Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Etika, Moral, Nilai, Dan Norma

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an.

Dosen Pengampu :

Ibu.Niswatin Mubariroh, M.A

Disusun oleh:

Azzahra Pujsarmalizha (23111115)

Nailah El Atqiya (23111124)

Nazwa Zahratul Jannah (23111135)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini, yakni dalam rangka untuk
memenuhi salah satu syarat tugas kelompok. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada beliau Baginda Nabi Agung Muhammad SAW yang telah mengantarkan
kita kepada jalan yang terang dan menjanjikan jalan yang indah berupa ajaran Agama Islam.

Ucapan terima kasih kepada Ibu Niswatin Mubariroh, M.A selaku dosen pengampu
pada mata kuliah Akhlak Tasawuf yang telah memberikan bimbingan serta arahan sehingga
makalah yang berjudul “Etika, Moral, Nilai, dan Norma” ini dapat dapat diselesaikan tepat
waktu. Penulis pun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dalam rangka perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan mempunyai tanggapan yang positif serta dapat bermanfaat bagi pembaca
semua. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Pamulang,13 september 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I (PENDAHULUAN) ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 1

BAB II (PEMBAHASAN) ................................................................................................. 2

A. Pengertian Etika, Moral, Nilai, dan Norma ............................................................ 2


B. Persamaan dan Perbedaan Etika, Moral, Nilai, dan Norma .................................... 7
C. Perbuatan yang mencakup Etika, Moral, Nilai, dan Norma ................................... 10

BAB III (PENUTUP) ......................................................................................................... 13

A. Simpulan ................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang etika, nilai, moral, dan norma mencakup kerangka konsep yang
membentuk pandangan manusia terhadap perilaku dan interaksi sosial. Etika adalah
kajian mengenai tindakan manusia yang dinilai baik atau buruk. Nilai adalah keyakinan
yang menjadi dasar bagi penilaian tentang kebaikan atau keburukan. Moral mengacu
pada standar perilaku yang diterima oleh masyarakat. Norma adalah aturan tak tertulis
yang mengatur interaksi sosial.
Dalam konteks akhlak tasawuf, konsep-konsep tersebut diinterpretasikan dalam
kerangka spiritual dan pencerahan. Etika tasawuf menekankan pada hubungan manusia
dengan Tuhan dan mencari kebenaran batin. Nilai-nilai seperti kesederhanaan,
ketulusan, dan kasih sayang menjadi pijakan bagi praktik tasawuf. Moral tasawuf
mencakup pengembangan budi pekerti yang bersifat ilahi.
Dalam konteks etika, nilai, moral, dan norma, evolusi konsep-konsep tersebut
mencerminkan perubahan sosial, budaya, dan pemikiran filosofis. Masyarakat
seringkali beradaptasi dengan perubahan zaman, dan pandangan terhadap etika dan
nilai dapat berubah seiring berkembangnya pemahaman dan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian etika, moral, nilai, dan norma ?
2. Jelaskan Persamaan dan Perbedaan etika, moral, nilai, dan norma dengan akhlak ?
3. Apa yang termasuk dari perbuatan mencakup akhlak, moral,dan etika?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian tentang Etika, Moral, Nilai, dan Norma.
2. Memahami Persamaan dan Perbedaan Etika, Moral, Nilai, dan Norma dengan
Akhlak.
3. Mengetahui perbuatan yang mencakup Akhlak, Moral, dan Etika.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika, Moral, Nilai, dan Norma


1. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (kata tunggal) yang berarti: tempat
tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, sikap, cara berpikir. Bentuk
jamaknya adalah ta, etha, yang berarti adat istiadat. Dalam hal ini, kata etika sama
pengertianya dengan moral. Moral berasal dari kata latin: Mos (bentuk tunggal), atau
mores (bentuk jamak) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat,
akhlak, cara hidup.1
Menurut Bertens ada dua pengertian etika: sebagai praktis dan sebagai refleksi.
Sebagai praktis, etika berarti nilai- nilai dan normanorma moral yang baik yang
dipraktikkan atau justru tidak dipraktikkan,Walaupun seharusnya dipraktikkan. Etika
sebagai praktis sama artinya dengan moral atau moralitas yaitu apa yang harus
dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan, dan sebgainya. Etika sebagai
refleksi adalah pemikiran moral.2
Adapun menurut Burhanuddin Salam, istilah etika berasal dari kata latin, yakni
“ethic”, sedangkan dalam bahasa Greek, ethikos yaitu a body of moral principle or
value Ethic, arti sebenarnya ialah kebiasaan, habit. Jadi, dalam pengertian aslinya, apa
yang disebutkan baik itu adalah yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat (pada saat
itu). Lambat laun pengertian etika itu berubah dan berkembang sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan manusia. Perkembangan pengertian etika tidak lepas dari
substansinya bahwa etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan
atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana yang jahat. Istilah lain dari
etika, yaitu moral, asusila, budi pekerti, akhlak. Etika merupakan ilmu bukan sebuah
ajaran. Etika dalam bahasa arab disebut akhlak, merupakan jamak dari kata khuluq yang
berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, watak, adab, dan agama.3

1
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Hlm. 75
2
K. Bertenz, Etika, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), Hlm. 22
3
Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), Hlm. 17

2
Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct)
yang memimpin individu, etika adalah suatu studi mengenai perbuatan yang sah dan
benar dan moral yang dilakukan seseorang.4
2. Pengertian Moral
Moral atau moralitas berasal dari kata bahasa latin mos (tunggal), mores (jamak),
dan kata moralis bentuk jamak mores memlliki makna kebiasaan kelakuan, kesusilaan.5
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata moral berarti mempunyai dua
makna. Pertama, ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dan sebagainya; dan kedua, kondisi mental seseorang yang membuat
seseorang melakukan suatu perbuatan atau isi hati/keadaan perasaan yang terungkap
melalui perbuatan.6
Istilah lain yang sama dengan moral adalah etika dan akhlak. Etika berasal dari
kata ethiek (Belanda), ethics (Inggris), dan ethos (Yunani) yang berarti kebiasaan,
kelakuan.7 Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq, jamak dari khuluqun, menurut
lughot diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.8 Dalam bahasa
Indonesia, budi pekerti merupakan kata majemuk, berasal dari kata budi dan pekerti.
Kata budi berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti yang sadar atau yang
menyadarkan, atau alat kesadaran. Sedangkan pekerti memiliki arti kelakuan.9
Istilah Moral seringkali digunakan secara silih berganti dengan akhlak. Berbeda
dengan akal yang dipergunakan untuk merujuk suatu kecerdasan, tinggi rendahnya
intelegensia, kecerdikan dan kepandaian. Kata moral atau akhlak digunakan untuk
menunjukkan suatu perilaku baik atau buruk, sopan santun dan kesesuaiannya dengan
nilai-nilai kehidupan.10
3. Pengertian Nilai
Nilai adalah standar atau ukuran (norma) yang kita gunakan untuk mengukur
segala sesuatu. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang
penting dan berguna bagi kemanusian. Atau sesuatu yang menyempurnakan manusia

4
Hamzah Ya’kub, Etika Islam: Pembinaan Akhlakul Karimah, (Suatu Pengantar), (Bandung: CV
Diponegoro, 1993), Hlm. 12
5
A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Membangun Masyarakat Indonesia,
(Yogyakarta: Kanisius, 1990), Hlm. 90
6
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Hlm. 592
7
A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Membangun Masyarakat Indonesia, Hlm. 91
8
Hamzah Ya,kub, Etika Islam, (Jakarta: Publicita, 1978) Hlm. 10
9
Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996), Hlm. 26
10
Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos 1999) cet. II hal. John Locke Beberapa
Pemikiran Perihal Pendidikan, Hlm. 15

3
sesuai dengan hahikatnya. Misalnya nilai etik, yakni nilai untuk manusia sebagai
pribadi yang utuh, seperti kejujuran, yang berkaitan dengan akhlak, benar salah yang
dianut sekelompok manusia.11
Menurut Amril Mansur, tidak mudah untuk mendefinisikan tentang nilai, namun
paling tidak pada tataran prasis, nilai dapat disebut sebagai sesuatu yang menarik,
dicari, menyenangkan, diinginkan dan disukai dalam pengertian yang baik atau
berkonotasi positif .12 Secara sederhana dapat dikatakan bahwa nilai merupakan sebuah
ide atau konsep tentang sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang dan menjadi
perhatiannya. Sebagai standar perilaku, tentunya nilai menurut seseorang untuk
melakukannya.
Amril Mansur menjelaskan, dalam pengertian lebih kompleks, nilai akan
membantu kita untuk menentukan apakah sesuatu perlu, baik atau buruk, serta
mengajak kita pula menganalisa moral reasoning dari sesuatu prilaku moral tertentu.
Setelah menjelaskan pengertian tentang karakter, perlu juga dijelaskan term atau istilah
yang digunakan dan hampir mirip maknanya dengan karakter tersebut yaitu, kata;
akhlak, etika, moral, dan budi pekerti.
4. Pengertian Norma
Norma adalah aturan, standar, ukuran. Norma merupakan sesuatu yang sudah
pasti yang dapat kita pakai untuk membandingkan sesuatu yang lain, yang hakikatnya,
besar-kecilnya, ukurannya, kualitasnya.13 Jadi norma adalah suatu aturan, standar, atau
ukuran yang dengan itu kita bisa mengukur kebaikan atau keburukan suatu perbuatan.
a. Macam-macam Norma
Dalam kehidupan umat manusia terdapat bermacam-macam norma, yaitu
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum dan lain-lain.
Norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum
digolongkan sebagai norma umum.
1) Norma Agama
Norma agama adalah aturan-aturan hidup yang berupa
perintahperintah dan larangan-larangan, yang oleh pemeluknya

11
Tim Penulis, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, (Gramedia
Pustaka Utama, 2012) Hlm. 963.
12
Amril Mansur, Implementasi Klarifikasi Nilai dalam Pembelajaran dan Fungsionalisasi Etika Islam,
Alfikra, Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol 5, No1, Januari-Juni 2006. Amril Mansur merujuk pada Henri Hazlitt, The
Foundations of Morality (Princeton D Van Company, inc, 1964), hlm. 160.
13
W. Poespoprodjo, Filsafat Moral: Kesusilaan dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Remadja Karya,
1986), Hlm. 116

4
diyakini bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Aturan-aturan itu
tidak saja mengatur hubungan vertikal, antara manusia dengan Tuhan
(ibadah), tapi juga hubungan horisontal, antara manusia dengan
sesama manusia. Pada umumnya setiap pemeluk agama menyakini
bahwa barang siapa yang mematuhi perintah-perintah Tuhan dan
menjauhi larangan-laranganNya akan memperoleh pahala. Sebaliknya
barang siapa yang melanggarnya akan berdosa dan sebagai sanksinya,
ia akan memperoleh siksa. Sikap dan perbuatan yang menunjukkan
kepatuhan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
laranganNya tersebut disebut taqwa.
2) Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah aturan-aturan hidup tentang tingkah
laku yang baik dan buruk, yang berupa “bisikan-bisikan” atau suara
batin yang berasal dari hati nurani manusia. Berdasar kodrat
kemanusiaannya, hati nurani setiap manusia “menyimpan” potensi
nilai-nilai kesusilaan. Hal ini analog dengan hak-hak asasi manusia
yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia karena kodrat
kemanusiaannya, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena
potensi nilai-nilai kesusilaan itu tersimpan pada hati nurani setiap
manusia (yang berbudi), maka hati nurani manusia dapat disebut
sebagai sumber norma kesusilaan. Ini sejalan dengan pendapat
Widjaja tentang moral dihubungkan dengan etika, yang
membicarakan tata susila dan tata sopan santun. Tata susila
mendorong untuk berbuat baik, karena hati kecilnya menganggap
baik, atau bersumber dari hati nuraninya, lepas dari hubungan dan
pengaruh orang lain.
Kepatuhan terhadap norma kesusilaan akan menimbulkan rasa
bahagia, sebab yang bersangkutan merasa tidak mengingkari hati
nuraninya. Sebaliknya, pelanggaran terhadap norma kesusilaan pada
hakikatnya merupakan pengingkaran terhadap hati nuraninya sendiri,
sehingga sebagaimana dikemukakan dalam sebuah mutiara hikmah,
pengingkaran terhadap hati nurani itu akan menimbulkan penyesalan
atau bahkan penderitaan batin. Inilah bentuk sanksi terhadap
pelanggaran norma kesusilaan.
5
3) Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat tentang
tingkah laku yang baik dan tidak baik, patut dan tidak patut dilakukan,
yang berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat atau komunitas
tertentu. Norma ini biasanya bersumber dari adat istiadat, budaya, atau
nilai-nilai masyarakat. Ini sejalan dengan pendapat Widjaja tentang
moral dihubungkan dengan etika, yang membicarakan tentang tata
susila dan tata sopan santun.
Tata sopan santun mendorong berbuat baik, sekedar lahiriah
saja, tidak bersumber dari hati nurani, tapi sekedar menghargai
menghargai orang lain dalam pergaulan. Dengan demikian norma
kesopanan itu bersifat kultural, kontekstual, nasional atau bahkan
lokal. Berbeda dengan norma kesusilaan, norma kesopanan itu tidak
bersifat universal. Suatu perbuatan yang dianggap sopan oleh
sekelompok masyarakat mungkin saja dianggap tidak sopan bagi
sekelompok masyarakat yang lain. Sejalan dengan sifat masyarakat
yang dinamis dan berubah, maka norma kesopanan dalam suatu
komunitas tertentu juga dapat berubah dari masa ke masa.
Suatu perbuatan yang pada masa dahulu dianggap tidak sopan
oleh suatu komunitas tertentu mungkin saja kemudian dianggap
sebagai perbuatan biasa yang tidak melanggar kesopanan oleh
komunitas yang sama. Dengan demikian secara singkat dapat
dikatakan bahwa norma kesopanan itu tergantung pada dimensi ruang
dan waktu. Sanksi terhadap pelanggaran norma kesopanan adalah
berupa celaan, cemoohan, atau diasingkan oleh masyarakat.
4) Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga
negara yang berwenang, yang mengikat dan bersifat memaksa, demi
terwujudnya ketertiban masyarakat. Sifat “memaksa” dengan
sanksinya yang tegas dan nyata inilah yang merupakan kelebihan
norma hukum dibanding dengan ketiga norma yang lain. Negara
berkuasa untuk memaksakan aturan-aturan hukum guna dipatuhi
danbagi siapa saja yang bertindak melawan hukum dapat diancam dan
dijatuhi hukuman.
6
Ancaman hukuman itu dapat berupa hukuman bandan atau
hukuman benda. Hukuman bandan dapat berupa hukuman mati,
hukuman penjara seumur hidup, atau hukuman penjara sementara. Di
samping itu masih dimungkinkan pula dijatuhkannya hukuman
tambahan, yakni pencabutan hak-hak tertentu, perampasan
barangbarang tertentu, dan pengumuman keputusan pengadilan. Demi
tegaknya hukum, negara memiliki aparat-aparat penegak hukum,
seperti polisi, jaksa, dan hakim. Sanksi yang tegas dan nyata, dengan
berbagai bentuk hukuman seperti yang telah dikemukakan itu, tidak
dimiliki oleh ketiga norma yang lain. Sumber hukum dalam arti
materiil dapat berasal dari falsafah, pandangan hidup, ajaran agama,
nilai-nilai kesusilaam,adat istiadat, budaya, sejarah dan lainlain.
Dengan demikian dapat saja suatu ketentuan norma hukum juga
menjadi ketentuan norma-norma yang lain.14
B. Persamaan dan Perbedaan Etika, Moral, Nilai, dan Norma dengan
Akhlak
Dalam mengkaji pesamaan dan perbedaan akhlak Rosihin Anwar menjelaskan
persamaan dan perbedaan tersebut dari asal kata, landasan dan kedudukan. Menurutnya,
ada beberapa persamaan anatara keempat terminologi tersebut yaitu pertama, akhlak,
etika dan moral mengacu pada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku,
sifat dan perangai yang baik. Kedua, akhlak, etika dan moral merupakan prinsip atau
aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dana harkat kemanusiaanya. Semakin
tinggi kualitas. akhlak, etika, moral dan susila sesorang atau sekelompok orang,
semakin tinggi kualitas kemanusiaanya. Sebaliknya semakin rendah kualitas dari ketiga
terminologi tersebut pada sekelompok orang, semakin rendah kualitas
kemanusiaannya.15
Sementara dalam hal persamaan dan perbedaan Abdul Majid mengartikan etika
sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran. Menurunya, tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah
mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia di setiap waktu dan tempat tentang
ukuran tingkah laku yang baik dan buruk, dan barometernya sejauh yang dapat

14
Widjaja, Sistematika Undang-undang dasar 45, 1985, hlm. 154-168.
15
Rosihin Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 19-20.

7
diketahui oleh akal pikiran manusia. Hal ini karena etika berasal dari teori atau ilmu
filsafat bukan agama. Sementara akhlak diberikan pengertian lebih mendalam, karena
dalam padangan Islam ilmu akhlak mengajarkan hal baik dan buruk didasari dari ajaran
Allah dan Rasul- Nya. Terdapat tiga alasan yang dikemukakan mengapa akhlak lebih
mendalam yaitu: Pertama, sumber akhlak adalah Allah dan Rasul-Nya. Kedua, akhlak
lebih univesal dan komprehensif. Ketiga, dalam Islam seseorang yang memiliki akhlak
yang luhur akan berada dibawah pancaran sinar pentunjuk Allah Swt menuju
keridhaan-Nya."16Dalam hal persamaan menurutnya, etika moral dan akhlak sama
memebahas atau mengajarkan tentang baik dan buruk.
Sementara dalam hal perbedaan, Rosihin Anwar menjelaskan segi perbedaan
yang menjadi ciri khas masing-masing. Pertama, akhlak merupakan istilah yang
bersumber dari Al-Qur'an dan al-Sunnah. Menentukan baik dan buruk, layak atau tidak
suatu perbuatan, sifat dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan barometer atau
ukurannya dari ajaran Allah Swt dan Rasul-Nya. Sementara moral dan etika merupakan
flsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai dan kesusilaan baik dan buruk.17
Intinya dari perbedaan yang dikemukan oleh Roshin Anwar bahwa moral dan
etika bersumber dari akal sehat dan hati nurani moral dan etika bersifat temporer dan
sangat bergantung pada aliran filosofi yang menjadi suatu paham. Pemaparan tentang
perbedaan. keempat terminologi ini juga dipekuat oleh Al-Mawardi yang berargumen
bahwa Etika adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang persoalan baik dan buruk
berdasarkan akal pikiran manusia. Sedangkan moral adalah suatu hal yang berkenaan
dengan baik dan buruk dengan ukuran tradisi dan budaya yang dimiliki seseorang atau
sekelompok orang.
Berbeda dengan etika dan moral, akhlak adalah bagian yang membicarakan
masalah baik dan buruk dengan ukuran wahyu atau Al-Qur'an dan hadis. Akhlak adalah
sikap atau prilaku baik dan buruk yang dilakukan secara berulang-ulang dan diperankan
oleh seseorang tanpa disengaja atau melakukan pertimbangan terlebih dahulu. Akhlak
yang terpuji dinamakan akhlakal karimah (akhlak mahmudah). Sedangkan, akhlak
buruk atau tercela dinamakan akhlak mazmumah.

16
Abdul Majid dan Dian Andryani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2011), hlm. 15-16.
17
Abdul Majid dan Dian Andryani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, hlm. 15-16.

8
Selain itu, berbicara tentang akhlak, maka akan terkait bukan hanya sebatas teori
keilmuan perbuatan baik dan buruk, lebih dalam lagi kita juga akan mengetahui lebih
dalam tentang kaitan-kaitan akhlak ini dengan ilmu-ilmu yang terkait dengannya. Hal
ini bisa dilihat dari pernyataan Al-Ghazali yang meletakkan ilmu sebagai kriteria awal
tentang baik dan buruknya akhlak. Dia juga mengaitkan antara akhlak dan pengetahuan,
yang mana hal ini juga dilakukan oleh Al-Farabi dan dan Ibnu Miskawaih.50Selain itu
terkait dengan ilmu akhlak, di dalam banyak literasi akhlak memiliki kedudukan atau
posisi yang sangat penting yaitu sebagai salah satu rukun agama Islam. Peenyataan ini
Rasulullah Saw pernah ditanya, “Beragama itu apa?” Beliau menjawab, “Berakhlak
yang mulia.” 51 Hal inilah yang menunjukkan bahwa pentingnya kedudukan akhlak
dapat dilihat dari sumber akhlak itu sendiri yaitu wahyu.
Sementara moral senantiasa bersifat dinamis, berubah-rubah sesuai dengan
perkembangan kondisi, situasi dan tuntutan manusia. Moral juga moral sebagai aturan
baik buruk yang didasarkan kepada tradisi, adat budaya yang dianut oleh sekelompok
masyarakat juga bertujuan untuk terciptanya keselarasan hidup manusia. Dalam hal
persamaan, jika dilihat dari fungsi dan dan peranan masing-masing bahwa
karakter,akhlak, moral dan etika keempat terminologi ini sama-sama berorientasi
kepada tingkah laku seseorang dengan tataran baik dan buruk, dan menghendaki
terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman dan tentram.18
Sedangkan Perbedaan antara nilai dan norma adalah Nilai bersifat abstrak dan
tidak memiliki sebuah sanksi, sedangkan norma merupakan perwujudan dari nilai yang
memiliki sanksi tegas.Nilai bersifat konsep, sedangkan norma bersifat realitas yang
memiliki aturan nyata dan tegas.
Hubungan diantara etika, moral , norma dan nilai semua saling berkaitan, tidak
terpisahkan satu sama lainnya.Sumber acuan dari moral adalah norma dan adat istiadat,
sementara sumber dari etika adalah akal manusia. Moral memandang tingkah laku
seorang manusia secara lokal maupun khusus, sementara etika berpandangan pada
tingkah laku manusia secara umumnya.Berbeda dengan etika, moral adalah suatu istilah
yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat
atau perbuatan yang secara layak dikatakan benar, salah, baik dan buruk. Sedangkan
akhlak adalah sikap dalam diri seseorang yang menjadi kebiasaan dan bisa mengarah
pada suatu perbuatan

18
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 81.

9
C. Perbuatan yang mencakup Akhlak, Moral, Etika, Nilai, dan Norma
Bukan lagi hal yang asing saat kita mendengar pemakaian kata-kata kata-kata
akhlak, moral dan etika karna ketiga hal ini sangat berperan penting dalam bertingkah
laku. Kita menyadari bahwa akhlak, moral dan etika bangsa saat ini terutama remajanya
sangat memprihatinkan sehingga kita harus memfokuskan untuk membahas secara
mendalam tentang realitas akhlak yang menjadi fenomena dikalangan remaja bangsa
kita pada umumnya sesuai dengan norma pada khususnya.
1. Akhlak dan Contoh Perbuatannya
Akhlak berasal dari bahasa arab ََ‫ ا َ ْل ُخ ْلق‬yang berarti sikap atau tingkah
laku Akhlak merupakan perangai yang melekat pada diri seseorang yang
dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran
terlebih dahulu. Sedangkan sebagian ulama mengatakan akhlak itu adalah
suatu sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul
setiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah
menjadi budaya sehari-hari. Contoh perbuatan akhlak yang baik dalam
kehidupan sehari-hari ;
a. Menghormati orang yang lebih tua. Dengan tidak memotong
pembicaraannya, mendahului langkah atau jalannya, membiarkan yang
lebih tua dahulu dalam melakukan sesuatu.
b. Menghargai orang yang lebih muda. Tidak meremehkan
danmerendahkannya, karena bisa jadi ilmunya lebih dari kita, juga tidak
boleh menindasnya karena sudah ada kebencian dan rasa tidak suka kita
kepadanya.
c. Berkata lemah lembut kepada orang yang lebih tua, apalagi disaat orang
tua kita telah tua, maka mereka akan lebih sensitif. jika kita tidak
memperhatikan sikap kita terhadap kedua orang tua kita.
d. Bersikap dengan kasih sayang kepada orang yang lebih muda, sebagai
manusia yang mempunyai akhlak baik tentunya akan menyanyangi orang-
orang yang lebih muda darinya.
e. Memberi kepada orang yang membutuhkan, saat ini kita banyak melihat
orang-orang berbagi namun sedikit yang tepat sasaran, namun ada pula
yang masih tidak peduli sama sekali dengan keadaan orang lain.

10
2. Moral dan Contoh Perbuatannya
Moral secara bahasa berasal dari ungkapan bahasa latin moresyang atau
mos yang berarti adat kebiasaan atau cara hidup. Dalam istilah dikatakan
bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu
dalam hubungannya dengan masyarakat. Contoh perbuatannya yaitu ;
a. Membuang sampah pada tempatnya, perilaku ini mudah dilakukan, malah
dengan tidak melakukannya akan mendatangkan hal negatif seperti banjir.
b. Menjalankan perintah agama sesuai yang dianut, agar menjadi orang yang
bermoral seharusnya mengindahkan peraturannya karena baik untuk
dilaksanakan dan berguna bagi diri sendiri.
c. Menaati peraturan yang ada, peraturan dibuat untuk ditaati bukan untuk
dilanggar karena peraturan dibuat untuk menghindari terjadi hal yang
tidak diinginkan.
d. Menghormati dan menerapkan sikap sopan santun karena sifat ini
merupakan cerminan karakter baik yang sebenarnya pada seseorang.
e. Tidak membuat kerusuhan, kerusuhan adalah keadaan dimana terjadi
kekacauan dalam masyarakat. Kerusuhan juga diartikan kondisi dimana
nilai dan norma yang ada tidak berfungsi, karena itu menjaga lingkungan
tetap tentram adalah kewajiban dari setiap individu dalam masyarakat.
3. Etika dan Contoh Perbuatannya
Dari segi etimologi(bahasa), etika berasal dari bahasa yunani "ethos"
yang berarti watak kesusilaan atau adat. Etika adalah ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan-perbuatan yang dilakukan
oleh manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan
ataupun pola- pola dari tingkah laku yang dihasilkan oleh manusia, etika itu
bersifat relatif yaitu dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman
zaman. Karena adanya etika pergaulan dalam masyarakat/bermasyarakat
akan terlihat baik dan buruknya. Contoh perbuatannya yaitu;
b. Janganlah kamu membicarakan semua yang kamu dengar. Namun
sampaikanlah yang benar dan baik tanpa dikurangi atau bahkan di lebih-
lebihkan. Menghindari mengatakan dan saling membantah, meskipun
kamu di pihak yang benar. Karena saling berdebat tidak akan menemukan
titik terang, karena setiap orang mempunyai pendapatnya masing-masing.
11
c. Jangan memonopoli dalam berbicara tetapi berikanlah kesempatan kepada
orang lain untuk berbicara.. Maksudnya tidak membicarakan pembicaraan
orang lain, dan orang lain juga akan mendengarkan pembicaraan kita jika
kita mau mendengarkan. pembicaraan orang lain.
d. Hendaknya kita ulurkan tangan bantuan kepada mereka yang
membutuhkan. Karena dengan membantu orang lain kita bisa
mendapatkan hikmah kehidupan dan ganjaran dari yang maha kuasa.
e. Hendaknya pembicaraan selalu didalam kebaikan, ungkapannya jelas
dapat dipahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-
paksa.

12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari materi di atas bis akita simpulkan bahwa Etika bisa diartikan sebagai
praktis (nilai dan norma moral yang dipraktikkan) atau sebagai refleksi (pemikiran
moral). Moral berasal dari bahasa Latin dan mencakup ajaran tentang baik-buruk serta
kondisi mental seseorang. Etika dan moral juga memiliki hubungan dengan akhlak.
Nilai adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk mengatur segala sesuatu, dapat
berupa nilai etik, moral, atau kesusilaan. Norma adalah aturan atau standar yang
digunakan untuk membandingkan kebaikan atau keburukan suatu perbuatan, seperti
norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum. Norma hukum memiliki sifat
memaksa dengan sanksi yang tegas dan nyata, berbeda dengan ketiga norma lainnya.
Perbedaan antara nilai dan norma adalah Nilai bersifat abstrak dan tidak
memiliki sebuah sanksi, sedangkan norma merupakan perwujudan dari nilai yang
memiliki sanksi tegas.Nilai bersifat konsep, sedangkan norma bersifat realitas yang
memiliki aturan nyata dan tegas.
Hubungan diantara etika, moral , norma dan nilai semua saling berkaitan, tidak
terpisahkan satu sama lainnya.Sumber acuan dari moral adalah norma dan adat istiadat,
sementara sumber dari etika adalah akal manusia. Moral memandang tingkah laku
seorang manusia secara lokal maupun khusus, sementara etika berpandangan pada
tingkah laku manusia secara umumnya.Berbeda dengan etika, moral adalah suatu istilah
yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat
atau perbuatan yang secara layak dikatakan benar, salah, baik dan buruk. Sedangkan
akhlak adalah sikap dalam diri seseorang yang menjadi kebiasaan dan bisa mengarah
pada suatu perbuatan

13
Daftar Pustaka
Alfan Muhammad, Filsafat Etika Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011).
Amir Mansur, Implementasi Klarifikasi Nilai dalam Pembelajaran dan Fungsionalisasi Etika
Islam, Alfikra, Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol 5, No1, Januari-Juni 2006. Amril Mansur
merujuk pada Henri Hazlitt, The Foundations of Morality (Princeton D Van Company,
inc, 1964).
Bertenz K, Etika, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007).
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989).
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional,
(Gramedia Pustaka Utama, 2012).
Djatnika Rachmat, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996).
Hamzah Ya’kub, Etika Islam: Pembinaan Akhlakul Karimah, (Suatu Pengantar), (Bandung:
CV Diponegoro, 1993).
Majid Abdul dan Andryani Dian, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2011).
Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos 1999) cet. II hal. John
Locke Beberapa Pemikiran Perihal Pendidikan.
Nata Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012).
Poespoprodjo, Filsafat Moral: Kesusilaan dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Remadja
Karya, 1986).
Rosihin Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2010).
Setiardja A. Gunawan, Dialektika Hukum dan Moral dalam Membangun Masyarakat
Indonesia, (Yogyakarta: Kanisius, 1990).
Widjaja, Sistematika Undang-undang dasar 45, 1985.
Ya’kub Hamzah, Etika Islam, (Jakarta: Publicita, 1978).

14

Anda mungkin juga menyukai