Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT

ISLAM

Oleh kelompok 4 :
- Yusnisa Ifadhah (NIM : 23010122130082)
- Syarifah Dwi Lestari (NIM : 23010122130067)
- Faldi Ikhsan Subekti (NIM : 23010122140183)
- Rifqi Alfan Rivandi (NIM : 23010122130079)
- Isa Abdillah (NIM : 23010122140178)

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat

serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan

Karakter Menurut Islam.”

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Suparno, S.Ag., M.S.I., yang telah

membimbing kami dalam memberikan materi Pendidikan Agama Islam. Terima kasih juga

kami ucapkan kepada teman teman yang telah membantu kami menyelesaikan tugas ini

secara tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna,

baik dari segi materi, penyusunan, Bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami

sangat menghargai kritik dan saran agar penulisan kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bermanfaat untuk

perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Semarang, 6 September 2022

Penulis

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

4
BAB II
ISI
A. Konsep Etika, Moral dan Akhlak
a. Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak
1. Etika
Etika, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti filsafat tentang
kehendak, tentang baik dan buruk mengajarkan tentang kesusilaan. Sedangkan
menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata “ethikos”, yang memiliki
arti yaitu timbul dari kebiasaan. Jadi etika bisa diartikan segala sesuatu, dimana
memiliki cabang utama filsafat yang mempelajari baik dan buruk nilai atau
kualitas mengenai standar penilaian moral. Atau bisa juga diartikan sebagai suatu
ajaran mengenai ukuran baik dan buruk yang berasal dari akal, karena etika
merupakan bagian dari filsafat. Etika merupakan sebuah tatanan perilaku
berdasarkan suatu sesama tata nilai suatu masyarakat tertentu. Etika adalah
sebuah tatanan perilaku yang didasarkan atas suatu sistem tata nilai suatu
masyarakat tertentu. Etika berkaitan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang
menjadi standar baik dan buruk adalah akal manusia (Rahmat Djatnika, 1992:26).
Etika dalam Islam tidak hanya mengajarkan dan menuntun manusia untuk
bertingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
Namun, Etika Islam juga menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran
baik dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan kepada al-Qur’an serta al-
Hadits yang shohih. Etika Islam memiliki sifat universal dan komprehensif, yang
dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia. Etika Islam
juga mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan
mulia serta memperbaiki perbuatan manusia.

2. Moral
Moral dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti kesusilaan, budi
pekerti. Sedangkan menurut bahasa Latin yaitu “mores” yaitu memiliki arti
sebagai istilah penilaian manusia atas tindakannya. Moral adalah ajaran baik dan
buruk yang ukurannya merupakan tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Atau

5
dapat dikatakan bahwa moral adalah suatu hal yang berhubungan dengan suatu
proses sosialisasi.
Moral pasti dimiliki oleh manusia. Namun, jika seseorang tidak memiliki moral
maka ia disebut amoral. Moral pada zaman sekrang memiliki sifat yang tersirat,
karena banyak orang yang memiliki moral, namun dari sudut pandang yang
sempit. Penilaian terhadap moral bisa diukur melalui kebudayaan masyarakat
setempat. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki
standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku dan telah
terbangun sejak lama.
Moral dapat diibaratkan sebagai nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyaraka. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat
setempat. Moral merupakan perbuatan atau tingkah laku atau ucapan manusia
dalam berinteraksi dengan manusia lain. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai
dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral
yang baik, begitu juga sebaliknya.

3. Akhlaq
Akhlaq dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah sikap yang digerakkan oleh
jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan dari manusia baik terhadap
Tuhan maupun terhadap sesama manusia. Sedangakan menurut bahasa Arab yaitu
“khuluq” artinya budi pekerti, tabiat, dan watak. Dapat diartikan juga bahwa
akhlaq berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran
yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu
Tuhan.
Pengertian Akhlaq menurut tokoh- tokoh penting, yaitu menurut Abdul Hamid
Yusuf akhlaq adalah ilmu yang memberikan keterangan tentang perbuatan yang
mulia dan memberikan cara-cara untuk melakukannya (Mahjuddin, 2004: 9).
Menurut Ja’ad Maulana, akhlaq adalah ilmu yang menyelidiki gerak jiwa
manusia, apa yang dibiasakan mereka dari perbuatan dan perkatan dan
menyingkap hakikat-hakikat baik dan buruk (Zahruddin, 2000: 6). Sedangkan
akhlaq menurut Ahmad Amin adalah kehendak yang biasa dilakukan. Artinya
segala sesuatu yang kehendak yang terbiasa dilakukan, disebut akhlak (Amin,
1995: 62).

6
b. Perbedaan Etika, Moral & Akhlaq
Etika, moral dan akhlak merupakan salah satu cara untuk menciptakan
keharmonisan dalam hubungan antara sesama manusia (habl minannas) dan
hubungan vertikal dengan khaliq (habl minallah). Namun, dari ketiganya ini
memiliki perbedaan dari segi pengertian, dan tolak ukurnya. Dari ketiganya
mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan
perangai yang baik. Ketiganya juga merupakan prinsip atau aturan hidup manusia
untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin
rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang, maka
semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
Hal yang membedakan antara etika, moral, dan akhlaq dapat disimpulkan antara
lain :
 Etika merupakan penilaian suatu hal yang ukurannya adalah akal manusia.
 Etika bersifat temporar, sangat bergantung dengan aliran filosofis dari orang
yang menganutnya
 Etika merupakan filsafat nilai pengetahuan tentang kesusilaan
 Etika bersumber dari pemikiran yang mendalam dan hati nurani
 Etika sendiri baik dan buruknya ditentukan oleh akal pikiran manusia yang
bertujuan untuk menciptakan keharmonisan
 Moral merupakan penilaian suatu hal yang ukurannya adalah tradisi yang
berlaku.
 Moral sebagai aturan baik buruk yang didasarkan kepada tradisi, adat budaya
yang dianut oleh sekelompok masyarakat juga bertujuan untuk terciptanya
keselarasan hidup manusia
 Etika dan moral bersifat relatif, dinamis, dan nisbi
 Akhlaq merupakan suatu hal yang ukurannya adalah wahyu Allah
 Akhlak merupakan bersumber dari Al-Qur’an dan al-Sunnah
 Akhlak lebih bersifat transendental
 Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu
perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan
bersumber dari ajaran Allah.

7
B. Karakteristik Akhlak Islam

Kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh al-Qur’an dan sunnah, mengandung


muatan universalistik dan partikularistik. Muatan universalistik merupakan “Common
platform” (titik persamaan) nilai-nilai moral lain yang ada didunia, sedangkan muatan
partikularistik menunujukkan ciri khas dan karakter akhlak islam
Yang berbeda dengan yang lainya. Ciri khas dan karakteristik akhlak islam itu
meliputi:

1. Akhlak Rabbaniyah
Akhlak Rabbaniyyah memiliki pengertian bahwasanya wahyu Illahi merupakan “
referencesource “ ( sumber rujukan ) ajaran akhlak. Hal ini tidak berarti mengandung
kontradiksi dengan pendapat akal sehat, karena kebaikan yang diajarkan oleh wahyu
adalah kebaikan menurut akal dan yang diajarkan sebagai keburukan menurut wahyu
adalah keburukan menurut akal.

2. Akhlak Insaniyah
Akhlak Insaniyyah mengandung pengertian bahwa tuntunan fitrah dan eksistensi
manusia sebagai makhluk yang bermartabat, sesuai dan ditetapkan oleh ajaran akhlak.
Kecenderungan manusia kepada hal-hal yang positif dan ketetapan akal tentang
kebaikan, secara langsung akan terpenuhi da bertemu dengan kebaikan ajaran akhlak.
Orientasi akhlak insaniyah ini, tidak terbatas pada perikemanusiaan yang menghargai
nilai-nilai kemanusiaan secara umum, tetapi juga mencakup kepada
perikemakhlukan, dalam pengertian menanamkan rasa cinta terhadap semua makhluk
Allah.

3. Akhlak Jam’iyah
Akhlak Jam’iyah mempunyai arti bahwa kebaikan yang terkandung di dalammya
sesuai dengan kemanusiaan yang universal, kebaikanya untuk seluruh umat manusia
di segala zaman dan di semua tempat, mencakup semua aspek kehidupan baik yang
berdimensi vertikal maupun yang berdimensi horizontal.

8
4. Akhlak Wasithiyah
Akhlak wasithiyah berarti bahwasanya ajaran akhlak itu menitikberatkan
keseimbangan antara rohani dan jasmani, keseimbangan antara dunia dan akhirat, dan
seterusnya. Allah SWT. dalam firman-Nya mengilustrasikan tentang dua kelompok
manusia yang memiliki sifat saling berlawanan. Kelompok pertama hanya
meprioritaskan kehidupan dunianya, dengan sekuat tenaga berusaha memenuhi
tuntutan-tuntutan hedonistiknya dan membunuh kesdaranya akan kehidupan akhirat.
Sedangkan kelompok kedua berusaha menyeimbangkan kepentingan hidupnya di
dunia dan di akhirat serta merasa takut akan siksa neraka. Kelompok prtama akan
mendapatkakeduniawinya, namun di akhirat tidak akan mendapatkan apa-apa,
sedangkan kelompok yang kedua benar-benar akan mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat.

5. Akhlak Waqi’iyah
Akhlak waqi’iyah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak memperhatikan
kenyataan ( realitas ) hidup manusia didasari oleh suat kenyataan, bahwasanya
manusia itu disamping memiliki kualitas-kualitas unggul, juga memiliki sejumlah
kelemahan. Firman Allah berikut memperjelas kondisi objektif manusia paling
mendasar : “ Dan jiwa serta penyempurnaanya
( ciptaannya ),maka Allah mengilhamkan.

C. Hubungan Akhlak dengan Tassawuf

Tasawuf dan ilmu akhlak memiliki hungan yang tumpang tindih antara satu dan lainnya.
Hubungan antara tasawuf dan ilmu akhlak sendiri dapat dijelaskan melalui pemaknaan dari
kedua ilmu tersebut. Secara garis besar, tasawuf yang bertujuan mencapai kesucian hati untuk
mencapai kedekatan dengan Allah, akan dengan sendirinya membentuk suatu kepribadian
yang berakhlak mulia. Akhlak sendiri menjadi hal yang penting dalam ilmu tasawuf. Dapat
disimpulkan bahwa dalam pelaksanaannya, akhlak menjadi pengatur hubungan antara sesama
manusia, sedangan tasawuf menjadi pengatur hubungan antara manusia dan Tuhan.

9
Tasawuf dan akhlak merupakan istilah yang tidak lepas dari ajaran Islam. Keduanya memiliki
pengertian dan pemaknaannya masing-masing, tetapi keduanya memiliki hubungan yang
saling berkaitan. Untuk memahami hubungan antara kedua istilah tersebut.

 Tasawuf

Secara umum, tasawuf diartikan sebagai proses mendekatkan diri kepada Tuhan (Allah)


dengan melakukan upaya menyucikan hati. Hal tersebut dilandasi oleh cara pandang
ilmu tasawuf terhadap kesucian Tuhan, karenanya cara yang tepat untuk mendekatkan diri
pada Allah adalah dengan menyucikan hati, Dalam Islam sendiri, tasawuf bersumber dari al-
Quran dan Hadist.

 Akhlak

Akhlak memiliki arti sebagai berbagai hal yang memiliki hubungan dengan tindakan dan
perilaku manusia. Dalam akhlak, dikenal pemaknaan nilai baik dan nilai buruk. Secara
umum, dapat dikatakan bahwa ilmu akhlak merupakan aturan yang menetapkan suatu
perbuatan termasuk baik atau buruk. Nilai baik atau buruk tersebut didasarkan berbagai
aturan yang diyakini oleh seseorang. Dengan demikian, seorang muslim tentunya akan
melaksanakan aturan yang didasarkan pada ajaran dan syariat Islam.

Tasawuf dan akhlak merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya,
keduanya memiliki hubungan yang saling tumpang tindih. Secara sederhana,
hubungan tasawuf dan akhlak dapat dipahami bahwa tasawuf menjadi tolak ukur hubungan
antara manusia dan Tuhan. Baik atau buruknya hubungan antara manusia dan Tuhan sendiri
secara tidak langsung akan terwujud dalam akhlak manusia itu sendiri,
dimana akhlak tersebut dapat diartikan sebagai pengatur hubungan antara manusia dengan
manusia.

10
D. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Modern

1. Sabar dan Syukur


Sikap sabar, kita harus selalu sabar dalam keadaan apapun dan bersikap sabar dapat
menaikkan derajat manusia.
Sikap syukur, kita harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan
kepada kita.

2. Taat
senantiasa taat kepada allah menjalani kewajiban dan menjauhi larangan nya

3. Menjauhi sikap malas dan taat beribadah


Rasa Malas sudah biasa terjadi dikalangan milenial,Orang yang tidak
melaksanakan kewajiban beribadah nya sudah dianggap biasa saja, padahal bekal kita
menuju akhirat adalah amal baik kita.

4. Waspada dengan gejolak akhir zaman dan Fitnah akhir zaman.


Salah satu contoh sikap kita menyikapi gejolak akhir zaman yakni dengan pandai
memilah dan memilih informasi yang benar,menyaring informasi yang kita terima
dari siapaun demi menghindari fitnah akhir zaman yang kejam

5. Bijak Bergaul dan Pandai mejaga ucapan.


Marak nya pergaulan bebas mengharuskan kita pandai dan bijak dalan memilih
pergaulan, dan lebih ber etika ketika berbicara,terlebih kepada orang yang lebih tua.

6. Mendalami ilmu agama.


Sudah diharuskan bagi kita umat muslim untuk menuntut ilmu salah satu nya ilmu
agama untuk kita menerapkan dan mengajarkan kepada orang lain.

11

Anda mungkin juga menyukai