Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“AGAMA ADALAH SUATU TENAGA DALAM


PERKEMBANGAN MORAL MANUSIA”
Dosen Pengampu : Agus Salim M.Pd

DiSusun Oleh :
1. Dinda Anggita : 2023.08.10.011
2. Amelia Syahara : 2022.05.10.005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


PROGRAM STUDI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM AL AZHAAR
TAHUN AKADEMIK 2023

1
KATA PENGANTAR

segala puji syukur khadirat Allah SWT yang telah memberikan Anugerah,
kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini Yang
berjudul “AGAMA ADALAH SUATU TENAGA DALAM PERKEMBANGAN
MORAL MANUSIA”. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk Menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari,agar kami Semua
menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama,bangsa dan Negara.
Dengan tersusunnya makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan Kelemahan, untuk kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap
perbaikan,kritik dan Saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Lubuklinggau,23 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................I
DAFTAR ISI...................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................III
A. belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. AGAMA DAN MORALITAS..............................................................................2
B. PENGERTIAN MORAL,SUSILA,BUDI PEKERTI,AKHLAK DAN
ETIKA...................................................................................................................3
C. HUBUNGAN MORAL,SUSILA,BUDI OEKERTI,AKHLAK DAN
ETIKA...................................................................................................................4
BAB III PENUTUP.......................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Agama merupakan suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal, Dalam arti bahwa
semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan pola-Pola perilaku yang memenuhi
syarat untuk disebut „agama‟ (religious).Ellis, Tokoh terapi kognitif behavioral menulis
dalam Journal of Counseling and Clinical Psychology terbitan 1980. Agama yang dogmatis,
ortodoks dan taat (yang mungkin kita sebut sebagai kesalehan) bertoleransi sangat signifikan
Dengan gangguan emosional orang umumnya menyusahkan dirinya dengan Sangat
mempercayai kemestian, keharusan dan kewajiban yang absolut. Orang Sehat secara
emosional bersifat lunak, terbuka, toleran dan bersedia berubah, Sedang orang yang sangat
relegius cenderung kaku, tertutup, tidak toleran dan Tidak mau berubah, karena itu kesalehan
dalam berbagai hal sama dengan Pemikiran tidak rasional dan gangguan emosional. Banyak
dari apa yang Berjudul agama termasuk dalam superstruktur, agama terdiri atas tipe-tipe
Simbol, citra, kepercayaan dan nilai-nilai spesifik dengan mana makhluk Manusia
menginterpretasikan eksistensi mereka, akan tetapi karena agama Juga mengandung
komponen ritual maka sebagian agama tergolong juga dalam struktur sosial.1
Pengertian agama bila ditinjau secara deskriptif sebagaimana yang Telah diungkapkan
oleh George Galloway adalah sebagai keyakinan manusia Terhadap kekuatan yang melampui
dirinya kemana ia mencari pemuas kebutuhan emosional dan mendapat ketergantungan hidup
yang diekspresikan Dalam bentuk penyembahan dan pengabdian.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada uraian di atas, penulis menemukan berbagai Permasalahn, yaitu :
1.Apa Pengertian Agama dan moralitas?
2.Apa hubungan agama dalam perkembangan moral manusia?
3.Mengapa agama sebagai sumber moral?

C.Tujuan
1.Untuk mengetahui apa itu pengertian agama dan moralitas?
2.Untuk memahami apa hubungan agama dalam perkembangan moral manusi
3.Untik mengetahui mengapa agama disebut sebagai sumber moral?
1
Ahmad Amin. (1983).Al-akhlak, Etika (Ilmu Akhlak)alih bahasa KH. Farid Maruf. Jakarta: BulanBintang.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN AGAMA DAN MORALITAS


Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta,āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata
lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan
berreligi, seseorang mengikat dirinya kepadaTuhan.

Secara terminologis, Hasby as-Shiddiqi mendefinisikan agama sebagai undang-undang ilahi


yang didatangkan Allah untuk menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia di alam dunia
untuk mencapai kerajaan dunia dan kesentosaan di akhirat. Agama adalah peraturan Tuhan
yang diberikan kepada manusia yang berisi sistem kehidupan manusia untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.2

Endang Saefudin Anshari menyimpulkan bahwa agama meliputi: sistem kredo kepercayaan
atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia; sistem ritus tata cara peribadatan manusia
kepada yang mutlak; dan sistem norma atau tata kaidah yang mengatur hubungan manusia
dengan sesame manusia dan hubungan dengan alam lainnya sesuai dan sejalan dengan tata
keimanan.3

Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia
kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan
dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian
tersebut dapat disebut agama.

2
Ahmad Norman P. (ed.), Metodologi Studi Agama (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000)
3
Ali Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Raja Grafindo Persada, 1998, Cet. I, hlm. 46.

5
B. PENGERTIAN,MORAL,SUSILA,BUDI PEKERTI,AKHLAK DAN ETIKA

1. Pengertian Moral

Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan.Kata mores ini
mempunyai sinonim mos,moris,manner mores atau manners,moral.

Dalam bahasa Indonesia,kata moral berarti akhlak (bahasa Arab)atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing
tingkah laku batin dalam hidup.Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang
menjadi etika. Secara etimologis ,etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima
masyarakat umum tentang sikap,perbuatan,kewajiban,dan sebagainya.4

Sidi Gazalba mengartikan moral sebagai kesesuaian dengan ide-ide yang umum diterima
tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Jadi moral adalah tindakan
yang umum sesuai dengan dan diterima oleh lingkungan tertentu atau kesatuan sosial
tertentu.

Dengan demikian moral dapat diartikan dengan “menyangkut baik buruknya manusia sebagai
manusia,” moralitas dapat diartikan dengan “keseluruhan norma-norma dan nilai-nilai dan
sikap moral seseorang atau masyarakat. Moral mengacu pada baik buruk perilaku bukan pada
fisik seseorang.

2.Pengertian Susila dan Budi Pekerti

Secara terminology, susila adalah aturan-aturan hidup yang baik. Orang yang susila adalah
orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang a susila adalah orang yang berkelakuan
buruk. Susila biasanya bersumber pada adat yang berkembang di masyarakat setempat
tentang suatu perbuatan itu tabu atau tidak tabu, layak atau tidak layak. Dengan demikian
susila menunjuk pada arti perilaku baik yang dilakukan seseorang.

Budi secara istilah adalah yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran yang
didorong oleh akal. Sementara pekerti adalaha apa yang terlihat pada manusia karena
4
Atang Abdul Hakim dan Jaih M, Metodologi Studi Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, cet. III, 2000, hlm.
113-114.

6
didorong oleh perasaan. Budi pekerti adalah perbuatan dari hasil akal dan rasa yang berwujud
pada karsa dan tingkah laku manusia

3).Pengertian akhlak

.Berikut ini adalah pengertian akhlak secara istilah dari sebagian para ulama:

Ahmad Amin dalam bukunya Al-Akhlakmendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang biasa
dilakukan.

Ibn Maskawih dalam kitabnya Tahzib al-Akhlak wa Tathirul A’raq, mendefinisikan akhlak
sebagai “keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan
tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan sebelumnya”

Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya ‘Ulumuddin, mendefinisikan akhlak sebagai: “segala
sifat yang tertanam dalam hati, yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan
mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan.”

Akhlak adalah suatu keadaan yang tertanam dalam jiwa berupa keinginan kuat yang
melahirkan perbuatan-perbuatan secara langsung dan berturut-turut tanpa memikirkan
pemikiran lebih lanjut.

Dari beberapa definisi dan uraian singkat di atas, kita dapat mengambil dua hal penting
tentang akhlak, yaitu:

Akhlak yang berpangkal pada hati, jiwa, atau kehendak

Akhlak merupakan perwujudan perbuatan sebagai kebiasaan (bukan perbuatan yang dibuat-
buat, tetapi sewajarnya).

Dengan demikian akhlak dalam ajaran Islam merupakan perbuatan manusia sebagai ekspresi
atau ungkapan dari kondisi jiwa. Akhlak meskipun berpangkal dari jiwa tapi ia tidak berhenti
di dalam jiwa saja melainkan ternyatakan dalam perbuatan.

4).Pengertian Etika

Secara istilah etika adalah ilmu yang membicarakan tentang tingkah laku manusia.
Sebagian ahli yang lain mengemukakan definisi etika sebagai teori tentang laku perbuatan
manusia dipandang dari segi nilai baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan akal. Hanya

7
saja ilmu akhlak atau etika Islam tidak hanya bersumber pada akal, melainkan pula yang
terpenting adalah Al-Qur’an dan Hadits.5

C.HUBUNGAN MORAL,SUSILA,BUDI PEKERTI,AKHLAK DAN ETIKA.

Etika (ilmu akhlak) bersifat teoritis sementara moral, susila, akhlak lebih bersifat praktis.
Artinya moral itu berbicara soal mana yang baik dan mana yang buruk, susila berbicara mana
yang tabu dan mana yang tidak tabu, akhlak berbicara soal baik buruk, benar salah, layak atau
tidak layak. Sementara etika lebih berbicara kenapa perbuatan itu dikatakan baik atau kenapa
perbuatan itu buruk. Etika menyelidiki, memikirkan, dan mempertimbangkan tentang yang
baik dan buruk, moral menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu dalam kesatuan
sosial tertentu. Moral itu hasil dari penelitian etika.6

Akhlak karena bersumber pada wahyu maka ia tidak bisa berubah. Meskipun akhlak dalam
Islam bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah sementara etika, moral, dll. Bersumber pada
akal atau budaya setempat, tetap saja bahwa semuanya mempunyai keterkaitan yang sangat
erat. Dalam hal ini akhlak Islam sangat membutuhkan terhadap etika, moral, dan susila
karena Islam mempunyai penghormatan yang besar terhadap penggunaan akal dalam
menjabarkan ajaran-ajaran Islam, dan Islam sangat menghargai budaya suatu masyarakat.
Kalaupun adat local menyimpang, Islam mengajarkan kepada umatnya agar mengubahnya
tidak sekaligus melainkan secara bertahap.

Jika dilihat dari maknanya maka persamaan dari moral, akhlak dan etika adalah pada
fungsinya. Semua berfungsi pada pengarah atau petunjuk agar seseorang mengetahui mana
perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buru. Dengan itu manusia diharapkan
senantiasa melakukan perbuatan-perbuatn yang baik, agar tercipta masyarakat yang warganya
berperilaku baik dan sopan.

Jika dilihat dari sisi sumber, etika bersumber pada rasio sedangan akhlak bersumber pada Al-
Quran dan Hadist sementara rasio hanya mendukung terhadap apa yang dikemukakan oleh
Al-Quran dan Hadist. Sementara moral umumnya berdasarkan pada ketentuan atau
kebiyasaan umum yang berlaku dimasyarakat.

Selain itu etika bersifat teoritis sementara moral dan akhlak lebih bersifat praktis. Artinya
moral itu berbicara soal mana yang baik dan buruk, akhlak berbicara soal baik dan buruk,

5
M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, Duta Grafika, Semarang, cet. I, 1991, hlm.123
6
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995, Cet. 2, hlm.
76.

8
benar dan salah, layak dan tidak layak, sementara itu etika lebih berbicara kenapa perbuatan
itu dikatakan baik atau buruk. Etika menyelidiki, memperhatikan dan mempertimbangkan
tentang yang baik dan buruk, moral menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu dalam
kesatuan sosial tertentu, moral itu hasil dari penelitian etika.

 AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL


Agama memiliki peranan penting dalam usaha menghapus krisis moral dengan
menjadikan agama sebagai sumber moral. Allah SWT telah memberikan agama
sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan di dinia ini. Dalam konteks Islam
sumber moral itu adalah Al-Qur’an dan Hadits.
Menurut kesimpulan A.H. Muhaimin dalam bukunya Cakrawala Kuliah Agama
bahwa ada beberapa hal yang patut dihayati dan penting dari agama, yaitu:
Agama itu mendidik manusia menjadi tenteram, damai, tabah, dan tawakal
Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi: berani berjuang
menegakkan kebenaran dan keadilan, sabar, dan takut berbuat dosa
Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifat-sifat mulia
dan terpuji, toleransi, dan manusiawi.Dengan demikian peran agama sangat penting
dalam kehidupan manusia, salah satunya, sebagai sumber akhlak. Agama yang
diyakini sebagai wahyu dari Tuhan sangat efektif dan memiliki daya tahan yang kuat
dalam mengarahkan manusia agar tidak melakukan tindakan amoral.
 AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN
Sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan
yang baik, maka itulah yang dinamakan akhlak mulia. Jika tidak sesuai dengan
ketentuan Allah dan Rasul-Nya, maka dinamakan akhlak tercela.
Menurut Imam Al-Ghazali ada empat sendi yang menjadi dasar bagi perbuatan-
perbuatan baik, yaitu:
Kekuatan ilmu yang berwujud hikmah, yaitu bisa menentukan benar dan salah
Kekuatan amarah yang wujudnya adalah berani, keadaan kekuatan amarah yang
tunduk kepada akal pada waktu dinyatakan atau dikekang.

9
Kekuatan nafsu syahwat (keinginan) yang wujudnya adalah iffah, yaitu keadaan
syahwat yang terdidik oleh akal.7
Kekuatan keseimbangan di antara yang tiga di atas.
Empat sendi akhlak tersebut akan melahirkan perbuatan-perbuatan baik, yaitu jujur,
suka member kepada sesame, tawadu, tabah, berani membela kebenaran, menjaga diri
dari hal-hal yang haram. Sementara empat sendi-sendi akhlak batin yang tecela
adalahKeji, pintar busuk, bodoh Tidak bisa dikekang raakus dan statis aniaya..
Keempat sendi akhlak tercela itu akan melahirkan berbagai perbuatan yang tercela
yang dikendalikan oleh nafsu seperti sombong, khianat, dusta, serakah, malas, kikir,
dll. yang akan mendatangkan malapetaka bagi diri sendiri maupun orang lain. :
 Akhlak kepada Allah
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada tuhan sebagai khalik.
Perwujudan akhlak kepada Allah antara lain :
1. Menauhidkan, yaitu mengesakan bahwa Allah adalah pencipta, bahwa Allah
yang wajib disembah oleh kita.
2. Beribadah
3. Bersyukur
4. Berdoa
5. Tawakal, yaitu sikap pasrah kepada Allah atas ketentuannya sambil berusaha
6. Mahabbah(cinta), yaitu merasa dekat dan ingat terus kepada Allah yang
diwujudkan dengan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
7. Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.
8. Berbaik sangka kepada Allah SWT.
9. Rela terhadap qada dan qodar dari Allah SWT.8
 Akhlak kepada Diri Sendiri
1. Menjaga kebersihan

Islam menjadikan kebersihan sebagian dari iman. Seseorang muslim harus suci,
bersih dari pakaian maupun tempat, terutama saat akan melaksanakan beribadah kepada
Allah, disamping suci dari kotoran maupun hadas.

2. Menjaga makan dan minum


7
M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, Duta Grafika, Semarang, cet. I, 1991, hlm. 22-23
8
Ali Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Raja Grafindo Persada, 1998, Cet. I, hlm. 56-57
Nasr

10
Makan dan minum merupakan kebutuhan vital bagi tubuh manusia, jika tidak ada m akan dan
minum dalam keadaan tertentu yang normal maka manusia akan mati. Allah SWT
memerintahkan kepada manusia agar makan dan minum dari yang halal dan tidak berlebihan.

3. Menjaga kesehatan

Menjaga kesehatan bagi seorang muslim adalah wajib dan merupakan bagian dari ibadah
kepada Allah SWT dan sekaligus melaksanakan amanah dari-Nya.

4. Berbusana yang alami

Dari segi kebutuhan alaminya, badan manusia perlu ditutup dan dilindungi dari gangguan
bahaya alam sekitarnya, seperti dingin, panas dll. Karena itu Allah SWT memerintahkan
manusia menutup auratnya dan Allah menciptakan bahan-bahan di alam ini untuk dibuat
pakaian sebagai penutup badan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa pada hakekatnya agama terutama islam merupakan sumber moral utama dalam
kehidupan bermasyarakat karena di dalam agama di ajarkan mana akhlak yang baik
dan mana akhlak yang buruk dan apa yang dilarang dan apa yang diperbolehkan.
Dalam pembangunan suatu peradaban pembangunan moral sangatlah mutlak karena
suatu pembangunan tanpa moral yang kuat akan hanya membawa pembangunan itu
kepada suatu kehancuran.
Manusia harus memiliki moral dan akhlak yang baik karena tanpa moral dan akhlak
yang baik manusia itu akan hancur dan hanya menjadi pengikut dari paham-paham
yang menyimpang di dunia ini.Dalam agama islam ajaran tentang moral dan akhlak
telah menjadi inti dari penyebaran agama islam.
B. Saran
Apabila penyusunan makalah ini ada yang kurang berkenan di hati pembaca, kami
selaku pemakalah meminta maaf dan semoga ada kritik dan saran yang bermanfaat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Amin. (1983).Al-akhlak, Etika (Ilmu Akhlak)alih bahasa KH. Farid Maruf. Jakarta:
BulanBintang.

Ahmad Norman P. (ed.), Metodologi Studi Agama (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000)

Ali Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Raja Grafindo Persada, 1998,
Cet. I, hlm. 46.

Atang Abdul Hakim dan Jaih M, Metodologi Studi Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, cet.
III, 2000, hlm. 113-114.

M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, Duta Grafika, Semarang, cet. I, 1991, hlm.123

Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
1995, Cet. 2, hlm. 76.

M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, Duta Grafika, Semarang, cet. I, 1991, hlm. 22-23

Ali Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Raja Grafindo Persada, 1998,
Cet. I, hlm. 56-57 Nasr

13
14

Anda mungkin juga menyukai