FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Agama dan Manusia
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Agama dan Manusia
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
tampaknya menggembirakan. Akibat lebih lanjut ialah timbulnya kegelisahan-
gelisah (anxiety) itu akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia
didalam hidup.
Dari sinilah orang semakin merasa semakin jauh dari kegembiraan dan
kebahagian, karena ketegangan dan kegelisahan batin yang selalu
menghinggapinya dalam kehidupannya sehari-sehari. Oleh karna itu agama
sangat berperan penting dalam kerohanian atau kejiwaan tiap manusia, agar
menjadikan jiwa manusia tentram.
2
2. Memberikan wawasan tentang agama islam dan ruang lingkupnya
Manfaat penulisan makalah agama dan manusia bagi penulis
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AGAMA
Dalam bahasa Indonesia, kata ―agama‖ berasal dari bahasa Sansekerta: ―a‖
berarti ―tidak‖, dan ―gama‖ berarti kacau, atau kocar-kacir. Jadi agama
berarti tidak kacau atau teratur.
4
c) Eden Sheffield Brigtman, memberikan definisi dan pengertian
agama, yaitu bahwa agama merupakan suatu unsur pengalaman-
pengalaman yang dipandang mempunyai nilai yang tinggi;
pengabdian kepada suatu kekuasaan-kekuasaan yang dipercayai
sebagai sesuatu yang menjadi asal mula, yang menambah dan
melestarikan nilai-nilai ini; dan sejumlah ungkapan yang sesuai
tentang urusan serta pengabdian tersebut baik dengan cara
melakukan upacaraupacara yang simbolis maupun melaui perbuatan-
perbuatan yang lain yang bersifat perseorangan serta yang bersifat
kemasyarakatan.
5
tulis yang sudah didapatkan akan dilakukan penelaahan, analisis mengenai
pemikiran Nurcholish Madjid. Pendekatan penelitian yaitu pendekatan
sejarah, adapun dalam penelitian sejarah menggunakan teknik heuristik,
verifikasi, intervretasi, dan historisografi. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut, Pertama, dasar pluralisme agama adalah
bahwa islam agama yang universal mencakup semua aspek kehidupan,
pancasila merupakan dasar negara Indonesia sehingga yang harus kita
lakukan toleransi dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Kedua, bahwa
implikasi dari pluralisme agama mengakui kebebasan beragama, hidup
dengan resiko yang akan ditanggung oleh masing-masing pemeluk agama.
Kehendak Tuhan di atas kehendak manusia dalam menetapakan apapun.
Ketiga, prinsip dari pluralisme agama yaitu dakwah yang terbuka, dialogis,
toleran dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang sekaligus
mewujudkan Islam yang damai dan terbuka.
6
3. Dalam agama wahyu sumber utama tuntunan baik dan buruk adalah
kitab suci yang diwahyukan, sedangkan agama bukan wahyu kitab suci
tidak penting
4. Semua agama wahyu lahir di timur tengah, sedangkan agama bukan
wahyu lahir di luar itu
5. Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh
ras semitik
6. Agama wahyu sesuai dengan ajarannya adalah agama misionari,
sedangkan agama bukan wahyu bukan agama misionari
7. Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agam bukan wahyu
kabur dan elastis
8. Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik aspek
spiritual maupun material, sedangkan agama bukan wahyu lebih
menitikberatkan kepada aspek spiritual saja, seperti pada Taoisme,
atau pada aspek material saja seperti pada Confusianisme.
7
2.3 HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA
Hubungan manusia dengan agama adalah suatu hal yang tidak dapat
digantikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa memenuhi
kebutuhan materi manusia di muka bumi. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat menuntaskan semua
kebutuhan manusia terhadap hal lain untuk menyelesaikan masalah. Manusia
juga membutuhkan sesuatu untuk yang mampu memenuhi kebutuhan
spiritualnya.
Banyak ahli studi dalam bidang keagamaan sepakat bahwa agama dapat
menjadi sumber nilai, sumber etika, dan pandangan hidup yang dapat
diperankan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Ada beberapa
alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Alasan-
alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Fitrah beragama
Fitrah ini merupakan potensi bawaan kepada manusia untuk selalu tunduk,
taat melaksanakan perintah Tuhan sebagai pencipta, penguasa dan
8
pemelihara alam semesta. Pada saat manusia menyimpang dari nilai-nilai
fitrahnya, maka secara psikologis ia akan merasa adanya semacam
―hukuman moral‖. Lalu spontan akan muncul rasa bersalah atau rasa
berdosa.
2. Kemampuan manusia terbatas
Pada masyarakat banyak peristiwa yang terjadi dan berlangsung di sekitar
manusia tetapi tidak dapat dinalar menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal tidak dipahami itu dimasukkan ke dalam kategori ghaib
atau metafisik. Dalam peristiwa inilah agama mengambil alih sebagai
tempat perlindungan dari sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh akal
pikiran manusia.
Dari alasam-alasan tersebut menjadikan agama memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia. Peran agama dalam kehidupan manusia sebagai berikut :
9
ini kiranya dapatlah dikemukakan sejumlah pertanyaan: siapakah manusia?
Apa sebabnya manusia beriman dan beragama? Apa faktor pendorong
manusia beragama, mempercayai realitas yang tidak dilihatnya? Dan
sebagainya.
10
ditegaskan oleh Yusuf Musa, belum pernah ada satu masyarakat pun yang
hidup tanpa agama. Dengan ungkapan lain, sesungguhnya fenomena agama
itu lebih merupakan fenomena universal bagi manusia, dan oleh karena itu
sejak dahulu hingga sekarang sama sekali belum pernah ditemukan adanya
laporan hasil penelitian atau kajian ilmiah yang menginformasikan perihal
adanya suatu masyarakat yang hidup dengan tanpa agama. Ringkas kata,
agama merupakan elan vital bagi manusia, keberadaan masyarakat manusia
tidak mungkin bisa dipisahkan dengan suatu agama, dan oleh karenanya dapat
dipastikan bahwa agama akan terus berada dalam lingkaran kehidupan
manusia sepanjang keberadaan kehidupan manusia itu sendiri. Eksisnya
berbagai agama dalam masyarakat sejak beribu-ribu tahun yang lalu di daerah
Mesir, Asyiria, Babilonia, Persia, Cina dan sebagainya adalah menjadi bukti
nyata yang tidak terbantahkan dan sekaligus sebagai pendukung kebenaran
penjelasan di atas.
11
demikian ini relevan dengan makna din yang berwatak dasar mengatur, kata
din berarti aturan hidup. Di antara pengaturan itu adalah dengan pengendalian
ego berlebihan, yang menjelma ke dalam bentuk berbagai perilaku dalam
kehidupan. Di samping keterangan di atas, disampaikan pula penjelasan lain
mengenai urgensi atau pentingnya agama bagi umat manusia. Penjelasan ini
menyebutkan secara lebih terinci mengenai urgensi agama bagi manusia.
Adapun pentingnya agama bagi manusia karena ada berbagai alasan berikut
ini: (1) Agama merupakan sumber moral; (2) agama merupakan petunjuk
kebenaran; (3) Agama adalah merupakan sumber informasi mengenai
masalah metafisika (gaib); dan (4) Agama memberikan bimbingan rohani
kepada manusia, baik saat suka maupun duka.
A. Agama Islam
12
i. Tunisia, Turki
j. Yaman.
13
B. Ruang Lingkup Agama Islam
1) Akidah
Menurut istilah, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti,
yang sama sekali tak ada keraguan sedikitpun untuk orang-orang
yang meyakininya. Adapun menurut Abu Bakar Al-Jazairi dalam
kitab Aqidah Al-Mukmin: yang dinukil oleh Tim Depag RI,
Pendidikan Agama Islam, 2000: 102 bahwa ―Aqidah adalah
sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu, (yang didengar), dan fitrah.
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan ditolak dengan segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu‖.
2) Syari’ah
Syariah menurut istilah bisa diartikan sebagai sistem atau
aturan yang bisa jadi mengatur hubungan antara manusia dengan
Allah, atau hubungan manusia dengan manusiaImam Abu
Muhammad Ali bin Hazm dalam kitab Al-Hikam fi Ushulil
Ahkam mengemukakan definisi syariah ialah jika terdapat teks
yang tidak multitafsir dari Alquran, hadis, taqrir Nabi
Muhammad SAW, serta para sahabat, tabiin, tabi’ tabiin, ataupun
konsesus ulama. Artinya, syariah dapat bersumber dari hal-hal
tersebut yang dapat diaplikasikan secara langsung. Semisal
14
perintah shalat atau hal-hal yang menyangkut akidah, muamalah,
ibadah, dan akhlak.
3) Akhlak
Akhlak menurut istilah adalah tingkah laku seseorang
yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk
melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan
kondisi yang mempengaruhi perbuatan dan perilaku seseorang .
Apabila kondisi batin seseorang baik dalam ucapan, perbuatan,
dan perilaku, maka hal ini disebut dengan akhlakul karimah
(mahmudah). Begitu pula sebaliknya, Jika kondisi batin itu jelek
yang teraktualisasikan dalam perkataan, perbuatan, dan tingkah
laku yang jelek pula, maka dinamakan akhlak yang tercela
15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Manusia terdiri dari dimensi fisik dan non-fisik yang bersifat potensial.
Dimensi non- fisik ini terdiri dari berbagai domein rohaniyyah yang saling
berkaitan, yaitu jiwa (psyche), fikiran (ratio), dan rasa (sense). Yang dimaksud
dengan rasa di sini adalah kesadaran manusia akan kepatutan (sense of ethic),
keindahan (sense of aesthetic), dan kebertuhanan (sense of theistic).
Sesuai dengan asal muasal katanya (sansekerta: agama, igama, dan ugama)
maka makna agama dapat diutarakan sebagai berikut: agama artinya peraturan,
tata cara, upacara hubungan manusia dengan raja; igama artinya peraturan, tata
cara, upacara hubungan dengan dewa-dewa; ugama artinya peraturan, tata cara,
hubungan antar manusia; yang merupakan perubahan arti pergi menjadi jalan
yang juga terdapat dalam pengertian agama lainnya. Bagi orang Eropa, religion
hanyalah mengatur hubungan tetap (vertikal) antara manusia dengan Tuhan saja.
16
3.2 SARAN
Kita harus berpegang teguh kepada agama kita, karena agama berperan
menjadi pegangan dan pedoman hidup bagi umatnya, sekaligus menjadi tolak
ukur yang mengatur tingkah laku penganutnya dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia membutuhkan agama di dalam kehidupannya untuk kehidupan di
dunia maupun di akhirat kelak.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Mahmud Aqqad, Allah, terjemah. M. Adib Bisri dan A. Rasyad. 1991.
Tuhan Segala Zaman. Jakarta: Pustaka Firdaus
Aflatun Mukhtar. 2001. Tunduk kepada Allah: Fungsi dan Peran Agama dalam
Kehidupan Manusia. Jakarta: Paramadina
Djamaludin Ancok dan Fuad Anshori Suroso. 2000. Psikologi Islami. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Drs. Muhammad Alim, M. Ag. Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran Dan
Kepribadian Muslim Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2011
Hidayat Komaruddin dan Muhammad Wahyudi Nafis. 2003. Agama Masa Depan.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
18