Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DASAR AGAMA ISLAM DALAM KEHIDUPAN

DOSEN PEMBIMBING
ACHMAD ZULFIKAR SIREGAR S.PD.I.,M.PD
D
I
S
U
S
U
N
0LEH:
KELOMPOK 4
- AULIYA INDAH ( 2313462073 )
- ISMA YANTI ( 2313462083)
- NADHILAH PUTRI NDRURU (2313462091 )
- RISKITASIA BR SITEPU (2313462063 )
- WULAN SUCI RAMADHANI (2313462066)

PRODI: D-III PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


KELAS : TINGKAT 1B
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan karunia dan
rahmatnya, tak lupa Shalawat dan salam untuk tauladan kita Nabi Muhammad Saw yang
membawa kita semua ke zaman terang benderang ini sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah Konsep Dasar Agama Islam Dalam Kehidupan dengan baik walaupun masih banyak
kekurangan didalamnya. Serta kami juga berterima kasih kepada Bapak ACHMAD
ZULFIKAR SIREGAR S.PD.I.,M.PD selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Universitas Imelda medan yang sudah memberikan kepercayaan menyelesaikan tugas
Makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan kita menyangkut mampu menguraikan hubungan
antara etika dan akidah dalam islam. Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang sudah kami buat,
mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun dan demi perbaikan
makalah ini di masa mendatang.
Semoga makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami ataupun orang yang
membacanya.

MEDAN, 19 September 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang...........................................................................................................iii
2. Rumusan masalah......................................................................................................iii
3. Tujuan........................................................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN
1. Ruang Lingkup Agama............................................................................;............1
a. Definisi Agama.................................................................................................1
b. Tujuan Agama...................................................................................................3
c. Fungsi Agama...................................................................................................4
d. Unsur-Unsur Agama........................................................................................ 5
e. Cara Beragama .................................................................................................6
• Tradisional................................................................................................6
• Formal.......................................................................................................6
• Rasional....................................................................................................6
• Metode Pendahulu....................................................................................6
f. Agama Dalam Pendekatan Islam......................................................................7
• Pendekatan Teologi Normatif...................................................................7
• Pendekatan Filologi..................................................................................7
• Pendekatan Fiqh.......................................................................................7
• Pendekatan Antropologis..........................................................................7
• Pendekatan Sosiologis..............................................................................7
• Pendekatan Filosofis.................................................................................7
• Pendekatan Historis..................................................................................7
• Pendekatan Psikologis..............................................................................7
• Pendekatan Tasawwuf...............................................................................7

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan...........................................................................................................8
2. Daftar pusaka........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Agama berperan sangat penting dalam mengatur sendi-sendi kehidupan
manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan bersama. Agama dan beragama
adalah satu kesatuan namun memiliki makna yang berbeda. Agama merupakan
sebuah ajaran kebaikan yang menuntun manusia kembali kepada hakekat
kemanusiannya. Beragama artinya kita berupaya belajar untuk mengamalkan ajaran
agama dalam setiap aspek kehidupan, agar terjalin hubungan yang indah dan
harmonis antar sesama, alam semesta, maupun dengan Tuhan.

2. Rumusan masalah
Dari urain latar belakang diatas, jelas bahwa agama berperan sangat penting
dalam kehidupan manusia dan mempengaruhi dalam mencapai kesempurnaan dalam
beragama.
Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian adalah:
1. Apakah Defenisi Agama?
2. Apakah Tujuan Agama?
3. Apa Fungsi Agama?
4. Apa Unsur-Unsur Agama?
5. Bagaimana Cara Beragama?
6. Bagaimana Agama Dalam Pendekatan Islam?

3. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui definisi etika
2. Untuk mengetahui definisi akhlak
3. Untuk mengetahui hakikat etika dan aqidah dalam islam
4. Untuk mengetahui penerapan etika dan aqidah dalam kehidupan sehari-hari

iii
BAB II
PEMBAHASAN

1. Defenisi Agama
Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan serta
tata kaidah yang berhubungan dengan adat istiadat, dan pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan, pelaksanaan agama bisa dipengaruhi
oleh adat istiadat daerah setempat.
Dari beberapa istilah di atas maka agama secara istilah didifinisikan dengan mengikatkan
diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di
luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia
Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan (atau
sejenisnya) serta tata kaidah yang berhubungan dengan adat istiadat, dan pandangan dunia
yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan, pelaksanaan agama bisa
dipengaruhi oleh adat istiadat daerah setempat. Pada zaman sejarah adat menjadi alat untuk
menyampaikan ajaran-ajaran agama. Sementara agama susah untuk didefinisikan, sebuah
model standar dari agama, digunakan dalam perkuliahan religious studies, diajukan oleh
Clifford Geertz, yang dengan sederhana menyebutnya sebagai sebuah "sistem kultural".
Sebuah kritikan untuk model Geertz oleh Talal Asad mengategorikan agama sebagai "sebuah
kategori antropologikal”. Banyak agama memiliki mitologi, simbol, dan sejarah suci yang
dimaksudkan untuk menjelaskan makna, tujuan hidup dan asal-usul kehidupan atau alam
semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang-orang memperoleh
moralitas, etika, hukum adat, atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada
sekitar 4.200 agama di dunia.
Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, mendefinisikan
tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci.
Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan terhadap
tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trans, inisiasi, cara penguburan,
pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama
juga mungkin mengandung mitologi.
Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan, atau
kadang-kadang mengatur tugas. Namun, menurut ahli sosiologi Émile Durkheim, agama
berbeda dari keyakinan pribadi karena merupakan "sesuatu yang nyata sosial". Émile
Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas
kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.

1
Definisi tentang agama di sini sedapat mungkin sederhana dan menyeluruh. Definisi
ini diharapkan tidak terlalu sempit maupun terlalu longgar, tetapi dapat dikenakan kepada
agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama
merupakan suatu lembaga atau institusi yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu,
terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama, perlu dicari titik persamaannya dan titik
perbedaannya.
Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan
keterbatasannya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa di luar dirinya.
Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang
luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan
cara menghambakan diri, yaitu menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya
dan yakin berasal dari Tuhan; dan menaati segenap ketetapan, aturan, hukum, dan lain-lain
yang diyakini berasal dari Tuhan.
Dengan demikian, agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam
pengertian agama terdapat tiga unsur, yaitu manusia, penghambaan, dan Tuhan. Maka suatu
paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut
agama.
Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup, yakni bahwa
seluruh aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana
kita makan, bagaimana kita bergaul, bagaimana kita beribadah, dan sebagainya ditentukan
oleh aturan/tata cara agama.

2
2. Tujuan Agama
Tujuan agama adalah bervariasi tergantung pada perspektif atau keyakinan dari masing-
masing agama. Namun, secara umum, tujuan agama adalah memberikan arah spiritual pada
kehidupan manusia dan membantu manusia dalam mencari arti hidup yang lebih dalam dan
bermakna. Berikut adalah beberapa tujuan umum agama:

1. Memberikan arti hidup


Agama memberikan arti dan tujuan hidup bagi manusia. Dengan mengikuti agama,
seseorang akan memperoleh pemahaman tentang hakikat kehidupan dan tujuan hidup yang
lebih besar daripada sekadar memenuhi kebutuhan fisik semata. Melalui agama, seseorang
akan memperoleh pandangan yang lebih positif tentang dunia dan dirinya sendiri, serta
memahami peran dan tanggung jawabnya dalam masyarakat.
2. Menyediakan panduan moral dan etika
Agama menyediakan pedoman moral dan etika bagi pengikutnya. Hal ini membantu
individu untuk membedakan antara perilaku yang benar dan salah, serta memperoleh
pandangan yang lebih baik tentang bagaimana mereka harus berinteraksi dengan sesama
manusia dan alam semesta. Pedoman moral dan etika dalam agama seringkali didasarkan
pada nilai-nilai universal seperti kebaikan, kejujuran, kasih sayang, keadilan, dan toleransi.
3. Memberikan dukungan spiritual
Agama memberikan dukungan spiritual bagi pengikutnya. Saat seseorang menghadapi
kesulitan atau masalah, agama memberikan harapan dan kekuatan untuk terus maju dan
mengatasi tantangan tersebut. Agama memberikan keyakinan bahwa ada kekuatan yang lebih
besar yang dapat membantu seseorang dalam menghadapi segala tantangan hidup.
4. Mendorong pertumbuhan pribadi dan spiritual
Agama mendorong pengikutnya untuk mengembangkan diri secara pribadi dan
spiritual. Agama menyediakan sarana untuk mengembangkan kekuatan spiritual dan
meningkatkan kualitas hidup, seperti meditasi, doa, atau zikir. Praktik-praktik keagamaan ini,
dapat membantu individu mencapai kedamaian batin dan kesadaran yang lebih tinggi, serta
membantu mereka memperoleh kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup.
5. Menghubungkan manusia dengan yang lebih tinggi
Agama membantu manusia untuk mengembangkan hubungan dengan kekuatan yang
lebih tinggi, seperti Tuhan atau alam semesta. Agama membantu manusia memperoleh
pemahaman tentang keberadaan Tuhan, dan hubungan mereka dengan Tuhan. Hal ini
memberikan keyakinan dan kekuatan bagi pengikut agama, dalam menghadapi tantangan
hidup dan memberikan arah pada kehidupan mereka.
3
Meskipun tujuan agama adalah positif, agama juga dapat memiliki dampak negatif
pada masyarakat. Salah satu dampak negatif tersebut adalah intoleransi antar kelompok
agama yang berbeda. Intoleransi ini dapat berujung pada konflik, kekerasan, dan
diskriminasi. Oleh karena itu, penting untuk menjalin dialog dan kerjasama antar kelompok
agama untuk mempromosikan toleransi dan perdamaian dalam masyarakat.
Selain itu, agama juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengendalikan dan
memanipulasi masyarakat. Ada beberapa contoh di mana agama digunakan untuk
mengendalikan masyarakat, seperti melalui kebijakan agama yang diterapkan oleh
pemerintah, atau melalui penggunaan agama sebagai alat politik untuk memperoleh
kekuasaan dan mengendalikan massa.

3. Fungsi Agama

1. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok


2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan, makhlukh hidup, dan serta
hubungan manusia dengan manusia.
3. Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah
4. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
5. Pedoman perasaan keyakinan
6. Pedoman dalam membentuk nilai-nilai kehidupan
7. Pengungkapan estetika (keindahan)
8. Pedoman rekreasi dan hiburan
9. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.

Dalam proses kehidupan, agama memiliki fungsi-fungsi penting yang berperan dalam kehidupan
seseorang. Dalam Jurnal Tarbiyah Al-Awlad yang berjudul "Agama dan Pengaruhnya dalam
Kehidupan", menyebutkan fungsi agama yaitu:

• Edukatif
Fungsi agama yang pertama adalah fungsi edukatif. Para penganut agama berpendapat bahwa
ajaran agama mereka memberikan ajaran yang harus dipatuhi. Ajaran agama secara yuridis, berfungsi
untuk menyuruh dan melarang seseorang bertindak. Kedua unsur suruh dan larangan ini mempunyai
latar belakang untuk mengarahkan seseorang agar para penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan
yang baik menurut ajaran agama masing-masing.

• Penyelamat
Fungsi agama yang kedua yaitu fungsi penyelamat. Setiap orang pasti menginginkan dirinya
selamat di mana pun berada. Agama hadir dengan membawa keselamatan tersebut. Keselamatan yang
diberikan oleh agama meliputi keselamatan di dua alam, yaitu di dunia dan akhirat. Tapi untuk
mendapatkan keselamatan tersebut, agama mengajarkan para penganutnya melalui pengenalan
kepada masalah sakral, berupa keimanan kepada Tuhan.

4
• Pendamai
Fungsi agama yang ketiga adalah sebagai pendamai. Dengan agama, seseorang yang
bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama. Rasa berdosa
dan rasa bersalah yang ada pada dirinya akan segera menjadi hilang dari batinnya, ketika
seorang pelanggar tersebut telah menebus dosanya dengan cara tobat, pensucian, ataupun
penebusan dosa.
• Sosial kontrol
Fungsi agama yang keempat yaitu sebagai sosial kontrol. Para penganut agama akan
terikat batinnya pada ajaran agama yang dipeluknya, baik secara pribadi maupun secara
kelompok. Oleh penganutnya, ajaran agama tersebut dianggap sebagai pengawasan sosial
secara individu maupun kelompok.

4. UNSUR UNSUR AGAMA

1. Manusia
Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup di bumi yang dibekali dengan akal budi
dan kecerdasan. Dalam konteks keagamaan, manusia ditempatkan sebagai umat yang
menganut suatu agama tertentu. Umat manusia adalah makhluk hidup yang bisa memikirkan
adanya entitas atau kekuatan di luar diri mereka sendiri yang begitu kuat. Keberadaan
kekuatan ini tidak bisa dijelaskan dengan logika, nalar, dan hukum alam lainnya. Namun,
manusia bisa menerima dan mempercayainya.
2. Tuhan
Hingga saat ini manusia belum punya 1 kesepakatan umum tentang konsep
ketuhanan. Karena itulah, kini ada banyak konsep Tuhan yang dianut masing-masing agama.
Ada konsep teisme, dimana manusia meyakini keberadaan Tuhan dan menganut agama
tertentu. Ada pula manusia yang menganut konsep deisme. Manusia mempercayai Tuhan itu
ada, tapi tidak mau menganut ajaran agama apapun yang ada di dunia. Ada juga manusia
yang menganut konsep panteisme, dimana alam semesta diidentikkan dengan Tuhan itu
sendiri.
3. Penghambaan
Hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-nya bersifat penghambaan. Namun,
konsep “hamba” dalam agama tidak sama dengan perbudakan antara sesama manusia.
Konsep penghambaan ini adalah gambaran dimana manusia membutuhkan Tuhan-nya.
Konsep penghambaan ini melibatkan berbagai jenis simbol, misalnya saja agama, praktik-
praktik keagamaan, dan juga pengalaman spiritual keagamaan manusia. Berbeda agama yang
dianut, berbeda pula konsep penghambaan hingga ritual keagamaan yang dilakukan
seseorang.

5
5. CARA BERAGAMA

Berdasarkan cara beragamanya:


- Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragama
nenek moyang, leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pemeluk cara
agama tradisional pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal
keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan tidak berminat bertukar agama.

- Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya


atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang
berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam
beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau
masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika
memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat
meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang
mudah dan tampak dalam lingkungan masyarakatnya.

- Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu
mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan
pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang
beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun.

- Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati
(perasaan) di bawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan
menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah).
Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya dalam ilmu
agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari
Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan,
mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.

6
6. AGAMA DALAM PENDEKATAN ISLAM

1. Pendekatan normatif

Yaitu pendekatan yg menekankan pada aspek norma norma ajaran islam. Sebagaimana
terdapat dlm al-quran dan sunnah.
2. Pendekatan antropologis
Yaitu upaya dlm memahami agama dengan cara melihat keagamaan yg bertumbuh dan
berkembang pada masyarakat
3. Pendekatan sosiologis
Yaitu upaya dlm memahami agama dengan cara meningkatkan kemampuan manusia untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
4. Pendekatan teologis
Yaitu sebuah upaya untuk memahami eksistensi tuhan, dan sebagai konsep nilai-nilai
ketuhanan yang terkontruksi dengan baik sehingga terjadi sebuah agama atau aliran
kepercayaan.
5. Pendekatan fenomenologis
Yaitu pendekatan agama dengan cara membandingkan berbagai macam gejala dari bidang
yang sama antara berbagai macam agama.
6. Pendekatan filosofis
Yaitu proses studi tentang kependidikan yang didasari dengan nilai-nilai ajaran islam menurut
konsep cinta terhadap kebenaran. Filosofis (arti rasional) ukuran benar dan salahnya
ditentukan dengan penilaian akal, apakah bisa diterima oleh akal atau tidak.
7. Pendekatan historis (sejarah)
Yaitu upaya memahami agama dengan menumbuhkan perenungan untuk memperoleh hikmah
dengan cara mempelajari sejarah nilai-nilai islam yang berisikan kisah dan perumpamaan.
8. Pendekatan politis
Yaitu upaya memahami agama dengan cara menanamkan nilai-nilai agama pada lembaga
sosial, agar timbul keinginan untuk meraih kesejahteraan serta perdamaian masyarakat.
9. Pendekatan Tasawuf
Yaitu upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan diri manusia
dari pengaruh kehidupan duniawi, berpola hidup sederhana dan rela berkorban demi tujuan-
tujuan yang lebih mulia disisi Allah, sehingga menjadikan selalu dekat dengan Allah dan
jiwanya bersih bersih serta memancarkan akhlak mulia.
7
BAB III
KESIMPULAN

Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan dan pedoman hidup bagi manusia agar
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Islam merupakan agama yang benar. Karena,
ajaran agama Islam bersifat komperehensif membahas masalah-masalah manusia baik dunia
ataupun akhirat. Dan agama Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah manusia.
Oleh karena itu, agama Islam harus disebarluaskan kepada umat manusia agar dapat
memeluk agama Islam.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ghailan Ng. ( 2021 ) Defenisi Agama. Jakarta : Wikipedia


Ariyanto. ( 2023 ) Agama. Jakarta : wikipedia
MH Amin Jaiz. ( 1980 ) Pokok – Pokok Ajaran Islam. Jakarta : PT. Asuransi Jasa Indonesia
Kant Immanuel. ( 2001 ) Agama Dan Istiadat. Cambridge University : Press
Parsudi Suparlan. ( 1988 ). Agama Dalam Analisis Dan Interpretasi Sosiologi. Jakarta : CV
Rajawali
Ramayulis. ( 2002 ). Fungsi Agama. Jakarta : Liputan 6

Anda mungkin juga menyukai