Anda di halaman 1dari 10

AGAMA & KEBUDAYAAN

Nama Anggota : 1. Dwiky Juanda


2. Galuh Lanuari l
3. M.Rifaldi
4. Farhan Dwi Kurniawan
5. Jihad Salsabila
6. Yuliarso
7. Amanah Wahyu Pertiwi

Dosen Pengampu : Saprida M.H.I


Prodi : K3

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS IGM

PALEMBANG 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SW
T yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat men
yelesaikan makalah ini dengan baik sesuai waktu yang telah ditentukan.
Makalah dengan judul “Ketuhanan yang Maha Esa” kami susun dalam rangka meme
nuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Politeknik Harapan Ber
sama.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan ras
a syukur kepada Allah SWT. dan rasa terima kasih kepada beberapa pihak atas ide, bi
mbingan, dan saran serta bantuannya dalam menyelesaikan penulisan pada makalah in
i, antara lain:

1. Ibu Saprida selaku dosen pembimbing dan pengampu mata kuliah Pendidikan
Agama Islam (PAI).
2. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan spiritual maupun materiil.
3. Dan seluruh teman-teman seperjuangan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna. U
ntuk itu kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan penulis. Akhir kata p
enulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi khalayak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palembang, 23 Desember 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Membicarakan tentang ketuhanan yang maha Esa merupakan pondasi yamg


paling penting dalam sebuah agama, karena inti dari sebuah agama adalah keyakinan,
adanya hakikat yang diyakini sebagai Tuhan yaitu zat yang paling tinggi, suci, agung
yang menciptakan langit, bumi, hewan, tumbuhan, dan beserta isi-isi nya. Tuhan juga
sang yang mematikan dan menghidupkan sekaligus tempat bergantung semua hamba-
nya. Tuhan menurut agama-agama besar dunia disebut Allah (Islam), Yesus
(Kristen),Yahweh(Yahudi),Sang hyang widhi(Hindu),dan Thian (Kong hu Chu).
Hubungan antara agama dan negara senantiasa menghadirkan sebuah konseku
ensi hukum di Indonesia yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara secar
a aktif dan dinamis harus menyokong setiap individu-individu sehingga terciptanya ke
rukunan umat beragama dan tercapai lah hubungan ideal yang diharapkan oleh pendiri
agama ini dan pejuang-pejuang yang telah gugur. Dalam Al-Quran Allah tidak melar
ang umatnya untuk berbuat baik kepada siapa saja, ini menandakan sikap saling meng
hormati setiap kalangan, sesuai dengan prinsip rahmatan lil’alamin. Allah tidak melar
ang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memer
angimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (Q.S. Al-Mumtahanah: 8). Membicar
akan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa bahwa Tuhan tidak beranak dan tidak dipera
nakkan, karena Tuhan Yang Maha Esa ialah Tuhan yang berdiri sendiri atau disebut a
had. Dalam hal ini disebut juga di surah Al-Ikhlas memurnikan ke Esaan Allah, surah
ini tergolong surah Al-Makkiyah, terdiri atas 4 ayat dan pokok isinya adalah menegas
kan ke Esaan Allah sembari menolak segala bentuk penyekutuan Tuahn terhadapnya.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dilihat dari segi Agama dan Budaya yang masing – masing memiliki keeratan sat
u sama lain, sering kali banyak di salah artikan oleh orang – orang yang belum mema
hami bagaimana menempatkan posisi Agama dan posisi Budaya pada suatu kehidupa
n. Penulis masih sering menyaksikan adanya segelintir masyarakat yang mencampur a
dukkan nilai – nilai Agama dengan nilai – nilai Budaya yang padahal kedua hal terseb
ut tentu saja tidak dapat seratus persen disamakan, bahkan mungkin berlawanan. De
mi terjaganya esistensi dan kesucian nilai – nilai agama sekaligus memberi pengertian,
disini penulis hendak mengulas mengenai Apa itu Agama dan Apa itu Budaya, yang t
ersusun berbentuk makalah dengan judul “Agama dan Budaya”. Penulis berharap apa
yang diulas, nanti dapat menjadi paduan pembaca dalam mengaplikasikan serta dapat
membandingkan antara Agama dan Budaya.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


A. Pengertian Agama dan Budaya
B. Unsur – unsur Agama dan Budaya
C. Bentuk – bentuk Agama dan Budaya
D. Hubungan Agama dan Budaya

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari penulisan  makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuli
ah Agama dan Etika dan diharapkan dapat membantu para pembaca memahami lebih dalam l
agi tentang Masalah Agama dan Budaya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI

PENGERTIAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN


Pengertian Agama : Dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenal
pula kata “din” ( ) dari bahasa Arab dan kata “religi” dari bahasa Eropa. Agama beras
al dari kata Sanskrit. Satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata,
“a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti pergi, maka kata Agama dapat diartika
n tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun – temurun. Sedangkan kata “Din” itu sen
diri dalam bahasa Semit berarti undang – undang atau hukum. Dalam bahasa Arab kat
a ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. A
dapula kata Religi yang berasal dari bahasa Latin. Menurut satu pendapat asalnya iala
h “relegere” yang mengandung arti mengumpulkan, membaca dan dapat juga kata rele
gare juga bisa diartikan mengikat. Oleh karena itu agama adalah suatu ketetapan yang
dibuat oleh Tuhan Yang Maha Esa secara mutlak atau tanpa adanya campur tangan si
apa saja.
Pengertian Kebudayaan : ditinjau dari sudut Bahasa Indonesia, kebudayaan beras
al dari bahasa Sansakerta “Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti b
udi atau akal. Pendapat lain megatakan juga bahwa kata budaya adalah sebagai suatu
perkembangan dari kata majemuk budidaya, yang mempunyai arti “daya” dan “budi”.
Karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Sedangkan budaya s
endiri adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa; dan kebudayaan adalah
hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.
UNSUR – UNSUR AGAMA DAN KEBUDAYAAN
1. Unsur – unsur penting yang terdapat dalam Agama ialah :
- Unsur Kekuatan Gaib : Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan g
aib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karena itu, manusia merasa harus mengadak
an hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik ini dapat diwujudka
n dengan mematuhi perintah dan larangan kekuatan gaib itu sendiri.
- Keyakinan Manusia : bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat t
ergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Dengan
hilangnya hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang
pula.
- Respons yang bersifat Emosionil dari manusia : Respons itu bisa mengambil bentuk
perasaan takut, seperti yang terdapat dalam agama – agama primitif, atau perasaan cin
ta, seperti yang terdapat dalam agama – agama monoteisme. Selanjutnya respons men
gambil bentuk penyembahan yang terdapat dalam agama primitif, atau pemujaan yang
terdapat dalam agama – agama monoteisme. Lebih lanjut lagi respons itu mengambil
bentuk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang besangkutan.

BENTUK – BENTUK AGAMA DAN KEBUDAYAAN

(1) Pada dasarnya bentuk Agama ada yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut
oleh masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Agama – agama yang ter
dapat dalam masyarakat primitif ialah Dinamisme, Animisme, Monoteisme dll, adapu
n pengertiannya adalah sebagai berikut :

Pengertian Agama Dinamisme ialan : Agama yang mengandung kepercayaan


pada kekuatan gaib yang misterius. Dalam faham ini ada benda – benda tertentu yang
mempunyai kekuatan gaib dan berpengaruh pada kehidupan manusia sehari – hari. Ke
kuatan gaib itu ada yang bersifat baik dan ada pula yang bersifat jahat. Dan dalam bah
asa ilmiah kekuatan gaib itu disebut ‘mana’ dan dalam bahasa Indonesia ‘tuah atau sa
kti’.
Pengertian Agama Animisme ialah : Agama yang mengajarkan bahwa tiap – tiap
benda, baik yang bernyawa maupun tidak bernyawa, mempunyai roh. Bagi masyaraka
t primitif roh masih tersusun dari materi yang halus sekali yang dekat menyerupai uap
atau udara. Roh dari benda – benda tertentu adakalanya mempunyai pengaruh yang da
syat terhadap kehidupan manusia, Misalnya : Hutan yang lebat, pohon besar dan ber d
aun lebat, gua yang gelap dll.
Pengertian Agama Monoteisme ialah : Adanya pengakuan yang hakiki bahwa Tu
han satu, Tuhan Maha Esa, Pencipta alam semesta dan seluruh isi kehidupan ini baik
yang bergerak maupun yang tidak bergerak.

(2) Bentuk – bentuk Kebudayaan.


1. Kebudayaan Islam
Islam berkembang sejak diutusnya seorang Rasul yang bernama Nabi Muhammad SA
W, dimana Ajaran – ajaran Islam sendiri masih sangat kental dan suci, namun sejalan
dengan perkembangan dunia dan perubahan zaman, Ajaran – ajaran Islam pun kian m
arak dijadikan sebuah Budaya, yang akhirnya masyarakat sendiri sulit membandingka
n antara Agama dengan Budaya.[3]
Contohnya : Masalah busana muslim “Jilbab”, di zaman dahulu busana muslim at
au jilbab adalah pakaian yang menutup aurat, pakaian longgar dan panjang, seperti ya
ng difirman Allah SWT dalam Al – Qur’an An – Nur : 31 (“ Katakanlah kepada wanit
a yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluan
nya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak dar
i padanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung kedadanya, dan janganlah m
enampakka perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah su
ami mereka atau putra – putra mereka atau putra – putra suami mereka ………….” ).
[4]
Sedangkan zaman sekarang jilbab menjadi sebuah model atau gaya yang mana tidak l
agi melihat pada tuntunan Islam.
Contoh lain : Pernikahan dahulu pernikahan cukup hanya dengan sebuah Aqad ni
kah (Ijab qobul) kemudian untuk memberitakan sebuah pernikahan hanyalah mengun
dang para tetangga atau saudara terdekat, itupun dalam suasana yang cukup sederhana,
tetapi sekarang pernikahan bak sebuah pesta hajat yang besar, penggunaan adat istiad
at pun dalam pernikahan kian marak terjadi dan akhirnya menjadi sebuah budaya yan
g sulit dihilangkan.
2. Kebudayaan Romawi Timur
Kerajaan Romawi didirikan pada tahun 753. Budaya Romawi pada umumnya ber
agama Nasrani. Dalam Kebudayaannya dikenal 3 muhzab yang termasyur yaitu :
1. Mazhab Yaaqibah, yang bertebaran di Mesir, Habsyah Mazhab ini berkeyakina
n bahwa Isa Almasih adalah Allah.
2. Mazhab Nasathirah yang betebaran di Mesir, Irak, Persia
3. Mazhab Mulkaniyah, Kedua Mazhab ini berkeyakinan bahwa dalam diri Al –
Masih terdapat 2 tabiat yaitu :1) Tabiat ketuhanan.2) Tabiat kemanusiaan.

3. Kebudayaan Persia
Dalam sejarah kebudayaan Persia, masyarakatnya banyak yang menyembah berb
agai alam nyata, seperti langit, cahaya, udara, air dan api. Api dilambangkan sebagai
Tuhan baik, sehingga mereka menyembah api yang selalu dinyalakan didalam rumah
– rumah.[6]

4. Persia Kebudayaan Arab Jahilliyah


Disebut Arab Jahilliyah karena sebelum Islam datang mereka adalah pembangkan
g kepada kebenaran. Budaya orang – orang Arab Jahilliyah adalah menyembah berhal
a karena itulah mereka terus menentang kebenaran meski di ketahui dan didasari kebe
narannya oleh mereka.

HUBUNGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN


Agama dalam pengertian “Addien”, sumbernya adalah wahyu dari Tuhan khusus
nya agama Islam. Seorang ahli sejarah dan kebudayaan dunia barat bernama Prof. H.
A. Gibb menulis dalam bukunya : “Wither Islam” : “Islam is indeed much more than
a system of thologi, it is a complete civilization” (Islam adalah lebih daripada suatu ca
ra – cara peribadatan saja, tetapi merupakan suatu kebudayaan dan peradaban yang le
ngkap). Kelebihan Islam dari agama – agama lain, bahwa Islam memberikan dasar ya
ng lengkap bagi kebudayaan dan peradaban.[8]
Oleh karena itu agama Islam agama fitrah bagi manusia, agama hakiki yang murni, ter
jaga dari kesalahan dan tidak berubah – ubah. Ingatlah ayat suci Al – Qur’an yang arti
nya “Hadapkanlah mukamu kepada agama yang benar : fitrah Tuhan yang telah menja
dikan manusia atasnya, tidak dapat mengganti kepada makhluk Tuhan. Demikianlah
Agama yang benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Ruun : 30).
[9] Berdasarkan sumber – suber tersebut maka penulis dapat menegaskan bahwa Aga
ma mutlak ciptaan Allah SWT dan kebudayaan itu sendiri hasil pemikiran manusia ya
ng tingkat kebenarannya/kefitrahannya tidak mungkin melebihi Agama.

BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari uraian tentang “Agama dan Budaya” yang telah dipaparkan diatas, maka dap
at disimpulkan bahwa Agama adalah mutlak ciptaan TUHAN yang hakiki oleh karen
a itu agama dijamin akan kefitrahannya, kemurniannya, kebenarannya, kekekalannya,
dan konstanta atau tidak dapat dirubah oleh manusia sampai kapanpun. Sedangkan ke
budayaan adalah hasil cipta, karya, rasa, karsa dan akal buah budi manusia untuk men
capai kesempurnaan hidupnya, dimana kebudayaan itu sendiri akan mengalami perub
ahan sejalan dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu, penulis menekankan kepa
da pembaca bahwa antara agama dan budaya meski memiliki hubungan namun tidak
dapat dicampur adukan.
Demikian makalah ini disususun, semoga dapat menjadi satu dari budaya sarana dala
m menerangkan antara agama dan budaya.

3.2 SARAN

Kami berharap kepada pembaca bahwa antara agama apa saja dan budaya mes
ki memiliki hubungan namun tidak dapat dicampur adukan. Demikian makalah ini dis
ususun, semoga dapat menjadi satu dari budaya sarana dalam menerangkan antara aga
ma dan budaya.

Anda mungkin juga menyukai