Anda di halaman 1dari 18

HARMONISASI AGAMA, BUDAYA, DAN NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pendidikan Islam Nusantara

Dosen Pengampu : Fuad Hasyim, M.Pd.I

Disusun oleh :
Ahmad Muhlissin
Rif'atun Nafida
Vadri Heridia

Kelas PAI 6 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAI NU) KEBUMEN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Alloh SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Harmonisasi Agama, Budaya, dan Negara” ini tepat waktu.

Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya, untuk
kedepannya dapat memperbaiki makalah agar lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kebumen, 20 Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia lahir dari dunia ini diciptakan dengan beragam sifat dan kondisi, dimulai
dari sebuah kehidupan individu didalam keluarga, kemudian dalam keluarga diajarkan
untuk bisa berkomunikasi dilingkungan sosial sehingga dalam sebuah perkumpulannya
manusia saling berdampingan satu sama lain untuk bersama-sama memenuhi kebutuhan
hidup yang ada. Manusia dalam hidup diberikan hak kebebasan untuk menentukan setiap
urusan dunia dan akhirat dengan kepercayaannya masing-masing, kemudian meyakini
dan mempercayai kepada siapa yang ia sembah dan siapa Tuhannya Yang Maha Esa hal
ini yang disebut dengan beragama. Setiap manusia yang beragama mempunyai khas
tersendiri dalam peranannya beragama dan mereka biasanya memilih sebuah agama
karena keturunan untuk meneruskan agama yang berasal dari agama keluarga yang
sebelumnya dianut. Selain itu, juga terdapat manusia yang mendapatkan hidayah
sehingga berkeyakinan untuk berpindah agama atau memilih agama yang diinginkannya.
Setelah membahas tentang agama yang mempunyai banyak cara dan perbedaan dalam
menyembah kepada Tuhan, selanjutnya membahas tentang budaya, Budaya tentu adalah
sebuah kebiasaan yang terjadi atau dilakukan secara berkesinambungan dari satu
generasi ke generasi yang lainnya sehingga terus ada karena dipertahankan. Budaya
sendiri memiliki peranan penting terhadap kehidupan manusia dimana bisa mengatur dan
mengarahkan manusia untuk berjiwa sosial yang tinggi sehingga mengantarkan manusia
menikmati indahnya hidup bersama-sama dalam suatu lingkungan yang ada. Sebuah
budaya yang hidup ditengah manusia terangkum atau dikumpulkan menjadi satu
menempati sebuah negara, di mana negara tersebut dijangkau sangat luas dan mampu
menciptakan beberapa budaya-budaya yang ada di berbagai pelosok belahan dunia ini,
dalam sebuah negara yang luas terdapat kesepakatan bersama untuk membangun sebuah
komitmen. Negara menjadi sebuah tempat pengembangan dan pengajaran manusia dalam
komunikasi sosial dan pemenuhan kebutuhan hidup yang didalamnya merangkum
banyak suku ras agama dan budaya. Negara menjadi sebuah peranan penting dalam
kehidupan karena di dalamnya lah kita hidup dan di dalamnya kita memanfaatkan semua
keindahan alam yang ada dan di dalamnya juga kita saling bergotong-royong
membangun sebuah wilayah yang berada dalam sebuah negara tersebut.
Sebagai bangsa yang memiliki lebih dari 300 ethnis atau tepatnya 1.340
suku bangsa menurut sensus BPS (Biro Pusat Statistik) tahun 2010, Indonesia
merupakan negara yang kaya akan budaya (multiculture) dan kearifan lokal.
Kedatangan Islam yang lahir di Jazirah Arabia ke wilayah nusantara (nama sebelum
Indonesia) yang kemudian dianut oleh sebagian besar penduduknya, tidak secara
total menghilangkan kultur atau budaya lokal. Budaya lokal yang diyakini sarat
dengan kearifan lokal kemudian diadopsi atau diakomodir oleh umat Islam yang
mendiami kawasan ini. Itulah yang menyebabkan Islam Indonesia memiliki corak
yang berbeda dengan Islam yang dipraktekkan di Jazirah Arab pada masa Nabi
Muhammad SAW, bahkan Islam yang dipraktekkan oleh Muslim Indonesia yang
tinggal di daerah tertentu bisa berbeda dengan Islam yang dipraktekkan oleh
Muslim di daerah lain. Itulah sebabnya, Islam Nusantara menampilkan corak yang
berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya, meskipun secara keseluruhan
menampilkan wajah yang sama yakni Islam inklusif yang akomodatif terhadap
budaya dan kearifan lokal.
Ketika hubungan antara agama budaya dan negara disatukan, menjadikan ketiga
aspek tersebut menjadi sebuah peranan penting dalam hidup manusia yang di mana
manusia beragama sebagai pedoman batiniah menuju hidup yang lurus untuk mengerti
jalan yang akan dilaluinya, sedangkan budaya adalah perwujudan dari sebuah kebiasaan
yang dilakukan atas dasar hubungan sosial kebersamaan untuk menciptakan kerukunan
dan kedamaian dimasyarakat sehingga di negara yang berbudaya menjadi sebuah
wilayah yang mempunyai komitmen yang baik. Dalam beragama kita tidak bisa
dipisahkan oleh budaya karena hakikatnya manusia hidup dalam wilayah yang
mempunyai kebudayaan masing-masing, budaya tidak bisa lepas dari sebuah religi yang
melekat pada diri setiap manusia. Dengan adanya negara menjadi wadah dari agama dan
budaya di mana negara menjadi sebuah tempat mereka hidup mengembangkan sesuai
unsur-unsur ilmu sosial dan ilmu-ilmu rohaniah negara menjadi tempat berbagai macam
budaya dan agama berkumpul menjadi satu membentuk sebuah wilayah kesatuan
kenegaraan yang kuat dan kokoh dengan dilandasi kesamaan tekad dan kesatuan rasa
untuk merdeka atau bebas. Dengan kajian menarik dari sebuah konteks harmonisasi
agama, budaya, dan negara menjadikan topik penting bagi kami untuk melakukan sebuah
pengamatan dan telaah untuk mendalami berbagai hubungan antara agama, budaya, dan
negara menurut dari berbagai sumber yang kami cari, berikut penjelasan lebih detail
tertera pada paparan makalah kami.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan agama, budaya, dan negara?
2. Bagaimana harmonisasi antara agama, budaya, dan negara di indonesia?

C. Tujuan
1. Mendefinisikan tentang agama, budaya, dan negara dalam islam Nusantara
2. Mendeskripsikan harmonisasi antara agama, budaya, dan negara di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Agama
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia agama didefinisikan sebagai prinsip
kepercayaan kepada Tuhan dengan aturan-aturan syariat tertentu. Agama adalah sebuah
Tata yang mengatur hubungan beribadah antara hamba dan Tuhannya, manusia dengan
sesama manusia, dan manusia dengan lingkungannya. Dalam hal ini, Harun Nasution
berpendapat bahwa agama terdiri dari beberapa definisi-definisi diantaranya yaitu:
1. Agama adalah pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib
yang harus dipatuhi. 
2. Agama adalah pengikatan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan
pada suatu sumber yang berbeda di luar diri manusia dan yang mempengaruhi
manusia.
3. Agama merupakan kepercayaan pada sesuatu yang gaib yang menimbulkan cara
hidup tertentu. 
4. Agama adalah pengakuan adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber
pada kekuatan gaib. 
5. Agama adalah pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah
dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat di alam sekitar
manusia. 
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Agama adalah
risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan
hukum-hukum yang sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan
tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan tanggung jawab kepada
Allah, manusia, dan ligkungannya.
Islam adalah agama yang diturukan oleh Allah SWT kepads utusan-Nya Nabi
Muhammad SAW yang ajarannya terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an dan sunnah.
Intisari makna islam terkandung dalam kata islam yang berasal dari kata aslama,
yuslimu, islam. islam memiliki beberapa arti diantaranya yaitu Melepaskan diri dari
segala penyakit lahir dan batin, Berserah diri , menundukkan diri, atau taat sepenuh hati.
Selain itu, islam masuk kedalam salam yang berarti Selamat sejahtera, damai, hubungan
yang harmonis, keadaan tanpa noda dan cela. Berdasarkan beberapa arti islam tersebut,
dapat disimpulkan bahwaa islam berarti berserah diri atau taat sepenuh hati kepada
kehendak Allah SWT demi tercapainya kepribadian yang bersih dari cacat dan noda
sehingga tercipta hubungan yang harmonis, selamat sejahtera dunia dan akhirar. islam
diturunkan sebagai pedoman agar manusia dapat menetukan mana yang baik dan mana
yang buruk serta yang hak dan yang batil
Islam memiliki beberapa karakteristik ajaran, diantaranya yaitu:
a. Ajarannya sederhana, rasional, dan praktis.
b. Kesatuan antara kebendaan dan kerohanian. Islam tidak membagi kehidupa atas
materiil dan spiritual. menurut islam, kemajuan spiritual hanya dapat dicapai jika
manusia dapat memanfaatkan sumber daya materiil
c. Islam memberi petunjuk bagi seluruh segi kehidupan manusia
d. Islam menjunjung tinggi keimbangan antara individu dan masyarakat. islam
menjamin hak hak asasi manusia, namun islam juga menyerukan untuk ikut andir
dalam membina kesejahteraan masyarakat
e. Islam ditujukaan untuk seluruh umat manusia sehingga dapat dikatakan bahwa islam
adalah agama yang universal dan kemanusiaan
f. Berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah yang terjamin kesucian dan kemurniannya

B. Budaya
Kata budaya berasal dari dua bahasa yakni sansekerta, dan Inggris. Menurut bahasa
sansekerta kata budaya berasal dari kata buddhayah yang artinya bentuk jamak dari kata
buddhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan menurut bahasa Inggris budaya dikenal
dengan kata culture yang berasal dari bahasa latin yaitu colere yang memiliki arti yaitu
mengolah atau mengerjakan.Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki oleh sekelompok orang Kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Budaya terbentuk dari beberapa unsur yang rumit diantaranya yaitu adat istiadat, bahasa,
karya seni, sistem agama dan politik. Bahasa sama halnya dengan budaya, yakni suatu
bagian yang tak terpisahkan dari manusia.
Menurut Linton, Budaya adalah keseluruhan sikap dan pola perilaku. Serta
pengetahuan, menggambarkan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu
anggota masyarakat maupun sekelompok anggota tertentu. Adapun menurut Effat Al-
Syarqawi, Budaya merupakan suatu khazanah sejarah sekelompok masyarakat yang
tercermin di dalam kesaksian dan berbagai nilai yang menggariskan bahwa suatu
kehidupan harus memiliki makna dan tujuan rohani.
Budaya memiliki ciri atau karkteristik tertentu, diantaranya yaitu:
1) Dapat dimiliki bersama
Budaya dibentuk dan dikembangkan oleh suatu kelompok masyarakat tertentu
secara bersama sama. Berarti bahwa bukan secara individual saja, namun suatu
golongan masyarakat tertentu.Oleh karena itu, suatu kelompok masyarakat yang
telah menetap cukup lama di suatu daerah tertentu akan mempunyai ekspresi budaya
khas. Hal itulah yang menjadikan budaya satu dengan lainnya berbeda dan
mempunyai karakteristik secara tersendiri. Kepemimpinan bersama budaya oleh
sejumlah kelompok tertentu juga memiliki jangkauan ruang dan waktu yang
berbeda. Terdapat beberapa nilai yang perlu diikutinya mulai dari budaya bersifat
lokal hingga universal. Setiap wilayah tersebut juga mempunyai nilai budaya yang
diekspresikan secara berbeda. Bahkan nilai budaya ini bervariasi mulai dari hukum
negara, agama dan lain sebagainya.
2) Berbasis simbol
Ciri-ciri budaya selanjutnya yakni budaya berbasis simbol. Kamu perlu tahu
bahwa, budaya juga dapat diketahui dari representasi simbol-simbol tertentu. Hal itu
sebagai bentuk makna yang terkandung dari ekspresi budaya tersebut. Bagian
penting yang ada di simbol itu yakni makna yang ada di budaya tersebut. Berarti
bahwa bukan dari simbol itu sendiri. Sehingga simbol menjadi aspek krusial ketika
berinteraksi dengan masyarakat. Serta bisa kemungkinan terjadi sebuah tindakan
secara khas. Respon respon yang diberikan dengan simbol oleh manusia ini terdiri
dari lingkungan sosial maupun alam dan bukan respon pasif. Manusia tak hanya
sekedar merespon meniru simbol tertentu yang diwariskan, akan tetapi juga dapat
mengoptimalkan dan menciptakan ulang simbol tersebut ketika berinteraksi sosial.
3) Bersifat adaptif
Kebudayaan tak hanya melanjutkan apa yang telah menjadi kebiasaan suatu
komunitas tertentu, akan tetapi juga perlunya memilikinya sebuah kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap berbagai situasi. Setiap kelompok tersebut mempunyai
ciri-ciri budaya dengan tingkat kemampuan yang berbeda antara satu dengan
lainnya. Terdapat kelompok masyarakat yang mempunyai adaptasi budaya yang
sangat tinggi, karena nilai budaya cukup terbuka. Hal itu bisa kamu temukan dalam
masyarakat yang tinggal di perkotaan. Sebaliknya, terdapat kelompok tertentu yang
mempunyai nilai budaya cenderung tertutup sehingga kapasitas adaptasi cukup
rendah. Kapasitas dalam menyesuaikan diri pun berbeda pada elemen budaya yang
bervariasi. Karena, elemen budaya tertentu mempunyai nilai sakral dan cenderung
memiliki kemampuan adaptabilitas yang rendah dari elemen lainnya. Misalnya,
Keyakinan agama menjadi sesuatu yang dianggap sakral dan tak mempunyai banyak
perubahan. Berbeda halnya dengan cara berpakaian maupun gaya hidup yang sangat
flexible.
4) Budaya dipelajari dan diwariskan
Kebudayaan menjadi salah satu proses interaksi sosial yang bisa dipelajari dan
diwariskan. Lewat proses itulah penyampaian ciri-ciri budaya dari masyarakat
kepada berbagai individu dapat dilakukannya. Contohnya sosialisasi bisa dilakukan
dari lingkungan keluarga melalui orang tua. Sehingga, proses pewarisan kebudayaan
tersebut mampu mencapai kelestarian budaya pada kemapanan tertentu.
Budaya menjadi salah satu hal tak dapat ditinggalkan begitu saja, karena cirinya
harus diwariskan dan dilestarikan. Selain itu, pada suatu kelompok budaya bisa
beradaptasi sesuai dengan kemampuan dari masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu,
budaya memiliki fungsi berikut:
a. Sebagai identitas, Budaya merupakan identitas yang menunjukkan pada peradaban
suatu masyarakat maupun sebuah negara. Identitas tersebut dapat dijadikan sebagai
pembeda antara bangsa atau kelompok masyarakat satu dengan lainnya.
b. Sebagai batas, maksudnya yaitu budaya bisa menjadi penentu batas-batas yang
menciptakan adanya perbedaan antara kelompok masyarakat atau bangsa satu
dengan kelompok atau bangsa lain. Adanya budaya itulah membuat sebuah negara
menjadi unik atau khas.
c. Pembentuk perilkau dan sikap, budaya adalah wujud dari struktur sosial yang berasal
dari gagasan manusia dan pemikiran. Kemudian budaya dilakukan secara berulang
hingga membentuk sebuah kebiasaan. Budaya dalam hal ini bertindak sebagai
sebuah mekanisme yang membuat kendali, memberikan makna, dan menuntun
sekaligus membentuk perilaku dan sikap dari sekelompok masyarakat.
d. Sebagai komitmen, artinya bahwa terdapat budaya yang akan memfasilitasi adanya
komitmen atas suatu hal dalam kelompok masyarakat yang bernilai lebih besar dari
kepentingan masing-masing individu. Sebab itu diperlukannya budaya dalam
peradaban sebuah kelompok masyarakat.
e. Sebagai Media Komunikasi, didalam budaya terdapat unsur bahasa, baik berupa
bahasa lisan maupun tulisan, yang merupakan sebuah sarana komunikasi bagi
manusia. Hal itulah yang menjadi fungsi dari budaya, yaitu sebagai media
komunikasi.

Dalam UU No 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan disebutkan bahwa


budaya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya
masyrakat. Adapun kebudayaan Nasional indonesia berarti keseluruhan proses dan hasil
interaksi kebudayaan yang hidup dan berkembang di indonesia. Dengan ini, dapat
disimpulkan bahwa Budaya Nusantara adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
cipta, rasa, karsa dan hasil karya masyarakat Nusantara. Keseluruhan budaya yang hidup
di indonesia terdiri dari budaya asli, budaya yang ikut megisi, dan budaya campuran
antara budaya asli dan budaya yang ikut mengisi. Budaya asli adalah budaya yang sejak
semula sudah terdapat di indonesia dimana terdiri dari aneka ragam budaya yang
mendarah daging dikalangan suku-suku asli seperti suku tengger, suku badui, suku toraja
dan suku lainnya yang masih erat budaya asli indonesia dalam kehidupannya. Suku-suku
asli indonesia rata-rata masi memegang budaya asli dengan beberapa kepercayaan seperti
animisme (kepercayaan terhada roh), dynamisme (kepercayaan terhadap benda seperti
gunung, bebatuan, dan lain sebagainya), veteisme (kepercayaan terhadap benda yang
dianggap memiliki makna), dan shammanisme (kepercayaan bahwa roh dapat menjelma
pada seseorang)
Ketika terjadi perpindahan bangsa-bangsa di Asia, terjadi arus imigrasi budaya
yang ikut mengisi budaya indonesia terutama budaya hindu dan budha. Budaya yang
dibawa agama hindu dan budha terdiri dari ajaran, institusi, dan ritual. Meskipun
demikian, monumen peninggalan hindu dan budha dapat dibedakan bentuknya misalnya
candi berbentuk lingga seperti candi prambanan merupakan peninggalan agama hindu.
Sedangkan monumen yang berbentuk hamparan kain, bangunan separuh kubahm dan
langkat seperti candi borobudur merupakan peninggalan budha. Adapun konsep
kebudayaan yang diterapkan adalah adanya reinkarnasi, hukum karma, dan aturan moral
lainnya yang berkembang baik dan membantu membentuk moral baik masyarakat
indoneisa,
Pengaruh ajaran agama hindu dan budha telah berkembang secara damai yang
kebanyakan memberi pengaruh pada aspek moral. Adapun Saat kedatangan islam di
indonesia, ajaran moral yang ditanamkan agama budha tidak bertentangan dengan ajaran
islam karra moral hasil budaya budha justru memperlancar meresapnya ajaran islam.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa budaya islam di nusantara merupakan
percampuran agama islam dengan agama hindu dan budha. Kedatangan Islam yang lahir
di Jazirah Arabia ke wilayah nusantara (nama sebelum Indonesia) yang kemudian dianut
oleh sebagian besar penduduknya, tidak secara total menghilangkan kultur atau budaya
lokal. Budaya lokal yang diyakini sarat dengan kearifan lokal kemudian diadopsi atau
diakomodir oleh umat Islam yang mendiami kawasan ini. Itulah yang menyebabkan
Islam Indonesia memiliki corak yang berbeda dengan Islam yang dipraktekkan di Jazirah
Arab pada masa Nabi Muhammad SAW. Inilah yang mejadi ciri khas kebudayaan islam
di nusantara.

C. Negara
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai latar belakang, ras,
suku, agama, dan budaya. Kemajemukan masyarakat indonesia inilah yang menjadi daya
tarik tersendiri dimana dapat menimbulkan efek positif dan negatif yang perlu
diwaspadai. indonesia dengan keberagamanya dapat memberika peluang untuk
berkembang. Namun jika keberagama itu tidak dimanfaatkan dengan baik, maka akan
terjadi konflik sehingga menyebabkan perpecahan. Oleh karena itu, dalam mengatasi
keberagaman indonesia dibuatlah landasan nilai atau ideologi sebagai pedoman
masyarakat indonesia dalam konteks berbangsa dan bernegara. Ideologi yang dimaksud
adalah pancasila dimana mencakup berbagai nilai dan prinsip masyarakat di era
pluralitas yang tinggi.
Sebagai ideologi negara, pancasila merupakan dasar serta padangan bagi negara
indonesia yang memuat nilai luhur sehingga masyarakat indonesia perlu menghayati dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari hari. adapun nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila adalah sebagai berikut:
1. Sila Pertama, berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini menyatakan bahwa
bangsa indonia merupakan bangsa yang berketuhanan dimana sangat menjunjun
tinggi nilai-nilai agama. keberagaman yang terjadi di indonesia juga menyebabkan
pluralitas pada kepercayaan atau agama yakni terdiri dari agama islam, kristen,
katolik, hindu, budha, dan konghucu. Oleh karena itu, masyarakat indonesia perlu
mewujudkan nilai etis toleransi antar umat beragama
2. Sila kedua, berbunyi “Kemanusiaan Yang Adul dan Beradab”. Dalam sila kedua
ini mengandung pentingnya kkesadaran masyarakat dalam menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan. Setiap warga negara wajib menghormati hak dan martabat antar
sesama manusia, saling menolong, dan berikap sebagai manusia yang beradab.
3. Sila ketiga, berbunyi “Persatuan Indonesia”. Sila ini memuat nilai, semangat, dan
sikap persatuan yang harus senantiasa diwujudkan demi keberlangsungan bangsa
indonesia sebagai negara pluralis.
4. Sila keempat, berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/perwakilan”. Sila keempat mengamanatkan masyarakat
indonesia agar dapat mewujudkan sistem negara demokratis dimana seluruh
kedaulatan berada sepenuhnya ditangan rakyat.
5. Sila kelima, berbunyi “Keadilan sosial Bagi Seluruh Rakyat indonesia”. Sila ini
mengandung makna bahwa setiap warga indonesia berhak mendapatkan perlakuan
secara adil tanpa melihat latar belakang, agama, suku, ras, dan lain sebagainya.

Lima sila yang terkandung dalam pancasila merupakan kesatuan organis yang utuh.
Dengan kata lain, semua pesan yang terkandung dalam pancasila memiliki relasi antar
sila dan tidak daat dipisahkan satu sama lain. Pancasila merupakan landasan
paradigmatik dalam segala pembentukan norma sosial, budaya, maupun peraturan yang
berlaku di indonesia. Oleh karena itu, pancasila disebut juga sebagai identitas sekaligus
karakter bangsa indonesia.
D. Harmonisasi Agama, Budaya, dan Negara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) harmoniasi adalah upaya pencarian
keselarasan. Harmoni berasal dari bahasa yuani “ harmonia” yang berarti serasi atau
sesuai. Adapun dalam filsafat, harmoni bermakna kerjasama berbagai faktor yang
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Dengan demikian,
yang dimaksud dengan harmonisasi agama, budaya, dan negara yaitu keselarasan atau
keseimbangan yang terjadi antara agama, budaya, dan negara.
Agama merupakan keyakinan yang berisi tuntutan berkehidupan manusia. konsep
ketuhanan dalam berbagai masyarakat memunculkan bentuk peradaban budaya tertentu
yang tentu saja memunculkan perbedaan antar masing-masing penganut agama.
Kebudayaan merupakan lingkup terbesar dari dimensi manusia, dimana agama bagian
dari budaya itu sendiri. Adapun indonesia sebagai sebuah negara dengan beragam suku,
budaya, dan aturan didalamnya tentu tetap memerlukan dan butuh dukungan agama dan
budaya masyarakat. Namum budaya tersebut harus disaring dengan pacasila yang
merupakan dasar ideologi bangsa indonesia. Budaya yang sesuai dengan budaya bangsa
dapat diterima dengan baik, sedangkan yang tidak sesuai perlu disaring agar budaya
tersebut bermanfaat bagi keberlangsungan bangsa. Kesinambungan antara agama,
budaya, dan negara inilai yang disebut harmonisasi.
Harmonisasi antara budaya, agama, dan negara merupakan fokus sasaran yang
diinginkan oleh para ulama dan budayawan. Perkembangan budaya tidak boleh
melampaui nilai yang dibawa agama, begitupula agama tidak boleh membelenggu
perkembangan budaya dimana salah satu bagian dari negara. Agama yang datang melalui
wahyu diperuntukkan sebagai bimbingan manusia dalam memanifestasikan bentuk
budayanya dalam kehidupan bernergara. Dengan demikian, budaya dan agama
merupakan anugerah dari Allah yang harus dipelihara secara berimbang. Keduanya harus
berkembang secara bergandengan tangan dan tidak boleh dipertentangkan.
Budaya yang berkembang di indonesia merupakan akulturasi atau percampuran dari
berbagai macam budaya yang sangat kompleks. Dalam beberapa aspek, proses akulturasi
budaya terjadi secara damai. Satu sisi ada kalanya budaya islam yang mendominasi,
namun disisi lain bisa jadi budaya asli yang mendominasi percampuran tersebut bahkan
bisa saja akulturasi kedua budaya membentuk budaya baru yang memiliki corak
tersendiri. Proses percampuran berbagai macam budaya tersebut, dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Didominasi oleh budaya islam. Hal ini dapat dilihat dalam ritual islam seperti
perintah shalat menimbulkan budaya membuat pakaian muslim, sajadah,
mukenah, kemudian adanya kelembagaan zakat, wakaf, dan pengurusan
pelaksanaan haji. Beberapa budaya ini merupakan hasil akulturasi budaya yang
mencakup aspek agama, budaya, dan negara
b. Percampuran antara kedua budaya dimana budaya asli mendominasi seperti
bangunan masjid berbentuk joglo, pakaian, lagu, kasidah, tahlil dan lain
sebagainya
c. Percamuran yang menghasilkan corak kebudayaan baru seperti sistem
pemerintahan berupa pancasila, sistem permusyawaratan dan lain sebagainya
Bukti adanya harmonisasi antara agama, budaya, dan negara dapat dilihat dari
bentuk akulturasi yang ada dalam bahasa dan kesenian di indonesia. Dalam betuk bahasa,
akulturasi terjadi secara adopsi dengan penyesuaian pengucapan masyarakat. Misalnya di
masyarakat jawa pengucapan kata ‘alamin diucapkan dengan ngalamin, kemudian
dhuhur diucapkan luhur, dan masih banyak lagi bentuk akulturasi yang terjadi.
Penyesuaian pengucapan seperti ini dapat terjadi karena penyebar islam saat dulu tidak
bersifat kaku dengan mengharuskan dan memberatkan. Tujuannya agar penduduk
nusantara nyaman serta bergembira menerima agama islam. Adapun dalam bidang seni,
muncul arsitektur hasil akulturasi budaya seperti masjid Demak yang merupakan bentuk
akulturasi antara islam, jawa, dan hindu dengan khas majapahit namun membawa corak
hindu. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa percampuraan budaya dan agama islam di
indonesia meliputi segala aspek kehidupan seperti bentuk rumah, aneka masakan,
pakaian, tarian, ritual dan lain sebagainya.
Berdasarkan akulturasi yang terjadi di atas, maka motto atau semboyan “Bhineka
tunggal ika” adalah sangat tepat karena dari ketercampuran yang terjadi perlu adanya
sikap saling menghargai. hal ini mendandakan bahwa islam juga turut berpengaruh
dalam hal kebangsaan. Seperti dalam sila ke-1 pancasila yang berbunyi “Ketuhanan
Yang Maha Esa” merupakan manifestasi dari kalimat tauhid dalam islam. Agama yang
mengasilkan budaya memiliki kesamaan fungsi dengan pancasila yakni sebagai nilai dan
alat untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin masyarakat. Agama berperan sebagai
perekat sosial dan pembinaan ruhani, sedangkan pancasila berperan sebagai pedoman
(ideologi) beregara. Antara agama dan pancasila telah saling mendukung dan
menguatkan. Agama mengapresiasi nilai-nilai pancasila, kemudian pancasila memberi
ruang yang luas bagi agama.
Pemahaman tentang harmonisasi antara agama, budaya, dan negara diarahkan agar
mayarakat indonesia memiliki pandangan atau sikap berikut:

1) umat beragama mesti bisa menerima dengan ikhlas adanya perbedaan di antara
mereka, karena perbedaan itu merupakan bagian dari “rencana” Tuhan.
2) Tidak boleh ada intimidasi atau pemaksaan dalam urusan agama dan keyakinan.
3) Umat beragama tidak boleh menghina satu sama lain karena perbedaan system
keyakinan yang dimilikinya
4) Semua umat beragama hendaknya sama-sama menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
universal, karena semua manusia pada dasarnya sama sebagai anak Adam yang
dimuliakan Tuhan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi
manusia dan hukum-hukum yang sempurna untuk dipergunakan manusia dalam
menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan tanggung
jawab kepada Allah, manusia, dan ligkungannya. Adapun Islam adalah agama yang diturukan
oleh Allah SWT kepads utusan-Nya Nabi Muhammad SAW yang ajarannya terdapat dalam
kitab suci Al-Qur’an dan sunnah. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki oleh sekelompok orang Kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Budaya
terbentuk dari beberapa unsur yang rumit diantaranya yaitu adat istiadat, bahasa, karya seni,
sistem agama dan politik. budaya islam di nusantara merupakan percampuran agama islam
dengan agama hindu dan budha. Inilah yang mejadi ciri khas kebudayaan islam di nusantara.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai latar belakang, ras,
suku, agama, dan budaya. dalam mengatasi keberagaman indonesia dibuatlah landasan nilai
atau ideologi sebagai pedoman masyarakat indonesia dalam konteks berbangsa dan
bernegara. Ideologi yang dimaksud adalah pancasila dimana mencakup berbagai nilai dan
prinsip masyarakat di era pluralitas yang tinggi. Pancasila merupakan landasan paradigmatik
dalam segala pembentukan norma sosial, budaya, maupun peraturan yang berlaku di
indonesia.
Harmonisasi agama, budaya, dan negara yaitu keselarasan atau keseimbangan yang
terjadi antara agama, budaya, dan negara. Indonesia sebagai sebuah negara dengan beragam
suku, budaya, dan aturan didalamnya tentu tetap memerlukan dan butuh dukungan agama dan
budaya masyarakat. Budaya tersebut harus disaring dengan pacasila yang merupakan dasar
ideologi bangsa indonesia. Budaya yang sesuai dengan budaya bangsa dapat diterima dengan
baik, sedangkan yang tidak sesuai perlu disaring agar budaya tersebut bermanfaat bagi
keberlangsungan bangsa. Agama tidaklah membenci budaya, melainkan ikut peduli terhadap
penggunaannya. Apabila budaya digunakan untuk sesuatu yang memberi manfaat bagi
manudia dan sesuai dengan ajaran agama, maka budaya tersebut dianggap sebagai rahmat
yang harus diterima. Namun, apabila budaya digunakan untuk sesuatu yang dapat
menimbulkan bencana dan bertentangan dengan ajaran agama, maka budaya tersebut sebisa
mungkin harus dihindari. Inilah makna keseimbangan bentuk pemikiran antara budaya dan
agama yang berkembang di indonesia.
Pemahaman tentang harmonisasi antara agama, budaya, dan negara diarahkan agar
mayarakat indonesia memiliki pandangan atau sikap berikut:

1. umat beragama mesti bisa menerima dengan ikhlas adanya perbedaan di antara
mereka, karena perbedaan itu merupakan bagian dari “rencana” Tuhan.
2. Tidak boleh ada intimidasi atau pemaksaan dalam urusan agama dan keyakinan.
3. Umat beragama tidak boleh menghina satu sama lain karena perbedaan system
keyakinan yang dimilikinya
4. Semua umat beragama hendaknya sama-sama menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
universal, karena semua manusia pada dasarnya sama sebagai anak Adam yang
dimuliakan Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Karim, Abdul. (2014). Islam Nusantara. Yogyakarta: Gramasurya

Sahal, Ahmad. (2015). Islam Nusantara dari Ushul Fiqh hingga Paham Kebangsaan.
Bandung: Mizan Media Utama (MMU)

Zaman, Mohammad Badrun, dkk. (2022). Harmonisasi Pendidikan Islam dan Negara:
Pengarustamaan Nilai-nilai Pancasila dalam Orientasi Pendidikan Pesantren di
Indonesia. Jurnal Tarbawi STAI Al Fithrah Vol. 10 No. 2

Anwar, Choerul. (2018). Islam dan Kebhinekaan di Indonesia: Peran Agama dalam Merawat
Perbedaan. Jurnal pemikiran islam Vol. 4 No. 2

Anda mungkin juga menyukai