DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8 (MAN 1 A PAGI)
Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT.karena atas Rahmat,karunia serta kasih
sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai islam dan ilmu pengetahuan ini
dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
terakhir,penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita. Nabi Muhammad
SAW. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada ibu Fatrilia Rasyi selaku dosen mata
kliah Agama Islam, dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih terdapat kesalahan
dan keliruan, baik yang berkenan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan,walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan agama islam dan
diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................6
BAB II.................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................6
BAB III………………………………………………………………………..12
PENUTUP…………………………………………………………………….12
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..12
3.2 Saran………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...13
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
iv
4. Apakah ada metode peningkatan moral dan akhlak dalam islam ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian akhlak dan moral
2. Mengerahui macam macam moral dan akhlak
3. Mengetahui karateristik moral dan akhlak dalam islam
4. Mengetahui metode peningkatan moral dan akhlak dalam islam
v
BAB II
Moral berasal dari kata latin "Mos" dan "Mores" (bentuk jamaknya) yang berarti adat atau
cara hidup. Moral adalah tindakan manusia yang sesusai dengan ide-ide umum (masyarakat)
yang baik dan wajar. Moral dan etika memiliki kesamaan dalam hal baik dan buruk. Terdapat
beberapa pendapat apa yang dimaksud dengan moral.
1. Menurut kamu Kamus Bahasa Indonesia (Tim Prima Pena): Ajaran tentang baik
buruk yang di terima umum mengenaik akhlak-akhiak dan budi pekerti, kondisi
mental yang mempengaruhi seseorang menjadi tetap bersemangat, berani, disiplin,
dll.
Bila dilihat dari sumber dan sifatnya, ada moral keagamaan dan moral sekuler. Moral
keagamaan kiranya telah jelas bagi semua orang, sebab untuk hal ini orangtinggal
mempelajari ajaran-ajaran agama yang dikehendaki di bidang moral. Moral sekuier
merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agamadan hanya bersifat
diniawi semata-mata.bagi umat kita umat beeragama, tentu moral keagamaan yang
harus dianut dan bukannya moral sekuler.
Kata akhlak berasal dari kala khalaqa dengan akar kata khaluqun yang berarti perangai, tabiat
dan adat, atau dari kata kalqun yang berarti kejadian, buatan dan ciptaan. Jadi secara
vi
etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat atau system perilaku yang dibuat (Daradjat,
1984; 253).
Akhlak secara kebahasaan bisa baik, bisa juga buruk tergantung kepada tata nilai yang
dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah
mengandung konotasi baik, jadi "orang yang berakhlak" berarti orang yang berakhlak baik.
Sebenarnya kata akhlak baik dapat disebut dengan aklak al-karomah sedangkan yang buruk
disebut dengan akhlak mazmumah.
Ibnu Miskawaih mengemukakan bahwa akhlak seseorang dapat berubah dengan kebiasaan
dan latihan serta pelajaran yang baik. Manusia dapat diperbaiki akhlaknya dengan
mengosongkan dirinya dari segala sifat tercela dan menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji
dan luhur (Iberani, 2003:114). Menurut Imam al-Ghazali akhlak adalah suatu sifat yang tetap
100 pada jiwa seseorang Dari jiwa tersebut timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dan
tidak membutuhkan pemikiran (Ghazali,tt;52).
Defenisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat
lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:
Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang,
sehingga telah menjadi kepribadiannya.
Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran. Ini berarti bahwa saat melakuakan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam
keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur dan gila.
Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbutan
yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa ilmu
akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai
baik atau buruk.
Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesunggunya,
bukan main-main atau karena bersandiwara
vii
Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik)
adalah perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena
dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
1.Akhlak baik (al-akhlaqul mahmudah), yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama
manusia dan makhluk-makhluk yang lain.
2.Akhlak buruk atau tercela (al-akhlakul madzmumah), yaitu perbuatan buruk terhadap
Tuhan sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.
Macam-Macam Moral
1.Moral keagamaan
2.Moral sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi
semata-mata.
Allah telah berkehendak bahwa akhlak dalam Islam memiliki karakteristik yang berbeda
dan unik (istimewa). Yusuf Al-Qardhawi mengajukan tujuan karakteristik etika
(moral/akhlak) Islam
viii
1. Sebuah moral yang beralasan (argumentatif) dan dapat dipahami. Islan selalu
bersandar pada penilaian yang logis dan alasan (argumentatif) yang dapat diterima
oleh
2. akal yang lurus dan naluri yang sehat, yaitu dengan menjelaskan maslahat
(kebaikan) dibalik apa yang diperintahkan-Nya dan kerusakan dari terjadinya apa
yang dilarang-Nya (Q.S Al-Ankabut, 45, Q.S AL Jumu'ah;9).
)) اْتُل َم ا ُأوِح َي ِإَلْيَك ِم َن اْلِكَتاِب َو َأِقِم الَّص اَل َة ِإَّن الَّص اَل َة َتْنَهى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم نَك ِر َو َلِذ ْك ُر ِهَّللا َأْك َبُر َو ُهَّللا َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعوَن
Artinya:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S Al-Ankabut:45)
َء اَم ُن وا ِإَذ ا ِهَّللا َو َذ ُروا اْلَبْي َع َذ ِلُك ْم َخْي ٌر َّلُك ْم ِإن ُك نُتْم. ُنوِدَي ِللَّص اَل ِة ِم ن َي ْو ِم اْلُج ُمَع ِة َفاْس َع ْو ا ِإَلى ِذ ْك ِر َيَتَأُّيَه ا اَّل ِذ يَن
) َتْع َلُم وَن
Artinya
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S AL-Jumu'ah.9)
2.Moral Universal
Moral dalam Islam berdasarkan karakteristik manusiawi yang universal, yaitu larangan bagi
suatu ras manusia berlaku juga bagi ras yang lain, bahkan umat Islam dan umat-umat yang
lain adalah sama dihadapan moral Islam yang universal. Dalam surat al-Maidah ayat 8
menyebutkan "Dan janganlah sekali- kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa".
ix
Dengan demikian etika (mora/akhlak) Islam adalah bebas dari segala tendensi
(kecenderungan) rasisme kebangsaan, kesukuan maupun golongan.
Islam datang dengan membawa sesuatu yang sesuai dengan fitrah dan tabiat serta
penyempurnaannya. Islam mengakui eksistensi manusia manusia sebagaimana yang telah
diciptakan Allah dengan segala dorongan kejiwaan. kecenderungan fitrah serta segala yang
telah digarıskan-Nya. Islam menjadikan mulia dan membuat batasan hukum untuknya agar
dapat memelihara kebaikan masyarakat dan individu manusia itu sendiri.
4. Memperhatikan Realita
Al-qur'an tidak membebankan kepada manusia suatu kewajiban untuk mencintai musuh-
musuhnya, karena hal ini merupakan sesuatu hal yang tidak dimiliki jiwa manusia, akan
tetapi al-Qur'an memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk berlaku adil terhadap
musuhmusuhnya, supaya ras permusuhan dan kebencian mereka terhadap musuh-musuhnya
tidak mendorong untuk melakukan pelanggaran terhadap musuh-musuh mereka.
5. Moral Positif
Moral Islam menganjurkan menggalang kekuatan, keyakinan dan cita-cita, melawan sikap
ketidakberdayaan dan pesimisme (keputusasaan), malas serta segala bentuk penyebab
kelemahan. Islam menolak sikap "pasif" (apatis) dalam menghadapi kerusakan sosial dan
politik, dekadensi moral dan agama, bahkan Islam memerintahkan kepada muslim untuk
merubah suatu kemungkaran dengan "Mangannya", jika tidak mampu maka dengan lisannya,
jika tidak mampu lagi maka dengan hatinya.
6. Komprehensifitas (menyeluruh)
Islam bukanlah agama yang menganggap bahwa moral dalam agama berkisar pada
pelaksanaan ibadah ritual atau seremonial, padahal akhlak atau etika Islam tidak membiarkan
kegiatan manusia hanya dalam ibadah mahdah saja. Islam menggariskan bahwa hubungan
manusia dengan dirinya sendiri dan manusia lainnya serta hubungan manusia dengan alam
secara global maupun detail haruslah dengan etika Islam atau akhlak. Oleh sebab itu, akhlak
Islam meletakkan apa yang dikehendaki manusia dari adab susila yang tinggi dan luhur.
7.Tawazun
x
dalam etika Islam yaitu menggabungkan sesuatu dengan penuh keserasian dan keharmonisan,
tanpa sikap berlebihan maupun pengurangan. Contohnya seimbang dalam "mengejar" dunia
dan akhirat. Dalam Islam, dunia adalah ladang untuk mencapai akhirat, oleh karena orang
yang beruntung adalah orang Bahagia dunia dan akhirat.
1. Metode Syari'at
a. Dengan cara membiasakan diri untuk melakukan kebaikan dan menjauhi yang dilarang
syara'.
c. Membiasakan diri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana kita tinggal.
c. Berusaha meningkatkan potensi-potensi baik yang ada pada diri untuk menjadi pribadi
yang lebih baik.
3. Metode Kesufian
xi
BAB III
3.1 Kesimpulan
Akhlak adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk, mengatur pergaulan
manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya.Moral adalah tindakan
manusia yang sesuai dengan ide-ide umum (masyarakat) yang baik dan wajar. Semakin baik
akhlak seseorang maka akan memunculkan sifat tasawuf dalam dirinya. Namun, saat ini
modernisasi dan globalisasi sering kali mempengaruhi moral dan akhlak seseorang
terutama para remaja.
3.2 Saran
kita harus bisa membentengi diri kita dengan keimanan dan ketaqwaan agar modernisasi dan
globalisasi tidak mempengaruhi etika, moral dan akhlak kita tetapi kita yang mengendalikan
modernisasi dan globalisasi yang harus kita peroleh dan pelajari dengan moral dan akhlak
yang kita miliki.
xii
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/aisyahturidho/makalah-etika-moral-akhlak-agama
https://id.scribd.com/document/516652597/Resume-KB-2-Akhlak
xiii