Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

RUANG LINGKUP AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. HAMSAH [23.1.1.0621.0008]
2. MISHRAN SUDIRMAN SALEH [23.1.1.0621.0017]
3. RESKYANA [23.1.1.0621.0025]
4. ANDINI RUKMANA [23.1.1.0621.0004]

MATA KULIAH: DASAR DASAR PENDIDIKAN ISLAM


DOSEN PENGAMPU: NURZAMSINAR, S.Pd.I., M.Pd.I

INSTITUT AGAMA ISLAM DDI POLEWALI MANDAR


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam tercurahkan pada junjungan kita
yaitu nabi besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah, kami telah dapat menyelesaikan makalah agama yang
berjudul "Ruang Lingkup Agama Islam". Penulisan makalah ruang lingkup agama
islam ini untuk memenuhi tugas kelompok dasar-dasar pendidikan islam.
Dalam penulisan makalah ruang lingkup agama islam ini, kami menyadari
bahwa peran serta dari berbagai pihak dalam mendorong, bantuan, dan dukungan
baik secara moril maupun materil kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ruang lingkup agama islam ini tidak luput dari
tantangan dan hambatan yang kami temukan, namun berkat dorongan, bimbingan
dari semua pihak di atas kami dapat menyelesaikan makalah ini. Namun demikian
kami menyadari dalam penyusunan makalah ruang lingkup agama islam ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan saran saran dan kritikan
yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap, semoga makalah ruang lingkup agama islam ini bermanfaat
bagi semua pihak, khususnya bagi kami pribadi, sebagai pedoman untuk
meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan dan memperluas cakrawala berpikir.

Polewali Mandar, 25 Oktober 2023


Penulis

KELOMPOK 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4

1.1 Latar belakang ................................................................................................................. 4

1.2 Identifikasi masalah ......................................................................................................... 5

1.3 Rumusan masalah ............................................................................................................ 5

1.4 Tujuan.............................................................................................................................. 6

1.5 Manfaat ........................................................................................................................... 6

BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7

2.1 Ruang Lingkup Agama Islam Secara Umum ...................................................................... 7

2.2 Ruang Lingkup Aqidah Islamiyah ...................................................................................... 8

2.3 Ruang Lingkup Syari'ah Islamiyah ................................................................................... 11

2.4 Ruang Lingkup Akhlak Islamiyah ..................................................................................... 14

BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................... 18

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 18

3.2 Saran ............................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 19

3
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Secara bahasa, kata ‘agama’ berasal dari bahasa sanskerta yang berarti ‘tidak
pergi’ tetap di tempat, diwarisi turun temurun. Menurut Abu Ahmadi, agama menurut
bahasa ada 2 arti, yaitu:

1. Agama berasal dari bahasa sanskerta yang diartikan dengan haluan, peraturan, jalan
atau kebaktian kepada Tuhan 1. Agama terdiri dari 2 kata yaitu A berarti tidak, dan
Gama berarti kacau balau, tidak teratur. Jadi agama berarti tidak kacau balau yang
berarti teratur. Sedangkan kata Islam berarti kedamaian, kesejahteraan, keselamatan,
ketaatan, dan kepatuhan. Secara istilah agama berarti undang-undang atau peraturan-
peraturan yang mengikat manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan hubungan
manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam yang teratur
dan damai. Islam sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada manusia
mengenai semua aspek hidup dan kehidupannya. Sebagai agama wahyu terakhir,
agama islam merupakan satu sistem akidah dan syari'ah serta akhlak yang mengatur
hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan. Ruang lingkup agama
islam lebih luas dari pada agama nasrani. Agama islam tidak hanya mengatur
hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat termasuk dengan diri manusia
itu sendiri tetapi juga dengan alam sekitarnya yang terkenal dengan istilah
lingkungan hidup. Menurut Wilfred Cantwell Smith, dibandingkan dengan agama
lain, agama islam adalah ‘sui generis’ yaitu sesuai dengan wataknya, mempunyai
corak dan sifat sendiri. Diantara perbedaannya dengan agama lain yaitu agama lain,
namanya dihubungkan dengan manusia yang mendirikan atau yang menyampaikan
agama itu, sedangkan nama agama yang di bawa Nabi Muhammad tidak
dihubungkan dengan nama orang yang menyampaikannya atau nama tempat mula-
mula agama itu tumbuh dan berkembang.
2. Islam mengandung makna damai, sejahtera, selamat, penyerahan diri, taat, patuh dan
menerima kehendak Allah. Ada 3 persoalan pokok dalam sebuah agama,
diantaranya:
a. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural
yang diyakini mengatur dan mencipta alam.

4
b. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan
kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan
ketundukannya.
c. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau
alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut. Unsur-unsur yang
harus ada dalam sebuah agama diantaranya:
 Adanya keyakinan pada yang gaib
 Adanya kitab suci sebagai pedoman
 Adanya Rasul pembawanya
 Adanya ajaran yang bisa dipatuhi
 Adanya upacara ibadah yang standar
Agama sebagai fitrah manusia melahirkan keyakinan bahwa agama
adalah satu-satunya cara pemenuhan kebutuhan. Posisi ini tidak dapat digantikan
dengan yang lain.

1.2 Identifikasi masalah

1.2.1 Bagaimana cara memahami ruang lingkup dalam agama islam?

1.3 Rumusan masalah

Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan


masalah di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Apa saja ruang lingkup dalam agama islam?
1.3.2 Apa saja yang terdapat dalam ruang lingkup agama islam secara umum?
1.3.3 Apa itu aqidah islamiyah?
1.3.4 Apa saja yang diatur dalam ruang lingkup aqidah islamiyah?
1.3.5 Apa itu syari'ah islamiyah?
1.3.6 Apa saja yang diatur dalam ruang lingkup syari'ah islamiyah?
1.3.7 Apa itu akhlak islamiyah?
1.3.8 Apa saja yang diatur dalam ruang lingkup akhlak islamiyah?
1.3.9 Mengapa ruang lingkup dalam agama islam perlu dibedakan?

5
1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini:


1.4.1 Untuk mengetahui ruang lingkup agama islam.
1.4.2 Untuk mengetahui ruang lingkup agama islam secara umum.
1.4.3 Untuk memahami pengertian aqidah islamiyah.
1.4.4 Untuk mengerti apa saja yang diatur dalam aqidah islamiyah.
1.4.5 Untuk memahami pengertian syari'ah islamiyah.
1.4.6 Untuk mengerti apa saja yang diatur dalam syari'ah islamiyah.
1.4.7 Untuk memahami pengertian akhlak islamiyah.
1.4.8 Untuk mengerti apa saja yang diatur dalam akhlak islamiyah.
1.4.9 Untuk mengerti apa kegunaan mempelajari setiap ruang lingkup agama islam.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini:


1.5.1 Dapat memahami pengertian dari aqidah islamiyah, syari'at islamiyah dan
akhlak islamiyah.
1.5.2 Dapat mengerti apa saja yang diatur oleh agama islam secara umum, yang
diatur dalam aqidah islamiyah, yang diatur dalam syari'at islamiyah dan yang
diatur dalam akhlak islamiyah.
1.5.3 Dapat memahami kegunaan mempelajari setiap ruang lingkup agama islam.

6
BAB 2
Pembahasan

2.1 Ruang Lingkup Agama Islam Secara Umum

Ruang Lingkup Agama secara umum adalah hal-hal yang menjadi pedoman
pokok bagi agama tersebut antara lain adalah:
 Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural
yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
 Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan
kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan
ketundukannya.
Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau
alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut.

Di dalam Al-Quran, agama disebut dengan MILLAH, misalnya MILLAH


IBRAHIM. Yang artinya Agama (yang dibawa) Ibrahim (QS. An-Nahl/16: 123) Selain
itu agama juga disebut dengan DIN atau AL DIN (QS. Al-Kafirun/109:6) selain itu
agama juga diartikan sebagai pemabalasan di hari kiamat, adat kebiasaan, undang
undang, peraturan dan ketaatan.
Secara khusus, Islam berasal dari kata ASLAMA, YUSLIMU yang memiliki arti
menyerah, tunduk dan damai. Secara bahasa, Islam berarti ketundukan, ketaatan dan
kepatuhan. Menurut Al-Qur'an Islam adalah agama yang ajaran-ajaranya merupakan
wahyu yang diturunkan oleh ALLAH SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW untuk menjadi pedoman dan petunjuk hidup umat manusia.
Ajaran agama Islam bersifat Universal dan berlaku untuk setiap masa dan semua
tempat. Keabadian dan keaktualan Islam telah dibuktikan sepanjang sejarahnya, dimana
setiap kurun waktu dan perkembangan peradaban manusia senantiasa dapat dijawab
dengan tuntas oleh ajaran Islam dengan berpedoman pada Al-Quran dan Hadist.
Ke Universalan ajaran Islam pada hakikatnya terwujud dari hal yang paling
mendasar dan paling pokok dari seluruh konsep Islam, yaitu konsep keyakinan akan
keesaan ALLAH SWT atau konsep Tauhid. Konsep Islam sebagai agama tauhid adalah
konsep khas dan menjadi "azar" yang paling esensial dalam seluruh sistem Islam yang
dapat melahirkan jiwa kaum muslimin merdeka dari intervensi, penekanan dan
intimidasi manusia lain. Tauhid merupakan nilai etos yang membentuk sikap jiwa yang

7
bebas dan kreatif dalam menunaikan tugas kemanusiaanya. Dan Tauhid melahirkan jiwa
yang penuh ketundukan, kepasraan dan ketaatan tanpa RESERVE terhadap undang-
undang, peraturan dan ajaran-ajaran ALLAH SWT.
Agama Islam adalah risalah yang telah diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, sebagai petunjuk dan pedoman yang
mengandung hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan dalam menyelenggarakan
tata cara kehidupan manusia, yaitu mengatur hubungan manusia dengan ALLAH SWT,
hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam
lingkungannya. Karena itu, agama Islam mengandung tiga komponen pokok yang
terstruktur dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.

2.2 Ruang Lingkup Aqidah Islamiyah

Menurut Hasan al-Banna ruang lingkup pembahasan akidah terdiri dari:


a) Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah
(Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, Af’al dan
lain-lain.
b) Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah, mu'jizat.
karamah dan sebagainya.
c) Ruhaniyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain-lain.
d) Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sami' (dalil naqli berupa Al-Qur'an dan sunnah seperti alam barzah, akhirat,
azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka, dan sebagainya).

Selain yang terpapar diatas, ruang lingkup aqidah bisa juga mengikuti
sistematika arkanul iman, yaitu:
1. Iman kepada Allah SWT
Pengertian iman kepada Allah ialah:
- Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah
- Membenarkan dengan yakin keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya
menciptakan alam, makhluk seluruhnya, maupun dalam menerimah ibadah
segenap makhluknya.

8
- Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat
sempurna, suci dari sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala
yang baru (makhluk).
Dengan demikian setelah kita mengimani Allah, maka kita
membenarkan segala perbuatan dengan beribadah kepadanya, melaksanakan
segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya, mengakui bahwa Allah
SWT bersifat dari segala sifat, dengan ciptaan-Nya dimuka bumi sebagai bukti
keberadaan, kekuasaan, dan kesempurnaan Allah.

2. Iman kepada Malaikat


Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah mempunyai
makhluk yang dinamai "malaikat" yang tidak pernah durhaka kepada Allah.
yang senantiasa melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan secermat-
cermatnya. Lebih tegas, iman akan malaikat ialah beritikad adanya malaikat
yang menjadi perantara antara Allah dengan rasul-rasul-Nya, yang membawa
wahyu kepada rasul-rasul-Nya.
Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menyeru kita mengimankan
sejenis makhluk yang gaib, yang tidak dapat dilihat oleh mata, tidak dapat dirasa
oleh panca indera, itulah makhluk yang dinamai malaikat. Malaikat selalu
memperhambakan diri kepada Allah dan patuh akan segala perintah-Nya, serta
tidak pernah berbuat maksiat dan durhakan kepada Allah SWT.

3. Iman kepada kitab-kitab suci


Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan ukun iman ketiga. Kitab-
kitab suci itu memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab Allah ialah
beritikad bahwa Allah ada menurunkan beberapa kitab kepada Rasulnya, baik
yang berhubungan itikad maupun yang berhubungan dengan muamalat dan
syasah, untuk menjadi pedoman hidup manusia. Baik untuk akhirat, maupun
untuk dunia, baik secara induvidu maupun masyarakat.
Jadi, yang dimaksud dengan mengimani kitab Allah ialah mengimani
sebagaimana yang diterangkan oleh Al-Qur'an dengan tidak menambah dan
mengurangi. Kitab-kitab yang diturunkan Allah telah turun berjumlah banyak,
sebanyak rasulnya. Akan tetapi, yang masih ada sampai sekarang nama dan
hakikatnya hanya Al-Qur'an. Sedangkan yang masih ada namanya saja ialah

9
Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Injil kepada Nabi Isa, dan Zabur
kepada Daud.
4. Iman kepada rasul
Yakin pada para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat.
Perbedaan antara Nabi dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi menerima
tuntunan berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia. Rasul adalah utusan Allah yang
berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat manusia.
Di Al-Qur'an disebut nama 25 orang Nabi, beberapa diantaranya
berfungsi juga sebagai rasul ialah (Daud, Musa, Isa, Muhammad) yang
berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada manusia dan
menunjukkan cara pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Iman kepada hari akhir


Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari akhir.
Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya,
sebab tanpa mempercayai hari akhirat sama halnya dengan orang yang tidak
mempercayai agama Islam, itu merupakan hari yang tidak diragukan lagi.
Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah menghitung
(hisab) amal perbuatan setiap orang yang sudah dibebani tanggung jawab dan
memberikan putusan ganjaran sesuai dengan hasil perbuatan selama di dunia.

6. Iman kepada Qada dan Qadar


Dalam menciptakan sesuatu, Allah selalu berbuat menurut Sunnahnya,
yaitu hukum sebab akibat. Sunnahnya ini adalah tetap tidak berubah-ubah.
kecuali dalam hal-hal khusus yang sangat jarang terjadi. Sunnah Allah ini
mencakup dalam ciptaannya, baik yang jasmani maupun yang bersifat rohani.
Makna qada dan qadar ialah aturan umum berlakunya hukum sebab
akibat. yang ditetapkan olehnya sendiri. Definisi segala ketentuan, undang-
undang. peraturan dan hukum yang ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT,
untuk segala yang ada.

10
2.3 Ruang Lingkup Syari'ah Islamiyah

A. Pengertian Syari'ah
 Secara Etimologi
Kata Syari'ah berasal dari bahasa Arab, dari kata Syara'a yang berarti jalan
Syari'ah Islam berarti jalan dalam agama Islam atau peraturan dalam Islam.
 Secara Terminologi
Syari'ah adalah suatu sistem norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia
dengan seluruh ciptaan Tuhan di alam semesta.

Pengertian Syari'ah menurut Alqur'an:


1. QS Asy-Syura ayat 13
Artinya: Dia (Allah) telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kamu wahyukan kepadamu dan
apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu Tegakkanlah
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-
orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada
agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-
Nya orang yang kembali (kepada-Nya) (Quran surat Asy-Syura ayat 13).
2. QS Asy-Syura ayat 21
Artinya: Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diijinkan Allah ? sekiranya tak
ada ketetapan yang menentukan (dari Allah tentukanlah mereka dibinasakan).
Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang
pedih. (Qur'an Surat Asy-Syura Ayat : 21).
3. QS Al-Jasiyah ayat 18
Artinya: Kemudian kami jadikan kamu berada di atas syariat (peraturan) dari
urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa
nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (Qur'an Surat Al-Jatsiyah ayat: 18).

Dari ke 3 dalil Alquran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasanya:

Pengertian Syari'at adalah ketentuan-ketentuan (peraturan) agama yang


merupakan pegangan bagi manusia di dalam hidupnya untuk meningkatkan

11
kwalitas hidup dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sedangkan pengertian syariaah menurut para ahli. Syariah berarti tatanan
perundang-undangan atau hukum. Jadi pengertian Syariah adalah hukum yang
mengatur pola hubungan manusia dengan Allah secara vertikal dan hubungan
manusia dengan sesamanya secara horizontal.

Komponen Islam yang sering disebut dengan Syariah yang berisi


peraturan dan perundang-undangan yang mengatur aktifitas yang seharusnya
dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan manusia. Dalam pengertian lain
Syariah ialah sistem nilai Islam yang ditetapkan oleh Allah sendiri dalam kaitan
ini Allah disebut sebagai Syari' atau pencipta hukum.

Berdasarkan pengertian diatas, syari'ah dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu:
a. Ibadah
Ibadah adalah peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.
b. Mu'amalah
Mu'amalah adalah peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
sesamanya dan manusia dengan seluruh alam

B. Ruang Lingkup Syari'ah Islam


Ruang lingkup syari'ah mencakup peraturan-peraturan sebagai berikut:
a) Ibadah Khusus (Ibadah Makhdah) yaitu peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya, meliputi Rukun Islam.
b) Ibadah Umum (Mu'amalah dalam arti luas ) yaitu peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan
alam lainnya, meliputi mu'amalah dalam arti khusus, munakahat, jinayat, siyasah
dan peraturan-peraturan lain yang seperti makanan, minuman, berburu dan lain-
lain.
C. Tujuan Syari'ah Islam
Tujuan Syari'ah Islam yang paling utama adalah untuk membangun
kehidupan manusia atas dasar ma'rifat (kebaikan-kebaikan) dan membersihkannya
dari munkarat (keburukan-keburukan).
1. Ma'rufat adalah nama untuk semua kebajikan atau sifat-sifat yang baik, yang
sepanjang masa telah diterima sebagai sesuatu yang baik oleh hati nurani
manusia.

12
Syari'ah Islam membagi ma'ruf itu dalam 3 kategori, yaitu:
a. Fardhu: wajib.
b. Sunah: anjuran.
c. Mubah: boleh.
2. Munkarat adalah nama untuk segala dosa dan kejahatan yang sepanjang masa
telah dikutuk oleh watak manusia sebagai sesuatu yang jahat.
Syari'ah Islam membagi munkarat itu dalam 2 kategori, yaitu:
a. Haram.
b. Makruh.

D. Pelaksanaan Syari'ah Islam


Dalam melaksanakan syari'ah ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.) Bahwa ketentuan Allah dan Rasul-Nya tentang pelaksanaan Syari'ah Islam tidak
semata-mata didasarkan atas klasifikasi hukum saja, misalnya wajib. sunah,
mubah, makruh maupun haram
Tetapi juga harus didasarkan pada niat yang ikhlas karena niat dapat mengubah
klasifikasi hukum tertentu. Misalnya amalan syari'ah yang termasuk dalam
kategori wajib seperti shalat. Jika dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah,
maka kewajiban terpenuhi dan sekaligus mendapatkan pahala.
Dalam melaksanakan Syari'ah Islam hendaknya disertai dengan sikap wara" dan
hati-hati, serta niat yang ikhlas agar pelaksanaan syari'ah tersebut tidak menjadi
sia-sia di sisi Allah swt.
2.) Bahwa ketentuan Allah dan Rasul-Nya tentang pelaksanaan Syari'ah Islam
berhubungan erat dengan situasi dan kondisi, misalnya dalam situasi perang,
shalat dapat dilaksanakan dengan cara menjama' atau mengqashar seperti dalam
keadaan musafir, bisa dilaksanakan dengan duduk seperti dalam kondisi sakit
dan sebagainya.
Perubahan situasi dan kondisi sama sekali tidak boleh dijadikan alasan untuk
meninggalkan kewajiban yang telah ditetapkan oleh syari'ah. Kewajiban mutlak
harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi apapun juga, namun peraturan
pelaksanaannya boleh mengalami perubahan sesuai dengan ketentuan syari'ah,
karena dalam pelaksanaan syari'ah terdapat kategori rukhsah (keringanan).

13
2.4 Ruang Lingkup Akhlak Islamiyah

Ruang lingkup akhlak islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam itu
sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah (agama/ islami)
mencangkup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hinga kepada sesama
makhluk (manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda yang tak bernyawa). Berbagai
bentuk dan ruang lingkup akhlak islami yang demikian itu dapat dipaparkan sebagai
berikut:

a. Akhlak Terhadap Allah


Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada tuhan sebagai
Khalik. Sikap atau perbuatan tersebut memiliki ciri-ciri perbuatan akhlaki
sebagaimana telah disebutkan diatas.
Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu
berakhlak kepada Allah. Pertama, karena Allah-lah yang telah menciptakan
manusia. Dia menciptakan manusia dari tanah yang diproses menjadi benih.
Dengan demikian sebagai yang diciptakan sudah sepantasnya berterima kasih
kepada yang menciptakannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-
Thariq, 86: 5-7:

ۡۢۡ ‫ج‬
ِ ‫مِن بَ ۡي ِن الص ُّۡل‬
)٧ ( ِ‫ب َوالت ََّرآٮب‬ ُ ‫) يَّ ۡخ ُر‬٦ ( ‫ق‬
ٍ ِ‫) ُخلِقَ م ِۡن َّما ٓءٍ دَاف‬٥ ( ‫ق‬
َ ‫سا ُن مِ َّم ُخ ِل‬ ِ ۡ ‫فَ ۡليَ ۡنظُ ِر‬
َ ‫اۡل ۡن‬

Artinya: "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia
diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang
dada."

Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan


pancaindera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari,
disamping anggota tubuh yang kokoh dan sempuma kepada manusia.
Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan
sarana yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan
sebagainya.

14
Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan
diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan.
Banyak cara yang dapat dilakuka dalam berakhlak kepada Allah. Di
antaranya dengan cara tidak menyekutukan-Nya, takwa kepada-Nya, mencintai-
Nya, ridho dan ikhlas terhadap segala ketentuan-Nya da bertaubat, mensyukuri
nikmat-Nya, selalu berdo’a kepada-Nya, beribadah, dan selalu mencari
keridhoan-Nya.

b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia


Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Qur'an berkaitan dengan
perilaku terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya
dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negative seperti membunuh,
menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga
sampai kepada menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang
dibelakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil
memberikan materi kepada yang disakiti hatinya itu.

َ ُ ‫ّٰللا‬
) ٢٦٣ ( ٌ‫غن ٌِّى َحل ِۡيم‬ َ ‫ف َّو َم ۡغف َِرة ٌ َخ ۡي ٌر ِم ۡن‬
‫ص َدقَ ٍة يَّ ۡتبَعُه َۤا اَذًىؕ َو ه‬ ٌ ‫۞ قَ ۡو ٌل َّم ۡع ُر ۡو‬

Artinya: "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang
diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya
lagi Maha Penyantun "(QS. Al-Baqarah,263)

Disisi lain Al-Qur'an menerangkan bahwa setiap orang hendaknya


didudukan secara wajar. Tidak masuk kerumah orang lain tanpa izin, jika
bertemu saling mengucapkan salam, dan ucapan yang dikeluarkan adalah ucapan
yang baik.

ِ َّ‫ّٰللاَ َو ِبا ْل َوا ِل َدي ِْن اِحْ سَانًا َّوذِى ا ْلقُ ْر ٰبى َوا ْليَ ٰتمٰ ى َوا ْل َم ٰس ِكي ِْن َوقُ ْولُ ْوا لِلن‬
‫اس‬ ‫ق بَن ِْٓي اِس َْر ۤاءِ ْي َل َۡل ت َ ْعبُد ُْو َن ا َِّۡل ه‬ َ ‫َواِ ْذ ا َ َخ ْذنَا مِ ْيثَا‬
٨٣ َ‫سنًا َّواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوة َ َو ٰات ُوا ال َّز ٰكو َۗة َ ث ُ َّم ت ََولَّ ْيت ُ ْم ا َِّۡل قَ ِلي ًًْل ِم ْن ُك ْم َوا َ ْنت ُ ْم ُّمع ِْرض ُْون‬ ْ ‫ُح‬

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (vain):
janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak,

15
kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata
yang baik kepada mamusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat kemudian kamu
tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling." (OS.Al-Baqarah: 83)

Setiap ucapan yang diucapkan adalah ucapan yang benar,

ۤ
‫ٰيـاَيُّهَا الَّذ ِۡينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ه‬
َ ‫ّٰللاَ َوق ُ ۡولُ ۡوا قَ ۡو ًۡل‬
) ٧٠ ( ‫سد ِۡيدًا‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
Katakanlah Perkataan yang benar" (QS. Al-ahzab:70)
Jangan mengucilkan seseorang atau kelompok lain, tidak wajar pula
berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan keburukan seseorang, dan
menyapa atau memanggil dengan sebutan buruk.
Selanjutnya yang melakukan kesalahan hendaknya dimaafkan. Pemaafan ini
hendaknya disertai dengan kesadaran bahwa yang memaafkan berpotensi pula
melakukan kesalahan. Selain itu juga dianjurkan agar menjadi orang yang pandai
mengendalikan nafsu amarah, mendahulukan kepentingan orang lain daripada
kepetingan sendiri.

c. Akhlak terhadap Lingkungan


Yang dimaksud dengan lingkungan disini ialah segala sesuatu yang di
sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda- benda tak
bernyawa.
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur'an terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menurut adanya
interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam.
Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan,
agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.
Dalam pandangan Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah
sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti
tidak member kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan
penciptaannya.

16
Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses
yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang
demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab. sehingga ia tidak
melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain setiap perusakan terhadap
lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.
Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bemyawa semuanya
diciptaka oleh Allah SWT, dan menjadi milik-Nya, serta semuanya memiliki
ketergantungan kepada-Nya Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk
menyadari bahwa semuanya adalah "umat" Tuhan yang harus diperlakukan
secara wajar dan baik.
Pada saat jaman peperangan terdapat petunjuk Al-Qur'an yang melarang
melakukan penganiayaan. Jangankan terhadap menusia dan binatang, bahkan
mencabut dan menebang pohonpun terlarang, kecuali kalau terpaksa, tetapi itu
pun harus seizin Allah, dalam arti harus sejalan dengan tujuan-tujuan penciptaan
dan demi kemashlatan terbesar. Allah berfirman:

)٥ ( َ‫ي ا ْلفَا ِس ِقين‬ ِ َّ ‫ط ْعت ُ ْم مِ ْن لِينَ ٍة أ َ ْو ت َ َر ْكت ُ ُموهَا قَا ِئ َمةً عَلَ ٰى أُصُول ِهَا فَ ِب ِإ ْذ ِن‬
َ ‫ّٰللا َو ِليُ ْخ ِز‬ َ َ‫َما ق‬

Artinya: "Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau
yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, Maka (semua itu) adalah dengan
izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik "
(QS. Al-Hasyr:5)
Alam dengan segala isinya telah ditundukan Tuhan kepada manusia,
sehinga dengan mudah manusia dapat memanfaatkannya. Jika demikian,
manusia tidak mencari kemenangan, tetap keselarasan dengan alam Keduanya
tunduk kepada Allah, sehingga mereka harus dapat bersahabat.
Selain itu akhlak Islami juga memperhatikan kelestarian dan
keselamatan binatang, nabi Muhammad SAW. Bersabda: "Bertakwalah kepada
Allah dalam perlakuanmu terhadap binatang kendarailah, dan beri makanlah
dengan baik"
Uraian tersebut di atas memperlihatkan bahwa akhlak Islami sangat
komprehensif, menyeluruh dan mencangkup berbagai makhluk yang diciptakan
Tuhan. Hal yang demikian dilakukan karena secara fungsional seluruh makhluk
tersebut satu sama lain saling membutuhkan. Punah dan rusaknya salah satu
bagian dari makhluk Tuhan itu akan berdampak negative bagi makhluk lainnya.

17
BAB 3
Penutup

3.1 Kesimpulan

Akidah akhlak dan Syari'ah merupakan dasar bagi umat islam dalm menjalankan
agamanya. Jika akidah sudah dipegang teguh sebagai pedoman hidup kita semua,
tentunya dalam menjalankan kehidupan yang fana ini kita dapat lulus dari ujian-ujian
yang Allah swt berikan sebagai bukti kasih sayangnya. Senantiasa kita selalu melakukan
pekerjaan apapun berlandaskan kaidah-kaidah yang di tetapkan oleh-Nya. Dan kita akan
bisa menghindarkan diri kita dari perbuatan-perbuatan yang tercela.

3.2 Saran

1. Perlu adanya pembangunan akidah akhlak dan Syari'ah yang kokoh bagi pemuda,
dengan pemberian pendidikan khusus keagamaan yang lebih terstruktur.
2. Adanya peran aktif pemerintah, pemangku agama, orang tua, dan juga kita semua
dalam menjaga akidah dan akhlak islam yang kita miliki.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://soulkuliahku.blogspot.co.id/2017/06/ruang lingkup-agama-islam-secara-umum.html
http://islamtuntunanku.blogspot.co.id/2015/08/ruang lingkup.islam.htm1
http://kita-klikyaoke.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-dan-ruang lingkup aqidah-dan.html
https://arfalipallaka.wordpress.com/agama/syariah-islam/
http://astro-remaja.blogspot.co.id/2013/05/ruang-lingkup-akhlak-islami.htm1

19

Anda mungkin juga menyukai