Anda di halaman 1dari 7

PERNGANTAR UMUM AKHLAQ TASAWUF

Diajukan untuk memenuhi tugas Makalah


Mata Kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Dana Syahputra Barus, M.E

STAI 
Disusun Oleh Kelompok 1 :
1. Aisyiah Purnama
2. Gladies Diapitaloka
3. Siti Nur Arifah

PRODI : PERBANKAN SYARIAH MALAM II


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH. H. ABDUL HASAN AL-ISHLAHIYAH BINJAI
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini . Atas rahmat dan hidayah –Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengantar Umum Akhlak Tasawuf tepat
waktu .Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata pelajaran Akhlak Tasawuf.
Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca .
Kami mengucapkan terima kasih sebesar –besarnya kepada Bapak Dana Syahputra
Barus, M.E selaku dosen yang telah banyak membantu dalam penulisan makalah ini .
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini .

Binjai ,27 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………..ii

A. PENDAHULUAN…………………………………………………….1

B. PEMBAHASAN………………………………………………………2

1.Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika………...…………………………………..2

2.Perbedaan Akhlak, Moral, dan Etika.…………………………………………….4

3.Standar baik dan buruk berdasarkan ajaran Akhlak, Moral, dan Etika…….…....0

4.Karakteristik Akhlak dalam Islam…………………...…………………….……..0

C. KESIMPULAN…………………………………………………….....12

D. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..….13

ii
A.PENDAHULUAN
Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia agar selamat
di dunia dan akhirat. Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan Muhammad SAW.
adalah untuk menyempurnakan akhlak  manusia. Sejarah pun mencatat bahwa faktor
pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang
prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an.1
Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diminta agar  akhlak dan
keluhuran  budi Nabi Muhamad SAW. itu dijadikan contoh dalam kehidupan di berbagai
bidang. Mereka yang mematuhi permintaan ini dijamin keselamatan hidupnya di dunia dan
akhirat.
Akhlak tasawuf merupakan mata kuliah wajib sebagai komponen Mata Kuliah Dasar
Umum (MKDU) di setiap Lembaga Pendidikan Tinggi Islam sejak tahun 1999 bagi
mahasiswa di semua jurusan dan fakultas. Hal itu menunjukkan bahwa mata kuliah ini
dipandang sangat urgen dalam membentuk akhlak mahasiswa sebagai calon pemimpin
bangsa untuk menghadapi era globalisasi. Pemberian mata kuliah ini bertujuan agar
mahasiswa mengetahui, memahami, dan memiliki wawasan mendalam tentang dimensi-
dimensi Akhlak Tasawuf dan selanjutnya dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Sedangkan materi yang dibahas meliputi pengertian Akhlak Tasawuf, ruang lingkup,
manfaat mempelajarinya, hubungannya dengan ilmu-ilmu lain ukuran baik dan buruk,
manusia dalam prespektif ilmu tasawuf, tarikat, dimensi-dimensi tasawuf, dan karakteristik
akhlak kaum sufi.

1
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 81.

1
B.PEMBAHASAN

1.Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika

a. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “khuluqun” yang menurut lughat berarti budi pekerti
atau perangai, tingkah laku atau tabi’at. Selanjutnya definisi akhlak yang menurut bahasa
berarti budi pekerti, perangai atau tingkah laku dan tabiaat atau watak dilahirkan karena
hasil perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi biasa.
Dari pengertian diatas menunjukan bahwa akhlak adalah kebiasaan atau sikap
yang mendalam dalam jiwa manusia dimana timbul perbuatan dengan mudah dan
gampang tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu yang dilakukan berulangulang hingga
menjadi kebiasaan dan perbuatan itu bisa mengarah pada perbuatan yang baik atau
buruk.Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR, Tirmidzi).
Adapun menurut Imam Al-Ghazali mengatakan akhlak adalah “sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. Sedangkan menurut para ahli
dasar akhlak itu adalah adat kebiasaan, yang harus dinilai dengan norma-norma yang ada
dalam Al-Qur an dan SunahRasul kalau sesuai dikembangkan kalau tidak harus
ditinggalkan.
Sedangkan tujuan dari akhlak itu sendiri adalah menanam tumbuhkan rasa
keimanan yang kuat, menanam kembangkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah,
amal soleh, dan akhlak yang mulia. Menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah
dan sekitar sebagai anugrah Allah SWT kepada manusia.2
Kesadaran bahwa manusia dalam hidupnya membutuhkan manusia lainnya
menimbulkan perasaan bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk berbuat yang
terbaik bagi orang lain, karena Islam mengajarkan bahwa sebaikbaik manusia adalah
yang banyak mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Dan kesadaran manusia untuk
2
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta, LPPI, 2000), h. 8.

2
berbuat baik sebanyak mungkin tersebut akan melahirkan sikap peduli kepada orang lain
karena Islam mengajarkan untuk berbuat baik dalam segala hal dan melarang perbuatan
yang jahat atau tercela. Karena pada dasarnya baik atau buruknya perbuatan seseorang
akan kembali kepada dirinya masing-masing. Oleh karena itu akhlak sangat diperlukan
dalam pergaulan sehari-hari karena itu pelajaran akidah akhlak sangatlah dibutuhkan
terutama bagi pelajar disekolah

 b.  Pengertian Moral
Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Moral berasal
dari Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusiamenyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki
moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata
manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan prosessosialisasi.Moral dalam zaman
sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau
sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.3

Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus
mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-
absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur
dari kebudayaan masyarakat setempat.

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan


manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya,
maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.

3
Hamzah Ja’kub, Etika Islam, (Jakarta: Publicita, 1978), hal.10

3
Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat diartikan sebagai
sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba
melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.

c.Pengertian Etika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik
dan buruk, mengenai hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang
berhubungan dengan ahlak, dan nilai benar atau salah yang dianut dalam masyarakat.
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani "Ethos" artinya karakter, watak,
kesusilaan, dan adat kebiasaan. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki kelompok
atau individu, meliputi tindakan yang dilakukan benar atau salah, baik atau buruk. Jadi,
etika merupakan landasan dasar atau pertimbangan setiap perilaku manusia termasuk
bidang keilmuan. Etika mengalami perkembangan menjadi studi tentang kebiasaan
manusia.4
Etika diartikan sebagai seperangkat prinsip moral yang memebedakan apa yang
benar dan apa yang salah. Etika merupakan bidang normatif, karena menentukan dan
menyarankan apa yang seharusnya orang lakukan atau hindarkan.5

4
Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 17
5
Choirul Huda, Etika Bisnis Islam, (Jakarta: Majalah Ulumul Qur’an, 1997), h. 64

Anda mungkin juga menyukai