Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FENOMENOLOGI

AGAMA DALAM KEHIDUPAN BUDAYA MANUSIA

Disampaikan sebagai tugas matakuliah fenomenologi agama

Dosen pengampu : Dr.ahmad zarkasi,M.SOS.I

Di susun oleh :

1.nusri ardiatama 1931090382

2.reska utami 1931090390

3.roby saputra 1931090392

FAKULTAS USHULULLDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


RADEN INTAN LAMPUNG 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta


alam.Yang telah menciptakan manusia, para anbiya’, para malaikat, hewan-hewan, maupun
tumbuh-tumbuhan.Yang telah menciptakan akal di dalam otak manusia sehingga mereka
dapat berfikir untuk mengembangkan sebuah ilmu menjadi sebuah pengetahuan yang
berlandaskan kitab Allah yaitu Al-Qur’an. Dan yang telah memberikan kami ilmu
pengetahuan dan kemampuan untuk  menyusun  sebuah  makalah dengan tema “AGAMA
DALAM KEHIDUPAN BUDAYA MANUSIA”. Sholawat dan salam  selalu tercurahkan
untuk junjungan  Nabi besar dan kekasih Allah SWT, Sayyidina Muhammad Shollallahu
‘Alaihi Wasallam, yang telah menuntun kami para umat beliau dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang karena cahaya kasih sayang dan cintanya kepada
para umatnya dalam Islam. Dan yang telah mendapatkan risalah kebenaran yaitu Al-
Qur’an, lalu menyampaikan dan mengajarkan para umatnya sebuah firman-firman Allah
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh  karena
itu, kami tidak menutup diri dari pembaca untuk memberi saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang
akan datang. Kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu manfaat bagi
kami penyusun dan pembaca semuanya. Amin.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

A.Latar Belakang..............................................................................................4

B.Rumusan Masalah.........................................................................................5

C.Tujuan...................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6

A. Pengertian Agama .......................................................................................6

B. Pengertian Budaya.......................................................................................7

C. Fungsi Agama Dan Budaya Bagi Masyarakat.............................................8

D.Agama Dan Budaya Di Indonesia.....................................................................11

BAB III PENUTUP..................................................................................................14

A.Kesimpulan...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena kehidupan masyarakat dilihat dari aspek agama dan budaya yang
memiliki keterkaitan satu sama lain yang terkadang banyak disalah artikan oleh
sebagian orang yang belum memahami bagaimana menepatkan posisi agama dan
budaya dalam suatu kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan manusia, agama dan
budaya jelas tidak berdiri sendiri,keduanya memiliki hubungan yang sangat erat
dalam dialektikanya; selaras menciptakan dan kemudian saling menegasikan.
Agama sebagai pedoman hidup manusia yang diciptakan oleh tuhan,dalam
menjalani hidup sedangkan budaya adalah sebagai kebiasaan tata cara hidup
manusia yang diciptakan oleh manusai itu sendiri dari hasil daya cipta,rasa dan
karsanya diberikan oleh tuhan.
Agama dan kebudayaan saling mem- pengaruhi satu sama lain. Agama
mempengaruhi kebudayaan, kelompok masyarakat, dan suku bangsa. Kebudayaan
cenderung berubah-ubah yang berimplikasi pada keaslian agama sehingga
menghasilkan penafsiran berlainan. Salah satu agenda besar dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara adalah menjaga
persatuan dan kesatuan dan membangun kesejahteraan hidup bersama seluruh
warga negara dan umat beragama. Hambatan yang cukup berat untuk mewujudkan
kearah keutuhan dan kesejahteraan adalah masalah kerukunan sosial, termasuk di
dalamnya hubungan antara agama dan kerukunan hidup umat beragama.
Persoalan ini semakin kursial karena terdapat serangkaian kondisi sosial
yang menyuburkan konflik, sehingga terganggu kebersamaan dalam membangun
keadaan yang lebih dinamis dan kondusif. Demikian pula kebanggaan terhadap

4
kerukunan dirasakan selama bertahun-tahun mengalami degradasi, bahkan
menimbulkan kecemasan terjadinya disentegrasi bangsa.
Latar belakang lahirnya agama karena adanya masalah kekuatan yang
dianggap lebih tinggi dari kekuatan yang ada pada dirinya sehingga mereka mencari
lebih dalam dari mana asal kekuatan yang ada pada alam baik berupa gunung laut
langit dan sebagainya, dan ketika mereka tidak dapat mengkajinya maka disembah
karena mereka berpikiran, bahwa kekuatan alam itu memiliki kekuatan yang luar
biasa dan bisa menghidupi beribu-ribu, bahkan berjuta-juta umat manusia sehingga
muncullah agama yang merupakan salah satu usaha manusia untuk mendekatkan
diri pada kekuatan supranatural. Sebelum kita memahami perspektif agama, budaya
dan masyarakat,maka terlebih dahulu kita harus mengetahui penjelasan eksistensi
tentang agama. Agama merupakan suatu kepercayaan tertentu yang dianut sebagian
besar masyarakat merupakan tuntunan hidup, agama menyangkut kepercayaan-
kepercayaan dan berbagai praktiknya, serta benar-benar merupakan masalah sosial
yang pada saat ini senantiasa di temukan dalam setiap masyarakat manusia.1

B. Rumusan Masalah

1.apa pengertian agama dan budaya?

2. apa fungsi agama dan budaya di masyarakat?

C. Tujuan Masalah
1.untuk mengetahui hubungan agama dan budaya
2.untuk mengetahui fungsi agama dan budaya di masyarakat

1
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume 23, No. 2, Desember 2014, Hal. 1-3

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian agama
agama berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti tradisi atau A
berarti tidak: GAMA berarti kacau. Sehingga agama berarti tidak kacau. Dapat juga
diartikan suatu peraturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan manusia ke
arah dan tujuan tertentu. Dilihat dari sudut pandang kebudayaan, agama dapat
berarti sebagai hasil dari suatu kebudayaan, dengan kata lain agama diciptakan oleh
manusia dengan akal budinya serta dengan adanya kemajuan dan perkembangan
budaya tersebut serta peradabanya. Bentuk penyembahan Tuhan terhadap umatnya
seperti pujian, tarian, mantra, nyanyian dan yang lainya, itu termasuk unsur
kebudayaan. . Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang
berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
mengikat kembali. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada
Tuhan.
Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang
terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal
yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus
meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang
sempurna kesuciannya.
Sedangkan menurut Bahrun Rangkuti, seorang muslim cendekiawan
sekaligus seorang linguis, mengatakan bahwa definisi dan pengertian agama berasal
dari bahasa Sansekerta; a-ga-ma. A (panjang) artinya adalah cara, jalan, The Way,
dan gama adalah bahasa Indo Germania; bahasa Inggris Togo artinya jalan, cara-
cara berjalan, cara-cara sampai kepada keridhaan kepada Tuhan.
Selain definisi dan pengertian agama berasal dari bahasa Sansekerta, agama dalam
bahasa Latin disebut Religion, dalam bahasa-bahasa barat sekarang bisa disebut
Religion dan Religious, dan dalam bahasa Arab disebut Din.
Harun Nasution mengatakan bahwa agama dilihat dari sudut muatan atau isi
yang terkandung di dalamnya merupakan suatu kumpulan tentang tata cara
mengabdi kepada Tuhan yang terhimpun dalam suatu kitab, selain itu beliau
mengatakan bahwa agama merupakan suatu ikatan yang harus dipegang dan
dipatuhi.

6
Tajdab,dkk (1994) menyatakan bahwa agama berasala dari kata a, berate
tidak dan gama, berarti kacau, kocar-kacir. Jadi, agama artinya tidak kacau, tidak
kocar-kacir, dan/atau teratur. Maka, istilah agama merupakan suatu kepercayaan
yang mendatangkan kehidupan yang teratur dan tidak kacau serta mendatangkan
kesejahteraan dan keselamatan hidup manusia. Jadi, agama adalah jalan hidup yang
harus ditempuh oleh manusia dalam kehidupannya di dunia ini supaya lebih teratur
dan mendatangkan kesejahteraan dan keselamatan.

B. Pengertian Budaya

Dalam kajian antropologi, budaya dianggap singkatan dari 'kebudayaan; sehingga


tidak ada perbedaan berdasarkan definisinya. Namun, berdasarkan penelusuran dari
berbagai literatur, ada beberapa pengertian budaya dan kebudayaan. Dalam bahasa
Inggris, budaya dan kebudayaan disebut culture, yang secara etimologi berasal dari
kata Latin Colere, yang artinya mengolah atau mengerjakan.
Kata 'culture' juga kadang diterjemahkan sebagai 'kultur' dalam bahasa Indonesia,
yang memiliki arti sama dengan kebudayaan.
Budaya merupakan cara hidup yang berkembang serta dimiliki bersama oleh
kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik,
adat istiadat, perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya seni.
Budaya memengaruhi banyak aspek dalam kehidupan manusia. Seiring berjalannya
waktu, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas dalam peradaban manusia.

1. Pengertian Budaya Menurut Para Ahli


a) B Taylor dalam Soekanto
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
b) Selo Soemardjan dan Soelaeman Somardi
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
c) Koentjaraningrat 

7
Budaya diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
mengubah alam.
d) Linton
Budaya adalah keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang
merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota
masyarakat tertentu.
e) Parsudi Suparian
Budaya adalah seluruh pengetahuan manusia yang dimanfaatkan untuk mengetahui
serta memahami pengalaman dan lingkungan yang mereka alami.2

C. FUNGSI AGAMA DAN BUDAYA DALAM KEHIDUPAN MAYARKAT

Banyak ahli berpendapat bahwa fungsi agama adalah untuk memajukan serta
mempertahankan perilaku-perilaku moral. Para pendukung teori evolusi modern
melihat agama terutama sebagai adaptasi yang berfungsi untuk meningkatkan
kohesi kelompok, dan inilah juga yang dikemukakan oleh Durkheim. Philip
Goldberg yang merangkum berbagai fungsi agama memberi daftar fungsi agama
sebagai berikut:
1 Transmisi atau pewarisan: yakni untuk meneruskan ke setiap generasi suatu
“sense of identity” melalui kebiasaan-kebiasaan, cerita, dan kelanjutan historis yang
dimiliki bersama.
2 Translasi atau penerjemahan: yakni untuk menolong individu-individu
menafsirkan peristiwa-peristiwa kehidupan, mendapatkan suatu rasa bermakna dan
bertujuan, dan memahami hubungan-hubungannya dengan keseluruhan yang lebih
besar (baik dalam arti sosial maupun kosmis).
3 Transaksi: yakni untuk menciptakan dan mempertahankan suatu komunitas yang
sehat, dan memberi penuntun terhadap perilaku-perilaku moral dan hubungan-
hubungan etis.
4 Transformasi: yakni sebagai pengembangan kedewasaan dan pertumbuhan yang
terus- menerus, menolong umat beragama untuk merasa lebih penuh dan komplet.

2
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume 23, No. 2, Desember 2014, Hal. 10-11

8
5 Transendensi: yakni untuk memuaskan kerinduan untuk memperluas batasan-
batasan diri yang dipersepsikan, menjadi lebih sadar terhadap aspek kehidupan yang
lebih sakral, dan mengalami persekutuan/ penyatuan dengan dasar keberadaan yang
mutlak.

Budaya selalu melekat pada manusia. Kapan dan di manapun daerahnya, manusia
selalu punya budaya. Pasalnya, budaya merupakan cara hidup yang berkembang
serta dimiliki bersama oleh kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke
generasi.
Contoh dan fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat sendiri banyak ragamnya,
mulai dari tradisi, ritual, hukum, kebiasaan hidup, hingga terbentuknya sistem.
Lebih jauh lagi, fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat sangat penting, sebagai
penyeimbang dalam kehidupan. Berikut fungsi agama fdalam kehidupan mayarakat:

Sebagai Identitas Individu atau Kelompok

Fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat yang pertama ialah sebagai identitas.
Kehadiran budaya merupakan ciri khas terhadap kelompok tertentu. Budaya yang
digenggam akan menunjukkan di mana daerah dan identitasnya berasal. Hal-hal
yang biasa menunjukkan asal daerah adalah dialek. Dialek merupakan identitas
yang melekat pada diri seseorang yang menunjukkan dari mana dia berasal.

Pengendali Perilaku Masyarakat


Fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat sering digunakan untuk mengontrol
perilaku. Ketika memiliki budaya diharapkan tingkah laku masyarakat tidak keluar
dari adat istiadat yang telah terbentuk. Saat ada yang melanggar sebuah budaya
maka akan mendapat hukuman dari masyarakat. Dampaknya sendiri akan
mempengaruhi psikis seseorang dan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang
lama.

9
Pedoman Interaksi Sesama Manusia
Setiap daerah pasti memiliki banyak budaya yang digunakan. Hal ini menjadi
pedoman dalam melakukan jenis interaksi sosial secara langsung. Secara sadar
interaksi ini dilakukan oleh masing-masing individu. Bahkan budaya ini telah
menjadi kesepakatan bersama, walaupun tidak terbukukan secara tertulis.

Wadah Menyalurkan Perasaan Tentang Kehidupan


Fungsi budaya dalam kehidupan masyarakat ialah sebagai wujud ekspresi. Salah
satu bentuk ekspresi masyarakat ditunjukkan dengan sebuah kebudayaan yang
berupa karya seni tertentu.

Pedoman Hidup Manusia


Ketika ingin melakukan suatu tindakan harus memiliki dasar agar tidak dianggap
melenceng dari kebiasaan di masyarakat. Fungsi budaya dalam kehidupan
masyarakat juga menjadi dasar manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Untuk saat ini sudah banyak masyarakat modern yang sudah mulai meninggalkan
budaya walaupun tidak sepenuhnya.

Budaya juga berfungsi sebagai acuan ketika seseorang bertindak, baik untuk
kepentingan pribadi atau masyarakat. Hal ini akan menyangkut tentang hal-hal
penting yang ada di masyarakat. Budaya juga akan menjadi acuan nilai dan moral
yang ada di masyarakat.

Budaya membantu seseorang agar mengetahui hal apa yang harus dilakukan.
Biasanya kita selalu membahas kebiasaan yang dilakukan sebelum melakukan suatu

10
bentuk tindakan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa budaya membantu masyarakat
dalam menjalani kehidupan sehari-baik3.4

D. AGAMA DAN BUDAYA DI INDONESIA

Jika kita amati budaya Indonesia, maka tidak dapat tidak budaya itu terdiri dari lima
lapisan. Lapisan itu diwakili oleh budaya agama pribumi, Hindu, Buddha, Islam dan
Kristen (Andito, ed,1998:77-79)

Lapisan pertama adalah agama pribumi yang memiliki ritus-ritus yang


berkaitan dengan penyembahan roh nenek moyang yang telah tiada, atau lebih
setingkat yaitu Dewa-dewa suku seperti sombaon di Tanah Batak, agama Merapu di
Sumba, Kaharingan di Kalimantan. Berhubungan dengan ritus agama suku adalah
berkaitan dengan para leluhur menyebabkan terdapat solidaritas keluarga yang
sangat tinggi. Oleh karena itu, maka ritus mereka berkaitan dengan tari-tarian dan
seni ukiran. Maka dari agama pribumi bangsa Indonesia mewarisi kesenian dan
estetika yang tinggi dan nilai-nilai kekeluargaan yang sangat kuat dan luhur (tinggi).

Lapisan kedua dalah Hinduisme, yang telah meninggalkan peradaban yang


menekankan pembebasan rohani agar atman bersatu dengan Brahman, maka dengan
itu ada solidaritas mencari pembebasan bersama dari penindasan sosial untuk
menuju kesejahteraan yang utuh. Solidaritas itu diungkapkan dalam kalimat Tat
Twam Asi, aku adalah engkau.

3
Jurnal Hubungan Agama Dan Budaya Pada Masyarakat, Volume 22 No 2, Okto 2020, Hal. 4-12
4
http://www.smh.com.au/lifestyle/losing-my-religion-20130625-2ouww.html

11
Lapisan ketiga adalah agama Buddha, yang telah mewariskan nilai-nilai
yang menjauhi ketamakan dan keserakahan. Bersama dengan itu timbul nilai
pengendalian diri dan mawas diri dengan menjalani delapan tata jalan keutamaan.

Lapisan keempat adalah agama Islam yang telah menyumbangkan kepekaan


terhadap tata tertib kehidupan melalui syari’ah, ketaatan melakukan shalat dalam
lima waktu,kepekaan terhadap mana yang baik dan mana yang jahat dan melakukan
yang baik dan menjauhi yang jahat (amar makruf nahi munkar), berdampak pada
pertumbuhan akhlak yang mulia. Inilah hal-hal yang disumbangkan Islam dalam
pembentukan budaya bangsa.

Lapisan kelima adalah agama Kristen, baik Katholik maupun Protestan.


Agama ini menekankan nilai kasih dalam hubungan antar manusia. Tuntutan kasih
yang dikemukakan melebihi arti kasih dalam kebudayaan sebab kasih ini tidak
menuntut balasan yaitu kasih tanpa syarat. Kasih bukan suatu cetusan emosional
tapi sebagai tindakan konkrit yaitu memperlakukan sesama seperti diri sendiri. Atas
dasar kasih maka gereja-gereja telah mempelopori pendirian Panti Asuhan, rumah
sakit, sekolah-sekolah dan pelayanan terhadap orang miskin.Dipandang dari segi
budaya, semua kelompok agama di Indonesia telah mengembangkan budaya agama
untuk mensejahterakannya tanpa memandang perbedaan agama, suku dan ras.

Di samping pengembangan budaya immaterial tersebut agama-agama juga


telah berhasil mengembangkan budaya material seperti candi-candi dan bihara-
bihara di Jawa Tengah, sebagai peninggalan budaya Hindu dan Buddha. Budaya
Kristen telah mempelopori pendidikan, seni bernyanyi, sedang budaya Islam antara
lain telah mewariskan Masjid Agung Demak (1428) di Gelagah Wangi Jawa
Tengah. Masjid ini beratap tiga susun yang khas Indonesia, berbeda dengan masjid

12
Arab umumnya yang beratap landai. Atap tiga susun itu menyimbolkan Iman, Islam
dan Ihsan. Masjid ini tanpa kubah, benar-benar has Indonesia yang mengutamakan
keselarasan dengan alam. Masjid Al-Aqsa Menara Kudus di Banten bermenara
dalam bentuk perpaduan antara Islam dan Hindu. Masjid Rao-rao di Batu Sangkar
merupakan perpaduan berbagai corak kesenian dengan hiasan-hiasan mendekati
gaya India sedang atapnya dibuat dengan motif rumah Minangkabau (Philipus Tule
1994:159).Kenyataan adanya legacy tersebut membuktikan bahwa agama-agama di
Indonesia telah membuat manusia makin berbudaya sedang budaya adalah usaha
manusia untuk menjadi manusia.5

5
Jurnal Agama Dan Kebudayaan, Volume 25 No 22, sep 2015, Hal. 14-19

13
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa budaya yang digerakkan agama timbul dari proses
interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu
agama, tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan
beberapa kondisi yang objektif. Faktor kondisi yang objektif menyebabkan terjadinya
budaya agama yang berbeda-beda, walaupun agama yang mengilhaminya adalah sama.

Agama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan ultimate. Dan pada
gilirannya agama yang diyakini merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam
hubungan sosial dan kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di mana
pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial dan individu dengan
masyarakat yang seharusnya tidak bersifat antagonis.

Hubungan agama, kebudayaan dan masyarakat serta agama berfungsi sebagai alat
pengatur pengontrol dan sekaligus membudayakannya dalam arti mengungkapkan apa yang
ia percaya dalam bentuk-bentuk budaya yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur
masyarakat, adat istiadat dan lain-lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume 23, No. 2, Desember 2014.

Jurnal Hubungan Agama Dan Budaya Pada Masyarakat, Volume 22 No 2, Okto 2020.

http://www.smh.com.au/lifestyle/losing-my-religion-20130625-2ouww.html.

Jurnal Agama Dan Kebudayaan, Volume 25 No 22, sep 2015.

15

Anda mungkin juga menyukai