Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA

KEBERAGAMAN AGAMA-AGAMA DI INDONESIA


(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia)

Guru Pembimbing: Tina Maslahat, S.Pd


Disusun oleh (Kelompok 8, XI MIPA 1):
Dina Nazilah
Shifa Salmatussadiyah

SMAN 1 JALANCAGAK
TAHUN AJARAN 2023/2024
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
JL. CAGAK NO. 061, CURUGRENDENG, KEC. JALANCAGAK,
KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT 41281
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur harus senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Keberagaman Agama-agama di
Indonesia ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa sholawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.
Makalah ini dibuat dengan berbagai bantuan dari belah pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan dalam pengerjaannya. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan
pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….………………….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………….….….......3
BAB 1 PENDAHULUAN.…………………………………………………..………......4
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………….….…….6
1.1 Pengertian Agama
1.2 Agama-agama yang Diakui di Indonesia
1.3 Fungsi Agama di Indonesia
1.4 Sebaran dan Jumlah Pemeluk Agama-agama di Indonesia
1.5 Pemeluk Agama Lain yang Belum Diakui Sebagai Agama Resmi di
Indonesia
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………..…...…..12
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….………13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut dari Kamus Besar Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata
keimanan atau kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan juga
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antar manusia dan manusia serta
lingkungannya. Macam-macam agama di Indonesia yang secara resmi diakui saat ini ada
6 yakni Agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu.
Sebelumnya, di era Order Baru, atau sebelum tahun 1998, agama yang diakui oleh
Pemerintah Indonesia hanya 5 agama, yakni Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan
Buddha.
Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan
untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan
kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah,
bagaimanapun, secam resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Dengan banyaknya agama maupun aliran
kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan.
Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam
hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak
langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.
Bangsa Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak, tidak hanya masalah
adat istiadat atau budaya seni, bahasa dan ras, tetapi juga termasuk masalah agama.
Walaupun mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, ada be- berapa agama
dan keyakinan lain yang juga dianut penduduk ini. Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan
Konghucu adalah contoh agama yang juga tidak sedikit dipeluk oleh warga Indonesia.
Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam beribadah. Namun perbedaan ini
bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama,
setiap warga Indonesia berkewajiaban menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia
agar negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh dan mencapai tujuannya sebagai
negara yang makmur dan berkeadilan sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian agama?
2. Apa saja agama yang diakui di Indonesia?
3. Apa saja fungsi agama di Indonesia?
4. Bagaimana sebaran dan jumlah pemeluk agama-agama di Indonesia?
5. Bagaimana pemeluk agama lain yang belum diakui sebagai agama resmi di
Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian agama.
2. Untuk mengetahui agama yang diakui di Indonesia.
3. Untuk mengetahui fungsi agama di Indonesia.
4. Untuk mengetahui sebaran dan jumlah pemeluk agama di Indonesia.
5. Untuk mengetahui alasan pemeluk agama lain yang belum diakui sebagai agama
resmi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang
terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke
generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang di dalamnya mencakup unsur
kepercayaan kepada kekuatan gaib yang selanjutnya menimbulkan respon emosional dan
keyakinan bahwa kebahagiaan hidup tersebut tergantung pada hubungan yang baik
kekuatan gaib tersebut.
Agama dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “A” tidak dan “gama”
kacau. Agama adalah peraturan yang menghindarkan manusia dari kekacauan serta
mengantar mereka hidup dalam keteraturan dan ketertiban. Bahasa Bali agama adalah
aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Igama yaitu hubungan manusia
dengan Tuhan/Dewa. Ugama yaitu hubungan manusia dengan sesamanya. Bahasa Arab
= Din = menggambarkan hubungan antara dua pihak yang satu lebih tinggi
kedudukannya dari yang lain.
Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus
dipatuhi. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada
suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan
Kepercayaan manusia. Kepada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup
tertentu. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib. Pengakuan terhadap
adanya kewajiban- kewajiban yang diyakini bersumber dari kekuatan gaib. Selain itu,
kata agama berasal dari bahasa sanskerta “A” berarti tidak; “GAMA” berarti kacau.
Sehingga agama berarti tidak kacau. Atau dapat diartikan suatu peraturan yang bertujuan
untuk mencapai kehidupan manusia ke arah dan tujuan tertentu. Dilihat dari sudut
pandang kebudayaan, agama dapat berarti sebagai hasil dari suatu kebudayaan, dengan
kata lain agama diciptakan oleh manusia dengan akal budinya serta dengan adanya
kemajuan dan perkembangan budaya tersebut serta peradabanya. Bentuk penyembahan
Tuhan terhadap umatnya seperti pujian, tarian, mantra, nyanyian dan yang lainya, itu
termasuk unsur kebudayaan.
Sehingga pada sudut pandang dari pengertian agama yang ini semakin maju
peradaban manusia maka agama juga akan mengalami kemajuanya. Sedangkan jika
dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama adalah salah satu tindakan pada suatu sistem
kemasyarakatan (sosial) yang terdapat pada diri seseorang tentang kepercayaan terhadap
kekuatan tertentu (magis atau spiritual) serta berfungsi untuk perlindungan dirinya dan
orang lain.
B. Agama-agama yang diakui di Indonesia
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat
hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan yang Maha
Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik
ekonomi dan budaya. Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk
diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan
“menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau
kepercayaannya”. Pemerintah secara resmi hanya mengakui 6 agama yakni Islam,
Kristen Protestan dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
1. Islam
Islam adalah agama yang datang dari Allah SWT yang ia turunkan melalui rasul-
Nya Muhammad SAW. Inti dari ajaran Islam adalah mengajak manusia untuk
beriman kepada Allah dan mengaktualisasikan iman tersebut dalam perilaku
ibadah. Agar manusia dapat beriman dan beribadah dengan sempurna, Allah
memberikan Al-Qur’an dan Al-Sunnah sebagai referensi utama untuk memahami
Islam. Al-Qur’an adalah wahyu Allah dan Al-sunnah adalah bimbingan Rasul
yang berbentuk ucapan, perbuatan dan pembenaran, yang keduanya merupakan
sumber utama dari ajaran Islam. Jika manusia beriman dan beribadah kepada
Allah, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan bimbingan RasulullahNya, Islam
akan menjadi rahmatan lil-‘alamin (rahmat bagi seluruh alam).
2. Kristen Protestan
Protestanisme atau Kristen Protestan adalah cabang ke-kristenan yang menganut
akidah-akidah Reformasi Protestan, yakni pergerakan yang muncul pada abad
ke-16 dengan tujuan mereformasi Gereja Katolik dari hal-hal yang dianggap
sebagai kekeliruan, penyelewengan, dan ketidaksesuaian.
3. Kristen Katolik
Kata “katolik” (καθολικός, katolikos; bahasa Latin: catholicus) berasal dari frasa
Yunani καθόλου (katolou), yang berarti “sarwa sekalian”, “secara keseluruhan”,
atau “am”, gabungan kata κατά (kata), yang berarti “perihal”, dan kata ὅλος
(holos), yang berarti “sarwa”. Istilah “Katolik” (dengan huruf k besar) pertama
kali digunakan pada permulaan abad ke-2 sebagai sebutan bagi seantero dunia
Kristen. Dalam ranah eklesiologi, istilah ini memiliki sejarah yang panjang dan
digunakan dengan berbagai makna.
Di Indonesia, kata ini dapat berarti “hal ihwal agama Kristen Katolik” maupun
“hal ihwal ajaran dan amalan bersejarah Gereja Barat”. Kata ini digunakan
banyak orang Kristen sebagai sebutan bagi Gereja Semesta atau segenap orang
yang beriman kepada Yesus Kristus tanpa pandang denominasi, dan digunakan
pula dengan makna yang lebih sempit sebagai sebutan bagi kekatolikan, yang
mencakup beberapa gereja bersejarah dengan keyakinan-keyakinan pokok yang
sama. Katolikos, gelar pemimpin tertinggi di sejumlah Gereja Timur, juga
berasal dari akar kata yang sama.
4. Hindu
Agama Hindu merupakan kepercayaan dominan di Asia Selatan, terutama di
India dan Nepal, yang mengandung beraneka ragam tradisi. Kepercayaan ini
meliputi berbagai aliran, di antaranya Saiwa, Waisnawa, dan Sakta, serta suatu
pandangan luas akan Dharmasastra tentang “moralitas sehari-hari” yang berdasar
pada karma, darma, dan norma kemasyarakatan. Hinduisme cenderung seperti
himpunan berbagai pandangan filosofis atau intelektual, daripada seperangkat
keyakinan yang baku dan seragam seperti pada agama Abrahamik.
Hinduisme diklaim sebagian orang sebagai “agama tertua” di dunia yang masih
bertahan hingga kini, dan umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai
Sanātana-dharma (Dewanagari: सनातन धर्म), artinya “darma abadi” atau “jalan
abadi” yang melampaui asal mula manusia. Agama ini menyediakan kewajiban
“kekal” untuk diikuti oleh seluruh umatnya tanpa memandang strata, kasta, atau
sekte seperti kejujuran, kesucian, dan pengendalian diri.
5. Buddha
Buddhisme (Pali: Buddhadhamma, Buddhasāsana; Sanskerta: Buddhadharma),
dikenal juga sebagai Agama Buddha, Buddha Dhamma, atau Dhammavinaya,
adalah sebuah pandangan filosofis berpaham nonteisme yang berasal dari bagian
timur anak benua India, dengan berlandaskan kepada ajaran Siddhartha Gautama.
Penyebaran Buddhisme di Asia dimulai sejak abad ke-4 SM hingga abad ke-6
SM. Buddhisme adalah kelompok kepercayaan terbesar keempat di dunia dengan
lebih dari 520 juta pengikut, atau lebih 7% populasi dunia, yang dikenal sebagai
Buddhis. Buddhisme juga meliputi beragam ilmu, nilai tradisi, filosofi,
kepercayaan, meditasi, dan praktik spiritual yang sebagian besar berdasarkan
pada ajaran-ajaran awal yang dikaitkan dengan Siddhartha Gautama dan
menghasilkan filsafat yang ditafsirkan. Buddhisme lahir di India kuno sebagai
suatu tradisi Sramana sekitar antara abad ke-6 dan 4 SM, menyebar ke sebagian
besar Asia. Sang Buddha dikenal oleh para Buddhis sebagai Sang Maha Guru
Agung yang telah sadar atau tercerahkan yang membagikan wawasan-Nya untuk
membantu makhluk hidup mengakhiri penderitaan mereka dengan melenyapkan
ketidaktahuan/kebodohan/kegelapan batin (moha), keserakahan (lobha), dan
kebencian/kemarahan (dosa). Berakhirnya atau padamnya moha, lobha, dan dosa
disebut dengan Nibbāna. Untuk mencapai Nibbana seseorang melakukan
perbuatan benar, tidak melakukan perbuatan salah, mempraktikkan meditasi
untuk menjaga pikiran agar selalu pada kondisi yang baik atau murni dan mampu
memahami fenomena batin dan jasmani.
6. Konghucu
Kong Hu Cu (Inggris: Confusius; Hanzi: 孔夫子、孔子, 551 SM-479 SM)
adalah seorang guru atau cendekiawan yang terkenal dan juga filsuf sosial
Tiongkok. Filsafahnya mementingkan moralitas pribadi dan pemerintahan, dan
menjadi populer karena asasnya yang kuat pada sifat-sifat tradisonal Tionghoa.
Oleh para pemeluk agama Konghucu, ia diakui sebagai utusan.

C. Fungsi Agama di Indonesia


1. Sebagai Pembimbing Dalam Hidup
Pengendali kehidupan manusia kepribadiannya utama adalah yang mencakup
segala unsur pengalaman pendidikan dan keyakinan yang didapatnya sejak kecil.
Apabila dalam pertumbuhan seseorang terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, di
mana segala unsur pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka
dalam menghadapi dorongan baik yang bersifat biologis ataupun rohani dan sosial akan
mampu menghadapi dengan tenang.
2. Penolong Dalam Kesukaran
Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah imannya) akan menghadapi
cobaan/kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan cenderung menyesali hidup
dengan berlebihan dan menyalahkan semua orang. Beda halnya dengan orang yang
beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan menerima setiap cobaan
dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya
merupakan ujian dari tuhan (Allah) yang harus dihadapi dengan kesabaran karena Allah
memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, barang
siapa yang mampu menghadapi ujian dengan sabar akan ditingkatkan kualitas manusia
itu.
3. Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya
apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan kehilangan
harta kekayaannya yang akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang yang miskin
apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup. Lain halnya
dengan orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah
memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu merupakan
titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak yatim piatu.
Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha berkehendak, tidak mungkin
gelisah. Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya akan selalu
tentram karena setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan Allah dan yang
membedakan derajat manusia dimata Allah bukanlah hartanya melainkan keimanan dan
ketakwaannya.
4. Pengendali Moral
Setiap manusia yang beragama yang beriman akan menjalankan setiap ajaran
agamanya. Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat sangat diperhatikan dan di junjung
tinggi dalam Islam. Pelajaran moral dalam Islam sangatlah tinggi, dalam Islam diajarkan
untuk menghormati orang lain, akan tetapi sama sekali tidak diperintah untuk meminta
dihormati. Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah. Dalam
Al-Qur’an ada ayat yang berbunyi: “dan jangan kau ucapkan kepada kedua (orang
tuamu) ah!!” Tidak ada ayat yang memerintahkan kepada manusia (orang tua) untuk
minta dihormati kepada anak. Selain itu Islam juga mengatur semua hal yang berkaitan
dengan moral, mulai dari berpakaian, berperilaku, bertutur kata hubungan manusia
dengan manusia lain (hablum minannas atau hubungan sosial). Termasuk di dalamnya
harus jujur, jika seorang berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini
hanya contoh kecil peraturan Islam yang berkaitan dengan moral. Masih banyak lagi
aturan Islam yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral yang baik, namun tidak dapat
sepenuhnya dituliskan disini.

D. Sebaran dan Jumlah Pemeluk Agama -agama di Indonesia


Agama di Indonesia terdiri atas berbagai macam agama. Dalam sensus resmi
yang dilirik oleh Kementerian dalam Negeri tahun 2021, penduduk Indonesia berjumlah
273,32 juta jiwa dengan 86,93% beragama Islam, 10,55% Kristen (7,47% Kristen
Protestan, 3,08% Kristen Katolik), 1,71% Hindu, 0,74% Buddha, 0,05% Konghucu, dan
0,03% agama lainnya. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa “negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Dalam Penjelasan
Pasal 1 Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan, Penyalahgunaan
dan/atau Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Belakangan, agama
asli Nusantara juga telah diakui melalui putusan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia tanggal 7 November 2017. Dalam sejarahnya, konflik antaragama juga telah
terjadi di Indonesia. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan
sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.

E. Pemeluk Agama Lain yang Belum Diakui Sebagai Agama Resmi di Indonesia
Berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1965 dan Undang- Undang
(UU) Nomor 5 tahun 1969, agama-agama yang dianut penduduk Indonesia adalah Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Namun, Konghucu dipinggirkan di
masa Orde Baru. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri dalam Negeri tahun 1974,
kolom agama di KTP harus diisi dengan pilihan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu
dan Budha.
Di luar lima agama itu, hanya dianggap aliran kepercayaan saja, termasuk agama
lokal. Padahal, menurut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2003, pernah
ada 245 agama lokal di Indonesia. Karena tidak diakuinya agama lokal, muncul
anggapan bahwa orang Indonesia tidak beragama sebelum abad pertama.
Hanya segelintir orang Indonesia saja yang tahu soal adanya agama lokal.
Apalagi generasi yang dilahirkan setelah 1974, setelah keluarnya SK Menteri dalam
Negeri soal kolom agama yang wajib diisi salah satu dari lima agama pilihan.
Menurut Kuntjaraningrat, dalam bukunya Kebudayaan, Mentaliteit dan
Pembangunan (1974), istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang
diakui resmi oleh negara, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan
Konghucu. Sedangkan semua sistem keyakinan yang tidak atau belum diakui secara
resmi disebut religi (agama).
Menurut Parsudi Suparlan dalam buku Agama Dalam Analisis dan Interpretasi
Sosiologis (1988), agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur
hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhan, mengatur hubungan
manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan
lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan
yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau
masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang
dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci.
Mengikuti Parsudi Suparlan, jika agama itu seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, maka tak hanya keenam agama yang
diakui pemerintah yang layak disebut agama. Aliran kepercayaan pun layak disebut
agama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan atau kepercayaan serta
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan juga tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan antar manusia dan manusia serta lingkungannya.
Di Indonesia juga mengakui enam agama yang dianut oleh masyarakatnya, yakni
Islam, Kristen Protestan dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Dengan adanya keberagaman agama yang dianut di Indonesia, sebaiknya rakyat
Indonesia harus memiliki sikap toleransi antar umat beragama, dan saling
menghargai serta memiliki sikap tenggang rasa.

B. Saran
Diharapkan agar semua masyarakat dapat menganut kepercayaan masing-masing
sesuai apa yang dianutnya dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila di dalam kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uim.ac.id/index.php/alulum/article/download/234/180
https://media.neliti.com/media/publications/162288-ID-merajut-kerukunan-dalam-
keragaman-agama.pdf
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/alulum/article/view/1757/1301
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/kajian/article/view/540/435
http://ejournal.um-sorong.ac.id/index.php/jn/article/view/92
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Islam
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Protestanisme
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konghucu_(filsuf)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Buddhisme
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Katolik

Anda mungkin juga menyukai