Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DAN AKHLAK MULIA DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI

DOSEN PENGAMPU :
SUMARNO, SAg., MAg

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Avenda Ayu Rovita (P1337420423020)
2. Disa Karil Eka Budiani (P1337420423044)
3. Sayyidatinnisma A’iffatunnisa’ (P1337420423059)
4. Della Ayu Dia Puspita (P1337420423049)
5. Elyana Nurrohmah (P1337420423135)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN BLORA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Agama yang
berjudul “Agama sebagai sumber moral dan akhlak mulia dalam kehidupannya”. Dapat
selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak
lepas dari peran serta anggota kelompok dua, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus
dan Ikhlas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada gading yang tak retak,
untuk itu kamipun banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis
maupun non-teknik. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada pihak
agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-
penulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalh ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak
berkeanan di hati pembaca mohon dimaafkan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama berperan penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu
dalam mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari
betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan manusia maka internalisasi nila-nilai agama
dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan yang ditempuh melalui
pendidikan, baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak
mulia. Akhlak mulia menyangkut etika, budi pekerti, dan moral sebagai manifestasi dari
pendidikan agama. Agama sebagai alat untuk membawa kedamaian dan kepuasan jiwa
dengan keyakinan tertentu. Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai
dengan menjalankan syariat agama, itu hanya dapat terlaksana dengan akhlak yang baik.

Agama islam merupakan suatu agama yang santun karena dalam islam menjunjung
tinggi pentingnya etika moral dan akhlak. Moral yang sempurna itu, jika dapat memahami
agama islam tersebut. Sedangkan akhlak merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan
manusia, karena mencakup segala tingkah laku, tabi’at, dan karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Sang Khaliq atau sesama makhluk. Tanpa
adanya moral dan akhlak mulia manusia tidak dapat hidup dengan damai.

Pada makalah ini, kita akan membahas tentang pemahaman agama sebagai moral
akhlak mulia dalam kehidupan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian agama dalam kehidupan?

2. Apa pengertian moral?


3. Apa pengertian agama sebagai sumber moral?
4. Bagaimana akhlak mulia dalam kehidupan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian agama islam dalam kehidupan
2. Untuk mengetahui pengertian moral
3. Untuk mengetahui pengertian agama sebagai sumber moral
4. Untuk mengetahui akhlak mulia dalam kehidupan

D. Manfaat Penulisan
1. Kita dapat mengetahui pengertian agama dalam kehidupan
2. Kita dapat mengetahui pengertian moral
3. Kita dapat mengetahui pengertian agama sebagai sumber moral
4. Kita dapat mengetahui akhlak mulia dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI AGAMA DALAM KEHIDUPAN


Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sistem yang mengatur
tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, agama yang berarti “tradisi”.
Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa latin
religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya
dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Emile Durkheim megatakan bahwa agama agama suatu sistem yang terpadu, yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai
umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita
melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.

Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi, artinya definisi ini
diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-
agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu.

Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan
rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari
titik persamaannya dan titik perbedaannya. Manusia memiliki kemampuan terbatas,
kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu
yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar
biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa
manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Samadan lain-lain atau hanya
menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De
Weldadige, dan lain-lain.

Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan
cara menghambakan diri, yaitu: menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya
dan yakin berasal dari Tuhan menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini
berasal dari Tuhan. Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu
penghambaan manusia kepada Tuhannya.

Dalam pengertian agama terdapat 3unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan.
Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut
dapat disebut agama.

B. PENGERTIAN MORAL
1. Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan.
Katamores ini mempunyai sinonim mos, moris, manner mores atau manners,
moral. Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (bahasa Arab) atau
kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani
yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.
Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika.
Secara etimologis, etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima
masyarakat umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya.Moral
secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan prosessosialisasi individu
tanpa moral manusia tidak bisa melakukan prosessosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang
mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral
itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai
moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.
Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral
adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia, apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya.
Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Jadi moral adalah tata aturan
norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk
melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia
untuk menjadi manusia yang baik.

2. Akhlak adalah tingkah laku, gambaran tentang perilaku yang seyogyanya dimiliki
seseorang muslim dalam rangka berhubungan dengan Allah, sesama manusia, dan
alam. Akhlak menurut bahasa berarti tingkah laku perangai atau tabiat. Akhlak
menurut istilah adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk.
Sedangkan menurut Imam Ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa
memerlukan pertimbangan dan pemikiran.
3. Nilai merupakan suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat dalam
berbagai hal yang dianggap sebagai sesuatu yang berharga, berguna, dan memiliki
manfaat.

4. Norma berasal dari bahasa belanda norm, yang berarti pokok kaidah, patokan,
atau pedoman. Norma adalah bentuk nyata dari nila-nilai sosial di dalam
masyarakat yang berbudaya, memiliki aturan-aturan, dan kaidah-kaidah, baik
yang tertulis maupun tidak. Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan
terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, norma
juga merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku
seseorang.

5. Susila dan Budi Pekerti.


Secara terminology, susila adalah aturan-aturan hidup yang baik. Orang yang
susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah
orang yang berkelakuan buruk. Susila biasanya bersumber pada adat yang
berkembang di masyarakat setempat tentang suatu perbuatan itu tabu atau tidak
tabu, layak atau tidak layak.
Dengan demikian susila menunjuk pada arti perilaku baik yang dilakukan
seseorang. Budi secara istilah adalah yang ada pada manusia yang berhubungan
dengan kesadaran yang didorong oleh akal. Sementara pekerti adalah apa yang
terlihat pada manusia karena didorong oleh perasaan. Budi pekerti adalah
perbuatan dari hasil akal dan rasa yang berwujud pada karsa dan tingkah laku
manusia.

6. Etika
Secara istilah etika adalah ilmu yang membicarakan tentang tingkah laku manusia.
Sebagian ahli yang lain mengemukakan definisi etika sebagai teori tentang laku
perbuatan manusia dipandang dari segi nilai baik dan buruk sejauh yang dapat
ditentukan akal. Hanya saja ilmu akhlak atau etika Islam tidak hanya bersumber
pada akal, melainkan pula yang terpenting adalah Al-Qur’an dan Hadits.

7. Hubungan Moral, Susila, Budi Pekerti, Akhlak, dan Etika


Etika (ilmu akhlak) bersifat teoritis sementara moral, susila, akhlak lebih bersifat
praktis. Artinya moral itu berbicara soal mana yang baik dan mana yang buruk,
susila berbicara mana yang tabu dan mana yang tidak tabu, akhlak berbicara soal
baik buruk, benar salah, layak atau tidak layak. Sementara etika lebih berbicara
kenapa perbuatan itu dikatakan baik atau kenapa perbuatan itu buruk. Etika
menyelidiki, memikirkan, dan mempertimbangkan tentang yang baik dan buruk,
moral menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu dalam kesatuan sosial
tertentu. Moral itu hasil dari penelitian etika. Akhlak karena bersumber pada
wahyu maka ia tidak bisa berubah. Meskipun akhlak dalam Islam bersumber
kepada Al-
Qur’an dan Sunnah.
Sementara etika, moral, dll bersumber pada akal atau budaya setempat, tetap saja
bahwa semuanya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Dalam hal ini akhlak
Islam sangat membutuhkan terhadap etika, moral, dan susila karena Islam
mempunyai penghormatan yang besar terhadap penggunaan akal dalam
menjabarkan ajaran-ajaran Islam, dan Islam sangat menghargai budaya suatu
masyarakat. Kalaupun adat local menyimpang, Islam mengajarkan kepada
umatnya agar mengubahnya tidak sekaligus melainkan secara bertahap.

C. AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL


Agama dalam bahasa Indonesia, religion dalam bahasa Inggris, dan didalam bahasa
Arab merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia
dengan Sang Mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan
alam lainnya yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Dalam studi agama, para ahli agama
mengklasifikasikan agama ke dalam berbagai kategori.

Menurut al-Maqdoosi agama diklasifikasikan menjadi 3 kategori:

1). Agama wahyu dan non-wahyu


2). Agama misionaris dan non-misionaris
3). Agama lokal dan universal.

Berdasarkan klasifikasi manapun diyakini bahwaagama memiliki peranan yang


signifikan bagi kehidupan manusia karena didalamnya terdapat seperangkat nilai yang
menjadi pedoman dan pegangan manusia. Salah satunya adalah dalam hal moral.
Moral adalah sesuatu yang berkenaan dengan baik dan buruk. Tak jauh berbeda dengan moral
hanya lebih spesifik adalah budi pekerti. Akhlak adalah perilaku yang dilakukan tanpa
banyak pertimbangan tentang baik dan buruk.
Adapun etika atau ilmu akhlak kajian sistematis tentang baik dan buruk. Bisa juga dikatakan
bahwa etika adalah ilmu tentang moral. Hanya saja perbedaan antara etika dan ilmu akhlak
(etika Islam) bahwa yang pertama hanya mendasarkan pada akal, sedangkan yang disebut
terakhir mendasarkan pada wahyu, akal hanya membantu terutama dalam hal perumusan.
Di tengah krisis moral manusia modern (seperti dislokasi, disorientasi) akibat menjadikan
akal sebagai satu-satunya sumber moral, agama bisa berperan lebih aktif dalam
menyelamatkan manusia modern dari krisis tersebut. Agama dengan seperangkat moralnya
yang absolut bisa memberikan pedoman yang jelas dan tujuan yang luhur untuk membimbing
manusia ke arah kehidupan yang lebih baik.

D. HUBUNGAN AGAMA DAN MORAL

Berbicara tentang moral asosiasinya akan tertuju pada penentuan baik dan buruk
sesuatu. Dengan rasio atau tradisi dapat juga dengan lainnya seseorang dapat menentukan
baik atau buruk. Aliran rasionalisme berpendapat bahwa rasiolah yang menjadi sumber moral
bukanlah yang lain. Yang menentukan baik dan buruknya sesuatu adalah akal dan pikiran
manusia semata.
Aliran hedonisme berpendapat bahwa sumber kebaikan dan keburukan adalah
kebahagiaan. Sesuatu dikatakan baik jika mendatangkan kebahagiaan dan sebaliknya
sesuatu dikatakan buruk jika mendartangkan keburukan. Kebahagiian yang dimaksud adalah
kebahagiaan individu aliran ini disebut egoistik hednisme, aliran ini antara lain digagas oleh
Epicurus (341-270). Adalagi aliran hedoisme universal yang berpandangan bahwa kebaikan
dan keburukan diukur oleh kebahagiaan. Aliran ini digagas oleh John Stuart Mill (1806-
1873).
Ia mengatakan ebaikan tertinggi (summmun bonum), adalah utility is happiness for
the
greates number of sentimen being (kebahagiaan untuk jumlah kebanyakan manusia yang
sebesar-besarnya). Aliran tradisionalisme berpendapat bahwa sumber kebaikan atau
keburukan adalah tradisi atau adat istiadat. Karena peradaban Barat mengalami trauma
historis berkenaan dengan agama, maka peradaban Barat berusaha menyingkirkan agama
dalam kehidupan mereka. Agama tidak hanya sekedar ritual peribadatan semata-mata, diluar
itu agama tidak berperan apa-apa.
Sumber utama moral adalah akal dengan variasi yang berbeda satu sama lain, karena
akal manusia terbatas dan relatif manusia moderen kehilangan pegangan mutalk. Dalam
kondisi demikian, ia mengalami risis moral yang dalam bentuknya ekstrim berakhir dengan
bunuh diri. Dalam hubungannya dengan ini Muhammad Qhutb menulis, janganlah mudah
kita ditipu oleh gagasan yang canggih dan tidak tahu persoalan sebenarnya, sebab sepanjang
moral telah diputuskan ikatannya dengan akidah terhadap Allah, maka tidak akan kokoh
(kuat) berpijak dimuka bumi ini serta memiliki tempat bergantung terhadap akibat-akibat
yang mengiringinya. Atas dasar itulah, maka agama memiliki peranan penting usaha dalam
mengahpus krisis moral tersebut dengan menjadikan agama sebagai sumber moral.
Allah SWT telah memberikan agama sebagi pedoman dalam menjalani kehidupan
didunia ini agar mendapat kebahagiaan sejati, salah satunya adalah pedoman moral. Melalui
kitab suci dan para rosul, Allah telah mejelaskan prinsip-prinsip moral yang harus dijadian
pedoman oleh umat manusia. Dalam konteks islam sumbermoral itu adalah Al-Quran dan
Hadist.
Mukti Ali mantan mentri agam pernah menyatakan, ‘agama menurut kami antar lain
memberi petunjuk bagaimana moral itu harus dijalankan, agamalah yang memberikan
hukum-hukum moral. Dan karenanya agamalah sanksi terakhir bagi semua tindakan moral,
sanksi agamalah yang membantu dan mempertahankan cita-cita etik.’
Hamka menyatakan bahwa ‘agama ibarat tali kekang, yaitu tali kekang dari
penguburan pikiran (yang liar / binar), tali kekang dari penguburan hawa nafsu (yang
angkara murka), tali kekang daripada ucapan dan perilaku (yang keji).

Menurut kesimpulan A.H. Muhaimin dalam bukunya Cakrawala Kuliah Agama bahwa ada
beberapa hal yang patut dihayati dan penting dari agama, yaitu:

A. Agama itu mendidik manusia menjadi tenteram, damai, tabah, dan tawakal
B. Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi: berani berjuang
menegakkan kebenaran dan keadilan, sabar, dan takut berbuat dosa
C. Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifat-sifat mulia dan
terpuji, toleransi, dan manusiawi. Dengan demikian peran agama sangat penting dalam
kehidupan manusia, salah satunya, sebagai sumber akhlak. Agama yang diyakini sebagai
wahyu dari Tuhan sangat efektif dan memiliki daya tahan yang kuat dalam mengarahkan
manusia agar tidak melakukan tindakan amoral. Akhlak mulia adalah akhlak yang sesuai
dengan ketentuan-ketentuanan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya sedangkan akhlak tercela
ialah yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan rasul-Nya.

Menurut Imam Al-Ghazali ada empat sendi yang menjadi dasar bagi perbuatan- perbuatan
baik, yaitu:

A. Kekuatan ilmu yang berwujud hikmah, yaitu bisa menentukan benar dan salah.
B. Kekuatan amarah yang wujudnya adalah berani, keadaan kekuatan amarah yang tunduk
kepada akal pada waktu dinyatakan atau dikekang.
C. Kekuatan nafsu syahwat (keinginan) yang wujudnya adalah iffah, yaitu keadaan syahwat
yang terdidik oleh akal.
D. Kekuatan keseimbangan di antara yang tiga di atas.

Empat sendi akhlak tersebut akan melahirkan perbuatan-perbuatan baik, yaitu jujur, suka
memberi kepada sesama, tawadu, tabah, berani membela kebenaran, menjaga diri dari hal-hal
yang haram.

Sementara empat sendi-sendi akhlak tecela yaitu:

A. Keji, pintar, busuk, bodoh


B. Tidak bisa dikekang
C. Rakus dan statis
D. Aniaya

Keempat sendi akhlak tercela itu akan melahirkan berbagai perbuatan yang tercela
yang dikendalikan oleh nafsu seperti sombong, khianat, dusta, serakah, malas, kikir,
dll, yang akan mendatangkan malapetaka bagi diri sendiri maupun orang lain.
Manusia harus memiliki moral dan akhlak yang baik karena tanpa moral dan akhlak
yang baik manusia itu akan hancur dan hanya menjadi pengikut dari paham-paham
yang menyimpang di dunia ini.

E. AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI

1. Pengertian Akhlak Mulia


Akhlak Mulia Dalam Kehidupan Kata akhlak berasal dari bahasa Arab “khuluq”, jamaknya
“akhlâq” yang berarti tabiat atau budi pekerti. Akhlak mulia atau terpuji disebut juga dengan
Akhlakul Mahmudah atau Akhlakul Karimah yaitu sikap dan tingkah laku yang mulia
atau terpuji terhadap Allah, sesama manusia dan lingkungannya. Sifat mulia tersebut bagi
setiap muslim perlu diketahui yang bersumber dari Al Quran dan hadis. Sifat terpuji sangat
memberikan jaminan keselamatan kehidupan manusia, dalam hubungan dengan Allah,
kehidupan pribadi, bermasyarakat dan negara. Dan akhlak mulia yang seharusnya dalam
kehidupan seorang muslim seperti di bawah ini:
a) Mentauhidkan Allah Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan
Allah dan Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu
bagiNya.
b) Banyak Berzdikir pada Allah Dzikir artinya mengingat Allah di antaranya dengan
menyebut dan memuji nama Allah. Dzikir adalah satu kewajiban. Dengan berdzikir hati
menjadi tenteram.
c) Berdo’a kepada Allah SWT. Berdoa adalah inti dar ibadah. Orang-orang yang tidak mau
berdoa adalah orang-orang yang sombong karena tidak mau mengakui kelemahan dirinya di
hadapan Allah SWT.
d) Bertawakal Hanya Pada Allah Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari
sikap sabar dan kerja keras yang sungguh-sungguh dalam pelaksanaanya yang diharapkan
gagal dari harapan semestinya, sehingga ia akan mampu menerima dengan lapang dada
tanpa ada penyesalan.

2. Bentuk-Bentuk Akhlak
1) Akhlak terhadap Rasulullah
a) Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul Mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan
cara Rasulullah menjalani Hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang
dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakansumber hukum kedua dalam Islam,
setelah Al-Quran.
b) Bersholawat kepada Rosul Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah SAW.
Sesungguhnya Tuhan beserta para malaikatnya semua memberikan Sholawat kepada Nabi
(dari Allah berarti memberirakhmat, dan dari malaikat berarti memohonkan ampunan). Hai
orang-orang beriman,ucapkanlah Sholawat kepadanya (AQ Al Ahzab : 56)
ٓ
۟ ‫وا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم‬
‫وا تَ ْسلِي ًما‬ ۟ ُّ‫صل‬
َ ‫وا‬ َ ِ َ ُ‫ِإ َّن ٱهَّلل َ َو َم ٰلَِئ َكتَ ۥهُ ي‬
۟ ُ‫صلُّونَ َعلَى ٱلنَّب ِّى ۚ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬

Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-
orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.

2) Akhlak Terhadap diri sendiri


a) Sikap sabar Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya bersifat negative.
Kemudian manusia harus sabar dalam menghadapi segala cobaan.
b) Sikap Syukur. Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk ber-
Syukur, atau men-syukuri segala nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita, ada 3
(tiga) cara yangmudah untuk men-syukuri nikmat Allah yaitu bersyukur dengan hati
yang tulus, mensyukuri dengan lisan yang dilakukan dengan memuji Allah melalui
ucapan Alhamdulillah, dan bersyukur dengan perbuatan yang dilakukan dengan
menggunakan Nikmat dan Rahmat Allah pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya.

3) Akhlak Terhadap Sesama Manusia


a) Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan
Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh semua agama, termasuk
agama Islam. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya kalau semua elemen membangun ukhuwwah
dalam komunitasnya. Apabila ada kelompok tertentu dengan mengatas-namakan agama
tetapi enggan memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan maka perlu dipertanyakan
kembali komitmen keagamaannya.
b) Ta’awun atau saling tolong menolong Dalam Islam, tolong-menolong adalah kewajiban
setiap Muslim. Sudah semestinya konsep tolong-menolong tidak hanya dilakukan dalam
lingkup yang sempit. Tolong-menolong menjadi sebuah keharusan karena apapun yang kita
kerjakan membutuhkan pertolongan dari orang lain. Tidak ada manusia seorang pun di muka
bumi ini yang tidakmembutuhkan pertolongan dari yang lain.
c) Suka memaafkan kesalahan orang lain Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan
suka memaafkan kesalahan oranglain tanpa menunggu permohonan maaf daripada orang
yang berbuat salah kepadanya. Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap
kesalahan orang lain tanpa ada sedikit pun rasa benci dan dendam di hati. Sifat
pemaaf adalah salah satu perwujudan daripada ketakwaan kepada Allah.
d) Menepati Janji Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Menepati
janji adalah bagian dari iman. Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda
kemunafikan. Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa kebiasaan yang baik harus
diperhatikan dan disempurnakan, serta kebiasaan yang buruk harus dihilangkan, karena
merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk karakter manusia berakhlak.
Al-Ghozali menjelaskan bahwa mencapai akhlak yang baik ada dua cara.
1. Akhlak merupakan anugerah dan Rahmat Allah, yakni orang memiliki akhlak baik
secaraalamiah (bi-althabi;ah wa al-fitroh). Sesuatu yang diberikan Allah kepada seseorang
sejakia dilahirkan.
2. Mujahadah, Selalu berusaha keras untuk merubah diri menjadi baik dan tetap
dalamkebaikan, serta menahan diri dari sikap putus asa.

F. PERWUJUDAN AKHLAK MULIA DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1) Akhlak kepada Allah


Perwujudan akhlak kepada Allah antara lain:
a. Menauhidkan, yaitu mengesakan bahwa Allah adalah pencipta, bahwa Allah yang
wajib disembah oleh kita.
b. Beribadah
c. Bersyukur
d. Berdoa
e. Berdzikir
f. Tawakal, yaitu sikap pasrah kepada Allah atas ketentuannya sambil berusaha
g. Mahabbah (cinta), yaitu merasa dekat dan ingat terus kepada Allah yang diwujudkan
dengan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

2) Akhlak kepada Diri Sendiri


Perwujudannya yaitu :
a. Kreatif dan dinamis
b. Sabar
c. Benar
d. Amanah / Jujur
e. Iffah, yaitu menjaga diri dari perbuatan yang dilarang oleh Allah.
f. Tawadu, yaitu sikap rendah hati dan tidak sombong
3) Akhlak kepada Ibu, Bapak, dan Keluarga
Perwujudannya yaitu :
a. Berbakti kepada kedua orang tua
b. Mendoakan orang tua
c. Adil terhadap saudara
d. Membina dan mendidik keluarga
e. Memelihara keturunan

4) Akhlak terhadap Orang/Masyarakat


Untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, harus disertai dengan akhlak,
antara lain:
a. Membangun sikap ukhuwah atau persaudaraan
b. Melakukan silaturahmi
c. Ta’awun, yaitu saling tolong menolong dalam hal kebajikan
d. Bersikap adil
e. Bersikap pemaaf dan penyayang
f. Bersikap dermawan
g. Menahan amarah dan berkata yang baik (lemah lembut)
h. Sikap musawah dalam arti persamaan dalam hidup bermasyarakat maupun
persamaan dalam hukum
i. Tasamuh, yaitu saling menghormati
j. Bermusyawarah
k. Menjalin perdamaian

5) Akhlak kepada Alam


Perwujudannya yaitu:
a. Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam
b. Memanfaatkan alam
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam adalah suatu agama yang ada di muka bumi dengan ajarannya yang berupaya
mengimani satu Tuhan yaitu Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW yang bertugas
menyampaikan ajaran Allah kepada umatnya di dunia.

Moral adalah ajaran mengenai baik buruknya suatu perbuatan maupun perilaku,serta
berkaitan erat dengan akhlak yang dimiliki masyarakat.

Manusia sangat memerlukan akhlak atau moral, karena moral begitu penting dalam
kehidupan, karena tanpa moral, kehidupan akan kacau. Tidak saja kehidupan perseorangan
tetapi juga kehidupan masyarakat dan negara, karena orang sudah tidak peduli lagi tentang
baik buruk atau halal dan haram. Moral dapat digali dan diperoleh dalam agama, karena
agama adalah sumber moral, pesan moral paling tangguh Nabi Muhammad SAW diutus tidak
lain juga membawa misi moral, yaitu untuk menyempurnakan Akhlak Yang Mulia dan
agama memiliki peran penting dalam usaha menghapus krisis moral dengan menjadikan
agama sebagai sumber moral.

B. Saran

Kami sangat mengharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
penyusun dapat menerapkan moral dan akhlak yang baik yang sesuai dengan ajaran agama
islam dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://agama.kompasiana.com/2010/08/16/agama-adalah-akhlak-mulia/http://
id.wikipedia.org/wiki/Agama#Definisihttp://publishing.mizan.com/index.php?
fuseaction=buku_full&id=2683http://www.slideshare.net/reginarifenty/
makalah-manusia-agama-danAhmad Amin, Etika (Akhlak), Bulan Bintang,
Jakarta, 1993Amir Dain Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha
Nasional, Surabaya,1973http://ruslantara06.

blogspot.com/2013/04/persamaan-dan-perbedaan-antara.htmlhttp://
yesisanrhadita.wordpress.com/2012/11/08/akhlaktasawuf-persmaan-dan-
perbedaad-sertaketerkaitan-akhlak-etoka-moral-kesusilaan-dan-
kesopanan/ http://rusmini-andiani.blogspot.com/2012/10/penerapan-etika-
moral-dan-akhlak-dalam.htmlhttp://slavinovic.blogspot.com/2011/09/agama-
sebagai-sumber-moral-dan-akhlak.html

https://www.academia.edu/37515137/
Makalah_Agama_Sebagai_Sumber_Moral_Dan_Etika_Akhlaq
Fakhry, Majid. 1996. Etika dalam Islam. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar Studi Akhlak, Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Yaqub, Hamzah. 1988. Etika Islam. CV Diponegoro. Bandung.
https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-kemenkes-
bandung/bella-mutia/makalah-agama-dikonversi/23000349

Anda mungkin juga menyukai