Anda di halaman 1dari 11

Makalah

HAKIKAT AGAMA ISLAM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Agama

Oleh:

Muhammad Arif Muzakki


21060157

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022/2023

I
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, berkah dan
karunia: Nya yang sudah diberikan saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Hakikat Agama Islam". Penulisan makalah ini disusun guna memberikan informasi
tambahan mengenai hakikat agama Islam dan juga untuk memenuhi tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Akademi Farmasi YPF.

Dalam penulisan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan. baik dari
teknis penulisan ataupun materi, mengingat akan kemampuan dan pengalaman yang saya
miliki belum cukup banyak. Maka dari itu, segala kritik dan saran dari semua pihak saya
harapkan demi penyempumaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
dosen yang sudah memberikan tugas ini dan teman-teman saya yang telah memberikan
bantuannya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Bandung, 9 Maret 2022

Muhammad Arif Muzakki

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................II

PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Agama........................................................................................................................2
2.2 Unsur Agama...............................................................................................................................2
2.2.1 Kekuatan gaib.......................................................................................................................2
2.2.2 Memiliki hubungan baik dengan kekuatan gaib....................................................................3
2.2.3 Respons dari manusia...........................................................................................................3
2.2.4 Paham adanya kudus.............................................................................................................3
2.3 Klasifikasi Agama dan Agama Islam...........................................................................................3
2.3.1 Agama wahyu (revealed religion).........................................................................................3
2.3.2 Agama budaya (cultural religion).........................................................................................4
2.4 Karakteristik Agama Islam..........................................................................................................4
2.5 Makna Islam dalam Kehidupan...................................................................................................5
2.6 Agama dan Pengembangan Berpikir............................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................7
PENUTUP.............................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................7
3.2 Saran............................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................8

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama dalam kehidupan manusia tidak berada dalam ruang hampa. Ia tidak hanya
sekedar mengisi kekosongan atau memenuhi kebutuhan batin saja. tetapi ia memberikan
corak di dalam kehidupan, baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang. Ia
bahkan menjadi acuan sekaligus penentu dalam pencarian arti hidup yang sebenarnya.
Sebaliknya, bila agama masih berada di dalam ruang hampa, dalam artian masih belum
membutuhkan keteguhan hati dan ketenangan batin bagi pemeluknya, berarti ada
ketimpangan antara agama dan keberagamannya. Bisa jadi seseorang memeluk agama hanya
sekedar formalitas (kepemelukan pasif). atau bisa jadi kepemelukan aktif namun belum
menemukan makna agama yang hakiki. Maka tidak heran jika seseorang tidak berhasil
mendapatkan ketenangan yang sejati, dan tidak pula menemukan makna hidup yang hakiki.
Untuk itu sangatlah penting bagi manusia untuk memahami hakikat agama, karena
pandangan seseorang terhadap agama banyak ditentukan oleh pemahamannya terhadap
agama itu sendiri. Banyak sekali orang yang mempelajari agama hanya mendapatkan sisi
kognitif (pemahaman)-nya saja tanpa mendapatkan keluasan pemahaman, apalagi
menemukan makna agama yang hakiki. Indikasinya terletak ada tidaknya perubahan positif
dalam kehidupan sehari-hari, termauk dalam keberagamannya itu.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan
yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya yaitu :
1. Apa pengertian dari agama?
2. Apa saja unsur-unsur agama?
3. Apa saja klasifikasi agama?
4. Bagaimana makna islam dalam kehidupan?
5. Apa itu agama dan pengembangan berpikir?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penyusunan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian agama
2. Untuk mengetahui apa saja unsur unsur agama
3. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi agama
4. Untuk mengetahui bagaimana makna islam dalam kehidupan
5. Untuk mengetahui apa itu agama dan pengembangan berpikir

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama


Pengertian agama islam dapat kita lihat melalui dua aspek yaitu aspek kebahasaan dan
peristilahan. Dari segi kebahasaan islam bersal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yaitu
selamat, sentosa dan damai.Dari kata salima selanjutnya dilanjutkan ke kata aslama yang
berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh
dan taat kepada ALLAH adalah orang muslim.Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kata Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, dan taat dan berserah
diri kepada ALLAH S.W.T dalam mencari keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat.
Adapun dari segi istilah banyak para ahli yang mengatakan salah satunya Prof. Dr.
Harun Nasution. Ia mengatakan bahwa islam menurut istilah ( islam sebagai agama ) adalah
agama yang ajaran- ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui nabi
Muhammad S.A.W sebagai rasul. Islam pada hakikatnya mengajarkan banyak aspek bukan
hanya dari satu aspek saja. Sementara Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa agama
islam adalah agama perdamaian dua ajaran pokoknya yaitu Keesaan ALLAH dan kesatuan
dan persatuan umat manusia yang menjadi bukti bahwa agama islam selaras dengan
namanya.

2.2 Unsur Agama


Adapun unsur penting yang terdapat dalam agama antara:
1. Kekuatan Gaib. Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat kepada kekuatan gaib
sebagai tempat memohon pertolongan.
2. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan hidupnya di
akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud.
Tanpa adanya hubungan yang baik itu, manusia akan sengsara hidupnya di dunia dan
akhirat.
3. Respons yang bersifat emosional dari manusia, baik dalam bentuk perasaan takut atau
perasaan cinta. Selanjutnya respons itu mengambil bentuk pemujaan atau
penyembahan dan tata cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.
4. Paham adanya yang kudus (the sacred) dan suci, seperti kitab suci, tempat-tempat
ibadah, dan sebagainya (Ensiklopedi Islam, 2002:63).

2.2.1 Kekuatan gaib


Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai tempat
memohon pertolongan. Manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan
gaib tersebut dengan mematuhi perintah dan larangan-Nya.

2
2.2.2 Memiliki hubungan baik dengan kekuatan gaib
Unsur kedua adalah keyakinan bahwa kesejahteraan manusia di dunia dan
kebahagiaannya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang
dimaksud. Tanpa adanya hubungan yang baik, manusia akan sengsara di dunia dan di akhirat.

2.2.3 Respons dari manusia


Respons yang bersifat emosional sangat diperlukan, hal ini terwujud dalam perasaan
takut maupun perasaan cinta. Setelahnya, respons itu mengambil bentuk pemujaan atau
penyembahan dan tata cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.

2.2.4. Paham adanya kudus


Paham adanya kudus yang suci, seperti kitab suci, tempat ibadah, penyembahan,
manfaat dari penyembahan yang ia lakukan dan, ajaran, dan sebagainya. Kamiruddin dalam
jurnal yang berjudul, “Fungsi Sosiologis Agama: Studi Profan dan Sakral menurut Emile
Durkheim” (2011), mencatat penyataan Durkheim perihal konsentrasi utama agama terletak
pada “yang sakral”. Agama memiliki pengaruh luas, menentukan kesejahteraan, dan
kepentingan seluruh anggota masyarakat. Sejalan dengan pendapat tersebut, kita juga
mengenal unsur religi/kepercayaan yang diungkapkan oleh Durkheim berdasarkan teorinya,
yaitu teori religi.

2.3 Klasifikasi Agama dan Agama Islam


Ditinjau dari sumbernya, agama dibagi 2 yaitu:

2.3.1 Agama wahyu (revealed religion)


Disebut juga dengan agama langit yang artinya agama yang diterima oleh manusia dari
Allah Sang Pencipta melalui malaikat jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya
kepada umat manusia.
Ciri-cirinya adalah:
 Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan
diturunkan kepada masyarakat.
 Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya.
 Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
 Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan
dan kepekaan manusia.
 Konsep ketuhanannya monotheisme mutlak (tauhid).
 Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.

Yang termasuk dalam kelompok agama wahyu adalah sebagai berikut :


1. Agama Islam dengan kitab sucinya Alquran yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril, untuk seluruh manusia dan semesta alam.

3
2. Agama Kristen (nasrani) dengan kitab sucinya “Injil” diturunkan Allah kepada Isa
AS, melalui malaikat Jibril kepada untuk Kaum Bani Israil.
3. Agama Yahudi, dengan kitab sucinya “Taurat” diturunkan kepada nabi Musa AS,
melalui malaikat Jibril untuk kaum Bani Israil.

2.3.2 Agama budaya (cultural religion)


Disebut juga dengan agama bumi yang artinya bersandar semata-mata kepada ajaran
seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai
aspeknya secara mendalam.
Ciri-cirinya adalah:
 Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.
 Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (Rasul).
 Umumnya tidak memiliki kitab suci.
 Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiran penganutnya.
 Konsep ketuhanannya: dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi adalah
onotheisme nisbi.
 Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa
dan keadaan.
Yang termasuk agama non wahyu yaitu Zoroasterianisme, Konfusionisme, Thaoisme,
Shintoisme, Budhisme. Perbedaan ke2 agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam Living
Religious of the World sebagai berikut:
1. Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan, sedangkan agama budaya tidak
demikian.
2. Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama budaya tidak.
3. Agama wahyu sumber utamanya adalah kitab suci yang diwahyukan, sedangkan
agama budaya kitab suci tidak penting.
4. Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama budaya lahir di luar
itu.
5. Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras simetik.
6. Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik spiritual maupun
material, sedangkan agama budaya lebih menitik beratkan aspek spiritual saja.
7. Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama budaya kabur dan elastis.

2.4 Karakteristik Agama Islam


Setiap agama memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Begitu juga dengan Islam,
sebagai agama yang sempurna memiliki karakteristik yang agung dan mulia. Adapun yang
menjadi karakteristik agama Islam sebagai berikut:
1. Islam Agama Tauhid. Islam mengimani hanya satu tuhan yaitu Allah Swt. Keesaan
Tuhan tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (Qs. 112: 1-4). Berbeda dengan
kebanyakan agama lain yang menjadikan tuhan berbilang. Mengesakan Tuhan dalam
keyakinan merupakan fitrah yang sesuai dengan logika manusia.
2. Islam Agama Syumuliyah: Islam merupakan agama yang diturunkan tanpa membeda-
bedakan antara satu suku dengan suku lainnya atau bangsa dengan bangsa lainnya. Di

4
hadapan Allah Swt semua manusia sama. Seluruh manusia berasal dari Nabi Adam
As dan Nabi Adam As berasal dari tanah. Oleh sebab itu, keuniversalan ajaran Islam
adalah untuk seluruh umat manusia. Tidak seperti agama lain yang hanya untuk kaum
atau bangsa tertentu (Qs. 49: 13).
3. Islam Agama Tasamuh: Islam dengan ajarannya penuh toleransi. Islam tidak
memaksakan kepada setiap orang untuk menjadi Muslim. Seseorang medeka dalam
memilih agama sesuai dengan keyakinananya sebab seseorang hanya akan
mempertanggungjawabkan apa yang menjadi pilihannya. Dalam Islam, biarkan fitrah
yang menemukan hidayah sehingga terciptalah ketaatan dan kepatuhan yang
sempurna (Qs. 2: 256).
4. Islam Agama Tawazun: Islam adalah agama tawazun yang berarti penuh dengan
keseimbangan. Tidak hanya mementingkan persoalan rohani. Akan tetapi, juga
mementingkan hal yang bersifat materi. Hal ini menunjukkan kehidupan dunia harus
seimbang dengan akhirat (Qs. 28:77).
5. Islam Agama Kamilah: Islam adalah agama yang sempurna karena telah
disempurnakan oleh Allah Swt melalui nabi-Nya yang terakhir, yakni Nabi
Muhammad Saw. Bukti kesempurnaan Islam adalah dengan diturunkannya al-Qur’an
yang menjadi referensi utama dalam kehidupan (Qs. 5: 3). Islam telah menjelaskan
tiga sendi utama yang mendukung lahirnya kemashlatan hidup bagi manusia. Ketiga
unsur tersebut adalah, akidah, syari`ah dan akhlak.

2.5 Makna Islam dalam Kehidupan


Kehadiran agama dalam kehidupan menjadi sesuatu yang penting. Tidak bisa
dibayangkan jika kehidupan ini berjalan tanpa agama. Kesewenang-wenangan akan
merajalela, keadilan tidak akan ditegakkan. Adapun makna islam dalam kehidupan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Asas Kehidupan : Islam merupakan satu-satunya agama yang menjadi panduan atau
petunjuk utama dalam menjalani kehidupan. Berupaya menjelaskan darimana asal
usul manusia, apa yang mesti mereka lakukan dalam kehidupan dan kemana mereka
akan kembali. Tanpa islam, kehidupan seseorang akan dipenuhi dengan hal-hal yang
bersifat tidak pasti. Dengan hal itu lahirlah keraguan-keraguan sehingga mendorong
manusia untuk cenderung kepada kemaksiatan atau perbuatan-perbuatan yang
merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.
2. Asas dalam Berfikir : Salah satu anugrah terbesar bagi diri manusia adalah dikaruniai
akal untuk berfikir. Maka hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya. Tapi terkadang, manusia tidak mampu menggunakan akalnya untuk berfikir
dengan baik. Sehingga sulit baginya untuk mengerti dan memahami cara
menghormati perbedaan dengan orang lain. Sulit untuk menghargai ibadah orang lain
dan menyayangi orang orang yang butuh bantuan. Oleh karena itu, islam sangat
berperan agar manusia mampu menggunakan memberdayakan akalnya untuk berfikir
dengan baik dan jernih.
3. Asas dalam Berprilaku : Tanpa islam seseorang tidak bisa berprilaku dengan baik,
apakah itu berprilaku baik terhadap diri sendiri dan masyarakat. Sebab apa yang

5
dipandang baik oleh seseorang belum tentu baik pada hakikatnya, begitu juga
sebaliknya. Islam juga mengajarkan dan mendorong seseorang untuk berprilaku baik
dalam kehidupan. Oleh sebab itu, agama menjadi ruh dalam berprilaku agar manusia
mampu menjadi makhluk yang paling mulia.
4. Asas Bernegara : Islam tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bernegara dan
mengandung nilai-nilai yang mengisi ruang-ruang bernegara agar tercipta sistem
pemerintahan yang berkeadilan. Apabila islam tidak mengambil peran, maka
muncullah kediktatoran dalam pemerintahan. Kekuasaan menjadi kekuatan untuk
menindas orang lain atau merampas hak-hak orang lain. Sistem pemerintahan tidak
akan berjalan dengan semestinya. Roda perpolitikan bergulir tanpa moral dan etika.
Sehingga yang terjadi saling sikut, saling menjatuhkan, saling berkianat dan lebih
mementingkan ego sendiri dari pada kemashalatan bersama.

2.6 Agama dan Pengembangan Berpikir


Salah satu esensi kehadiran agama untuk menjaga martabat manusia sebagai makhluk
mulia ciptaan Allah. Agama selalu menghadirkan ajaran untuk selalu beribadah kepada Allah
dengan tidak lupa memaknai nilai-nilai kemanusian. Pengembangan berpikir dalam beragama
mengarahkan manusia untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinan dan
memposisikan diri berada di tengah-tengah (wasathiyah dan tawazun) tidak eksrim kiri
ataupun ekstrim kanan. Menunjukkan sikap beragama yang moderat antara pengamalan
agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan / toleransi kepada praktik beragama orang lain
yang berbeda keyakinan (inklusif).

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Agama dan manusia dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Agama mengajarkan
bagaimana tuntunan hidup sebagai hamba Allah dalam menghadapi kehidupan di dunia dan
akhirat.

3.2 Saran
Dalam kehidupan beragama setiap manusia harus menamkan sikap saling menghormati
dan menghargai satu sama lain. Karena sesama muslim atau manusia adalah bersaudara. Dan
Agama Islam adalah agama yang sangat cinta perdamaian.

7
DAFTAR PUSTAKA

Depag RI. 1998. Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: CV. Toha Putra Semarang
Supan Kusumamiharja. 1978. Studia Islamica. Bogor: IPB
Tim Dosen PAI UNP. 2017. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum.
Padang: UNP Press
Toto Suryana, dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam, hal 19-28. Bandung: Tiga Mutiara

Anda mungkin juga menyukai