Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

UNSUR-UNSUR AGAMA

DOSEN PENGAMPU : MIRA RAHMAYANTI, S.H., M.H.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

1. RAMADAN
2. REZA
3. ALDI

PROGRAM STUDI HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH TAPANULI SELATAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul “UNSUR-UNSUR AGAMA”.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam. Saya berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk
teman-teman semua. Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Karena itu saya harap mendapatkan kritikan dan saran dari para
pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan pada makalah ini.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Padangsidimpuan, November 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 2
A. Pengertian Agama ............................................................. 2
B. Unsur-Unsur Agama.......................................................... 3
BAB III PENUTUP ............................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beragama merupakan insting manusia yang sangat mendalam danorisinil,
karean bersumber kepada dua hal penting yang tidak mampuditolak oleh manusia
pada umumnya. Pertama, perasaaan akan kelemahandiri manusia dihadapan
fenomena diri dan alam semesta. Kedua, perasaan bahwa terdapat sumber dari
segala kekuatan yang ada. Sumber kekuataninilah yang kemudian mengatur dan
mengendalikan seluruh jagad raya initermasuk manusia. Menemukan dan yang
menyakini adanya sumber darisegala kekuatan yang disebut “TUHAN”, serta
tunduk kepada sumberkekuatan “Tuhan” itulah yang disebut dengan agama.
Sementara komunitas yang menyakininya disebut komunitas umat beragama.
Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu
dan menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. agama akan memelihara
manusia dari segala bentuk perilaku menyimpang, dan menjauhkanya dari tingkah
laku yang negatif. Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih,
halus, dan suci. Di samping itu, agama merupakan benteng pertahanan bagi
generasi muda dalam menghadapi berbagai macam perilaku yang tidak sesuai
dengan norma- norma yang berlaku di masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Bagaimana pengertian agama?
2. Bagaimana unsur-unsur agama?

C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian agama
2. Untuk mengetahui unsur-unsur agama.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Ada tiga istilah yang dikenal tentang agama, yaitu: agama, religi dan din.
Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang akar katanya
adalah a dan gama. A artinya tidak dan gama artinya kacau. Jadi, agama artinya
tidak kacau atau teratur. Maksudnya, agama adalah peraturan yang dapat
membebaskan manusia dari kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan
menjelang matinya.
Kata religi–religion dan religio, secara etimologi menurut Winkler Prins
dalam Algemene Encyclopaedie mungkin sekali berasal dari bahasa Latin, yaitu
dari kata religere atau religare yang berarti terikat, maka dimaksudkan bahwa
setiap orang yang ber-religi adalah orang yang senantiasa merasa terikat dengan
sesuatu yang dianggap suci. Kalau dikatakan berasal dari kata religere yang
berarti berhati-hati, maka dimaksudkan bahwa orang yang ber-religi itu adalah
orang yang senantiasa bersikap hati-hati dengan sesuatu yang dianggap suci.
Selanjutnya, kata din secara etimologi–berasal dari bahasa Arab, artinya:
patuh dan taat, undang-undang, peraturan dan hari kemudian. Maksudnya, orang
yang berdin ialah orang yang patuh dan taat terhadap peraturan dan undang-
undang Allah untuk mendapatkan kebahagiaan di hari kemudian.
Secara terminologi, agama dan religi ialah suatu tata kepercayaan atas
adanya yang Agung di luar manusia, dan suatu tata penyembahan kepada yang
Agung tersebut, serta suatu tata kaidah yang mengatur hubungan manusia
dengan yang Agung, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia
dengan alam yang lain, sesuai dengan tata kepercayaan dan tata penyembahan
tersebut.
Agama yang pada hakekatnya adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang
tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, maka sangat perlu dipahami
secaraseksama oleh setiap manusia. Dalam uraian ini akan kemukakan pengertian
agama, hubungan agama dengan manusia, manfa’at agama, klasifikasi agama,dan
agama Islam.

2
Agama merupakan kebutuhan (fitrah) manusia. Berbagai pendapat
mengenai kefitrian agama ini dapat dikaji pada beberapa pemikiran. Misalnya
Einstein menyatakan bahwa sifat sosial manusialah yang pada gilirannya
merupakan salah satu faktor pendorong terwujudnya agama. Manusia
menyaksikan maut merenggut ayahnya, ibunya, kerabatnya serta para pemimpin
besar. Direnggutnya mereka satu persatu, sehingga manusia merasa kesepian
dikala dunia telah kosong. Jadi harapan akan adanya sesuatu yang dapat memberi
petunjuk dan pengarahan, harapan menjadi pencinta dan dicintai, keinginan
bersandar pada orang lain dan terlepas dari perasaan putus asa ; semua itu
membentuk dalam diri sendiri dasar kejiwaan untuk menerima keimanan kepada
Tuhan.

B. Unsur-Unsur Agama
Sebuah agama atau aliran kepercayaan menjadi benar atau dibenarkan
keberadaannya jika memiliki 3 unsur. Ketiga unsur tersebut adalah :
1. Sistem Credo ( keyakinan )
Credo merupakan pernyataan atau pengakuan rangkuman mengenai suatu
kepercayaan. Dalam Bahasa latin,kata credo berarti “aku percaya” yakni suatu
agama pastilah memiliki system kepercayaan yang percaya akan adanya Tuhan.
2. Sistem Ritus (peribadatan)
Yaitu tingkah laku manusia dalam hubungan dengan supranatural, sebagai
konsekuensi atas pengakuannya. Sebuah agama pasti memiliki suatu sistem ritual
hubungan antara pemeluk agama dengan Tuhan yang diyakini oleh masing-
masing pemeluk agama. Dalamagama islam ritual ini bisa berupa sholat 5 waktu,
berpuasa di bulan Ramadhan, naik haji bagi yang mampu serta ritual-
ritual lainnya yang begitu banyak.
3. Sistem Norma ( Tata Krama )
Sistem norma ini mengatur hubungan-hubungan social antara pemeluk
agama lain. Sistem norma inilah yang menciptakan kerukunan antar umat
beragama. Tidakada satupun agama di dunia ini yang mempunyai sistem norma
yang mengajarkan untuk bermusuhan dengan orang dari pemeluk agama
lain. Sistem norma ini selalu mengajarkan kebaikan kepada pemeluk masing-
masing agama

3
Menurut Harun Nasution menyatakan bahwa agama dapat disebut agama
jika memenuhi minimal empat unsur penting yang harus ada dalam agama:
a. Unsur Keyakinan atau kepercayaan (credial)
Unsur keyakinan dalam artian bahwa pengikut agama tersebut memiliki
sebuah kepercayaan dan mempercayai sesuatu atau seseorang yang gaib.
b. Unsur penyembahan atau peribadatan (ritual)
Manusia merasa lemah dan berhajat pada Tuhan sebagai tempat meminta
tolong.
c. Unsur aturan atau tata Cara daalam peribadatan (ritus)
Adanya aturan berupa Kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran agama
tersebut dan sekaligus mengatur tata cara penyembahan kepada Tuhan yang
mereka yakini tersebut
d. Respons yang bersifat emosinil dari manusia
Adanya respon terhadap agama! baik dalam hal kegiatan ataupun keper#ayaan
4 unsur yang menjadi karakteristik agama sebagai berikut.
Pertama, unsur kepercayaan terhadap kekuatan gaib. Kekuatan gaib
tersebut dapat mengambil bentuk yang bermacammacam. Dalam agama primitif
kekuatan gaib tersebut dapat mengambil bentuk benda-benda yang memiliki
kekuatan misterius (sakti), ruh atau jiwa yang terdapat pada bnda-benda yang
memiliki kekuatan misterius; dewa-dewa dan Tuhan atau Allah dalam istilah yang
lebih khusus dalam agama Islam. Kepercayaan pada adanya Tuhan dalah dasar
yang utama sekali dalam paham keagamaan. Tiap-tiap agama kecuali Buddhisme
yang asli dan beberapa agama lain berdasar atas kepercayaan pada sesuatu
kekuatan gaib dan cara hidup tiap-tiap manusia yang percaya pada agama di dunia
ini amat rapat hubungannya dengan kepercayaan tersebut.
Kedua, unsur kepercayaan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan dan
kebahagiaan yang dicari akan hilang pula. Hubungan baik ini selanjutnya
diwujudkan dalam bentuk peribadatan, selalu menginat-Nya, melaksanakan segala
perintahNya, dan menjauhi larangan-Nya.
Ketiga, unsur respon yang bersifat emosional dari manusia. Repon tersebut
dapat mengambil bentuk rasa takut, seperti yang terdapat pada agama primitif,
atau perasaan cinta seperti yang terdapat pada agama-agama monoteisme.

4
Selanjutnya respon tersebut mengambil bentuk dan cara hidup tertentu bagi
masyarakat yang bersangkutan.
Keempat, unsur paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk
kekuatan gaib, dalam bentuk kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran agama
yang bersangkutan, tempattempat tertentu, peralatan untuk menyelenggarakan
upacara, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa
agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang
terkandung dalam kitab suci yang turun menurun diwariskan oleh suatu generasi
ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi
manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, yang di dalamnya
mencakup unsur kepercayaan kepada kekuatan gaib yang selanjutnya
menimbulkan respon emosional dan keyakinan bahwa kebahagiaan hidup tersebut
bergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan gaib tersebut.

5
BAB III
PENUTUP

Ada tiga istilah yang dikenal tentang agama, yaitu: agama, religi dan din.
Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang akar katanya
adalah a dan gama. A artinya tidak dan gama artinya kacau. Jadi, agama artinya
tidak kacau atau teratur.
Secara terminologi, agama dan religi ialah suatu tata kepercayaan atas
adanya yang Agung di luar manusia, dan suatu tata penyembahan kepada yang
Agung tersebut, serta suatu tata kaidah yang mengatur hubungan manusia
dengan yang Agung, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia
dengan alam yang lain, sesuai dengan tata kepercayaan dan tata penyembahan
tersebut

6
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Komaruddin, 2012, Agama Punya Seribu Nyawa, Jakarta: Katalog


Dalam Terbitan

Kahmad, Dadang, 2011, Sosiologi Agama (Potret Agama dalam Dinamika


Konflik), Bandung: Pustaka Setia

Nata, Abuddin, 2012, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Soekanto, Soerjono, 2012, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai