Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“AGAMA SEBAGAI MORAL,


AKHLAK MULIAH DALAM KEHIDUPAN”

DOSEN PENGAJAR
Badiana,S.Ag.M.Pd.i

DISUSUN OLEH :
Nursida (22.66.007)

AKADEMI KEBIDANAN MADANI SINJAI


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, karunia
dan taufiq serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
tentang agama sebagai moral,akhlak mulia dalam kehidupan, walaupun masih
banyak kekurangannya. Saya Juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Badiana,S.Ag.M.Pd., sebagai dosen mata kuliah agama yang telah memberikan
tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk memperluas
wawasan dan pengetahuan kita tentang materi-materi yang telah belia sampaikan,
khususnya yang berkaitan dengan agama sebagai moral, akhlak mulia dalam
kehidupan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan dan jauh dari kata sempurnah. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik, saran, dan usulan untuk perbaikan makalah selanjutnya,
karena tidak ada yang lengkap tanpa saran yang membangun. Sejatinya
kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Saya berharap semua orang yang membaca ini dapat memahami makalah
sederhana ini. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi
saya sendiri dan orang yang membacanya. Saya mohon maaf sebelumnya jika ada
kesalahan kata yang kurang menyenangkan, saya mohon kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Sinjai, 10 Oktober 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan agama adalah untuk meningkatkan potensi spiritual dan


membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT serta berakhlak mulia. Akhlak mulia berkaitan dengan etika, budi pekerti
dan moral sebagai manifestasi pendidikan agama. Agama sebagai sarana untuk
membawa kedamaian dan kepuasan jiwa dengan keyakinan tertentu. Agama
menunjukkan bahwa kebahagiaan yang dicapai dengan mengikuti syariat agama
hanya dapat dicapai melalui akhlak yang baik.
Khususnya dalam ajaran Islam, agama Islam adalah agama yang santun
karena Islam menjaga pentingnya etika, moral dan akhlak. Moral yang sempurna jika
memahami agama Islam. Sedangkan akhlak merupakan hal terpenting dalam
kehidupan manusia, karena mencakup semua perilaku dan karakter manusia, yang
baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Sang Pencipta atau sesama
makhluk. Tanpa moral dan akhlak mulia, manusia tidak dapat hidup damai.
Agama sebagai sarana untuk membawa kedamaian dan kepuasan jiwa dengan
keyakinan tertentu. Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai
dengan mengikuti syariat agama hanya dapat dicapai dengan moral dan akhlak
yang baik.
Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai pemahaman agama
sebagai moral, akhlak mulia dalam kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Konsep Etika, Moral, Dan Akhlak
2. Hubungan Etika Dengan Akhlak
3. Indikator Manusia Berakhlak
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Etika, Moral, Dan Akhlak

Pada hakikatnya etika, moral dan akhlak memang sama, yaitu ajaran tentang
baik dan buruk, yang menyangkut kehidupan manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan, sesama manusia serta alam dalam arti yang lebih luas. Yang membedakan
ketiganya yaitu berdasarkan ukuran kebaikan dan keburukan itu sendiri.

a. Konsep Etika
Etika secara etimologi berasal dari kata Yunani “ethos” yang artinya watak,
kesusilaan, dan adat kebiasaan. Secara terminologi, etika adalah cabang filsafat
yang berhubungan dengan perilaku atau tindakan manusia dalam hubungannya
dengan baik dan buruk. Sikap seseorang yang dapat dinilai baik atau buruknya,
yaitu tindakan, perilaku, gerakan-gerakan, kata-kata, dan lain-lain sebagainya.
Sedangkan motif, watak dan hati nurani sulit untuk dinilai. Hanya tindakan atau
perilaku yang dilakukan secara sadarlah yang dapat dinilai, sedangkan tindakan
yang dilakukan secara tidak sadar tidak dapat dinilai sebagai baik atau buruk.1
Dalam tradisi filsafat, istilah "etika" secara umum dipahami sebagai teori ilmu
pengetahuan tentang apa yang baik dan yang buruk dalam kaitannya dengan
perilaku manusia.2

b. Konsep Moral
Moral ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata latin “mores”, yang
merupakan bentuk jamak dari mos, yang berarti adat atau kebiasaan. Kamus umum
bahasa Indonesia mengatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruknya
perbuatan dan tingkah laku.3
Moral adalah ajaran tentang baik dan buruk, yang ukurannya merupakan
tradisi yang berlaku didalam masyarakat. Penilaian moral diukur dari budaya
masyarakat setempat. Jika apa yang dilakukan seseorang sejalan dengan nilai-nilai
masyarakat dan dapat diterima serta menyenangkan di lingkungan masyarakat,
maka ia dianggap memiliki moral yang baik begitu pula sebaliknya. Manusia yang
tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai
positif dimata manusia lain nya. oleh karena itu, moral adalah keadaan pikiran,
ucapan, dan perilaku manusia yang berkaitan dengan nilai baik dan buruk.4

1
Surajiyo, Perspektif Filsafat Ilmu tentang Etika Profesi. Ciamis: Jurnal Tajdid, Vol. 14 No. 2 (2004),
355
2
Paul W. Taylor, Problems of Moral Philosophy. (California: Deckenson Publishing Compant Inc,
2005), 3.
3
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.75.
4
ichsanwebblog.wordpress.com/2014/11/20/
c. Konsep Akhlak
Kata Akhlak merupakan bentuk jamak dari al-Khuluq yang secara etimologis
berarti: perangai(al-sajiyah), watak, kelakuan, tabiat(ath-thabi’ah), kebiasaan,
kelaziman(al-adat), budi pekerti, kebijaksanaan(al-muru'ah), agama (al-din). Menurut
para ahli, akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari
padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah,tanpa berpikir (spontan), tanpa
pertimbangan dan penelitian atau pemeriksaan. Akhlak biasa disebut juga dorongan
jiwa manusia berupa perbuatan baik dan buruk.5
Menurut Abdullah Darraz, perbuatan manusia dianggap berakhlak jika
memenuhi dua syarat :
➢ Perbuatan itu bersifat eksternal (dari luar), dilakukan berulang-ulang dalam
bentuk yang sama hingga menjadi suatu kebiasaan bagi pelakunya.
➢ Perbuatan itu dilakukan karena dorongan jiwanya, bukan karena tekanan,
Secara istilah akhlak ialah daya kekuatan jiwa yang membuat seseorang
bertindak dengan mudah dan spontan, tanpa harus memikirkannya lagi dan
merenungkannya. Dengan demikian, akhlak pada hakikatnya adalah suatu sikap
yang secara spontan berkaitan dengan diri seseorang, yang diwujudkan dalam
tingkah laku atau perbuatan. Jika perbuatan itu baik maka disebut akhlakul karimah
dan sebaliknya jika perbuatan itu buruk disebut akhlakul mazmumah.6
Ruang lingkup akhlak :
1. Akhlak terhadap Allah SWT, mengamalkan seluruh ibadah wajib dan ibadah
sunnah,menjauhi segala perbuatan syirik kepadanya,menjauhi segala
larangannya
2. Akhlak terhadap Diri sendiri, menjaga kesehatan dan tidak membebani diri
dengan beban yang terlampau berat diluar kemampuan
3. Akhlak terhadap Keluarga, seperti menunaikan kewajiban kepada seluruh
anggota lain dan memberikan pendidikan agama benar-benar cukup bagi
anak
4. Akhlak terhadap Masyarakat, tolong menolong dalam kebaikan
5. Akhlak terhadap Alam, menjaga alam,mengelola,memelihara,dan tidak
merusaknya.7

5
M. Abdul Mujieb, dkk, Ensiklopedi Tasawuf Imam Al-Ghazali Mudah Memahami dan Menjalankan
Kehidupan Spiritual, (Jakarta: Hikmah Mizan Publika, 2009), h. 38.
6
Mukni’ah,Materi Pendidikan Agama Islam
7
Janan, Mengungkit Pilar, 96
2. Hubungan Etika Dengan Akhlak

Dilihat dari fungsi dan perannya, dapat dikatakan bahwa akhlak dengan etika
sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan
manusia untuk menentukan baik-buruknya, keduanya sama-sama menghendaki
terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, damai, aman dan tenteram
sehingga sejahtera batiniyah dan lahiriahnya.

Untuk perbedaan akhlak dengan etika, adalah terletak pada sumber yang
dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika pada akhlak penentuan
baik buruknya berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits, maka pada etika penilaian baik
buruknya berdasarkan pendapat akal pikiran.

Namun demikian akhlak, dengan etika tetap saling berhubungan dan


membutuhkan. Uraian tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa etika
berasal dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui
sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sedangkan
akhlak berasal dari wahyu, yaitu ketentuan yang berdasarkan petunjuk al-Qur'an dan
Hadits. Dengan kata lain jika etika berasal dari manusia, sedangkan akhlak berasal
dari Tuhan.8

8
https://id.scribd.com/document/375198099/Hubungan-Akhlak-Dengan-Etika
3. Indikator Manusia Berakhlak

Manusia yang berakhlak adalah manusia yang suci dan sehat


hatinya,sedangkan manusia yang tidak berakhlak (amoral) adalah manusia yang
kotor dan sakit hatinya. Namun seringkali orang tidak menyadari bahwa hatinya
sakit. Meskipun dia tahu rasa sakit di hatinya, dia tidak berusaha
menyembuhkannya. Padahal penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit
fisik. Seseorang yang sakit secara fisik, jika penyakitnya tidak dapat diobati dan
disembuhkan, hanya akan berakhir dengan kematian. Kematian bukanlah akhir dari
semua masalah, tetapi pintu yang semua orang akan memasukinya. Namun, jika
penyakit hati tidak disembuhkan, maka akan berakhir dengan kecelakaan di alam
keabadian.9

Indikator manusia berakhlak (husn al khuluq) adalah tertanamnya iman dalam


hati dan diterapkannya taqwa dalam perilaku. Sebaliknya, manusia yang tidak
berakhlak (su'ul-khuluq) adalah manusia yang ada nifaq (kemunafikan) di dalam
hatinya. Nifaq adalah sikap mendua terhadap Allah. Tidak ada kesesuaian antara
hati dan tindakan. Mematuhi perintah Allah dan tidak mengikuti keinginan hawa
nafsu dapat menyilaukan hati. Sebaliknya, berbuat dosa dan maksiat dapat
menghitamkan hati. Dia yang berdosa memiliki hati yang hitam. Barangsiapa
melakukan dosa, tetapi menghapusnya dengan kebaikan, tidak akan gelaplah
hatinya, hanya saja cahaya itu berkurang.

a). ahli tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak adalah sebagai
berikut:
Memiliki budaya malu dalam berinteraksi dengan sesamanya, tidak menyakiti orang
lain, memiliki banyak kebaikan, benar dan jujur ​dalam perkataannya, tidak banyak
bicara tapi banyak berbuat, sabar, tenang dan hatinya selalu bersama Allah, suka
berterima kasih dan bijaksana, ridha dengan ketentuan Allah, berhati-hati dalam
bertindak, disenangi teman dan lawan, tidak menyimpan dendam, tidak suka
mengadu domba, tidak pelit dan hasad, cintai karena Allah dan benci karena Allah.

b). Dalil-dalil Indikator Manusia Berakhlak


● Istiqomah Atau Konsekuen Dalam Pendirian (QS. Al Ahqaf: 13),
● Suka Berbuat Kebaikan (QS. Al Baqarah: 112),
● Memenuhi Amanah Dan Berbuat Adil (QS. An Nisa' : 58),
● Kreatif Dan Tawakal (QS. Ali Imran: 160),
● Melakukan Sesuatu Secara Proporsional Dan Harmonis (QS. Al A'raf:31) 10.

9
https://www.academia.edu/37515137/Makalah_Agama_Sebagai_Sumber_Moral_Dan_Etika_Akhlaq
10
https://id.scribd.com/document/429641397/BAB-2-Indikator-Masnusia-Berakhlak
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut pendapat saya setelah membaca materi mengenai “Agama Sebagai Moral,
Akhlak Mulia Dalam Kehidupan”
➢ etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk, dan yang menjadi
ukuran baik buruknya adalah akal, karena memang etika adalah bagian dari
filsafat.
➢ Moral adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk, yang menjadi
ukurannya merupakan tradisi yang berlaku di masyarakat.
➢ Akhlak adalah ajaran yang berbicara tentang yang baik dan yang buruk, dan
yang menjadi ukurannya adalah wahyu Allah yang bersifat universal.
➢ Hubungan antara etika dan akhlak adalah keduanya sama-sama menentukan
hukum atau nilai dari suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh
manusia untuk ditentukan baik dan buruknya, benar dan salahnya.
➢ Indikator manusia berakhlak (husn al-khuluq) adalah tertanamnya iman dalam
hati dan diterapkannya taqwa dalam perilaku. Manusia yang tidak berakhlak
(su'ul-khuluq) adalah manusia yang ada nifaq (kemunafikan) di dalam hatinya.

B. SARAN

Saya sangat berharap setelah menyelesaikan makalah ini, baik pembaca


maupun penulis dapat menerapkan etika, moral, dan akhlak yang baik dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam.
DAFTAR PUSTAKA

https://riset-iaid.net/index.php/tajdid/article/download/319/313/
http://repository.radenintan.ac.id/7048/1/SKRIPSI%20ALFAREZI%20ROBANI.pdf
https://ichsanwebblog.wordpress.com/2014/11/20/makalah-pendidikan-agama-islam-
etika-moral-dan-akhlak/
http://digilib.uinsby.ac.id/5588/5/Bab%202.pdf
http://etheses.iainkediri.ac.id/1759/3/92101217022%20BAB%202.pdf
http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JPD/article/download/658/475
https://id.scribd.com/document/375198099/Hubungan-Akhlak-Dengan-Etika
https://id.scribd.com/document/375198099/Hubungan-Akhlak-Dengan-Etika
https://www.academia.edu/37515137/Makalah_Agama_Sebagai_Sumber_Moral_Da
n_Etika_Akhlaq
https://id.scribd.com/document/429641397/BAB-2-Indikator-Masnusia-Berakhlak

Anda mungkin juga menyukai