Anda di halaman 1dari 17

“ PENGGUNAAN BELADIRI KARATE UNTUK MENGHADAPI

PERLAWANAN FISIK”

I. PENDAHULUAN
A. MASALAH SERANGAN FISIK
Dari segi judul makalah ini, masalah serangan fisik merupakan perbuatan lawan
yang harus dihadapi dengan penuh ketenangan, kejernihan berpikir, kesiagaan; jadi
diperlukan kesigapan fisik dan mental agar dapat melakukan reaksi tangkisan yang
sekaligus mematahkan serangan itu untuk dikendalikan.
Serangan fisik adalah salah satu tindakan kekerasan dari pihak lawan.Dalam hal
ini lawan dari penegak hukum yaitu polisi yang bertugas melindungi dan
mengusahakan ketentraman masyarakat, serta melayani sekaligus mendisiplinkan
masyarakat. Serangan fisik merupakan tindakan melawan hukum oleh pelanggar
hukum atau penjahat, mengganggu cita-cita kemasyarakatan dalam kedamaian dan
keadilan sebagai perwujudan yang seimbang antara kebebasan dan ketertiban.
Serangan fisik adalah penyakit bagi masyarakat yang harus diatasi dan dilenyapkan
atau paling tidak harus dikendalikan. Serangan fisik sebagai perilaku
manusiabersumber dari dalam manusia itu sendiri (internal) misalnya oleh karena
gangguan saraf dan juga ada yang bersumber dari luar (external) yaitu pertentangan
dengan tatanan perilaku masyarakat yang menimbulkan rasa tidak puas disertai ekses
frustasi, kecongkakan, putus asa, dan kegoncangan. Mengulas dan menemukan
pemecahan dalam hal ini melibatkan berbagai disiplin ilmu.
Pada dasarnya polisi tidak dibenarkan untuk melakukan serangan fisik oleh
karena akan bertentangan dengan tugas yang dibebankan masyarakat melalui negara
kepadanya. Akan tetapi polisi harus siap menhadapi serangan fisik dan perlu disadari
dengan mengingat perubahan sikap penjahat yang makin brutal maka untuk itu
semakin penting polisi ditingkatkann kesigapan fisik dan mentalnya.
Pemahaman akan situasi kondisi serta lingkungan yang rawan akan serangan fisik itu
harus menjadi naluri yang diperoleh dari latihan, kebiasaan dan pengalaman. Serangan
fisik dapat datang sekaligus dari berbagai arah dengan senjata atau tanpa senjata dari
jarak jauh maupun dekat, tetapi yang penting adalah hanya melakukan tindakan yang
bermanfaat dan mengatur siasat utuk mendapatkan posisi yang dapat memudahkan
penanggulangannya. Penanggulangan yang tepat akan serangan fisik itu berpengaruh
positif akan usaha peningkatan citra polisi yang berwibawa dapat berperan banyak bagi
pelaksanaaan tugas polisi dalam menanggulangi masalah serangan fisik.

B. HAKEKAT DARI PADA PERKELAHIAN DENGAN SEGALA ASPEKNYA


Jenis perkelahian dapat berupa antara satu orang melawan satu orang, antara satu
orang melawan beberap orang, dan beberapa orang melawan beberapa orang sampai
kepada perkelahian massal.
Pada dasarnya perkelahian itu timbul dari naluri manusia untuk menguasai dan
memaksakan secara fisik kehendaknya atas orang lain, terdorong oleh kemarahan, rasa
terancam, kecongkakan dan atau untuk keuntungan materil maupun inmateril.
Masalah sosial, politik, budaya, ekonomi, ideologi, kesukuan yang berlebihan, agama,
dan rasial dapat melatar belakangi suatu perkelahian. Kiranya akan sangat
berkepanjangan kalau dikemukakan contoh-contoh kejadian dalam masyarakat tentang
perkelahian dengan latar belakang hal-hal tersebut diatas dalam masyarakat kita yang
heterogen. Salah pengertian dan kurangnya komunikasi sosial dapat menimbulkan
ketidak-seimbangan yang tidak jarang mengakibatkan bentrokan berupa perkelahian
massal.
Polisi yang bertugas menjaga ketertiban dan melindungi masyarakat dituntut
kemampuan untuk memahami lingkungan dan pola-pola penyebab perkelahian dan
perkelahian itu sendiri. Perkelahian dalam hal ini harus dibedakan dengan pertandingan
pertarungan dalam olah raga dengan peraturan ketat untuk melindungi para atlitnya.
Pertandingan pertarungan dalam olahraga memberikan efek mengurangi perkelahian
oleh karena dalam tingkat tertentu dapat menyalurkan naluri manusia akan keinginan
menguasai yang lain dan malah dapat meningkatkan manusia melalui bentuk kompetisi
yang sehat.
Polisi bertugas mencegah timbulnya perkelahian dan menghentikan perkelahian
yang terjadi. Oleh karena tugas itu pula polisi tidak dapat menghindarkan diri dari
kemungkinan keterlibatannya dalam perkelahian dan sudah seharusnya memiliki
teknik beladiri.
Pada garis besarnya serangan dalam perkelahian itu terarah kebagian atas, tengah,
bawah, samping kiri/kanan maupun dari arah depan atau belakang atau kalau diperinci
lagi tertuju pada titik lemah dari bagian tubuh atau tempat yang dianggap lemah oleh
karena lengah.
Dalam beladiri perlu diketahui bahwa bila menyarang berarti membuka diri untuk
diserang. Dalam beladiri karate pada akhirnya tangkisan itu harus juga merupakan
serangan balas.
II. PENGGUNAAN BELADIRI KARATE DALAM MENGHADAPI SERANGAN FISIK

A. GARIS BESAR INTI GERAKAN DARI BELADIRI KARATE


Dalam rangka memahami garis besar isi inti gerakan beladiri karate, maka tidak
bisa lain dari pada menguraikan gagasan yang sedang berkembang yaitu yang kita
namakan JALAN SIGAP.Dari segi pengertian bahasa, maka sudah termasuk
pengertian antisipasi dan siap-siaga (alertness). Sebagai singkatan dimaksudkan
sebagai SISTIM ILMU GERAK PENENTU.Jalan dalam hal ini dimaksudkan sebagai
pedoman perilaku seperti halnya Jalan (Way) dalam way of life.Jadi JALAN SIGAP
adalahPEDOMAN PERILAKU SISTIM ILMU GERAK PENENTU untuk mencapai
tingkat antisipasi dan siap-siaga (kesadaran) pada keheningan budidaya manusia
dalam usaha mencapai kesempurnaan kepribadian.Usaha pencapaian tujuan itu secara
utuh tersimpul dalam suatu kerangka sistem berdasarkan satu prinsip dasar atau
hakekat sebagai isi inti gerakan teknik karate dan metode latihannya.

Pengembangan karate dari sekedar teknik ke pengertian jalan dapat dilukiskan


dalam ungkapan: "bagi orang yang akan mempelajari karate harus mengetahui apakah
karate itu; dan bertolak dari pengertian yang benar itu harus diberikan pelajaran
tentang penggunaan yang benar".

Karate-do (Jalan karate) adalah pengertian yang benar dan penggunaan yang
benar dari Karate.Dari ungkapan ini tertanam pengertian nilai dan doktrin (ikrar)
dalam pengajaran karate.

Sebagai contoh doktrin INSTITUT KARATE-DO INDONESIA.

Membentuk, Membina dan mendidik manusia Indonesia seutuhnya dengan ciri-


ciri utama yang:

1. Berkepribadian Luhur
2. Berbudi pekerti yang jujur
3. Memiliki Daya juang yang tinggi
4. Menjunjung tinggi nilai-nilai etika
5. Memiliki kedewasaan mental

Melalui pendidikan karate-do.

Karate-do sebagai ilmu melalui pendekatan ilmiah dalam penelitian dan latihan
terorganisir menghasilkan kejelasan terperinci tentang teknik-teknik karate dan cara
mengajarkan teknik-teknik itu.

Adapun teknik dasar dari pada karate itu dapat dibagi dalam empat kelompok
besar yakni: Sodokan, Sentakan, Tangkisan dan Tendangan. Masing-masing teknik
dasar itu harus didukung oleh teknik berdiri, misalnya berdiri tekuk depan, berdiri
tekuk belakang, berdiri tunggang kuda dan sebagainya. Teknik berdiri itu harus kuat
dan mantap tetapi tidak kaku dan tidak tegang sedangkan tenaga hanya cukup untuk
melaksanakan teknik dasar itu.
Sikap (bentuk bagian atas tubuh).

Permukaan terhadap Sasaran: hadap-datar, setengah badan, kebalikan setengah badan


dan samping.

Hal yang perlu diperhatikan dalam sikap ini adalah:

1. Tulang belakang tegak alamiah


2. Pinggul selalu sejajar dengan permukaan (lantai).

Masalah :

a. Keadaan bentuk mulai gerakan


b. Keadaan bentuk pada saat pelaksanaan gerakan
c. Keadaan bentuk pada saat gerakan berhenti dan tetap.

Bentuk-bentuk ini harus cocok dengan teknik yang digunakan.Demikian pula


perentangan dan pengetatan otot-otot yang digunakan harus diarahkan dan sesuai
dengan tahap-tahap bentuk tersebut diatas.
Diharapkan melalui proses latihan agar dicapai tingkat dari luar kelihatannya
mempunyai bentuk tertentu sedangkan di dalamnya alamiah, sehingga tercapai sifat
dasar dari karate: Dari alamiah langsung ke-Penentu dan dari Penentu langsung ke-
alamiah.
Bagian dari teknik dasar karate yang dikaitkan dengan bagian tubuh yang
digunakan adalah sebagai berikut:
TEKNIK
T
S
S A
E
O N
N
D G
BAGIAN YANG DIGUNAKAN T
O K
A
K I
K
A S
A
N A
N
N
1. Kepalan depan O - -
K
2. Punggung Kepalan - O -
E
3. Kepalan palu luar - O -
P
4. Kepalan palu dalam - O -
A
5. Muka kepalan - O -
L
6. Kepalan datar O - -
A
7. Kepalan jari tengah O O -
N
8. Kepalan telunjuk O O -
T T 1. Tangan pedang
- O O
A A 2. Punggung pedang
- O -
N N 3. Punggung tangan
- O O
G G 4. Tapak datar
- - O
A A 5. Tangan beruang
- - O
N N 6. Punggung tangan beruang
- - O
7. Pangkal tapak tangan
O O O
T 8. Pedang naga biru
O O O
E 9. Kepala ayam
- - O
R 10. Kepala ayam
- - O
B 11. Kepala bangau
- O O
U 12. Tangan garuda
O - -
K 13. Jari tembus
- O -
A 14. Mulut macan
1. Lengan depan luar - O O
LENGAN
2. Lengan depan dalam - - O
DEPAN
3. Punggung lengan depan - - O

SIKU 1. Siku O O O

JUMLAH 8 15 14
TENDANGAN TANGKISAN
1. Kaki macan
2. Kaki pedang o -
BAGIAN 3. Tumit o O
KAKI o -
BAWAH 4. Tepak kaki
5. Punggung kaki o O
6. Cakar kuda o -
o -

BAWAH
LUTUT
1. Batang kaki - 0

LUTUT 1. Lutut 0 -
7 3

Sebagai sa

Sebagai sasaran adalah titik lemah dari tubuh manusia.Dalam suatu penelitian
terungkap bahwa dari 25 jurus yang sering diperagakan terdapat 923 hitungan.
Tangkisan dengan menggunakan lengan depan dan batang kaki mencapai 31, lebih
dari Separoh dari jumlah tangkisan yang ada dalam 25 jurus tersebut.

Sebagai hasil penelitian itu pula maka dapat disimpulkan data sasaran titik lemah yang
dikaitkan dengan teknik yang digunakan sebagai berikut:
DAFTAR SASARAN TITIK LEMAH & TEHNIK YANG
DIGUNAKAN DALAM 25 JURUS YANG DITELITI

TEKNIK
S S T J
O E E U
D N N M
O T D L
TITIK LEMAH TUBUH
K A A A
A K N H
N A G
N A
N
BAGIAN 1. Rahang bawah 10 2 5 17
ATAS 2. Bawah hidung 2 2 - 4
3. Pelipis 1 8 4 13
4. Bola mata 2 - - 2
5. Sela iga ketiga - 1 - 1
BAGIAN 1. Ulu hati 18 6 15 39
TENGAH 2. Sela rusuk kesebelas 3 3 3 9
3. Titik di bawah pusar 1 - 1 2
4. Bawah mata susu 1 - - 1
5. Tulang selangka 1 - - 1
6. Punggung tapak tangan - 4 - 4
BAGIAN 1. Punggung kaki - - 1 1
BAWAH 2. Penutup lutut - - 1 1
39 26 30 95

Dengan gambaran data diatas maka jelas dapat dikemukakan HAKEKAT


KARATE itu adalah dengan teknik yang paling cocok dengan keadaan kita,
mengarahkan daya benturan semaksimal mungkin kepada lawan. Penciptaan daya
benturan pada batas maksimal itu kita sebut PENENTU dan dari sinilah akan
teruraikan karate-do sebagai suatu kerangka sistem sehingga: Teknik dasar adalah
pemilikan penentu oleh tubuh.

Pertarungan adalah penggunaan tepat dari penentu.

Jurus adalah peragaan penentu.

Untuk jelasnya dapat dikemukakan berupa Kerangka JalanSigap, sebagai kerangka


yang menunjukkan kaitan proses latihan tehnik karate dengan usaha ke arah
pembentukan kepribadian manusia berdasarkan suatu prinsip dasar yang integral.
Yang ingin diungkapkan dalam Jalan Sigap adalah Sistim karate-do itu selain
sebagai Sistem teknik karate yang berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah harus juga dengan
melakukan latihan teknik-teknik itu, tertanam dan tercakup secara integral usaha
pencapaian tujuan pembentukan manusia seutuhnya.Manusia dalam kehidupannya
dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu.Setiap sikap dan perbuatannya baik cipta, rasa
maupun karsanya tidak dapat terlepas dari dimensi ini.

Kiranya dapat dipahami bahwa aturan gerak dalam beladiri karate menurut
pengertian JALAN SIGAP selalu didasarkan pada batasan dimensi ruang dan waktu
sebagai prinsip dasar yang universal dari gerakan manusia.

Sebagai seni beladiri tanpa senjata, di dalam karate-do tangan dan kaki dilatih secara
sistematis, sehingga serangan mendadak dari musuh dapat dikendalikan dengan
meragakan tenaga seperti menggunakan senjata.Karate-do adalah juga sebagai suatu cara
latihan untuk menguasai gerakan gerakan tubuh, seperti melipat, melompat, mengatur
keseimbangan, dengan melakukan perpindahan anggota badan dan tubuh ke belakang dan
ke muka, ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah dengan bebas dan serasi.

Teknik karate-do harus dikendalikan dengan tekad kuat dan diarahkan ke sasaran
secara tepat dan semuanya itu berlangsung dengan sendirinya (otomatis).Hakekat
daripada teknik karate ialah adanya penentu.

Yang dimaksud dengan"penentu" adalah: sikap dinamika diri yang terbentuk sebagai hasil
dari perpaduan antara sikap mental yang mantap dengan gerakan yang:

1. bentuknya benar dan wajar;


2. tenaganya kuat dan disalurkan secara efisien
3. kecepatannya tinggi
4. Waktunya tepat;
Semuanya dikerahkan sedemikian rupa dalam suatu "ledakan" yang tertuju ke
5. Sasaran (-sasaran) tertentu.

Oleh karena itu "penentu" adalah merupakan inti dari setiap teknik karate; sentakan dan
hentakan, sodokan, tendangan serta tangkisan dan sapuan.Teknik tanpa penentu tidak
dapat dianggap sebagai teknik karate bagaimanapun besarnya persamaannya dengan
karate.

Bagian-bagian dari tubuh dapat menjelma menjadi senjata yang ampuh melalui latihan-
latihan yang teratur.Sifat yang diperlukan untuk mencapai hal ini adalah penguasaan diri.

B.PENJELASANTENTANG PRINSIP-PRINSIP DASARPELAKSANAAN


LATIHANDARI TEKNIK BELADIRI KARATE YANG DIPERAGAKAN.
Berbicara mengenai prinsip dasar pelaksanaan latihan tidak bisa lepas dari
pengertian yang menyeluruh dan mendasar dari teori tentang teknik karate.
Adapun teori dasar yang dipakai untuk mengulashakekat karate yakni “PENENTU” dalam
hal ini adalah teori dari ilmu tenaga (Body mechanics) yang berbunyi: Pada saat
menentukan gerakan, seluruh tubuh bersamaan tegang ketat, pergelangan menetap pada
sudut yang tepat, sejumlah gerakan bawaan seluruh badan dipusatkan pada sasaran,
perubahan gerakan bawaan itu diperbesar dan waktu yang diperlukan untuk penggunaan
tenaga dipersingkat.
Kiranya tidak mungkin membahas secara terperinci penerapan teori tersebut dalam karate-
do pada kesempatan ini.Sebagai sekedar gambaran menyeluruh dapat dilihat pada
kerangka Jalan sigap.

Peragaan beladiri ini selain berarti penggunaan tepat dari penentu juga berarti
peragaan dari suatu pola yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan tingkat akhir
dari latihan beladiri adalah bebas pola. Kami percaya bahwa semua beladiri mempunyai
dasar pokok yang sama seperti halnya yang berlaku dalam beladiri karate.Peserta peragaan
ini terdiri dari pemegang tingkat Dan I, Dan II dan Dan III. Hal ini perlu mendapat
perhatian agar memperoleh gambaran visual akan uraian yang bersangkutan dengan upaya
penyempurnaan beladiri Polri.

Masalah istilah Jepang yang digunakan dalam beladiri karate mutlak diganti dengan
bahasa Indonesia.Hal ini perlu mendapat perhatian untuk dirumuskan secara tenang.
Tujuan penggantian istilah itu harus jelas agar memperoleh pemahaman langsung akan
teknik dan permasalahannya dan tidak ternjadi mitos ataupun alergi yang tidak rasional
akan beladiri bersangkutan.Kami dapat mengatakan bahwa dalam istilah itu tidak ada hal
yang perlu dimitoskan ataupun momok yang menakutkan. Permasalahannya hanya dalam
perumusan dan penyingkatan serta kesepakatan antara para ahli beladiri untuk berani
menggunakan istilah bahasa Indonesia.

Kamipun berkeinginan istilah Karate-do diganti dengan istilah Indonesia dengan


Pemahaman Indonesia. “Jalan sigap” sebenarnya dimaksudkan juga untuk mengganti
istilah Karate-do itu.
"BELA DIRI KARATE"

I. TEKNIK MENGHADAPI SERANGAN CLURIT ;


1. Menghadapi serangan bacokan clurit arah kepala
2. Menghadapi serangan bacokan celurit arah leher
3. Menghadapi serangan tusukan / bacokan clurit arah perut - lambung
4. Menghadapi serangan celurit secara beruntun arah leher dan bacokan celurit arah
lambung

II. TEKNIK MENGHADAPI SERANGAN PISAU ;


1. Menghadapi tusukan pisau arah kepala
2. Menghadapi tusukan pisau arah perut
3. Menghadapi tusukan pisau arah samping lambung kiri
4. Menghadapi serangan pisau secara beruntun arah dada dan arah perut

III. TEKNIK MENGHADAPI SERANGAN TANPA SENJATA ;


1. Menghadapi serangan pukulan tangan secara beruntun arah perut dua kali
2. Menghadapi serangan pukulan tangan arah perut disusul dengan serangan tendangan
kaki satu kali arah perut.
3. Menghadapi serangan tendangan kaki dua kali arah perut
4. Menghadapi serangan tendangan kaki dua kali arah kepala
5. Menghadapi serangan secara beruntun arah kepala dipukul dua kali dan serangan
tendangan beruntun arah perut dua kali

IV. TEKNIK-TEKNIK BELADIRI LAINNYA YANG BERGUNA UNTUK POLISI


1. Teknik beladiri terhadap Sodokan- kejar
2. Teknik beladiri terhadap Sodokan - kejar
TEKNIK YANG DIGUNAKAN

I. MENGHADAPI SERANGAN CELURIT


1. Tangkisan Tangan pedang tegak
diselesaikan dengan tendangan depan, sodokan kebalikan arah tulang rusuk

2. Tangkisan Tangan pedang tegak


diselesaikan dengan sentakan tangan pedang arah pangkal lengan. Hentakan siku
arah dagu dan tulang rusuk.

3. Tangkisan Tangan pedang tegak


diselesaikan dengan tendangan memutar arah ulu hati, kemaluan.

4. Tangkisan Tangan pedang tegak


diselesaikan dengan hentakan siku, punggung pedang arah kemaluan, leher,tangan
pedang arah leher

II. MENGHADAPI SERANGAN PISAU


1. Tangkisan Tangan pedang tegak
diselesaikan dengan sodokan pangkal telapak tangan arah dagu, sodokan kebalikan
arah kepala.

2. Tangkisan Telapak kaki memutar


diselesaikan dengan tendangan sodok bawah arah lutut, Hentakan Tangan pedang
arah belakang kepala, Sodokan terbalik arah dagu.

3. Tangkisan bawah
diselesaikan dengan sodokan memutar, Hentakan Lutut arah Kepala, Hentakan siku
arah punggung.

4. Tangkisan Tangan pedang tegak


điselegaikan dengan Tendangan menyodok arah Tulang rusuk dan hentakan siku.
III. TEKNIK MENGHADAPI SERANGAN TANPA SENJATA

1. Tangkisan dari dalam dua kali


diselesaikan dengan sodokan kepalan jari datar arah tegal Bibir Atas, Jari tembus
arah Mata, Sodokan kebalikan arah Dagu.

2. Tangkisan Tangan Pedang Tegak & Tangkisan Sapuan bawah


diselesaikan dengan sodokan memutar (dua tangan ) arah pelipis, Sodokan Kapalan
Terbalik arah Lambung (kiri - kanan ).

3. Tangkisan Sapuan Bawah.


diselesaikan dengan Hentakan lutut pada kepala, Hentakan siku arahleher.

4. Tangkisan dari dalam


diselesaikan đengan Tangan Punggung pedang arah leher, Hentakan siku arah Dagu.

IV. 1. Serangan Sodokan kejar tengah


diselesaikan dengan memutar, Hentakan siku, Sapuan kaki, Sodokan kebalikan.

2.Serangan sodokan kejar tengah

diselesaikan dengan tangkisan dari luar, Hentakan siku, Sentakan punggung kepalan.
III. SUATU PEMIKIRAN UPAYA PENYEMPURNAAN BELADIRI POLRI
Untuk dapat memperoleh manfaat yang diharapkan dari uraian ini maka izinkanlah
kami menyimpulkan dari bahan yang diterima tentang Beladiri POLRI menurut,
kepangkatann jenis tugas, dan jumlah jam-jam latihan di lembaga Pendidikan POLRI.
Kemudian akan diuraikan tentang tingkat kemampuan dan perkiraan jam-jam latihan yang
dierlukan dalam Beladiri Karate.

A. BELADIRI POLRI
1. Kepangkatan :
a. Tamtama dan Bintara POLRI : harus mampu menghadapi kemungkinan
serangan/perlawanan dari penjahat atau pelanggar hukum lainnya didalam segala
situasi secara perorangan maupun dalam ikatan kelompok dengan tangan kosong.

b. Perwira POLRI : selain kemampuan fisik itu ia juga harus manpu menjadi pelatih
bawahannya.

2. Jenis tugas selain menurut kepangkatan :


a. Polisi lalu lintas
b. Pasukan Brigade Mobil
c. Polisi bagian Reserse
d. Polisi bagian perairan

3. Jumlah jam-jam latihan di Lembaga pendidikan POLRI :


a. Tantama 240 jam selama 6 bulan
b. Bintara 240 jam selama 9 bulan
c. Secapa 36 jam selama 9 bulan
d. AKABRI 140 jam selama 4 tahun
e. DIKTAP : MILSUP (PA) 16 jam selama 3 bulan

B. BELADIRI KARATE
Berdasarkan mata pelajaran dan tingkat yang berlaku dari pengalaman di
Indonesia seminggu diperhitungkan 2 kali 1 jam ditambah dengan persiapan dan
penutupan latihan atau kegiatan olah raga pendukung lainnya.
Maka sebagai patokan dapat dikemukakan untuk mencapai tingkat sabuk hitam (DAN
I) di indonesia diperlukan 3 sampai 4 tahun atau dalam jumlah jam (3x52x2)= 312
jam sampai (4x52x2)= 416 jam.
Perumusan Internasional yang kami kenal tentang kemampuan DAN I ini adalah : All
basic body movements and techniques, including hand and leg techniques, can be
applied with extended force and proper application in basic combination (seluruh
gerakan dasar dari tubuh dan teknik, termasuk teknik tangan dan kaki, dapat
digunakan dengan tenaga yang maksimal dan penggunaan tepat dalam kombinasi
kombinasi dasar).
Dari sabuk putih sampai hitam (DAN I) dikenal tingkatan, warma-sabuk, perkiraan
jumlah jam latihan sebagai berikut :

Tingkat (kyu) Warna sabuk Rata-rata jumlah jam (bulan)


a. 10 s/d 9 Putih 52 jam (6 bulan)
b. 81/2 s/d 7 Kuning 104 jam (12 bulan)
c. 61/2 s/d 6 Hijau 156 jam (18 bulan)
d. 51/2 s/d 4 Biru 208 jam (24 bulan)
e. 31/2 s/d 1 Coklat 260 jam (30 bulan)
DAN I Hitam 364 jam ( 42 bulan)

Jumlah jam rata-rata tersebut diatas merupakan perkiraan, sedangkan tingkat


kemampuan harus berdasarkan hasil ujian yang diikuti. Tiap individumempunyai daya
serap fisik dan mental yang berbeda akan tetapi tidak akan terlalu jauh kalau tidak
didukung oleh latihan ekstra, pengetahuan dan kemampuan penerapan akan prinsip-
prinsip.
Dalam beladiri karate dan mungkin demikian pula dalam beladiri lainnya harus
memiliki idealisme latihan yaitu pencapaian tahap-tahap yang kami sebut : tanpa pola -
dengan pola - bebas pola. Idealisme ini harus diterapkan dalam latihan teknik dasar, Jurus
dan pertarungan. Proses pemilikan penentu oleh tubuh untuk tiap teknik bagi tiap orang
sering berbeda sehingga sulit mengatakan dari segi sabuk,tingkat kemampuan orang dalam
penggunaannya untuk pembelaan diri.

Kami sering mendapat informasi tentang penggunaan beladiri karate oleh anggota
ABRI khususnya dengan hasil memuaskan atau sampai fatal oleh pemegang sabuk hijau
dan atau biru. Walaupun tidak ada data statistik yang jelas akan hal ini tetapi kiranya dapat
diperkirakan bahwa bagi anggota ABRI daya serap akan beladiri karate mungkin lebih
cepat. Tetapi sebaliknya dari pengalaman menunjukkan orang mempunyai keinginan kuat
untuk mencoba kemampuannya pada tingkat sabuk kuning, hijau dan biru. Selain oleh
karena baru juga disebabkan belum mendalami akan akibatnya jumlah jam latihan yang
dibutuhkan untuk tiap warna sabuk itu kalaupunakan ditekan sampai 75% dengan
menggunakan waktu itu secara lebih intensif, menurut pendapat kami masih mungkin.
Tingkat kemampuan minimal seseorang bisa melakukan teknik karate dalam pembelaan
diri adalah pada tingkat sabuk hijau maka dibutuhkan 75% x 156 jam = 117 jam.Seperti
telah dikemukakan dalam uraian tentang inti gerakan beladiri karate maka dapat
disimpulkan bahwa latihan dari teknik karate itu yang terdiri dari teknik dasar, jurus dan
pertarungan merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan.Kami dapat mengatakan
bahwa dasar-dasar teknik karate itu mempunyai persamaan yang mirip sekali dengan
dasar-dasar yang diperlukan dalam beladiri lainnya. Mempelajari teknik karate kurang dari
100 jam dapat dikatakan tidak bermanfaat sebagai teknik pembelaan diri yang efektif.

Dari Jumlah jamlatihan beladiri yang tersedia pada sekolah-sekolah polisi maka untuk
SECAPA dan DIKTAP / MILSUP tidak ada manfaat beladiri bila dipergunakan untuk
latihan karate. Mengingat kebutuhan POLRI untuk menghadapi berbagai situasi, sedang
waktu yang tersedia terbatas, maka perlu dirangkaikan dengan teknik beladiri lainnya yang
mempunyai kekhasan yang jelas misalnya :tehnik bantingan dan teknik jatuh dari Judo dan
teknik-teknik yang memanfaatkan pergelangan seperti pada AIKIDO. Secara awam, teknik
karate itu hanya terdiri dari mengelak(gerakan tubuh), tangkis, pukul dan tendang.

Diantara materi bahan penyusunan makalah yang diterima terdapat tujuh buku tentang
Beladiri POLRI. Dengan mengingat kebutuhan beladiri POLRI dan jam latihan yang
terbatas itu sebagai latar belakang, maka berbagai pola keterampilan beladiri rupanya
langsung digunakan dalam latihan untuk mendapatkan kemampuan keterampilan yang
dituntut dalam pelaksanaan tugas. Seperti kami kemukakan sebelumnya maka diperlukan
minimal 100 jam atau tingkat sabuk hijau agar teknik karate itu dapat berguna. Kami yakin
bagi pengikut karate tingkat sabuk hijau, dalam waktu singkat dengan hasil yang cu kup
memuaskan akan dapat mengikuti program keterampilan Beladiri POLRI itu. Kiranya
perlu dikemukakan lagi bahwa dalam mengikuti latihan tiap teknik karate itu akan berguna
bila dengan disertai idealisme; dari tanpa pola, dengan pola sampai bebas pola. Kiranya
tidak berlebihan kalau kami mengatakan bahwa pada tingkat sabuk hijau itu dapat menjadi
tahap persiapan untuk mempelajari beladiri umumnya.Pada dewasa ini beladiri sudah
berkembang dengan pesat.Kami percaya semua beladiri mengenalgerakan / teknik dasar
yang harus diikuti oleh peserta dan teknik dasar itu memiliki kesamaan antara semua
beladiri. Bila hal ini dapat dikaitkan dalam persyaratan penerimaan pada sekolah-sekolah
polisi; misalnya calon harus telah mengikuti latihan beladiri selama100 jam maka
keperluan mempelajari dasar-dasar beladiri karate 100 jam untuk dapat bermanfaat kami
yakin dapat dipersingkat. Beladiri yang dimaksud tentunya yang mempunyai Jastifikasi
atau pendekatan secara ilmiah.Dengan demikian maka terbuka kemungkinan Secapa dan
diktap yang jumlah jam pelajarannya sedikit mendapat kesempatan juga untuk
mempelaribeladiri karate secara berhasil guna. Maka jelas kiranya yang kami maksud
dengan latihan 100 jam atau tingkat sabuk hijau itu adalah sebagai ukuran
kemanpuan.Walaupun kami masih merasa awam akan pengertian Beladiri POLRI, akan
tetapi dari bahan tujuh buku yang diterima kelihatannya merupakan kumpulan
keterampilan dari berbagai macam beladiri.

Pemikiran masalah penataran pelatih / instruktur beladiri POLRI yang akan datang
kiranya perlu dilakukan pendekatan ilmiah akan tehnik-tehnik yang ditatar dan diusahakan
agar merupakan rangkaian kesatuan dan bertahap dalam pelaksanaan latihannya. Seperti
halnya dalam pendidikan jasmani maka dalam pengulasan beladiri dikaitkan juga dengan
ilmu jiwa ( psychology ), ilmu faal tubuh ( Physiology ), ilmu gerakan tubuh ( Kinesiology
) sebagai penunjang. Tentang masalah pengadaan buku untuk siswa polisi dan buku
pegangan untuk para pelatih tentunya yang paling sesuai dengan keperluan polisi.Masalah
buku ini tidak terlepas dari sikap umum kita terhadap buku.Pada umumnya kita belum
memberikan penghargaan yang sewajarnya terhadap buku sehingga ada keengganan untuk
berkorban untuk buku baik secara masyarakat terhadap buku untuk keperluan bersama
maupun secara perorangan terhadap buku untuk keperluan pribadi atau kelompok
kecil.Tentang buku karate sebenarnya sudah merupakan industri internasional termasuk
majalah, buletin dan sebagainya. Di Indonesia, untuk keperluan umum saja berbagai
majalah dan pengolahan buku jatuh bangun oleh karena akhirnya kita harus berkorban
untuk menulis, menerbitkan tetapi harus menombok pulaagar terbaca oleh umum. Pada
saat ini kami dalam usaha pengolahan 8 jilidBuku karate terbaik dan yang sudah terbit
baru satu jilid.Dengan demikian menjadi jelas kiranya bahwa penyusunan dan penerbitan
bukukhusus untuk polisi harus oleh polisi sendiri dan kalau diperlukan kami akan
membantu sesuai dengan kemampuan yang ada pada kami. Akhirnya izinkanlah kami
mengucapkan terima kasih atas kesempatan menyampaikan makalah pada seminar beladiri
ini kepada panitia, rekan-rekan beladiri lainnya dan para hadirin serta pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyampaian makalah ini. Mohon maaf akan tingkah laku maupun
ucapan kami yang tidak berkenan dihati. Kami tidak berpretensi bahwa makalah ini
memenuhi sebagaimana diharapkan oleh panitia akan tetapi kami dapat mengatakan bahwa
sudah berusaha sebaik mungkin dalam waktu dan kemampuan kami yang terbatas.
Perjalanan kita dalam dunia beladiri ini masih jauh dan tidak selalu menyenangkan, tetapi
jelas dengan adanya permulaan yang baik ini dapat diikuti oleh langkah-langkah yang baik
pula tanpa berpikir akan ada akhir. Pengorbanan dan pengabdian untuk Nusa dan Bangsa
dengan maksud baik semogamendapatkan ridho AllahSubhanahuwata'ala hendaknya.
IV. DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. BEST KARATE ( 8 jilid )


Oleh : M. Nakayama

2. KARATE : THE ART OF “EMPTY HAND” FIGHTING


Oleh : H. Nishiyama

3. TAIIKUGAKU GAIRON ( The out Line of Physical Education )


Oleh : Daigaku Taiiku Kenkyu Sakur Hen
(The Edition of University Physical Education Circle )

4. A TEXT BOOK OF PHYCHOLOGY ( as a biological science )


Oleh : Donald Olding Hebb

5. KARATE – DO KYOHAN
Oleh : Gichin Funakoshi

6. KARATE NO MANABIKATA
Oleh : Y. Urakawa

7. DYNAMIC KARATE
Oleh : M. Nakayama

8. GORIN NO SHO
Oleh : Miyamoto Musashi

9. Dan buku lainnya serta majalah, buletin, thesis yang bersangkutan dengan Beladiri.

Anda mungkin juga menyukai