dari keluarga, sekolah dan masyarakat secara terus menerus,
berkesinambungan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.
2. Perbedaan
Harun Din (1996) berpendapat bahawa terdapat empat perbezaan yang
nyata:
a. Akhlak Islamiah bersumber kepada wahyu atau syarak. Sedangkan etika
dan lain sebagainya bersumber selain wahyu, iaitu sistem pemikiran
manusia seperti falsafah dan sebagainya.
b. Sistem akhlak menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan
etika dan sebagainya hanya untuk kebahagiaan dunia saja.
15
Ibid., 6.
c. Prinsip-prinsip akhlak bersifat universal, dan tidak terikat pada batas-
batas daerah dan undang-undang ciptaan manusia.
d. Sistem akhlak mampu menundukkan jiwa manusia untuk mengikutinya.
Sedangkan etika dan yang lainnya adalah ciptaan manusia yang
diselaraskan dengan keinginan dan pemahaman manusia tentang hidup.
Menurut Hanafi (2012) lebih lanjut menjelaskan yang menjadi perbedaan
antara akhlak, etika, moral dan susila diantaranya adalah
a. Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al Qur’an dan as-Sunnah.
Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu
perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal
dan bersumber dari ajaran Allah SWT.
b. Etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, ilmu yang
mempelajari nilai-nilai dan kesusilaan yang bersumber dari pemikiran
yang mendalam dan renungan filosofis yang pada intinya bersumber dari
akal sehat dan hati nurani. Etika bersifat temporal dan sangat bergantung
kepada aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang
menganutnya.
c. Moral merupakan ajaran atau gambaran tentang tingkah laku di
masyarakat, selain merupakan ketentuan tentang perbuatan, kelakuan, sifat
dan perangai baik dan buruk yang berlaku di masyarakat. Jika etika
bersifat konseptual teoritis, maka moral bersifat terapan karena mengacu
kepada apa yang berlaku di masyarakat. Keduanya etika dan moral
berasal dari akal sehat dan hati nurani yang jernih.
d. Susila atau kesusilaan berarti dasar, prinsip, peraturan atau norma hidup
yang baik atau juga diartikan merupakan proses membimbing dan
membiasakan seseorang atau sekelompok orang untuk hidup sesuai
dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Artinya bahwa
etika, moral dan susila adalah karakter yang berasal dari akal sehat dan
nurani yang telah menjadi kesadaran kolektif masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak adalah sifat-sifat atau kebiasaan-kebiasaan , etika
adalah ilmu yang mempelajari tentang baik atau buruk suatu
perbuatan yang harus dilakukan oleh manusia. Sedangkan
Moral adalah perbuatan atau tingkah laku yang digunakan oleh
manusia dalam bertindak yang didalamnya terdapat batasan-
batasan yang terbentuk oleh adat istiadat suatu daerah. Dan
susila adalah upaya untuk membimbing suatu masyarakat
sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat.
Moral dan etika mempunyai hubungan yang erat pada
pengertian dasarnya. Moral berasal dari kata moralis dan Etika
dari kata Yunani Ethos. Pengetian keduanya ditujukan pada;
kebiasaan atau cara hidup.
Persamaan akhlak, etika, moral dan susila adalah mengacu
kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, prinsip atau
aturan hidup manusia, atau sekelompok orang tidak semata-
mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, statis dan
konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap
orang.
Perbedaan akhlak, etika, moral dan susila
a. Akhlak Islamiah bersumber kepada wahyu atau syarak.
Sedangkan etika dan lain sebagainya bersumber selain
wahyu, iaitu sistem pemikiran manusia seperti falsafah dan
sebagainya.
b. Sistem akhlak menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sedangkan etika dan sebagainya hanya untuk kebahagiaan
dunia saja.
c. Prinsip-prinsip akhlak bersifat universal, dan tidak terikat
pada batas-batas daerah dan undang-undang ciptaan
manusia.
d. Sistem akhlak mampu menundukkan jiwa manusia untuk
mengikutinya. Sedangkan etika dan yang lainnya adalah
ciptaan manusia yang diselaraskan dengan keinginan dan
pemahaman manusia tentang hidup.
Daftar Pustaka